Tag Archives: ESDM

Genjot Hilirisasi, Ini Alasan Pemerintah

Jakarta – Industri pertambangan di Indonesia memiliki potensi besar untuk dikembangkan lebih lanjut melalui proses hilirisasi. Sehingga terbentuklah ekosistem industri yang menciptakan nilai tambah yang lebih tinggi dengan produk yang lebih kompetitif.

Hal tersebut dikemukakan Deputi Bidang Koordinasi Investasi dan Pertambangan Kemenko Marves (Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi), Septian Hario Seto.

Menurutnya, proses hilirisasi yang telah dilakukan dalam dua tahun terakhir, menunjukkan pertambangan telah memberikan kontribusi yang signifikan terhadap neraca perdagangan Indonesia.

Peningkatan ekspor dari hasil hilirisasi ini telah membantu menciptakan surplus neraca perdagangan dan neraca pembayaran yang berdampak positif pada stabilitas nilai tukar rupiah dan indikator ekonomi makro.

“Selain itu, penciptaan lapangan kerja juga mengalami peningkatan yang signifikan, terutama di daerah Weda Bay, Obi, Morowali, dan Konawe, dengan jumlah tenaga kerja yang mencapai puluhan ribu dan rata-rata gaji di atas upah minimum regional,” papar septa dalam dialog Forum Merdeka Barat 9 (FMB9) yang mengangkat tema ‘Untung Rugi Larangan Ekspor Mineral Mentah’.

Dari sisi industri dalam negeri, hilirisasi industri pertambangan juga memberikan dampak yang cukup besar. Investasi baru dalam sektor besi baja telah tumbuh pesat, meskipun mayoritas investor berasal dari luar negeri.

“Hilirisasi nikel sampai dengan saat ini sudah mencapai lebih dari US$30 miliar yang masuk ke Indonesia,” tutur Septian.

Target selanjutnya dari pemerintah adalah mengintegrasikan hilirisasi ke tahap yang lebih lanjut untuk dapat menarik investasi lebih besar.

Namun, proses hilirisasi ini tidaklah mudah dan menghadapi berbagai tantangan yang perlu diselesaikan. Beberapa tantangan yang dihadapi dalam proses hilirisasi industri pertambangan di Indonesia. Salah satu tantangan utama adalah besarnya investasi yang dibutuhkan.

“Rata-rata, proyek hilirisasi dalam industri pertambangan memiliki biaya yang cukup besar, di atas US$1 miliar. Oleh karena itu, selain modal ekuitas, juga dibutuhkan pinjaman dari bank,” ujarnya.

Septian mengungkapkan, lembaga keuangan internasional, terutama dari Tiongkok, memberikan dukungan pendanaan yang signifikan untuk proyek hilirisasi di Indonesia. Tidak hanya itu, bank-bank dalam negeri juga ikut aktif dalam pembiayaan tersebut, dengan rata-rata 30 persen modal ekuitas dan sisanya berasal dari pinjaman bank.

Menurutnya, edukasi kepada sektor perbankan perlu terus dilakukan agar tercipta pemahaman yang lebih baik mengenai hilirisasi.

Kendati demikian, tantangan paling krusial yang dihadapi adalah hambatan perdagangan (trade barrier) yang diciptakan oleh negara-negara lain. Produk hasil pertambangan, seperti nikel, sering kali dikenakan tindakan anti-dumping dan anti-subsidi oleh Uni Eropa.

“Negara lain seperti India dan Korea juga telah memulai investigasi terhadap produk tersebut. Jika produk hilir dari industri pertambangan juga terkena hambatan serupa, hal ini dapat menjadi masalah besar karena akan mengurangi daya saing Indonesia di pasar internasional,” tegas Septian.

Selain itu,  tantangan lainnya adalah bagaimana mengintegrasikan berbagai elemen industri dalam menciptakan ekosistem yang kompetitif. Septian pun memberikan contoh industri mobil listrik yang dapat membentuk ekosistem agar lebih menarik bagi investor.

Masih dalam forum yang sama, Staf Khusus Menteri ESDM Bidang Percepatan Tata Kelola Minerba, Irwandy Arif, menambahkan salah satu sektor yang mengalami perkembangan pesat dalam hilirisasi adalah nikel. Lebih dari 100 smelter nikel telah dibangun, yang berkontribusi pada pengembangan industri besi baja di Indonesia.

Di samping itu, terdapat perkembangan di sektor bauksit yang mengarah ke produksi alumunium, dengan empat perusahaan yang terlibat dalam kegiatan hilirisasi ini. Ada juga perkembangan dalam sektor tembaga, di mana dua grup besar, yaitu Freeport Indonesia dan Amman Mineral Internasional, sedang membangun smelter di berbagai lokasi.

“Namun, terdapat beberapa kendala yang dihadapi dalam hilirisasi industri pertambangan,” sebutnya.

