Category Archives: Umum
Siaran pers umum
Dukung Transisi Energi, PLN Optimistis PLTA Asahan III Beroperasi 2024
Terapkan Industri Hijau, Sektor Manufaktur Hemat Energi Hingga Rp 3,2 Triliun
Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus berupaya memacu pembangunan industri hijau untuk mengutamakan upaya efisiensi dan efektivitas penggunaan sumber daya secara berkelanjutan. Hal ini agar pembangunan industri selaras dengan kelestarian fungsi lingkungan hidup serta dapat memberikan manfaat bagi masyarakat.
“Melalui upaya penerapan industri hijau juga kami mencatat telah menghemat energi sebesar Rpp3,2 triliun, dan penghematan air sebesar Rp169 miliar. Pencapaian ini memperkuat komitmen industri untuk memastikan keberlanjutan bisnis perusahaan dalam jangka panjang,” kata Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita saat memberikan sambutan pada acara Penganugerahan Penghargaan Industri Hijau di Jakarta, Selasa (30/11).
Penganugerahan Penghargaan Industri Hijau merupakan apresiasi Kemenperin bagi perusahaan industri yang telah mewujudkan industri hijau serta berkomitmen menerapkan prinsip tersebut secara konsisten dan berkelanjutan.Di tahun ini, Penghargaan Industri Hijau diberikan kepada terdapat 137 perusahaan, dan Sertifikat Industri Hijau kepada tujuh perusahaan industri yang telah mendukung konsep green economy, green technology dan green product dengan menerapkan upaya-upaya efisiensi dalam efektivitas dalam proses produksinya.
“Saatnya kita semua bersama-sama menjadi bagian dari transformasi menuju pembangunan industri berkelanjutan dengan mendukung penciptaan industri yang ramah lingkungan. Melalui upaya tersebut diharapkan daya saing industri nasional di kancah global terus meningkat,” ujar Menperin.
Menperin menjelaskan, industri hijau merupakan perusahaan manufaktur yang dalam proses produksinya mengutamakan upaya efisiensi dan efektivitas penggunaan sumber daya secara berkelanjutan sejalan dengan program Making Indonesia 4.0. Prinsip ini diyakini akan mampu menyelaraskan pembangunan industri dengan kelestarian fungsi lingkungan hidup serta dapat memberi manfaat bagi masyarakat.
Sesuai dengan pernyataan Presiden Joko Widodo mengenai komitmen Indonesia terhadap konservasi lingkungan dan mitigasi perubahan iklim dunia pada Konferensi Tingkat Tinggi Perubahan Iklim PBB Conference of the Parties (COP 26), tiga komponen utama untuk mendukung komitmen tersebut adalah pengurangan jejak karbon melalui hilirisasi industri dan menghentikan ekspor bahan mentah sejumlah komoditas dan menciptakan hilirisasi industri untuk ekspor barang jadi atau setengah jadi.
Kemudian, transformasi industri ke arah digitalisasi untuk mendorong unit usaha masuk ke dalam platform digital. “Ketiga, pengembangan ekonomi hijau melalui pembangunan kawasan industri hijau, ekosistem Energi Baru dan Terbarukan, dan produksi produk-produk hijau,” ujar Menperin.
Menperin berharap, melalui pelaksanaan program Penganugerahan Penghargaan Industri Hijau dan Penyerahan Sertifikat Industri Hijau ini dapat terus meningkatkan pemahaman bagi dunia industri tentang perlunya penerapan prinsip-prinsip industri hijau untuk mencapai efisiensi.
Ekonomi berbasis industri hijau
Saat ini Kemenperin sedang mengakselerasi ekonomi berbasis industri hijau melalui efisiensi sumber daya alam dan penerapan circular economy, pemanfaatan energi baru terbarukan (EBT) seperti biofuel, biomass dan refuse derived fuel (RDF) atau bahan bakar yang dihasilkan dari berbagai jenis limbah seperti limbah padat perkotaan, limbah industri atau limbah komersial.
Selanjutnya, Kemenperin juga mempercepat industrialisasi kendaraan bermotor yang hemat energi dan ramah lingkungan atau Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB), teknologi penyerapan karbon, pengembangan industri berbasis clean energy termasuk pembangunan kawasan industri hijau terbesar di dunia memanfaatkan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) yang lokasinya ada di Kalimantan Utara, sertifikasi industri hijau, dan penghargaan industri hijau.
Sekretaris Jenderal Kemenperin, Dody Widodo menuturkan, pada tahun ini, jumlah industri yang akan menerima penghargaan sebanyak 137 perusahaan industri, terdiri dari 88 industri penerima Level 5 yang akan diberikan piala dan piagam penghargaan industri hijau. Kemudian ada juga 49 industri penerima Level 4 yang akan diberikan piagam penghargaan industri hijau.
Selanjutnya, pada tahun ini terdapat tujuh industri baru yang akan mendapatkan sertifikat industri hijau setelah melalui tahapan audit oleh Lembaga Sertifikasi Industri Hijau. Dody menyebut, sejak dilaksanakannya Sertifikasi Industri Hijau pada tahun 2017 sampai tahun 2021 telah diberikan Sertifikat Industri Hijau kepada 44 perusahaan industri.
“Sertifikat Industri Hijau merupakan bukti kesiapan perusahaan industri untuk berpartisipasi pada Perdagangan Karbon di tahun 2025,” papar Dody.
Pada kesempatan lain, Kepala Badan Standardisasi dan Kebijakan Jasa Indutri (BSKJI) Kemenperin, Doddy Rahadi menuturkan, melalui Penganugerahan Penghargaan Industri Hijau dan Penyerahan Sertifikat Industri Hijau, sektor Industri hadir dalam langkah bersama mitigasi perubahan iklim dan net zero emission secara sinergis meningkatkan nilai tambah dan daya saing Industri nasional.
Pengembangan industri hijau sendiri telah diatur dalam Undang-Undang No 3 tahun 2014 tentang Perindustrian. Dalam undang-undang tersebut dijelaskan bahwa industri hijau adalah industri yang dalam proses produksinya mengutamakan upaya efisiensi dan efektivitas penggunaan sumber daya secara berkelanjutan sehingga mampu menyelaraskan pembangunan Industri dengan kelestarian fungsi lingkungan hidup serta dapat memberikan manfaat bagi masyarakat.
Sequis Financial dan Bank CTBC Indonesia Luncurkan Q Payor Rider & Q Hospital Rider
Jakarta, 29 November 2021 – PT Asuransi Jiwa Sequis Financial (Sequis Financial) dan PT Bank CTBC Indonesia (Bank CTBC) meluncurkan 2 produk rider (asuransi tambahan) baru, yaitu Q Payor Rider dan Q Hospital Rider. Peluncuran produk baru bancassurance ini dilakukan secara virtual oleh Presiden Direktur Sequis Financial Edisjah dan Presiden Direktur Bank CTBC Indonesia Iwan Satawidinata. Turut menyaksikan Sales Director Sequis Financial Rizal Prajuga dan Retail Banking Executive Director Bank CTBC Indonesia Bambang Simmon Simarno.
Peluncuran kedua produk ini diyakini dapat memperkuat sinergi dan memberikan manfaat bagi kedua perusahaan, yakni mendorong peningkatan premi baru bagi Sequis Financial dan mendukung penjualan produk bancassurance di Bank CTBC. Adapun Sequis Financial dan Bank CTBC telah menjalin kerja sama sejak September 2018.
Optimisme tersebut disampaikan Edisjah. Menurutnya, jalur pemasaran produk asuransi melalui perbankan atau bancassurance merupakan salah satu kanal distribusi asuransi yang berkontribusi kuat saat pandemi dan masih memiliki prospek cerah pada masa mendatang. Kedua produk ini dapat dimanfaatkan oleh nasabah Bank CTBC sebagai pelengkap portofolio proteksi dan investasi nasabah.
“Q Payor Rider dan Q Hospital Rider merupakan asuransi tambahan dari dua produk yang sudah ada dan dipasarkan melalui bancassurance, yaitu Q Life Legacy dan Q Protection yang diluncurkan pada 2018. Kami meyakini bahwa saat ini adalah waktu yang tepat untuk meluncurkan kedua rider sebagai solusi bagi nasabah yang membutuhkan asuransi jiwa & kesehatan.
Sebab risiko mengalami sakit & meninggal dunia saat pandemi covid-19 sangat besar sehingga nasabah Bank CTBC dapat melindungi kebutuhan masa depan dan keluarganya melalui kedua produk ini,” sebut Edisjah.
Sejalan dengan Edisjah, nada optimis juga diungkapkan oleh Iwan Satawidinata. Ia pun meyakini kerja sama ini dapat semakin berkembang hingga beberapa tahun mendatang. “Pandemi adalah tantangan bagi setiap industri.
Namun, kami bersikap positif dengan menjadikan tantangan sebagai jalan berinovasi dengan meluncurkan produk baru yang dapat dimanfaatkan nasabah kami yang membutuhkan proteksi kesehatan. Kedua produk ini akan melengkapi portofolio produk asuransi yang sudah ada di Bank CTBC sehingga tenaga pemasar kami semakin bersemangat untuk membantu nasabah memenuhi kebutuhan berasuransi yang segmentasinya bervariasi,” ujar Iwan.
Kedua rider secara resmi dipasarkan di seluruh kantor pemasaran Bank CTBC yang tersebar di seluruh Indonesia oleh staf Bank CTBC Indonesia dan didukung oleh Insurance Specialist Sequis Financial. Kedua produk dapat dinikmati oleh nasabah lama (existing) dari Bank CTBC yang telah memiliki polis asuransi Q Life Legacy atau Q Protection maupun nasabah baru.
Mengakhiri sambutannya, Edisjah menyampaikan bahwa Sequis Financial berkomitmen untuk menyediakan sebuah one stop solution bagi para nasabah perbankan sehingga mereka dapat berinvestasi sekaligus mendapatkan perlindungan dari berbagai risiko hidup melalui produk-produk asuransi jiwa & kesehatan yang berkualitas.
Informasi Produk:
Q Hospital Rider merupakan asuransi jiwa tambahan yang memberikan perlindungan kesehatan termasuk penyakit kritis yang berlaku di seluruh dunia. Produk ini terdiri dari 4 pilihan plan kamar rumah sakit hingga 2 tempat tidur dan wilayah proteksi mencakup hingga Asia termasuk Asia Tenggara (kecuali Singapura). Adapun batasan biaya pertanggungan tahunan mencapai hingga 15 Milyar. Khusus bagi nasabah premium yang memiliki kebutuhan spesifik hingga harus melakukan pengobatan di luar negeri tersedia fasilitas perlindungan di seluruh dunia.
Q Payor Rider merupakan asuransi jiwa tambahan yang memberikan perlindungan berupa pembebasan pembayaran premi (Premium waiver) apabila Pemegang Polis terkena risiko penyakit kritis maupun meninggal dunia saat masa pembayaran premi sehingga nasabah tidak perlu khawatir terkait dengan pembayaran premi ketika terjadi risiko.
Kelebihan lainnya, nilai premi berlaku sama untuk jenis kelamin pria dan wanita (unisex). Premi dihitung berdasarkan usia masuk dengan batasan usia masuk Tertanggung (sebagai Pemegang Polis) adalah usia 17 s/d 60 tahun dengan Masa Pembayaran Premi & cara pembayaran premi mengikuti ketentuan polis dasar.
