Selama pandemi, lansekap ekonomi digital dan pengguna layanan digital Indonesia mengalami pertumbuhan yang signifikan. Bahkan, pendanaan startup digital saat ini mengalami tren peningkatan di tengah resiliensi ekonomi digital.
Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G. Plate mengharapkan Indonesia akan segera memiliki tambahan decacorn, perusahaan rintisan yang memiliki valuasi di atas USD10 Miliar.
“Resiliensi (ekonomi digital) tercermin dari peningkatan pendanaan sejumlah startup di Indonesia, di mana hingga kini Indonesia telah memiliki satu decacorn yakni Gojek. Dan mudah-mudahan segera dua,” ujarnya dalam OJK Virtual Innovation Day 2021 yang berlangsung secara virtual dari Jakarta, Selasa (12/10/2021).
Menurut Menteri Johnny, saat ini, selain satu decacorn, Indonesia telah memiliki tujuh unicorn antara lain Tokopedia, Traveloka, OVO, Bukalapak, J&T Express, OnlinePajak, Xendit, dan Ajaib. Mengutip data yang dirilis Google, Temasek dan Bain tahun 2020, pertumbuhan startup digital meningkat di masa pandemi akibat peningkatan pengguna layanan digital.
“Jumlah pengguna internet yang mencapai 202,6 juta orang per Januari 2021. Di samping itu, pengguna layanan digital di Indonesia juga mengalami pertumbuhan sebesar 37 persen selama pandemi Covid-19,” jelasnya.
Dalam skala global maupun nasional, inovasi dan utilisasi teknologi digital lebih terakselerasi akibat pandemi Covid-19. Menurut Menkominfo, pendayagunaan konektivitas internet dan lalu lintas data menjadi enabler bagi kemajuan yang inklusif di era new normal, baik pada saat pandemi Covid-19 maupun ketika endemi kelak.
Mengutip data United Nations Conference on Trade and Development tahun 2021, Menteri Johnny menunjukkan peningkatan bandwidth internet secara global pada tahun 2020 mencapai 35 persen, peningkatan tersebut menjadi yang terbesar sejak 2013.
“Dengan lalu lintas data bulanan yang secara global diprediksi akan terus meningkat hingga 780 exabytes di tahun 2026. Sehingga adopsi teknologi digital telah menjadi katalisator bagi kemajuan di berbagai kehidupan dan aktifitas masyarakat, termasuk perkembangan ekonomi digital di Indonesia,” paparnya.
Menkominfo menyatakan kolaborasi antarkekuatan startup Indonesia juga semakin terlihat dari bergabungnya Gojek dan Tokopedia dalam konsolidasi platform e-commerce. Hal itu diharapkan mampu memperkuat ekosistem ekonomi digital nasional melalui upaya kolaboratif.
“Dengan geliat potensi dan resiliensi tersebut, maka diperkirakan valuasi ekonomi digital Indonesia ke depan akan terus meningkat, yakni mencapai sebesar USD124 Miliar pada tahun 2025, dan sebesar USD315,5 Miliar pada tahun 2030 mendatang,” ujarnya optimistis.
Peluang Jasa Keuangan Digital
Menteri Johnny menyatakan kehadiran sektor jasa keuangan digital memiliki peran penting bagi masyarakat. Melalui berbagai layanan platform financial technology (fintech) yang turut menumbuhkan aspek ekonomi digital secara signifikan.
“Prospek tumbuh kembang yang positif tersebut terlihat dari jumlah nilai investasi fintech di Indonesia pada tahun 2020 yang mencapai hampir USD180 Juta Dollar Amerika Serikat, atau setara dengan 20 persen total investasi fintech di antara ASEAN 6 atau Indonesia yakni Thailand, Singapura, Malaysia, Filipina, dan Vietnam,” jelasnya.
Mengutip data UOB, PwC Singapore, Singapore FinTech Association tahun 2020, Menkominfo memaparkan keseluruhan investasi sektor fintech di Indonesia terbagi ke dalam empat sektor, antara lain insurance technology sebanyak 38%, payments 32%, alternative lending 25%, dan finance and accounting tech sebanyak 5%.
“Investasi tersebut memperkuat basis pendanaan platform fintech yang mendorong ekspansi pemanfaatan bagi masyarakat. Pada bulan Agustus 2021, tercatat layanan fintech lending telah menjangkau 27,2 juta masyarakat di Indonesia, dengan jumlah penyaluran pinjaman total mencapai Rp14,95 Triliun,” jelasnya.
Guna menunjang pertumbuhan sektor keuangan digital, Kementerian Kominfo menerapkan menghadirkan tiga kebijakan yang mencakup pemerataan pembangunan infrastruktur digital, tata kelola ekosistem digital, serta penyiapan talenta digital.
“Kebijakan ekosistem digital dari hulu ke hilir tersebut dilaksanakan agar masyarakat Indonesia dapat bersama-sama menumbuhkembangkan ekosistem digital secara inklusif, bermanfaat, aman, merata dan diharapkan no one left behind,” tandas Menteri Johnny.
Dukungan 5G
Menurut Menkominfo, Pemerintah fokus dalam menuntaskan permasalahan disparitas aksesibilitas atau digital divide layanan komunikasi dan informatika di Indonesia, termasuk akses kepada teknologi keuangan digital.
“Saat ini sudah terbangun di Indonesia 2G, 3G dan 4G BTS sebanyak setengah juta BTS, termasuk yang sudah dibangun oleh Kominfo sendiri. Kami sedang merancang pembangunan BTS untuk memenuhi kebutuhan layanan sinyal 4G di seluruh wilayah desa dan kelurahan di 3T yang blankspot atau yang belum tersedia layanan,” ujarnya.
Menteri Johnny memaparkan di akhir tahun 2022 nanti, dari total 83.548 desa dan kelurahan di Indonesia sudah terlayani dengan coverage sinyal, khususnya sinyal 4G baik yang dibangun oleh BAKTI Kominfo maupun dengan operator seluler.
“Para operator seluler telah menyatakan keseriusannya untuk secara simultan menyelesaikan penggelaran 4G BTS di seluruh wilayah tanah air, yang belum tersedia layanan atau yang blankspot,” tandasnya.
Selain fokus menyelesaikan infrastruktur BTS 4G, Kementerian Kominfo bersama operator seluler juga telah roll out 5G, termasuk 5G experience yang saat ini sedang dilakukan oleh penyelenggara telekomunikasi yakni Telkomsel untuk mendukung berbagai event nasional, salah satunya Pekan Olahraga Nasional (PON) XX Papua.
“Pengembangan dan rool out operasi komersil 5G ini akan digelar di sembilan kota nasional kita oleh tiga operator yang saat ini telah mendapatkan izin LAIK operasi komersial dari Kominfo, yaitu Telkomsel, Indosat Ooredoo dan XL Axiata. Kita harapkan nanti akan mendorong dan mendukung pengembangan dan peningkatan hilir atau downstream dari digital space kita,” ungkapnya.
Selain Menteri Johnny, kegiatan OJK Virtual Innovation Day 2021 dengan tema Building Robust and Sustainable Digital Finance Ecosystem Amid Covid-19 Pandemic, juga dihadiri Wakil Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan Nurhaida, dan Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo.