Tag Archives: PLN

PLN akan menggandeng Hyundai untuk bisa membangun SPKLU yang berkapasitas 300 KW untuk mendukung sistem charging bisa lebih cepat saat KTT G20 di Bali pada 2022

Jakarta, 15 Desember 2021 – PT PLN (Persero) siap menyukseskan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 yang digelar di Bali pada Oktober 2022. Selain memastikan keandalan pasokan listrik, PLN juga menyediakan infrastruktur pengisian energi kendaraan listrik.
Direktur Niaga dan Manajemen Pelanggan PLN Bob Saril menjelaskan, pada pertemuan internasional tersebut banyak kepala negara yang akan menggunakan mobil listrik. Oleh karena itu, PLN akan menambah pengoperasian Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) Ultra Fast Charging sebanyak 10 unit, sedangkan yang sudah dioperasikan saat ini sebanyak 10 unit.
SPKLU Ultra Fast Charging ini penting karena banyak mobil dari kepala negara ini yang membutuhkan daya lebih besar, sementara SPKLU yang saat ini berkapasitas 150 kiloWatt (kW) belum memadai. PLN pun akan menggandeng Hyundai untuk bisa membangun SPKLU berkapasitas 300 kW untuk mendukung sistem charging bisa lebih cepat.
“Kami bekerja sama dengan Hyundai berapa banyak dibutuhkan. Karena ada perbankan Korea itu mau kasih grant itu. Ini akan kami fokuskan di Bali. Di situ, ada mobil kepala negara yang berbasis listrik yang lumayan besar listriknya, jadi kita akan punya ultra fast charging,” ujar Bob.
Jika dengan SPKLU berdaya 150 kW pengisian dari 0 hingga 100 persen mobil Hyundai Ioniq 5 membutuhkan waktu sekitar 1 jam, maka dengan SPKLU berdaya 300 kW hanya membutuhkan waktu sekitar 20 menit.
Bob menegaskan, PLN berperan aktif dalam mendukung pemerintah mencapai transisi energi. Berbagai upaya pun telah dilakukan PLN untuk mendukung transisi ke energi bersih, salah satunya dengan mendorong percepatan ekosistem kendaraan listrik.
“Kami mengambil bagian penting dalam aspek ini. Kami saat ini terus aktif mengembangkan iklim kendaraan listrik. Dengan adanya ekosistem maka percepatan kendaraan listrik bisa segera dicapai,” kata Bob.
Bob mengungkapkan, berdasarkan data yang ada saat ini, dari 14.400 unit kendaraan listrik yang telah beroperasi, sekitar 12 ribu lebih diantaranya adalah motor listrik dan 1.656 unit merupakan mobil listrik. PLN pun terus aktif menyediakan SPKLU untuk mendukung pertumbuhan kendaraan listrik.
“Saat ini total SPKLU yang kita punya sudah ada 63 unit. Tahun depan kita akan masif menambah SPKLU ini. Khususnya di jalan tol. Untuk di Jawa Bali tahun depan akan kami tambah dan juga untuk di Tol Sumatera, sehingga para pemilik kendaraan listrik tak lagi ragu untuk menggunakan kendaraan listriknya. Pasokan listriknya aman,” ujar Bob.
Chief Operating Officer Hyundai Motor Asia Pasific, Lee Kang Hyun menjelaskan, kerja sama dengan PLN dalam mensukseskan acara G20 merupakan pilot project  untuk memasifkan penggunaan kendaraan listrik.
Lee Kang Hyun menjelaskan, pada perhelatan G20 pemerintah menunjuk Hyundai untuk menghadirkan kendaraan listrik sebagai official car bagi para pemimpin negara. Hyundai pun akan mengeluarkan dua tipe mobil listrik besutan baru.
“Pemerintah menunjuk hyundai untuk menyediakan mobil listrik untuk perhelatan G20 nanti. Kita akan mempersembahkan untuk G20, mobil listrik G80, yang special edition. Lalu, mobil listrik yang dipabrikasi di Cikarang, Ionic 5, itu yang akan dipakai dalam G20,” ujar Lee Kang Hyun.
Pilot project bersama PLN dalam perhelatan G20 ini, kata Lee akan menjadi contoh penggunaan kendaraan listrik. Ajang ini menjadi showcase penggunaan mobil listrik yang juga sebagai salah satu simbol tema utama G20 yaitu transisi ke energi bersih.
“Kami bahas dengan Pemerintah Provinsi Bali dan PLN terkait ketersedian infrastruktur listrik. Kita bisa bikin jadi contoh kalau bisa mendorong mobil listrik di Bali. Kalau ini berhasil, ini bisa menyebarluaskan di kota lain,” ujar Lee Kang Hyun.
Sekilas Tentang PLN
PT PLN (Persero) adalah BUMN kelistrikan yang terus berkomitmen dan berinovasi menjalankan misi besar menerangi dan menggerakkan negeri. Memiliki visi menjadi perusahaan listrik terkemuka se-Asia Tenggara, PLN bergerak menjadi pilihan nomor 1 pelanggan untuk Solusi Energi. PLN mengusung agenda Transformasi dengan aspirasi Green, Lean, Innovative, dan Customer Focused demi menghadirkan listrik untuk Kehidupan yang Lebih Baik. PLN dapat dihubungi melalui aplikasi PLN Mobile yang tersedia di PlayStore atau AppStore