Revitalisasi UKM Jadi Kata Kunci Investree Adakan Investree Conference 2021, Dukung Pemulihan Ekonomi Cepat dan Tangguh
Jakarta, 30 November 2021 – Sukses menyelenggarakan Investree Conference (i-Con) selama 2 (dua) tahun berturut-turut dengan topik utama pemberdayaan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) dan pemulihan ekonomi melalui kolaborasi dalam ekosistem keuangan digital, tahun ini, pionir fintech lending Investree kembali menghelat Investree Conference 2021 (i-Con 2021) dengan mengusung tema “Revitalising SMEs to Support Faster and Resilient Economic Recovery”.
Acara ini akan diadakan selama 1 (satu) hari penuh secara virtual pada Kamis, 9 Desember 2021 pukul 08.30-17.00 WIB melalui kanal Zoom dan Youtube Investree. Menghadirkan pembicara-pembicara ternama lokal dan internasional yang terdiri dari regulator, Borrower, Lender Institusi, perbankan, pengadaan, dan rekanan ekosistem digital Investree lainnya, i-Con 2021 berfokus pada revitalisasi bisnis UKM selama masa pandemi melalui kolaborasi ekosistem keuangan digital dan upaya pemulihan ekonomi lainnya yang inovatif. i-Con 2021 merupakan bagian dari perayaan Bulan Fintech Nasional 2021 yang diinisiasi oleh Asosiasi Fintech Indonesia (AFTECH).
Sama seperti tahun lalu di mana Investree masih waspada terhadap kondisi pandemi di Indonesia dan dunia, i-Con 2021 dilaksanakan secara daring/online/virtual. Dalam mengisi acara, para moderator dan pembicara akan live dari lokasinya masing-masing.
Untuk tema, “revitalisasi” atau “tumbuh kembali” jadi kata kunci Investree dalam membantu pemulihan dan penguatan pelaku UKM selama pandemi Covid-19 lewat pengoptimalan kerja sama dan sinergi dalam ekosistem keuangan digital agar bantuan serta dukungan yang didapatkan pelaku UKM lebih maksimal dan kaya manfaat.
Pemilihan kata “revitalisasi” adalah kelanjutan dari tema tahun lalu yang menekankan “akselerasi” atau “percepatan”. Tahun lalu, i-Con 2020 ada saat sudah terjadi pandemi sehingga fokus bahasannya lebih ke percepatan pemulihan ekonomi pelaku UKM yang terdampak Covid-19.
Tahun ini, hampir 2 (dua) tahun sejak kasus Covid-19 pertama kali muncul, fokus Investree adalah untuk menumbuhkan kembali bisnis pelaku UKM yang sempat terdampak lalu mencoba pulih secara perlahan, agar mampu bertahan secara berkelanjutan.
Co-Founder & CEO Investree, Adrian Gunadi, mengatakan, “Covid-19 berdampak langsung terhadap kelangsungan hidup masyarakat Indonesia. Sektor UKM menjadi salah satu yang paling terpengaruh, meskipun para pelaku UKM berkontribusi secara signifikan terhadap perekonomian nasional. Selain itu, mereka juga sering menghadapi masalah lainnya yang menghambat mereka untuk tumbuh, seperti pencatatan laporan keuangan tidak konsisten serta tidak memiliki akses kredit perbankan.
Dengan adanya kondisi itu, sektor UKM ikut menghadapi masa sulit yang berimbas pada menurunnya penjualan, kendala permodalan, logistik yang tidak lancar, hingga ancaman gagal bayar. Untuk mendorong upaya revitalisasi para pelaku bisnis, kami mengajak teman-teman UKM, industri keuangan serta masyarakat luas untuk hadir secara virtual di Investree Conference (i-Con) 2021 sebagai sarana menunjukkan bagaimana revitalisasi dan daya tahan UKM menjadi kunci menghidupkan kembali ekonomi Tanah Air.
Sejalan dengan kampanye ulang tahun ke-6 Investree, #GrowStron6er, Investree berkomitmen untuk membantu UKM untuk bangkit dan tumbuh lebih solid dengan menghadirkan pakar, mitra, dan nasabah dari berbagai sektor.”
i-Con 2021 akan menyajikan 8 (delapan) sesi menarik* dengan bahasan yang relevan terhadap tren terkini di industri keuangan digital:
Sesi pertama adalah “Innovative SME Financing through Fintech Collaboration”, membahas peluang kolaborasi digital untuk meningkatkan akses pembiayaan bagi UKM bersama Blibli.com, OY! Indonesia, Investree, dan PT Sinar Purnama Teknik.
Sesi kedua adalah “Digitalization of SMEs to Scale Up Business”, membahas peran digitalisasi terhadap pertumbuhan pengusaha sektor logistik dan rantai pasok bersama Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, wifkain, Paper.id, dan Kargo Technologies.
Sesi ketiga adalah “The Impact of Financial Support for Ultra Micro Business”, membahas dampak dari dukungan pembiayaan oleh fintech bagi pengusaha ultramikro bersama Kementerian Koperasi dan UKM, GMO Payment Gateway, Gayatri Microfinance, dan Dagangan.com.
Sesi keempat adalah “The Adoption of Innovative Credit Scoring through Artificial Intelligence to Expedite Financial Inclusion”, membahas pemaksimalan layanan penilaian kredit inovatif untuk meningkatkan inklusi finansial bersama Pefindo Biro Kredit IdScore, AIForesee, Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), dan Bank Raya.
Sesi kelima adalah “The Role of Sharia Fintech Solution During Pandemic”, membahas potensi dan solusi alternatif yang ditawarkan oleh fintech syariah dalam mengembangkan perekonomian bersama Asosiasi Fintech Syariah Indonesia (AFSI), Investree Syariah, HIJUP, dan Scarf Media.