Pertama, masalah pendanaan menjadi tantangan utama. Selain itu, pasokan energi listrik, pembebasan lahan, dan perizinan juga menjadi hal-hal yang perlu diperhatikan dalam proses hilirisasi.

Pemerintah telah melakukan pertemuan komprehensif dengan industri, lembaga keuangan, dan PLN untuk mencari solusi yang memudahkan akses bagi mereka yang sedang membangun smelter.

“Kerja sama yang erat diperlukan antara departemen terkait, pemerintah daerah, dan industri untuk mengatasi tantangan ini. Selain itu, kerja sama dengan Kementerian Perindustrian juga sangat penting,” tegas Irwandy.

Terkait dengan adanya trade barrier yang diciptakan oleh negara lain, dirinya juga meyakinkan bahwa pemerintah terus bekerja untuk mengatasi masalah ini dan memperjuangkan kepentingan industri hilirisasi Indonesia di tingkat internasional.

 

Larangan Ekspor

Dalam hal larangan ekspor bauksit, Irwandy menilai seharusnya industri sudah mempersiapkan, karena pemerintah telah memberikan peringatan tiga tahun sebelumnya.

“Dari 12 smelter yang direncanakan, hanya 4 yang telah mencapai progres pembangunan yang signifikan. Sementara 8 smelter lainnya ketika kami kirim tim untuk mengecek masih berupa tanah lapang,” sebutnya.

Dia menambahkan, pemerintah pun terus memantau dan mendorong perkembangan smelter tersebut.

Di samping itu, Irwandy juga menekankan pentingnya pengembangan industri hilirisasi yang ramah lingkungan. Beberapa smelter nikel telah beralih dari sumber energi konvensional ke energi terbarukan, seperti PLTU ke EBT.

Namun, proses hilirisasi tidak boleh berhenti hanya pada satu tahap. Diperlukan ekosistem yang lengkap, seperti dalam kasus hilirisasi nikel menuju produksi baterai.

Untuk mendukung hilirisasi, pemerintah telah mengeluarkan kebijakan dan regulasi yang mendukung, seperti perpanjangan izin tambang dan insentif fiskal bagi pelaku hilirisasi.

Di sisi lain, Direktur Eksekutif Energy Watch Indonesia (EWI), Daymas Arangga, menekankan perlunya kajian lebih lanjut untuk memastikan bahwa mineral lain juga dapat diserap dengan baik dalam proses hilirisasi.

“Setiap mineral memiliki karakteristik yang berbeda, dan penyesuaian harus dilakukan dalam hal pasokan dan permintaan pasar yang sesuai dengan prinsip-prinsip lingkungan, sosial, dan tata kelola (environment, social, and governance /ESG),” ucap dia.

Menurutnya, Indonesia dapat dianggap sebagai ‘success story’ dalam hal hilirisasi industri pertambangan. Dalam pengamatannya, negara lain seperti Kongo dalam kasus kobalt belum berhasil menjalankan strategi ini.

Namun, Daymas juga mengingatkan bahwa proses hilirisasi ini sebenarnya terlambat dilakukan. Selama puluhan tahun, Indonesia telah mengekspor mineral mentah tanpa memberikan peningkatan nilai tambah yang signifikan.

“Dalam jangka panjang, hal ini dapat mengakibatkan kerugian yang lebih besar. Oleh karena itu, penting bagi pemerintah dan pengusaha untuk bekerja sama dalam mengintegrasikan langkah-langkah hilirisasi dan menciptakan pasar yang mendukung nilai tambah,” imbuhnya.

Dia juga menyoroti pentingnya transisi energi dalam hilirisasi industri pertambangan. Pemerintah perlu menyediakan energi bersih dengan melibatkan tidak hanya PLN, tetapi juga melibatkan investasi di bidang energi terbarukan untuk mendukung pembangunan smelter.

“Dalam proses hilirisasi, penting untuk meminimalisir dampak lingkungan yang ditimbulkan oleh kegiatan pertambangan,” kata Daymas. []

Menteri ESDM Lantik Pimpinan SKK Migas

Jakarta – 5 Desember 2022. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral mengambil sumpah jabatan dan melantik Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama Kementerian ESDM dan Pejabat Pimpinan di lingkungan Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas). Pelantikan para pejabat pimpinan tersebut dilaksanakan hari ini di kantor Kementerian ESDM (5/12).

Kegiatan pelantikan sebagai tindak lanjut dari Keputusan Presiden Republik Indonesia nomor : 51/M Tahun 2022 tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bum dan pelaksanaan Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor : 284.K/KP.05/MEM.S/2022 tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Dari dan Dalam Jabatan Pimpinan di Lingkungan Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegaitan Usaha Hulu Minyak dan Gas.

Dalam arahannya Menteri ESDM menyampaikan agar SKK Migas bersama Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) terus berupaya meningkatkan produksi migas nasional antara lain dengan melakukan pengeboran sumur pengembangan, kegiatan workover dan well service secara massif serta melakukan berbagai upaya dan terobosan agar produksi migas dapat mencapai target APBN atau bahkan melebihi target.

Lebih lanjut, Menteri ESDM meminta agar target produksi minyak dapat dilakukan percepatan untuk mengurangi impor, sehingga pemerintah memiliki ruang yang lebih luas untuk melakukan pembiayaan pengembangan energi terbarukan yang menjadi prioritas dalam transisi energi.

Menteri ESDM juga mengingatkan kepada seluruh Pimpinan dan pegawai SKK Migas untuk tetap menjaga integritas dan tidak menyalahgunakan kewenangan serta berkomitmen melaksanakan tugas untuk kepentingan organisasi, agar dapat memberikan sumbangsih yang nyata dan optimal kepada bangsa dan negara. Disamping itu, dalam situasi dan kondisi saat ini, seluruh jajaran SKK Migas perlu memiliki sense of crisis terhadap lingkungan.

Pelantikan pejabat pimpinan di SKK Migas sekaligus merupakan implementasi dari Peraturan Menteri ESDM nomor 2 Tahun 2022 tentang Organisasi dan Tata Kerja Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi.\

Susunan pimpinan SKK Migas yang dilantik oleh Menteri ESDM adalah :

  • Kepala SKK Migas             : Dwi Soetjipto
  • Wakil Kepala SKK Migas : Nanang Abdul Manaf
  • Sekretaris : Shinta Damayanti
  • Pengawas Internal : Eko Indra Heri
  • Deputi Eksplorasi Pengembangan dan : Benny Lubiantara

Manajemen Wilayah Kerja

  • Deputi Eksploitasi : Wahju Wibowo
  • Deputi Keuangan dan Monetisasi : Kurnia Chairi
  • Deputi Dukungan Bisnis : Rudi Satwiko

 

Segenap pimpinan dan pegawai SKK Migas menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tinggnya kepada Fatar Yani Abdurrahman, Taslim Z. Yunus, Julius Wiratno, Arief Setiawan Handoko dan Murdo Gantoro atas dedikasi dan pengabdian yang diberikan di SKK Migas dalam rangka mengemban amanah pengelolaan sumber daya alam minyak dan gas bumi milik negara dapat memberikan manfaat dan penerimaan yang maksimal bagi negara untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat.

 

TENTANG SKK MIGAS

Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) adalah institusi yang dibentuk oleh pemerintah Republik Indonesia melalui Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 9 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Pengelolaan Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi. SKK Migas bertugas melaksanakan pengelolaan kegiatan usaha hulu minyak dan gas bumi berdasarkan Kontrak Kerja Sama. Pembentukan lembaga ini dimaksudkan supaya pengambilan sumber daya alam minyak dan gas bumi milik negara dapat memberikan manfaat dan penerimaan yang maksimal bagi negara untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat.

Dirut Baru PLN Siap Lanjutkan Tranformasi, Transisi Energi hingga Atasi Oversupply Listrik