Dirut Baru PLN Siap Lanjutkan Tranformasi, Transisi Energi hingga Atasi Oversupply Listrik

Jakarta, 6 Desember 2021 – Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo akan melanjutkan transformasi di segala lini untuk meningkatkan layanan kepada pelanggan sehingga  dapat mendongkrak perekonomian nasional. Hal ini menjadi salah satu amanat pemerintah kepada Darmawan saat dilantik sebagai nakhoda PLN.
“Tadi kami sudah mendapat perintah langsung dari Pak Menteri BUMN. Pak Erick memberi arahan untuk melanjutkan transformasi PLN,” kata Darmawan, saat berbicang dengan awak media, di Kantor Pusat PLN, Jakarta, Senin (6/12).
Menurut Darmawan, PLN akan memperkokoh fondasi yang sudah diletakkan oleh Dirut PLN sebelumnya Zulkifli Zaini, yaitu transformasi korporasi di segala lini.
“Kami sepenuh hati akan menjalankan arahan Bapak Presiden, kebijakan strategis yg diberikan oleh Kementerian BUMN, Kementerian ESDM, dan Kementerian Keuangan, dengan meneruskan program yang telah dijalankan oleh BoD PLN di bawah kepemimpinan Pak Zulkifili Zaini yang luar biasa,” kata pria yang pernah menjabat sebagai Komisaris PLN pada 2018-2019 ini.
Sejak April 2020, PLN menjalankan program Transformasi sebagai langkah penting perusahaan, melalui 4 pilar yakni Green, Lean, Innovative, dan Customer Focused. Restrukturisasi korporasi juga akan terus dijalankan agar perusahaan semakin lincah dalam menghadapi tantangan.
Darmawan mengungkapkan, tranformasi dilatar belakangi arahan Presiden Jokowi dan kebijakan Pemerintah dalam mengelola secara optimal cadangan daya, mempersiapkan transisi energi, menjadi penggerak pemulihan ekonomi nasional pasca Covid-19.
Dalam transisi energi ini, tantangan sektor ketenagalistrikan akan menjadi semakin kompleks dan dituntut melakukannya tanpa membebani APBN dan masyarakat. Sehingga target Net Zero Emission pada 2060 seperti yang dicanangkan pemerintah mampu memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi Indonesia.
Untuk menunjang target tersebut, pemerintah telah mengesahkan RUPTL 2021-2030 yang memperioritaskan penggunaan pembangkit berbasis EBT sebesar 51 persen.
“Ini tugas khusus, masa transisi ini harus berjalan dengan smooth. investasi, inovasi, teknologi, dan kolaborasi akan kita galakkan. Tentunya sesuai dengan arahan Presiden, proses transisi juga jangan membebani APBN,” ujar lulusan program Post Doctoral di Nicholas Institute Duke University, Amerika Serikat ini.
Tiga strategi utama Atasi Oversupply Listrik
Tak hanya melanjutkan transformasi dan transisi energi,  Darmawan juga mendapat tugas mengatasi kelebihan pasokan listrik  ( oversupply). Untuk mengatasi hal ini, Darmawan memiliki tiga strategi utama yang akan dijalankan PLN.