Sesi keenam tak kalah atraktif, “How Fintech Innovation Creates Resilient ASEAN SMEs During Global Pandemic”, memotret perkembangan bisnis Investree Regional di Thailand dan Filipina serta kontribusinya dalam menciptakan pelaku UKM berdaya tahan tinggi di sana bersama Investree Thailand, Investree Filipina, LGUSuite, Inc., dan Central Pattana.
Sesi ketujuh adalah “Boosting Economic Recovery Through E-Procurement Innovation & Opportunities”, membahas manfaat pengadaan elektronik dan transformasi yang dihasilkan dari itu bersama Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP), PT Indosopha Sakti, Mbiz, dan Garuda Financial.
Sesi terakhir adalah “Digital Disruptor Becomes Disrupted?”, membahas inovasi disruptif dan pengaplikasiannya dalam industri keuangan bersama BRI Ventures, Alami Sharia, dan Bank Neo Commerce.
“Bisa dibilang, sesi-sesi diskusi yang ada dalam i-Con 2021 akan banyak membahas isu yang sedang jadi perbincangan hangat belakangan, di antaranya digitalisasi UKM untuk meningkatkan bisnis, pemanfaatan penilaian kredit alternatif dan artificial intelligence (AI) untuk inklusi keuangan, ekspansi regional, keuangan syariah, hingga tren bank digital.
Semuanya untuk mendukung UKM bangkit dan semakin berdaya setelah pandemi. Mudah-mudahan i-Con 2021 dapat menjadi ajang bagi pemangku kepentingan dan masyarakat luas untuk memperoleh perspektif baru dan pengetahuan lebih luas tentang fintech lending dan peran sertanya bagi UKM, serta tentunya mendorong revitalisasi atau pertumbuhan kembali ekonomi negara pada 2022,” ujar Adrian penuh harapan.
Rencananya i-Con 2021 akan menampilkan sambutan utama dari Co-Founder & CEO Investree, Adrian Gunadi; Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Mikro, Teten Masduki; dan Kepala Eksekutif Pengawas Industri Keuangan Non-Bank merangkap Anggota Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan, Riswinandi. Turut menampilkan hiburan dari Angga Puradiredja (Maliq & d’Essentials).
i-Con 2021 juga diharapkan dihadiri oleh 1000 tamu undangan online, 31 pembicara sesi lokal dan internasional, 2 moderator profesional dan 6 tim Investree, dan rekan-rekan jurnalis lokal, regional, dan internasional. Terbuka untuk umum dan tidak dipungut biaya. Masyarakat dapat mendaftar untuk menyaksikan setiap sesi Investree Conference 2021 melalui tautan investr.ee/icon2021.
*) Daftar moderator dan pembicara terlampir dalam Agenda Acara.
Tentang Investree
Investree adalah perusahaan fintech lending yang mendapatkan Izin Usaha Perusahaan Penyelenggara Layanan Pinjam Meminjam Uang Berbasis Teknologi Informasi dari Otoritas Jasa Keuangan. Misi kami adalah mengoptimalkan data dan teknologi untuk memberikan akses pembiayaan lebih mudah dan terjangkau bagi UKM selagi menghubungkan mereka dengan Lender yang ingin membantu dan memperoleh imbal hasil atraktif. Melalui kolaborasi dengan rekanan strategis dalam ekosistem digital dan keuangan serta inovasi produk dan layanan pembiayaan, Investree berkomitmen untuk terus menghadirkan solusi bisnis digital bagi UKM. Investree berbasis di Indonesia dan telah berekspansi ke Thailand dan Filipina.
Hingga bulan Oktober 2021, Investree berhasil membukukan catatan total fasilitas pinjaman Rp 13 triliun dan nilai pinjaman tersalurkan Rp 8,5 triliun dengan rata-rata tingkat imbal hasil 16,5% p.a. dan rata-rata TKB90: 99,43%. Investree juga dinobatkan sebagai “Best Fintech of the Year” oleh Majalah The Asset, “Best P2P Lending Platform for SMEs” oleh The Asian Banker, dan “30 Most Promising Growth-Stage Startups” oleh Forbes Indonesia.
Tentang Investree Conference
Investree Conference (i-Con) merupakan acara tahunan yang diselenggarakan oleh Investree sejak 2019. Acara ini adalah wadah untuk memperoleh inspirasi dan wawasan tentang fintech dan ekosistemnya di Tanah Air dan wilayah Asia Tenggara. Melalui acara ini, Investree menghadirkan sosok-sosok inspirasional dari kalangan pengusaha, pakar, dan juga pemangku kepentingan di industri fintech.
Setiap tahunnya, i-Con mengangkat tema yang relevan seputar fintech dan pertumbuhan sektor UKM. Tema tersebut sejalan dengan komitmen Investree untuk mendukung pemberdayaan para pelaku UKM melalui akses pembiayaan dan solusi bisnis digital terintegrasi lainnya yang mudah, cepat, dan terjangkau.
Sinergi Antarinstansi Dorong Percepatan Pertumbuhan Logistik Daerah
Yogyakarta, 29 November 2021 – Wakil Menteri Perdagangan Jerry Sambuaga menyatakan, untuk memenuhi pertumbuhan ekonomi digital, khususnya perdagangan secara elektronik (e-commerce) dan pertumbuhan logistik diperlukan kerja sama antarinstansi. Untuk itu, kerja sama Pemerintah Pusat dan Daerah serta dukungan berbagai pihak akan mendorong pertumbuhan infrastruktur yang mendukung pertumbuhan logistik nasional secara konkret.
