Tag Archives: Kredit

Gak Kaleng-Kaleng! Baru Setengah Tahun BRI Cetak Laba Rp.24,88 triliun

Jakarta – PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk mampu mencatatkan pertumbuhan kinerja positif di tengah kondisi perekonomian dunia yang masih penuh dengan tantangan. Hingga akhir Kuartal II 2022, BRI secara konsolidasian (BRI Group) berhasil mencatatkan laba bersih senilai Rp.24,88 triliun atau tumbuh 98,38% year on year (yoy) dengan total aset meningkat 6,37% yoy menjadi Rp.1.652,84 triliun.

Direktur Utama BRI Sunarso pada Press Conference Pemaparan Kinerja Keuangan Kuartal II Tahun 2022 pada Rabu, 27 Juli 2022, mengungkapkan bahwa pencapaian tersebut tak lepas dari kemampuan BRI dalam melakukan strategic response yang tepat. “Penyaluran kredit maupun penghimpunan dana masyarakat oleh BRI mampu tumbuh positif. Kami dapat menjaga sustainability pertumbuhan ini dengan fokus pada aspek likuiditas terutama pertumbuhan dana murah dan juga menjaga kualitas kredit terutama kredit yang kami restrukturisasi akibat pandemi Covid-19. BRI juga mampu mencatat pertumbuhan pendapatan non-bunga yang semakin baik dengan ditopang naiknya transaksi e-channel. Selain itu, Transformasi Digital melalui Business Process Reengineering mampu meningkatkan produktivitas bisnis sekaligus menjaga efisiensi operasional.” ujar Sunarso.

Dari sisi pembiayaan, BRI Group berhasil menyalurkan kredit sebesar Rp.1.104,79 triliun atau tumbuh 8,75% yoy. Penyaluran kredit kepada seluruh segmen pinjaman tercatat tumbuh positif, dengan penopang utama yakni segmen mikro yang tumbuh 15,07%, segmen konsumer tumbuh 5,27%, segmen korporasi tumbuh 3,76% serta segmen kecil & menengah tumbuh 2,71%.

“Secara khusus, portofolio kredit UMKM BRI tercatat tumbuh sebesar 9,81% dari Rp.837,82 triliun di akhir Juni 2021 menjadi Rp.920 triliun di akhir Juni 2022. Hal ini menjadikan proporsi kredit UMKM dibandingkan total kredit BRI terus merangkak naik, menjadi sebesar 83,27%,” imbuhnya.

Kemampuan BRI dalam menyalurkan kredit mampu diimbangi dengan manajemen risiko yang baik. Hal tersebut tercermin dari rasio NPL BRI secara konsolidasian yang terkendali di level 3,26%. Di sisi lain, BRI menyiapkan pencadangan sebagai langkah antisipatif atas potensi pemburukan kredit. NPL Coverage BRI tercatat sebesar 266,26% di akhir Kuartal II 2022, dimana angka ini meningkat dibandingkan dengan NPL Coverage di akhir Kuartal II 2021 yang sebesar 252,59%.

Strategi BRI dalam menjaga NPL yakni dengan selective growth, berfokus pada sektor-sektor yang memiliki potensi kuat serta eksposur minimum terhadap gejolak tersebut, seperti Pertanian, Industri bahan kimia, serta makanan dan minuman. “Upaya lain yang dilakukan BRI untuk menjaga NPL yakni selektif dalam menentukan kelayakan nasabah restrukturisasi dengan mempertimbangkan kondisi dan potensi bisnis nasabah, serta menerapkan soft landing strategy dengan menyiapkan pencadangan yang cukup untuk mengantisipasi terjadinya pemburukan kualitas kredit nasabah restrukturisasi”, ungkap Sunarso.