Jakarta, 6 Desember 2021 – Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo akan melanjutkan transformasi di segala lini untuk meningkatkan layanan kepada pelanggan sehingga  dapat mendongkrak perekonomian nasional. Hal ini menjadi salah satu amanat pemerintah kepada Darmawan saat dilantik sebagai nakhoda PLN.
“Tadi kami sudah mendapat perintah langsung dari Pak Menteri BUMN. Pak Erick memberi arahan untuk melanjutkan transformasi PLN,” kata Darmawan, saat berbicang dengan awak media, di Kantor Pusat PLN, Jakarta, Senin (6/12).
Menurut Darmawan, PLN akan memperkokoh fondasi yang sudah diletakkan oleh Dirut PLN sebelumnya Zulkifli Zaini, yaitu transformasi korporasi di segala lini.
“Kami sepenuh hati akan menjalankan arahan Bapak Presiden, kebijakan strategis yg diberikan oleh Kementerian BUMN, Kementerian ESDM, dan Kementerian Keuangan, dengan meneruskan program yang telah dijalankan oleh BoD PLN di bawah kepemimpinan Pak Zulkifili Zaini yang luar biasa,” kata pria yang pernah menjabat sebagai Komisaris PLN pada 2018-2019 ini.
Sejak April 2020, PLN menjalankan program Transformasi sebagai langkah penting perusahaan, melalui 4 pilar yakni Green, Lean, Innovative, dan Customer Focused. Restrukturisasi korporasi juga akan terus dijalankan agar perusahaan semakin lincah dalam menghadapi tantangan.
Darmawan mengungkapkan, tranformasi dilatar belakangi arahan Presiden Jokowi dan kebijakan Pemerintah dalam mengelola secara optimal cadangan daya, mempersiapkan transisi energi, menjadi penggerak pemulihan ekonomi nasional pasca Covid-19.
Dalam transisi energi ini, tantangan sektor ketenagalistrikan akan menjadi semakin kompleks dan dituntut melakukannya tanpa membebani APBN dan masyarakat. Sehingga target Net Zero Emission pada 2060 seperti yang dicanangkan pemerintah mampu memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi Indonesia.
Untuk menunjang target tersebut, pemerintah telah mengesahkan RUPTL 2021-2030 yang memperioritaskan penggunaan pembangkit berbasis EBT sebesar 51 persen.
“Ini tugas khusus, masa transisi ini harus berjalan dengan smooth. investasi, inovasi, teknologi, dan kolaborasi akan kita galakkan. Tentunya sesuai dengan arahan Presiden, proses transisi juga jangan membebani APBN,” ujar lulusan program Post Doctoral di Nicholas Institute Duke University, Amerika Serikat ini.
Tiga strategi utama Atasi Oversupply Listrik
Tak hanya melanjutkan transformasi dan transisi energi,  Darmawan juga mendapat tugas mengatasi kelebihan pasokan listrik  ( oversupply). Untuk mengatasi hal ini, Darmawan memiliki tiga strategi utama yang akan dijalankan PLN.
“Tadi kami sudah mendapat perintah langsung dari Pak Menteri BUMN. Pak Erick memberi arahan untuk kami di PLN bisa menyelesaikan kondisi oversupply,” kata Darmawan.
Strategi pertama, kata dia adalah memasifkan kendaraan listrik dan meningkatkan electrifiying lifestyle. Dengan penggunaan kendaraan listrik, lanjut Darmawan, selain bisa meningkatkan konsumsi listrik nasional juga bisa meningkatkan efisiensi masyarakat dari sisi pengeluaran biaya energi.
Bayangkan saja dengan 1 kwh listrik seharga Rp 1.444,7 bisa menempuh 10 km. Jika dibandingkan BBM untuk 1 liter bensin seharga Rp 9.000 dengan jarak tempu yang sama.
“Ini jauh lebih hemat bagi masyarakat. Juga di satu sisi, langkah ini juga akan berdampak pada neraca perdagangan kita dengan mengurangi beban impor minyak mentah,” ujar Darmawan.
Kedua, PLN juga semakin fokus menggiatkan program electriying agriculture dengan menyasar para petani dan petambak. Dengan program ini, PLN menggantikan alat operasional pertanian dan petambak ikan yang tadinya berbasis diesel menjadi berbasis listrik.
“Petani dan petambak jadi lebih hemat dan peralatan jauh lebih tidak bising dan bisa meningkatkan produktivitas petani dan petambak,” ujar Darmawan.
Ketiga, kata dia PLN menyasar captive market. Selama ini, masih banyak industri yang menggunakan pembangkit listrik sendiri. PLN menawarkan untuk industri beralih ke listrik PLN agar lebih efisien dalam sisi operasional.
“Dengan menyerahkan pasokan listrik ke PLN, industri bisa lebih fokus dalam mengoptimalkan produksi dan utilitasnya,” kata Darmawan.
Tentunya, PLN  harus bekerja sama dan kolaborasi dengan para stakeholder agar program ini dapat berjalan dengan lancar. Lebih dari itu, langkah tersebut akan dikoordinasikan dan diharmonisasikan dengan kebijakan Kementerian, sehingga dampak positifnya dapat dirasakan oleh industri dan masyarakat.
“Kami mohon dukungan, bimbingan, masukan, kerja sama, dan kolaborasi, sehingga kehadiran PLN makin memberikan manfaat dan kebaikan bagi negeri,” tambahnya.
Darmawan juga berjanji akan melanjutkan apa yang sudah dicanangkan dalam transformasi PLN untuk mencapai visi bersama seluruh anggota perusahaan.
“Tentu kepemimpinan Pak Zulkifli Zaini sudah membangun fondasi transformasi ini akan kita lanjutkan agar visi perusahaan dapat tercapai dan PLN akan terus menerangi Indonesia,” ucap Darmawan.
Sebelumnya, pada Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) PLN tahun 2021 memutuskan mengangkat dan menetapkan Darmawan sebagai Direktur Utama PLN, menggantikan Zulkifli Zaini. Surat Keputusan RUPS disampaikan oleh Menteri BUMN di Kantor Pusat PT PLN (Persero) di Jakarta dan berlaku sejak 6 Desember 2021.
Dalam acara tersebut turut hadir, Menteri BUMN Erick Thohir, Wakil Menteri BUMN I, Pahala Nugraha Mansury, Deputi Kementerian BUMN, jajaran Komisaris PLN, dan seluruh Direksi PLN.