Hal ini disampaikan Wamendag saat memberikan sambutan pada acara Regional Summit 2021 dengan tema “Solusi Layanan Logistik Untuk Ecommerce Di Daerah”. Acara ini digelar secara virtual pada Senin (29/11). Hadir sebagai pembicara yaitu Direktur Operasional Shipper Indonesia Budi Handoko, Staf Direksi Semen Indonesia Distributor Hary Indratno, serta Kepala Bagian Sekretariat Daerah Kota Palembang Rachmad.
“Diharapkan dukungan Pemerintah Pusat dan Daerah dapat memusatkan pembangunan infrastruktur secara konkret sehingga manfaatnya dapat dirasakan langsung oleh masyarakat sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo,” kata Wamendag.
Wamendag mengatakan, secara produk domestik bruto (GDB) kontribusi ekonomi digital Indonesia relatif kecil tetapi tumbuh pesat dengan perdagangan secara elektronik menjadi penyumbang terbesar. Ekonomi digital Indonesia diprediksi akan tumbuh delapan kali lipat dari USD 44,4 miliar di 2020 menjadi USD 319 miliar di 2030 dan kontribusi ekonomi digital terhadap GDP diprediksi akan meningkat 18 persen.
“Ini menampilkan penetrasi ekonomi digital yang signifikan dan menggambarkan penggunaan ecommerce menjadi salah satu yang utama perdagangan barang atau jasa dalam aktivitas keseharian masyarakat,” kata Wamendag.
Wamendag melanjutkan, e-commerce tidak hanya terpusat di satu wilayah Indonesia. Pemerintah telah mencoba mendistribusikan dan melakukan penetrasi ekonomi digital secara masif. “Penggunaan e-commerce di luar Jawa terus tumbuh. Meskipun infrastruktur menjadi tantangan, tetapi sudah terjadi pembangunan masif yang dilakukan Pemerintah Daerah,” ucapnya.
Wamendag mengungkapkan, Kemendag telah melakukan beberapa upaya dalam mendorong kinerja logistik Indonesia, salah satunya melalui Program Gerai Maritim. Saat ini terdapat 14 Depo Gerai Maritim tempat penyimpanan barang yang dikirim sebagai muatan berangkat maupun muatan balik melalui Tol Laut.
“Kemendag bersama instansi terkait memastikan distribusi harus lancar. Infrastruktur merupakan salah satu sarana dan prasarana untuk memastikan semua jalur kinerja logistik berjalan. Gerai Maritim bertujuan untuk mendata dan menentukan jenis barang kebutuhan pokok dan penting di daerah yang diangkut melalui Tol Laut, Angkutan Barang Perintis, dan Jembatan Udara,” jelas Wamendag.
Wamendag menambahkan, dalam mendukung kinerja logistik nasional, Pemerintah berdasarkan beberapa peraturan diantaranya Undang-undang Nomor 7 Tahun 2014 Tentang Perdagangan, Permendag No 92 Tahun 2020 tentang Perdagangan Antarpulau, Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2020 tentang Penataan Ekosistem Logistik Nasional, dan Peraturan Pemerintah Nomor 80 Tahun 2019 tentang Perdagangan Melalui Sistem Elektronik.
“Ini merupakan bagian dari proses yang dilakukan tidak hanya Kementerian Perdagangan, tetapi juga lintas kementerian lemebaga, termasuk pemerintah daerah untuk bisa bersama-sama membentuk ekosistem yang sehat yang didasari pembangunan infrastruktur,” tutup Wamendag.
Gubernur Riau – Jabar Bahas Participating Interest Hulu Migas di Northern Sumatra Forum
Batam, Kepulauan Riau, 25 November 2021 – Gubernur Riau Syamsuar dan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil yang juga menjabat Ketua ADPMET (Asosiasi Daerah Penghasil Migas dan Energi Terbarukan) hadir pada perhelatan Northern Sumatra Forum” (NSF) di Batam, Kepulauan Riau, Kamis (25/11).
Kedua tokoh nasional tersebut tampil sebagai pemateri utama dalam sesi “Kebijakan dan Penerapan Participating Interest 10% (sepuluh persen) Pengelolaan Hulu Migas bagi Badan Usaha Milik Daerah (BUMD).
Participating Interest (“PI”) bagi pemerintah daerah tertuang dalam peraturan Menteri Peraturan Menteri ESDM no 37 tahun 2016. Hal tersebut akan dibahas tuntas bersama narasumber dari Kementerian ESDM, SKK Migas, Dinas ESDM dan BUMD Jabar.
Kepala SKK Migas Perwakilan Sumbagut menyampaikan bahwa SKK Migas bersama Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) Wilayah Sumatera Bagian Utara (Sumbagut) berupaya membangun komunikasi dan koordinasi serta meningkatkan sinergi hubungan dengan pemangku kepentingan sehingga hulu migas dapat menjadi katalisator kemajuan pembangunan di daerah” kata Kepala Perwakilan SKK Migas Rikky Rahmat Firdaus.
Sementara Bupati Siak Provinsi Riau yang tampil sebagai pembicara di Northern Sumatera Forum juga mengatakan efek industri hulu migas sangat terasa bagi perkembangan di daerahnya. Selain PI, industri hulu migas telah memberikan multiplier effect dari belanja perusahaan migas.
“Sektor ini memberikan kontribusi 23,44 % dan menjadikannya sebagai sebagai sektor terbesar dalam pengaruh perekonomian Kabupaten Siak,” ungkap Bupati Alfedri.
Menurut Alfredi, saat ini terdapat 5 KKKS (Kontraktor Kontrak Kerjasama) atau perusahaan minyak dan gas bumi yang beroperasi di Kabupaten Siak, yaitu Pertamina Hulu Rokan (PHR), Pertamina Lirik, Sumatra Global Energi (SGE) dan Bumi Siak Pusako, BOB BSP yang merupakan milik BUMD.