“Tadi kami sudah mendapat perintah langsung dari Pak Menteri BUMN. Pak Erick memberi arahan untuk kami di PLN bisa menyelesaikan kondisi oversupply,” kata Darmawan.
Strategi pertama, kata dia adalah memasifkan kendaraan listrik dan meningkatkan electrifiying lifestyle. Dengan penggunaan kendaraan listrik, lanjut Darmawan, selain bisa meningkatkan konsumsi listrik nasional juga bisa meningkatkan efisiensi masyarakat dari sisi pengeluaran biaya energi.
Bayangkan saja dengan 1 kwh listrik seharga Rp 1.444,7 bisa menempuh 10 km. Jika dibandingkan BBM untuk 1 liter bensin seharga Rp 9.000 dengan jarak tempu yang sama.
“Ini jauh lebih hemat bagi masyarakat. Juga di satu sisi, langkah ini juga akan berdampak pada neraca perdagangan kita dengan mengurangi beban impor minyak mentah,” ujar Darmawan.
Kedua, PLN juga semakin fokus menggiatkan program electriying agriculture dengan menyasar para petani dan petambak. Dengan program ini, PLN menggantikan alat operasional pertanian dan petambak ikan yang tadinya berbasis diesel menjadi berbasis listrik.
“Petani dan petambak jadi lebih hemat dan peralatan jauh lebih tidak bising dan bisa meningkatkan produktivitas petani dan petambak,” ujar Darmawan.
Ketiga, kata dia PLN menyasar captive market. Selama ini, masih banyak industri yang menggunakan pembangkit listrik sendiri. PLN menawarkan untuk industri beralih ke listrik PLN agar lebih efisien dalam sisi operasional.
“Dengan menyerahkan pasokan listrik ke PLN, industri bisa lebih fokus dalam mengoptimalkan produksi dan utilitasnya,” kata Darmawan.
Tentunya, PLN  harus bekerja sama dan kolaborasi dengan para stakeholder agar program ini dapat berjalan dengan lancar. Lebih dari itu, langkah tersebut akan dikoordinasikan dan diharmonisasikan dengan kebijakan Kementerian, sehingga dampak positifnya dapat dirasakan oleh industri dan masyarakat.
“Kami mohon dukungan, bimbingan, masukan, kerja sama, dan kolaborasi, sehingga kehadiran PLN makin memberikan manfaat dan kebaikan bagi negeri,” tambahnya.
Darmawan juga berjanji akan melanjutkan apa yang sudah dicanangkan dalam transformasi PLN untuk mencapai visi bersama seluruh anggota perusahaan.
“Tentu kepemimpinan Pak Zulkifli Zaini sudah membangun fondasi transformasi ini akan kita lanjutkan agar visi perusahaan dapat tercapai dan PLN akan terus menerangi Indonesia,” ucap Darmawan.
Sebelumnya, pada Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) PLN tahun 2021 memutuskan mengangkat dan menetapkan Darmawan sebagai Direktur Utama PLN, menggantikan Zulkifli Zaini. Surat Keputusan RUPS disampaikan oleh Menteri BUMN di Kantor Pusat PT PLN (Persero) di Jakarta dan berlaku sejak 6 Desember 2021.
Dalam acara tersebut turut hadir, Menteri BUMN Erick Thohir, Wakil Menteri BUMN I, Pahala Nugraha Mansury, Deputi Kementerian BUMN, jajaran Komisaris PLN, dan seluruh Direksi PLN.

Dukung Transisi Energi, PLN Optimistis PLTA Asahan III Beroperasi 2024

Medan, 02 Desember 2021 – PT PLN (Persero) memastikan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Asahan III senilai Rp 5 triliun beroperasi pada 2024. Pengoperasian proyek kerja sama antara Jepang dan Indonesia tersebut akan memperkuat keandalan pasokan listrik di Sumatera Utara.
General Manager PLN Unit Induk Pembangunan (UIP) Sumatera Bagian Utara (Sumbagut) Octavianus Padudung mengatakan, meski masih dalam suasana pandemi Covid-19, PLN berkomitmen untuk menyelesaikan PLTA Asahan III tepat waktu. Kehadiran pembangkit berkapasitas 2×87 megawatt (MW) ini akan mendukung upaya pemerintah untuk mempercepat transisi energi.
“Jika mega proyek ini selesai akan dihasilkan daya 174 MW dan keuntungan lainnya bahwa pembangkit menggunakan tenaga air ini sangat efisien dan ramah lingkungan,” kata Octavianus.
Terletak di Kabupaten Asahan dan Kabupaten Toba, Sumatera Utara, PLTA Asahan III merupakan salah satu proyek strategis nasional yang akan mendukung keandalan sistem kelistrikan Sumatera Utara.
“Dengan adanya tambahan pasokan daya, kami semakin siap menyambut para investor yang hendak membangun industri di provinsi Sumatera Utara,” ungkapnya.
Pada tahun ini, PLN memulai kontruksi Sungai Asahan dan telah berhasil dialihkan ke sungai bendung pengarah (river diversion channel) sehingga pembangunan bendung gerak (intake weir) dapat segera dilaksanakan. Sementara pada sisi hilir, pekerjaan ekskavasi rumah pembangkit bawah tanah power house yang dimulai sejak Juni 2020, telah dinyatakan selesai pada Mei 2021.
Power house merupakan bangunan utama tempat beroperasinya turbin dan generator dan berada di bawah tanah pada kedalaman lebih kurang 150 meter. Pekerjaan terowongan bawah tanah (tunnel) secara keseluruhan telah dicapai sepanjang 3,8 kilometer (km) dari total 7,8 km.
Dengan selesainya proses ekskavasi power house ini, maka salah satu tahap kritis pada pembangunan proyek PLTA Asahan III telah berhasil dilewati. Teknologi ini tak hanya membuat pembangkit makin andal tetapi juga lebih efisien.
“Tentunya pengoperasian pembangkit ini juga dapat menurunkan biaya pokok penyediaan tenaga listrik di Sumatera Utara, serta meningkatkan pelayanan PLN kepada konsumen dengan penyediaan energi listrik yang lebih andal dan efisien,” ujar Octavianus.
PLN pun menerima kunjungan Duta Besar Jepang untuk Indonesia, HE Mr. Kenji Kanasugi di PLTA Asahan III. Kunjungan Kenji, untuk melihat kemajuan proyek kerja sama antara Jepang dan Indonesia dalam mengakselerasi energi bersih di Indonesia.
Proyek PLTA Asahan III saat ini digarap oleh Shimizu Adhikarya Join Operation. PLTA berkapasitas 2×87 MW ini rencananya mulai beroperasi pada 2024. Kenji pun kagum atas kemajuan pembangunan PLTA ini, sebagai wujud komitmen kedua negara untuk memasifkan energi bersih dan mencapai net zero emission ke depan.
“Proyek PLTA Asahan III ini merupakan salah satu proyek penting terkait Hubungan bilateral Indonesia dan Jepang. Karena itu, kami sengaja datang kesini untuk memberikan dukungan terhadap penyelesaiannya,” ucap Kenji.
Sekilas Tentang PLN
PT PLN (Persero) adalah BUMN kelistrikan yang terus berkomitmen dan berinovasi menjalankan misi besar menerangi dan menggerakkan negeri. Memiliki visi menjadi perusahaan listrik terkemuka se-Asia Tenggara, PLN bergerak menjadi pilihan nomor 1 pelanggan untuk Solusi Energi. PLN mengusung agenda Transformasi dengan aspirasi Green, Lean, Innovative, dan Customer Focused demi menghadirkan listrik untuk Kehidupan yang Lebih Baik. PLN dapat dihubungi melalui aplikasi PLN Mobile yang tersedia di PlayStore atau AppStore