BRI juga berhasil mencatatkan kinerja positif dalam hal penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK). Hingga akhir Kuartal II 2022, DPK BRI tercatat tumbuh 3,70% menjadi Rp.1.136,98 triliun. Dana murah (CASA) menjadi pendorong utama pertumbuhan DPK BRI, dimana secara year on year meningkat sebesar 13,38%. Apabila dirinci, Giro tercatat tumbuh 25,63% dan Tabungan tumbuh 8,32%. Secara umum saat ini proporsi CASA BRI tercatat 65,12%, meningkat signifikan dibandingkan dengan CASA pada periode yang sama tahun lalu yakni sebesar 59,56%.

“Peningkatan CASA yang dilakukan oleh perseroan selaras dengan transformasi yang sedang dijalankan BRI, dimana inisiatif strategis yang dijalankan difokuskan untuk mengakselarasi CASA growth”, ungkapnya.

Kemampuan BRI dalam menyalurkan kredit dan pembiayaan juga didukung dengan likuiditas yang memadai dan permodalan yang kuat. Hal ini terlihat dari LDR bank secara konsolidasian yang terjaga di level 88,45% dengan Capital Adequacy Ratio (CAR) sebesar 25,06%.

“Strategi BRI yang terus fokus pada sustainability tidak hanya berdampak kepada kinerja keuangan yang positif, hal ini juga dinilai oleh berbagai pihak dari dalam maupun luar negeri secara independen dan transparan,” ungkap Sunarso.

Dari penilaian-penilaian oleh lembaga/pihak-pihak yang kredibel tersebut, dalam beberapa bulan terakhir BRI mendapatkan pengakuan bertaraf internasional yang diantaranya adalah sbb:

a) BRI dinobatkan sebagai perusahaan publik terbesar di Indonesia tahun 2022 oleh Forbes Global 2000 World’s Largest Public Companies. Secara keseluruhan, BRI menempati peringkat ke-349 di antara 2.000 perusahaan publik di seluruh dunia. Ranking tersebut naik dari urutan ke-362 pada tahun lalu.

b) BRI juga dinobatkan sebagai bank terbaik di Indonesia dan peringkat nomor 104 di dunia dalam daftar Top 1000 World Banks 2022 oleh The Banker, peringkat tersebut naik dari peringkat tahun lalu yang berada di posisi ke-131 dunia. The Banker sendiri merupakan media perbankan dan ekonomi ternama dunia yang bermarkas di London dan telah menjadi sumber informasi perbankan yang kredibel sejak tahun 1926.

c) Selain itu, pada awal Juli yang lalu BRI juga mendapat 2 penghargaan prestisius dari media asal Hongkong, The Asset Triple A. Penghargaan tersebut adalah The Best ‘SME Banker of The Year’ (CEO BRI Group, Sunarso) dan BRI sebagai The Best Treasury & Working Capital – SME.

“Capaian-capaian tersebut merupakan pelecut semangat bagi BRI Group untuk terus memberikan kinerja yang terbaik, serta mempertahankan posisi sebagai lembaga keuangan yang prominen di Indonesia”, pungkas Sunarso.

Indodana dan Bank Sampoerna Jalin Kerjasama Strategis Tingkatkan Akses Penyaluran Kredit

Jakarta, 27 Oktober 2021 – PT Artha Dana Teknologi (Indodana) menjalin kerjasama strategis dengan Bank Sahabat Sampoerna (Bank Sampoerna) dalam rangka meningkatkan akses penyaluran kredit. Diharapkan dengan kerjasama ini Indodana dapat meningkatkan kolaborasi dengan Bank Sampoerna untuk bersama menyalurkan pembiayaan kepada masyarakat.

Kemitraan strategis ini sekaligus membuktikan kepercayaan dan kerjasama yang makin tinggi dan menguntungkan antara Perbankan dan Fintek dalam upaya memperluas akses pembiayaan berbasis digital kepada masyarakat, UMKM dan mengakselerasi inklusi keuangan di Indonesia.

Jerry Anson selaku Direktur Indodana menyatakan, “Kerjasama strategis ini merupakan bentuk kepercayaan Bank Sampoerna kepada Indodana yang kian bertumbuh dan terus meningkatkan akses pembiayaan untuk mencapai masyarakat Indonesia yang lebih luas. Melalui pemanfaatan teknologi dan big data, Indodana membangun solusi yang memudahkan masyarakat untuk mengakses pinjaman dengan cepat dan aman. Khususnya, bagi masyarakat underbanked yang selama ini belum terjangkau oleh industri perbankan tradisional.”

Indodana akan menggunakan fasilitas pembiayaan tersebut untuk meningkatkan akses penyaluran layanan PayLater. Melalui aplikasi Indodana, pengguna dapat memperoleh limit Paylater hingga 25 juta rupiah yang dapat digunakan untuk belanja secara online dan juga offline. Sebagai platform paylater terkemuka di Indonesia, Indodana telah terdaftar dan memiliki izin usaha dari Otoritas Jasa Keuangan sebagai Penyelenggara Fintech Lending sejak 19 Mei 2020.

“Di tahun 2021, kami terus memperluas jangkauan merchant agar pengguna Indodana bisa merasakan kemudahan bertransaksi buy now, pay later. Dengan semakin banyaknya merchants bergabung akan terus mempermudah masyarakat untuk melakukan transaksi sehari-hari dengan menggunakan solusi Indodana PayLater.” ujar Jerry.

Sepanjang tahun 2020, Indodana telah mengembangkan bisnis Paylater dengan menggandeng e-commerce dan Payment Gateway terkemuka seperti Tokopedia, Blibli, Tiket.com, Mitra Bukalapak, Elevenia, iStyle, dan LinkAja. Selain e-commerce, Indodana juga telah bekerjasama dengan lebih dari 1.000 merchant dan gerai offline lain seperti Hush Puppies, Puma, Polytron, Kalbe, Atria, dan Hartono Elektronik.

Di tahun 2021 Indodana telah meningkatkan jangkauan layanan paylater hingga ke ratusan gerai-gerai offline di Indonesia. Hingga tahun 2021, Indodana telah memproses transaksi lebih dari Rp 2 triliun, aplikasi Indodana telah di download lebih dari 5 juta kali dan melayani masyarakat di lebih dari 35 kota di Indonesia.

Kini produk Indodana PayLater bisa dipakai untuk transaksi di ribuan merchants online dan offline di seluruh Indonesia. Penggunaan Indodana paylater secara offline sangat mudah, semudah bayar pakai paylater di merchant online. Pengguna bisa datang ke gerai-gerai partner Indodana pilih barang dan pilih tenor cicilan yang diinginkan melalui aplikasi Indodana lalu verifikasi pembelian tersebut.

Ditempat terpisah, Chief of SME, Funding, FI & Network Bank Sampoerna, Adji Anggono menegaskan bahwa Bank Sampoerna memiliki misi untuk memberdayakan masyarakat dengan memberikan kesempatan dan dukungan agar berhasil di sektor usaha mikro, kecil dan menengah melalui pemanfaatan teknologi digital. Karenanya, sangatlah tepat bahwa Bank Sampoerna menggandeng Indodana sebagai mitra strategis untuk sama-sama memperluas akses pembiayaan berbasis digital kepada masyarakat, dan mengakselerasi inklusi keuangan di Indonesia.

“Kerja sama dengan Indodana yang menyediakan layanan PayLater ini menjadi salah satu kolaborasi nyata yang inovatif untuk memberikan akses pendanaan kepada masyarakat yang membutuhkan. Kami berharap kerjasama ini bermanfaat bagi kemajuan UMKM di Indonesia,” lanjut Adji.

Indodana senantiasa berupaya memberikan kemudahan PayLater yang aman dengan penerapan sistem yang didukung oleh manajemen resiko mutakhir berbasis Artificial Intelligence, sistem keamanan bersertifikasi ISO 27001. Indodana terus berkomitmen untuk menjaga kualitas portofolio dengan meningkatkan kualitas dan parameter sistem kredit scoring secara konsisten dan mengutamakan prinsip prudent serta menerapkan mitigasi risiko yang baik. Dengan mengimplementasikan aspek kehati-hatian tersebut, diharapkan Indodana dapat terus menjaga kualitas portofolio.

Tentang Indodana

Indodana adalah platform paylater dari PT Artha Dana Teknologi yang didirikan sejak November 2017 dan mendapatkan izin OJK sejak Mei 2020 sesuai dengan keputusan OJK nomor KEP-15/D.05/2020 tanggal 19 Mei 2020. Visi Indodana adalah membantu masyarakat Indonesia untuk meningkatkan taraf hidup dengan memberikan akses terhadap produk keuangan. Misi Indodana adalah menggunakan teknologi untuk membantu Indonesia mencapai inklusi keuangan dengan memberikan akses produk keuangan kepada masyarakat yang selama ini belum terjangkau oleh industri perbankan tradisional.

Tentang Bank Sahabat Sampoerna (Bank Sampoerna)

Bank Sahabat Sampoerna (Bank Sampoerna) adalah Bank swasta yang berfokus pada pengembangan usaha mikro dan UKM.

Memanfaatkan jaringan GPN serta kerja sama dengan Jaringan Prima dan BERSAMA, nasabah Bank Sampoerna dapat memanfaatkan layanan electronic channel berupa Mobile Banking, Internet Banking, Virtual Account dan terminal lain seperti ATM dan mesin EDC yang dikelola bank manapun di seluruh Indonesia secara real-time.

Bank Sampoerna senantiasa melakukan transformasi digital dengan melakukan pemutakhiran sistem sesuai perkembangan teknologi terkini dan berkolaborasi dengan berbagai Penyelenggara Jasa Sistem Pembayaran seperti payment gateway, penyelenggara transfer dana, uang elektronik, dan berbagai penyelenggara fintech termasuk peer-to-peer lending, merchant aggregator serta fintech lainnya guna mendukung dan mengembangkan ekosistem keuangan digital yang saling terintegrasi dan bersinergi.

Beberapa produk dan layanan digital yang dimiliki oleh Bank Sampoerna antara lain Sampoerna Internet Banking, Mobile Banking, Virtual Account, Rekening Dana Lender, Phone Banking, QRIS Payment, Corporate Debit Card, dan layanan pinjaman berbasis web: PDaja.

Akulaku Finance & PermataBank Jalin Kerja Sama Strategis untuk Tingkatkan Pelayanan & Inklusi Keuangan

Jakarta, 2 September 2021– Perusahaan pembiayaan berbasis digital bagian dari Akulaku Group, PT Akulaku Finance Indonesia, menjalin kerja sama strategis dengan PT Bank Permata Tbk (PermataBank). Melalui kerja sama ini Akulaku Finance memperoleh fasilitas pendanaan dari PermataBank yang akan digunakan untuk meningkatkan pelayanan konsumen dan inklusi keuangan di Indonesia.

Presiden Direktur Akulaku Finance Indonesia Efrinal Sinaga mengungkapkan bahwa pemberian fasilitas ini merupakan tingginya kepercayaan dan besarnya komitmen yang diberikan untuk Akulaku Finance Indonesia. Akulaku Finance akan menggunakan fasilitas pendanaan tersebut untuk meningkatkan kapasitas dan variasi (multi scheme of funding) penyaluran pembiayaan perusahaan kepada para pelanggan Akulaku Finance Indonesia.

“Fasilitas pendanaan dari PermataBank ini merupakan suatu fasilitas di moment of truth yang tepat disaat peningkatan life style masyarakat yang cenderung kepada digitalisasi, contacless, dan cashless sehingga memungkinkan Akulaku Finance Indonesia untuk dapat melayani lebih banyak nasabah pembiayaan berbasis digital di seluruh Indonesia yang sejalan dengan pertumbuhan pembiayaannya di sepanjang tahun 2021,” ujarnya.

Dirinya mengungkapkan bahwa kerjasama strategis dengan PermataBank merupakan wujud kolaborasi yang erat dan visioner antara perbankan dan penyedia layanan pembiayaan berbasis digital, terutama dalam komitmen mewujudkan inklusi keuangan dan memberikan pelayanan terbaik bagi nasabah Akulaku Finance Indonesia dan PermataBank.

“Dalam menghadapi perubahan seperti yang terjadi saat ini, bank dan pelaku usaha jasa keuangan digital seperti Akulaku Finance mesti semakin banyak berkolaborasi untuk memperkuat ekosistem dan data mining satu sama lain. Kepercayaan dari mitra perbankan ini akan terus kami jaga dengan mengimplementasikan langkah-langkah mitigasi risiko yang baik,” ujar Efrinal.

Djumariah Tenteram, Direktur Retail Banking PermataBank mengungkapkan “Merupakan komitmen PermataBank untuk terus mengembangkan digitalisasi perbankan dan mendukung perkembangan mitra strategis kami, terutama melalui kemitraan dengan perusahaan pembiayaan berbasis teknologi terkemuka, PT. Akulaku Finance Indonesia, yang memiliki portofolio customer base yang luas dan sesuai dengan risk appetite PermataBank saat ini.

Melalui kemitraan ini kami berharap dapat menjangkau konsumen unbanked dan underserved yang jumlahnya masih cukup besar sekaligus memberikan akses  keuangan yang lebih luas bagi masyarakat Indonesia.”

PermataBank secara berkesinambungan membangun kemitraan dengan berbagai mitra strategis dalam rangka memperluas penetrasi pangsa pasar dan sekaligus mempererat kolaborasi dengan perusahaan pembiayaan berbasis teknologi yang memliki berbagai keunggulan dengan memanfaatkan kapabilitas teknologi.

Strategi ini dilakukan untuk mendukung pertumbuhan bisinis pembiayaan konsumen yang mengalami dampak dalam kondisi pandemi dan mendukung kinerja PermataBank sebagai salah satu bank terbesar di Indonesia.

Pada kuartal II 2021, pendapatan operasional PermataBank tumbuh 19% YoY, didukung dengan pertumbuhan total aset sebesar 34,8% YoY menjadi sebesar Rp212,9 triliun dan mencatatkan PermataBank sebagai salah satu 10 bank komersial terbesar di Indonesia berdasarkan total aset.

Akulaku Finance mencatatkan performa penyaluran pembiayaan senilai lebih dari Rp4,9 triliun di sepanjang semester pertama 2021, dengan tingkat NPF (nett) sebesar 0.6% Perusahaan juga menargetkan untuk menyalurkan pembiayaan sejumlah Rp7 triliun di sepanjang tahun 2021.

Tentang Akulaku Grup

Akulaku Group menyediakan berbagai layanan digital, di antaranya adalah layanan kredit secara online dan juga layanan marketplace. PT. Akulaku Silvrr Indonesia adalah perusahaan penyedia jasa aplikasi market place dan PT. Akulaku Finance Indonesia adalah penyedia layanan pembiayaan yang telah terdaftar dan diawasi oleh OJK.

Akulaku memungkinkan penggunanya untuk melakukan transaksi dengan metode cicilan yang dapat digunakan untuk pembayaran kredit di aplikasi Akulaku atau e-commerce lainnya. Saat ini, Akulaku telah tersedia di berbagai merchant offline maupun online seperti e-commerce Bukalapak, Shopee, BliBli, JD.ID dan lainnya serta telah bekerjasama dengan lebih dari 120.000 UMKM di Indonesia.

Sebagai penghargaan dan apresiasi dari masyarakat, PT Akulaku Finance Indonesia telah meraih sejumlah penghargaan selama semester-I tahun 2021 ini yakni ; “Digital Financing Of The Year 2021-Majalah Infobank”, dan penghargaan : “No.1 Online Financing Application 2021-Majalah SWA & Business Digest”

Tentang PermataBank

PermataBank adalah salah satu dari 10 bank terbaik di Indonesia dari sisi aset dengan permodalan terkuat di industri perbankan. Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (Kode: BNLI) dengan pemegang saham pengendali Bangkok Bank Public Company Limited, PermataBank menawarkan produk dan jasa inovatif melayani hampir 4 juta nasabah di 62 kota di Indonesia. Per 30 Juni 2021, PermataBank memiliki 293 kantor cabang, 4 cabang bergerak (Mobile Branch), 905 ATM dengan akses di lebih dari 100.000 ATM (VisaPlus, Visa Electron, MasterCard, Alto, ATM Bersama dan ATM Prima) dan jutaan ATM di seluruh dunia yang terhubung dengan jaringan Visa, Mastercard, Cirrus.

PermataBank telah meraih berbagai penghargaan service excellence di kategori Bank Umum dan Bank Unit Usaha Syariah, seperti Banking Service Excellence Award 2017-2021 oleh majalah InfoBank dan Market Research Indonesia (PermataBank Syariah terpilih sebagai Peringkat 1 Best Overall Performance untuk kategori Unit Usaha Syariah selama 11 tahun berturut-turut sejak 2010).

PermataBank juga meraih Top Digital Company Awards 2021 dari majalah Marketing, Top 50th Emiten Big Cap & The Best Disclosure and Transparency dalam The 12th ICCD Corporate Governance Conference and Award 2021 dan meraih Padmamitra Award 2020 tingkat Nasional dari Kementerian Sosial Republik Indonesia untuk PermataBRAVE yang merupakan program pemberdayaan Corporate Social Responsibility bagi penyandang disabilitas.

Sebagai pionir inovasi digital di pasar Indonesia, PermataBank meluncurkan PermataMobile X mobile banking super app yang menyederhanakan segala transaksi perbankan dengan lebih dari 200 fitur unggulan terbaru dalam satu aplikasi pada 2018 dan memperbarui platform internet banking PermataNet pada Oktober 2020. Nasabah juga dapat merasakan pengalaman online dan offline tanpa batas melalui lima Model Branch yang modern dan terdigitalisasi di seluruh wilayah Jabodetabek dan Bali yang menawarkan pengalaman simple, fast, and reliable.

OJK Perpanjang Restrukturisasi Kredit Hingga Maret 2023

Jakarta, Beritapers — Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dalam Rapat Dewan Komisioner, Kamis ini memutuskan untuk memperpanjang masa relaksasi restrukturisasi kredit perbankan selama satu tahun dari 31 Maret 2022 menjadi 31 Maret 2023. Perpanjangan relaksasi restrukturisasi kredit ini juga berlaku bagi BPR dan BPRS.

Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso menjelaskan bahwa keputusan itu diambil untuk terus menjaga momentum percepatan pemulihan ekonomi nasional dan stabilitas perbankan serta kinerja debitur restrukturisasi Covid19 yang sudah mulai mengalami perbaikan.

“Restrukturisasi kredit yang kami keluarkan sejak awal 2020 telah sangat membantu perbankan dan para debitur termasuk pelaku UMKM. Untuk menjaga momentum itu dan memitigasi dampak dari masih tingginya penyebaran Covid 19 maka masa berlaku relaksasi restrukturisasi kami perpanjang hingga 2023,” kata Wimboh.

Hingga saat ini, perbankan terus melanjutkan kinerja membaik, seperti pertumbuhan kredit yang positif mulai Juni dan angka loan at risk (LaR) yang menunjukkan tren menurun namun masih relatif tinggi. Sedangkan angka NPL sedikit mengalami peningkatan dari 3,06 persen (Des 2020) menjadi 3,35 persen (Juli).

Sementara itu Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan Heru Kristiyana mengatakan, perpanjangan relaksasi restrukturisasi kredit merupakan bagian dari kebijakan countercyclical dan menjadi salah satu faktor pendorong yang diperlukan untuk menopang kinerja debitur, perbankan, dan perekonomian secara umum.

“Perpanjangan restrukturisasi hingga 2023 diperlukan dengan tetap menerapkan manajemen risiko, mengingat adanya perkembangan varian delta dan pembatasan mobilitas, sehingga butuh waktu yang lebih bagi perbankan untuk membentuk Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN) dan bagi debitur untuk menata usahanya agar dapat menghindari gejolak ketika stimulus berakhir,” kata Heru.

Penerapan manajemen risiko dalam relaksasi restrukturisasi tetap menjadi pedoman dalam pelaksanaan kebijakan ini yang terdiri dari:

  1. Kriteria debitur restrukturisasi yang layak mendapatkan perpanjangan. Penerapan self assessment terhadap debitur yang dinilai mampu terus bertahan, masih memiliki prospek usaha, dan oleh karena itu layak mendapatkan perpanjangan.
  2. Kecukupan pembentukan CKPN. Terhadap debitur-debitur yang dinilai tidak lagi mampu bertahan setelah diberikan restrukturisasi pada tahap pertama, bank diminta mulai membentuk CKPN.
  3. Prasyarat Pembagian Deviden. Dalam hal bank akan melakukan pembagian dividen, agar mempertimbangkan ketahanan modal atas tambahan CKPN yang harus dibentuk untuk mengantisipasi potensi penurunan kualitas kredit restrukturisasi
  4. Stress testing dampak restrukturisasi terhadap permodalan dan likuiditas Bank

Ketentuan lengkap mengenai kebijakan perpanjangan relaksasi restrukturisasi kredit ini akan dimuat dalam POJK tentang Perubahan Kedua atas POJK Stimulus Covid 19 yang akan segera diterbitkan. Rapat Dewan Komisioner OJK juga memutuskan untuk mengeluarkan POJK tentang Perubahan Kedua atas POJK Kebijakan Stimulus BPR/BPRS.

POJK perpanjangan relaksasi restrukturisasi kredit akan mengatur penetapan kualitas aset dan restrukturisasi kredit atau pembiayaan yang mendukung stimulus pertumbuhan ekonomi terhadap Bank Umum Konvensional (BUK), Bank Umum Syariah (BUS), atau Unit Usaha Syariah (UUS) serta debitur yang terkena dampak penyebaran Covid 19 termasuk debitur usaha mikro, kecil, dan menengah berlaku sampai dengan 31 Maret 2023.

Sementara mengenai ketentuan dana pendidikan perbankan, kualitas Agunan Yang Diambil Alih (AYDA) serta Liquidity Coverage Ratio (LCR) dan Net Stable Funding Ratio (NSFR) serta Capital Conservation Buffer (CCB) tetap hanya akan berlaku sampai 31 Maret 2022.

Sebelumnya, OJK pada Maret 2020 telah mengeluarkan kebijakan quick response atas dampak penyebaran Covid 19 dengan menerbitkan POJK 11/POJK.03/2020 tentang Stimulus Perekonomian Nasional Sebagai Kebijakan Countercyclical Dampak Penyebaran Covid 2019 yang berlaku sampai dengan 31 Maret 2021.

Kemudian, dengan mempertimbangkan kondisi pandemi menjelang akhir tahun 2020 yang belum menunjukkan perbaikan, OJK melalui POJK No. 48/POJK.03/2020 tentang Perubahan atas POJK Stimulus Covid 19 melakukan perpanjangan kebijakan relaksasi dengan menekankan kewajiban penerapan manajemen risiko dan prinsip kehati-hatian dalam penerapan stimulus, serta menambahkan kebijakan terkait dengan likuiditas dan permodalan bank hingga 31 Maret 2022.

Per posisi Juli 2021, outstanding restrukturisasi Covid 19 sebesar Rp 778,9 triliun dengan jumlah debitur mencapai 5 juta dan 71,53% di antaranya adalah debitur UMKM. Outstanding kredit restrukturisasi Covid 19 ini menunjukkan penurunan bila dibandingkan dengan posisi di awal penerapan stimulus.

Kebijakan relaksasi restrukturisasi kredit ini juga diharapkan memberikan kepastian bagi perbankan maupun pelaku usaha dalam menyusun rencana bisnis tahun 2022, khususnya mengenai skema penanganan debitur restrukturisasi dan skema pencadangan.