Pada Northern Sumatra Forum (NSF) ini, SKK Migas memberikan apresiasi dan penghargaan kepada para Gubernur yang telah memberikan kontribusi aktif dalam kelancaran operasional hulu migas di Wilayah Sumbagut, diantaranya Gubernur Aceh, Gubernur Sumatera Utara, Gubernur Riau, dan Gubernur Kepulauan Riau. Selain itu juga akan ada penghargaan yang diberikan kepada 6 (enam) UMKM dan 7 (tujuh) orang Local Heroes perwakilan dari masing – masing Wilayah KKKS.
Dari kegiatan yang berlangsung secara luring dan daring ini, diharapkan terbangun kesepahaman bersama terhadap beberapa peraturan dan kebijakan pemerintah serta pelaksanaan kegiatan di sektor industri hulu migas, khususnya di wilayah regional Sumatra Bagian Utara.
Northern Sumatra Forum (NSF) merupakan sinergi komunikasi Industri Hulu Migas bersama pemangku kepentingan menuju target produksi 1 Juta BOPD dan 12 BSCFD Gas di Tahun 2030. Northern Sumatra Forum merupakan salah satu wujud sumbangsih SKK Migas dan KKKS Wilayah Sumbagut dalam upaya meningkatkan komunikasi dan koordinasi insan hulu migas kepada stakeholder daerah yang meliputi Pemerintah Daerah, masyarakat, mahasiswa, wartawan dan stakeholder lainnya. Forum ini merupakan salah satu pra event dari gelaran internasional yaitu 2nd International Convention on Indonesian Upstream Oil and Gas (IOG 2021) dengan demikian Acara NSF dapat menjadi bahan masukan dalam gelaran 2nd International Convention on Indonesian Upstream Oil and Gas (IOG 2021).
Ketua Pelaksana Northern Sumatra Forum Yanin Kholison yang juga menjabat sebagai Kepala Departemen Humas SKK Migas Sumbagut menyampaikan bahwa Gelaran acara terbesar pertama di wilayah regional ini diharapkan menambah pemahaman dan wawasan masyarakat luas mengenai industri hulu migas melalui berbagai tema aktual, baik bagi kepentingan industri maupun kepentingan pemerintah daerah dan masyarakat di sekitar operasi.
“Forum ini mengupas regulasi terkait migas, isu pertanahan dan perizinan, program pengembangan masyarakat serta komunikasi dan media. Semua terangkum dalam 5 (lima) Plenary dan 13 (tiga belas). Diskusi menghadirkan 70 (tujuh puluh) orang pembicara yang berasal dari tingkat regional maupun Nasional,” Jelas Yanin, (*)
SMI & Infoblox Menyediakan Solusi & Produk Keamanan Jaringan Yang Komprehensif Untuk Melindungi Dari Ancaman Data dengan Respon Yang Cepat
Jakarta, 23 November 2021—PT Synnex Metrodata Indonesia (“SMI”)—salah satu entitas anak PT Metrodata Electronics Tbk (IDX: MTDL) yang fokus dibidang Distribusi Teknologi, Informasi dan Komunikasi (TIK), pada hari ini mengumumkan kemitraan strategik terbaru bersama Infoblox, Inc (“Infoblox”)—pemimpin perusahaan dibidang Secure Cloud-Managed Network melalui penunjukan SMI sebagai Distributor Resmi, dengan memperluas jangkauan pasar di Indonesia dengan memasarkan seluruh rangkaian produk Infoblox yaitu NIOS, B1DDI, B1TD yang akan menyasar industri Telco, Banking, Enterprise, Government dengan pangsa pasar perusahaan Commercial, Education dan Hospitality.
Sebagai penyedia solusi Secure DNS, DHCP & IP Address Management (DDI) bagi pelanggan dan juga memiliki solusi DNS Security di atas solusi tradisional DDI di pasaran, Infoblox menjadi bagian dari vendor keamanan dengan menyediakan informasi DDI dan Threat Data bagi ekosistem keamanan pelanggan agar lebih memperkuat keamanan pelanggan seiring dengan investasi pelanggan yang sudah ada. Dengan adanya percepatan adopsi cloud pada saat situasi pandemi dan setelahnya, terlihat adanya tren hybrid workplace dimana banyaknya konsumen tidak siap dengan jaringan yang aman dan terukur. Oleh karenanya, Infoblox menyediakan solusi bagi industri yang memungkinkan transisi dirancang dengan baik mulai dari infrastruktur on-premise hingga layanan penting guna memastikan 100 persen uptime.
Menurut laporan IDC 2021, Infoblox menduduki pangsa pasar DDI sebesar 51,7% dan masih tetap sebagai pemimpin pasar di DDI Space. Infoblox dipercaya oleh lebih dari 12,000 pelanggan di seluruh dunia, termasuk di dalamnya sekitar 70% perusahaan yang sudah masuk di Fortune 500. Sebagian besar pelanggan di seluruh dunia telah percaya terhadap Infoblox dan akan terus dipercaya oleh pelanggan baru. Solusi BloxOne, yang berjalan diatas DNS akan memberikan perlindungan dan visibilitas yang lebih baik bagi pelanggan. Lebih dari itu, Infoblox menyediakan solusi lengkap DDI yang dapat bekerja sama dengan DDI Security. Tidak hanya dengan solusi lengkap untuk DDI, Infoblox juga dapat berkolaborasi dengan DNS Security yang berbeda dengan vendor lain yang memiliki solusi serupa. Teknologi yang digunakan Infoblox adalah teknologi terbaru seperti Behaviors Analysis & Machine Learning dikombinasikan dengan perlindungan tradisional Reputation & Signature yang membedakan dengan teknologi lainnya, dimana salah satu manfaat lebih solusi Infoblox adalah mencegah data exfiltrasi dengan menggunakan trik DNS. Teknologi canggih ini memungkinkan Infoblox untuk terus mempertahankan terhadap serangan baru dan melindunginya.
“Saat ini kami memiliki rangkaian solusi keamanan jaringan terlengkap mulai dari Network Switches, Cyber Security hingga Operation Technology Security System seperti Surveillance dan lainnya. Dengan ditunjuknya SMI sebagai Distributor Resmi Infoblox, kami akan menawarkan solusi yang berbeda yang dapat membantu mitra bisnis dalam membantu pelanggan mereka melalui DDI & DNS Security Solutions, serta mudah, handal, terukur, otomasi, serta keamanan hybrid atau multi cloud networks depolyments guna memastikan pelanggan dapat lebih lincah dan jaringannya aman. Bersama Infoblox, kami juga akan membantu pelanggan memberikan pengalaman ke tingkat berikutnya dengan Secure Cloud-Managed Network Services”, kata Lie Heng, Direktur PT Synnex Metrodata Indonesia.
“Dengan meningkatnya pelanggaran data/ serangan siber di Indonesia, organisasi mencari Infoblox untuk visibilitas jaringan dan keamanan DNS untuk menemukan dan mengurangi ancaman,” kata Jeff Castillo, Direktur Penjualan Asia Tenggara, Infoblox. “Kami senang membawa cloud-first DDI dan teknologi manajemen DNS ke jaringan SMI, yang terdiri dari 5.200 mitra saluran yang mencakup berbagai sektor yang kuat termasuk telekomunikasi, perbankan, perusahaan besar, industri pemerintah.”
SMI dikenal sebagai distributor TIK inovatif yang memiliki infrastruktur bisnis yang dapat diandalkan. Dengan lebih dari 5200 channel partner yang berpengalaman di lebih dari 150 kota, jangkauan yang tak terbantahkan, dan SMI semakin dikuatkan dengan digital business platform dimana hari ini menjadi hal yang paling penting. Dikombinasikan dengan keahlian DDI dan DNS-lapisan keamanan, kami akan memungkinkan organisasi untuk memanfaatkan teknologi terbaru dan dirancang dengan baik.
SKK MIGAS Berikan Penghargaan Kepada 5 Gubernur di area Sumatera Bagian Utara
Cetak Rekor Baru, Surplus Neraca Perdagangan Oktober 2021 Tertinggi Sepanjang Sejarah
Jakarta, 17 November 2021 – Neraca perdagangan Indonesia kembali mencatatkan surplus pada Oktober 2021 sebesar USD 5,73 miliar. Surplus tersebut ditopang surplus neraca nonmigas sebesar USD 6,61 miliar dan defisit neraca migas sebesar USD 0,87 miliar. Secara akumulatif, surplus neraca perdagangan periode Januari—Oktober 2021 mencapai USD 30,81 miliar. Nilai ini jauh lebih besar dibanding periode yang sama tahun sebelumnya dan terbesar sejak 2012 atau sepanjang 10 tahun terakhir.
“Surplus perdagangan Oktober 2021 ini melanjutkan tren surplus secara beruntun sejak Mei 2020 dan merupakan yang tertinggi sepanjang sejarah. Penguatan neraca tersebut ditopang pertumbuhan ekspor yang tinggi, bahkan ekspor bulanan tertinggi sepanjang sejarah,” ungkap Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi.
Beberapa negara mitra dagang Indonesia yang menjadi penyumbang surplus perdagangan terbesar di antaranya Tiongkok, Amerika Serikat (AS), dan Filipina, dengan jumlah mencapai USD 3,67 miliar. Sementara Australia, Singapura, dan Thailand menjadi negara mitra penyumbang defisit perdagangan terbesar dengan jumlah sebesar USD 1,13 miliar.
“Jika surplus perdagangan terus konsisten pada triwulan IV 2021, maka tahun ini Indonesia akan mendapatkan surplus terbesar pertama kali dalam sejarah. Sepanjang Januari—Oktober 2021 surplus perdagangan sudah mencapai USD 30,81 miliar,” tutur Mendag Lutfi.
Secara kumulatif, surplus perdagangan tersebut ditopang neraca nonmigas USD 40,08 miliar dan defisit migas USD 9,28 miliar. Berdasarkan negara kontributornya, surplus perdagangan Januari— Oktober 2021 berasal dari AS dengan nilai mencapai USD 11,52 miliar; Filipina (USD 5,86 miliar); dan India (USD 4,76 miliar).
Kinerja Ekspor Oktober 2021 Tertinggi Sepanjang Sejarah
Ekspor Indonesia pada Oktober 2021 tercatat sebesar USD 22,03 miliar atau naik 6,89 persen dibanding bulan sebelumnya (MoM). Kinerja ekspor Oktober mencetak rekor baru dengan nilai ekspor bulanan tertinggi sepanjang sejarah, bahkan melampaui angka Agustus 2021 lalu. Kenaikan ini didorong meningkatnya ekspor migas sebesar 9,92 persen dan nonmigas sebesar 6,75 persen.
Pertumbuhan ekspor nonmigas Oktober 2021 disebabkan peningkatan ekspor dari seluruh sektor, terutama pertambangan yang naik 20,11 persen dibanding bulan sebelumnya (MoM). Kemudian diikuti migas (9,91 persen), pertanian (2,70 persen), dan industri pengolahan (3,61 persen).
Beberapa produk utama Indonesia yang menyumbang peningkatan kinerja ekspor nonmigas Oktober, antara lain bahan bakar mineral/batubara (HS 27) sebesar 26,59 persen dibanding bulan sebelumnya (MoM), lemak dan minyak hewani/nabati (HS 15) 19,12 persen; besi dan baja (HS 72) 11,35 persen; alas kaki (HS 64) 4,19 persen; serta berbagai produk kimia (HS 38) 2,99 persen.