Akselerasi Transisi Energi di RI, PLN Jalin Kerja Sama dengan AFD Prancis

Jakarta, 26 November 2021 – Upaya PT PLN (Persero) mencapai Carbon Neutral 2060 melalui transisi energi kali ini mendapatkan dukungan dari Badan Pembangunan Prancis (Agence Française de Développement/AFD). Komitmen ini tertuang melalui penandatanganan Surat Niatan penguatan kerja sama Prancis dan Indonesia di bidang energi pada Rabu (24/11/2021).
Surat Niatan ditandatangani oleh Deputi Bidang Koordinasi Kedaulatan Maritim dan Energi Basilio Dias Araujo, Direktur Utama PLN Zulkifli Zaini, Duta Besar Prancis di Indonesia Olivier Chambard, dan Direktur Badan Pembangunan Prancis (AFD) Indonesia Resident Mission Emmanuel Baudran, di hadapan Menteri Luar Negeri dan Eropa Jean Yves Le Drian dan Bapak Luhut Binsar Panjaitan, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi.
Melalui penandatanganan tersebut, Indonesia dan Prancis memperkuat kerja sama dengan memobilisasi dukungan teknis dan keuangan dari Grup AFD untuk transisi energi dan energi baru terbarukan (EBT) di Indonesia. Salah satu poin perjanjian ini adalah komitmen jumlah indikatif dukungan sebesar 500 juta euro untuk 5 tahun ke depan.
Direktur Utama PLN Zulkifli Zaini menyampaikan, PLN berkomitmen untuk mendukung percepatan transisi energi demi masa depan yang lebih baik. Di tengah upaya menekan emisi karbon, perusahaan memiliki beberapa pendekatan untuk memastikan bisnis ketenagalistrikan yang berkelanjutan.
“Di antaranya memastikan operasional perusahaan ramping dan efisien, memberikan energi hijau untuk masa mendatang, dan menjadi perusahaan yang berfokus pada pelanggan dengan memberikan layanan yang andal serta terjangkau,” ujarnya.
Dalam mengakselerasi Carbon Neutral 2060, Zulkifli mengungkapkan empat hal yang harus menjadi perhatian agar transisi energi dapat berjalan dengan mulus.
Pertama, penyesuaian tarif listrik untuk pelanggan. Kedua, investasi skala besar. Ketiga, penerapan teknologi dalam skala besar. Keempat, investasi pelanggan untuk beralih menggunakan peralatan rendah karbon.
“Dengan begitu, pengembangan bisnis dan kampanye electrifying lifestyle perlu lebih digaungkan. Sebut saja, seperti penggunaan kompor listrik, kendaraan listrik, dan perdagangan emisi,” ujar Zulkifli.
Dalam skenario business as usual (BAU), emisi sektor listrik mencapai 0,92 miliar ton CO2 pada 2060. Maka dari itu, PLN meluncurkan strategi demi menjadi perusahaan listrik yang bersih dan hijau. Salah satunya dengan menghentikan pembangunan serta memensiunkan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) eksisting secara bertahap.
“Berdasarkan peta jalan, PLN akan memensiunkan PLTU sub-critical sebesar 10 Giga Watt (GW) pada tahun 2035. Kemudian PLTU super critical sebesar 10 GW juga akan dipensiunkan pada tahun 2045. Tahap terakhir pada tahun 2055, PLTU ultra super critical 55 GW dipensiunkan,” katanya.
Pada saat bersamaan, PLN akan berinvestasi untuk mempercepat peningkatan kapasitas pembangkit energi baru terbarukan (EBT) hingga 20,9 GW, serta pengembangan teknologi penyimpanan listrik dalam bentuk baterai berukuran besar hingga teknologi penangkapan karbon dan hidrogen. Program lain yang disiapkan PLN untuk mendukung transisi energi yaitu ekspansi gas, program co-firing, konversi PLTD ke EBT, hingga peningkatan efisiensi energi dan pengurangan susut jaringan.
“Setidaknya PLN membutuhkan investasi lebih dari USD 500 miliar untuk mendukung pencapaian Carbon Neutral pada 2060.  Oleh karena itu, PLN membutuhkan dukungan dari banyak pihak untuk menjalankan transisi energi ini,” imbuh Zulkifli.
Di sisi lain, selama 10 tahun terakhir, AFD telah memobilisasi 520 juta euro untuk mendukung Indonesia dalam reformasi sektor energi, pembiayaan investasi publik, dan mobilisasi tenaga ahli dari Prancis. Dalam jangka waktu tersebut, Indonesia telah mengalami pertumbuhan ekonomi signifikan yang menyebabkan konsumsi energi menjadi dua kali lipat.
Untuk turut berkontribusi mengendalikan perubahan iklim, Indonesia berkomitmen mengurangi emisi gas rumah kaca (GRK) dalam kerangka Perjanjian Paris sebesar 29 persen dari skenario BaU dengan upaya sendiri dan 41 persen dengan dukungan masyarakat internasional.
Dengan penguatan kerja sama ini, maka AFD akan membantu Indonesia dalam bentuk hibah untuk bantuan teknis dalam persiapan dan pelaksanaan proyek, pinjaman lunak kepada pemerintah Indonesia dan PLN, atau bahkan pinjaman kepada sektor swasta untuk investasi energi terbarukan dan efisiensi energi.
Melalui komitmen ini, diharapkan mampu menghasilkan pengumuman rencana netralitas karbon di sektor energi pada tahun 2021, yang akan dicapai pada tahun 2050.
Pemerintah pun telah mengeluarkan pengumuman moratorium pembangunan pembangkit listrik baru di batu bara, serta publikasi rencana investasi PLN (RUPTL – Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik) 2021-2030.
Pada RUPTL terhijau yang pernah ada ini, porsi energi baru terbarukan (EBT) lebih besar yakni 51,6 persen atau 20.923 MW, sementara porsi energi fosil lebih rendah yakni 48 persen atau 19.652 MW.
Sekilas Tentang PLN
PT PLN (Persero) adalah BUMN kelistrikan yang terus berkomitmen dan berinovasi menjalankan misi besar menerangi dan menggerakkan negeri. Memiliki visi menjadi perusahaan listrik terkemuka se-Asia Tenggara, PLN bergerak menjadi pilihan nomor 1 pelanggan untuk Solusi Energi. PLN mengusung agenda Transformasi dengan aspirasi Green, Lean, Innovative, dan Customer Focused demi menghadirkan listrik untuk Kehidupan yang Lebih Baik. PLN dapat dihubungi melalui aplikasi PLN Mobile yang tersedia di PlayStore atau AppStore

Sekilas Tentang AFD

Badan Pembangunan Prancis (AFD) menerapkan kebijakan Prancis tentang pembangunan dan solidaritas internasional. Melalui kegiatan pendanaan sektor publik dan LSM, pekerjaan penelitian dan publikasi (edisi AFD), pelatihan pembangunan berkelanjutan (Kampus AFD) dan peningkatan kesadaran di Prancis, ia membiayai, mendukung, dan mempercepat transisi menuju dunia yang lebih adil dan lebih tangguh.