Produk ekspor lain yang juga tumbuh signifikan dibanding bulan sebelumnya (MoM) adalah ampas dan sisa industri makanan (HS 23) sebesar 42,07 persen; timah dan barang daripadanya (HS 80) 37,29 persen; dan barang dari besi dan baja (HS 73) 33,67 persen.
“Peningkatan kinerja ekspor produk tersebut didorong oleh komoditas super cycle yang membuat harga komoditas ekspor utama Indonesia mencapai level tinggi. Sementara itu, ekspor produk manufaktur Indonesia menunjukkan pertumbuhan yang ekspansif pada Oktober lalu sejalan dengan pelonggaran Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di sejumlah daerah. Purchasing Manager’s Index (PMI) Indonesia menempati posisi tertinggi dengan nilai 57,2 poin dibanding dengan negara ASEAN lainnya,” jelas Mendag.
Pada Oktober 2021, kontributor ekspor nonmigas terbesar Indonesia masih berasal dari Tiongkok dengan nilai USD 5,93 miliar, naik 30,45 persen dibanding bulan sebelumnya. Kenaikan ini diikuti AS senilai USD 2,34 miliar (turun 0,04 persen); dan Jepang senilai USD 1,41 miliar (turun 8,19 persen).
Pertumbuhan ekspor nonmigas Oktober 2021 secara signifikan terjadi di beberapa negara. Negara tersebut diantaranya Mesir naik 97,14 persen; Arab Saudi (40,90 persen); Belgia (34,98 persen), Tiongkok (30,45 persen), dan Perancis (29,52 persen). Di bulan ini, pertumbuhan ekspor nonmigas terbesar ke kawasan Afrika lainnya yang tumbuh 212,05 persen dibanding bulan sebelumnya (MoM); Afrika Utara (104,35 persen), dan Asia Barat (68,37 persen).
Secara kumulatif, kinerja ekspor Januari—Oktober 2021 tercatat sebesar USD 186,32 miliar atau naik 41,80 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya (YoY). Peningkatan ini dipengaruhi ekspor nonmigas yang naik menjadi USD 176,47 miliar atau 41,26 persen, diikuti ekspor migas yang naik menjadi USD 9,85 miliar atau 52,23 persen.
Pada periode tersebut, beberapa produk utama Indonesia yang mengalami peningkatan ekspor. Produk tersebut antara lain bijih, terak, dan abu logam (HS 26) sebesar 136,01 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya (YoY); timah dan barang daripadanya (HS 80) 104,57 persen; besi dan baja (HS 72) naik 98,39 persen; berbagai produk kimia (HS 38) 85,00 persen; bahan bakar mineral (HS 27) 81,55 persen; dan lemak dan minyak hewan/nabati (HS 15) 73,42 persen.
Kinerja Impor Bulan Oktober 2021 Juga Meningkat
Nilai impor Indonesia pada Oktober 2021 tercatat sebesar USD 16,29 miliar. Nilai ini kembali meningkat 0,36 persen dibandingkan bulan sebelumnya (MoM). Kenaikan impor dipicu impor migas sebesar 1,68 persen dan nonmigas sebesar 0,19 persen. Ditinjau dari kelompok penggunaan barang, struktur impor Indonesia masih didominasi bahan baku penolong sebesar 75,55 persen, diikuti barang modal (14,69 persen), dan barang konsumsi (9,76 persen). Peningkatan impor didorong adanya permintaan industri dalam negeri yang ditunjukkan dengan peningkatan kinerja impor golongan bahan baku/penolong sebesar 1,77 persen dan barang modal sebesar 1,92 persen.
“Pelonggaran level PPKM di sejumlah daerah pada Oktober 2021 telah mendorong peningkatan aktivitas sektor manufaktur nasional menuju ke arah pemulihan ekonomi dan kembali menumbuhkan impor. Hal ini sejalan dengan indikator aktivitas manufaktur PMI Oktober 2021 yang kembali mencapai rekor tertinggi sejak April 2011,” terang Mendag Lutfi.
Menurut Mendag Lutfi, impor barang konsumsi justru mengalami penurunan sebesar 11,18 persen dibanding bulan sebelumnya (MoM). “Ini disebabkan oleh penurunan permintaan produk farmasi (HS 30) sebesar 34,17 persen yang sejalan dengan melandainya kasus Covid-19 di Indonesia dan permintaan buah-buahan sebesar 14,55 persen,” ucapnya.
Beberapa produk impor nonmigas yang mengalami kenaikan pada Oktober 2021 dibanding bulan sebelumnya (MoM), antara lain gula dan kembang gula (HS 17) yang naik 60,76 persen; aluminium dan barang daripadanya (HS 76) 22,61 persen; ampas/sisa industri makanan (HS 23) 22,23 persen (MoM); besi dan baja (HS 72) 18,36 persen; serta filamen Buatan (HS 54) 15,35 persen. Sedangkan dari segi negara mitra, pertumbuhan terbesar berasal dari Afrika Selatan yang naik signifikan 72,64 persen; Oman (44,82 persen); Swiss (36,17 persen); Argentina (28,96 persen), dan Prancis (19,15 persen).
Mendag Lutfi menambahkan, kinerja impor Indonesia pada periode Januari—Oktober 2021) mencapai USD 155,51 atau naik 35,86 persen secara tahunan (YoY). “Pertumbuhan tersebut ditopang lonjakan impor migas sebesar 63,61 persen dan kenaikan impor nonmigas sebesar 32,70 persen. Kenaikan impor periode ini menjadi sinyal positif peningkatan aktivitas industri dan perekonomian nasional,” pungkasnya.