Dengan mitra kami, kami membangun solusi bersama, dengan dan untuk penduduk Selatan. Tim kami terlibat dalam lebih dari 4.000 proyek di lapangan, di wilayah luar negeri, di 115 negara dan wilayah dalam krisis, untuk kepentingan bersama – iklim, keanekaragaman hayati, perdamaian, kesetaraan gender , pendidikan atau bahkan kesehatan. Dengan demikian, kami berkontribusi pada komitmen Prancis dan Prancis dalam mendukung Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs). Untuk dunia yang sama.

Tingkatkan Layanan Sertifikat EBT, PLN Perluas Kolaborasi dengan CEIA di COP26

Glasgow, 3 November 2021 – Respon terhadap layanan Renewable Energy Certificates (REC) yang diluncurkan PT PLN (Persero) pada November 2020 sangat positif. PLN pun mematangkan kerja sama dengan Clean Energy Investment Accelerator (CEIA) untuk dapat menciptakan transformasi pemanfaatan energi terbarukan.

Kerja sama ini ditandai dengan pertemuan antara Global Energy Director World Resources Institute (WRI), Jennifer Layke, selaku perwakilan CEIA dan Direktur Manajemen Sumber Daya Manusia PLN Syofvi Roekman dalam ajang COP26 yang berlangsung di Glasgow. PLN dan CEIA menegaskan kelanjutan Nota Kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU) yang sudah dilakukan pada 28 Oktober 2021 di Jakarta.

Direktur Manajemen Sumber Daya Manusia PLN Syofvi Roekman memaparkan REC yang merupakan produk kolaborasi PLN dan CEIA mendapatkan respon positif dari sektor komersial, industri, dan individu. Melalui kelanjutan kerja sama ini, PLN berharap dapat menghasilkan lebih banyak produk energi ramah lingkungan untuk konsumen dan mencapai target pengurangan emisi karbon pada 2030.

Sertifikasi Renewable Energy Certificate (REC) merupakan layanan PLN berupa pengakuan penggunaan energi baru terbarukan (EBT). REC ini merupakan bukti kepemilikan sertifikat standar internasional atas produksi tenaga listrik yang dihasilkan dari pembangkit energi terbarukan.

Dia mencontohkan, generasi pertama dari REC sebesar 140 Mega Watt (MW) dari Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Kamojang, telah habis diserap 28 perusahaan. Bahkan, saat ini sudah ada 50 perusahaan mengantre untuk bisa membeli REC selanjutnya.

“Melihat respon dari pasar, tentunya PLN harus mempercepat pembangunan pembangkit EBT. Oleh karena itu, pada RUPTL 2021-2030 kapasitas pembangkit energi baru terbarukan (EBT) sebesar 20,923 Mega Watt (MW) pada 2030 untuk dapat memenuhi permintaan yang sudah masuk,” papar Syovfi, saat mengisi acara ‘Catalyzing Changes: Transitioning Indonesia’s State-owned Utility toward Renewable Energy’ di SDG7 Pavilion COP26, Selasa (2/10/2021).

Melalui kerja sama ini juga akan dilakukan asistensi teknis untuk mengembangkan layanan-layanan inovatif, seperti green tariff sebagai salah satu opsi pengadaan energi terbarukan untuk korporasi atau peluang PLN untuk menjadi local issuer atau entitas lokal yang berhak menerbitkan REC sesuai standar yang telah ditetapkan dan diakui secara internasional. Sebagai local issuer, PLN diharapkan dapat menjadi pendaftar utama dalam menerbitkan REC secara nasional.

Selain produk yang memberikan pilihan pembelian listrik terbarukan kepada pelanggan ini, PLN juga berencana untuk mengeksplorasi inovasi baru bersama dengan CEIA sebagai bagian dari akselerasi pengurangan karbon di Indonesia. Kerja sama ini diharapkan juga dapat mengakselerasi pengembangan kapasitas, diseminasi informasi terkait penelitian, dan melaksanakan berbagai kegiatan untuk memfasilitasi permintaan konsumen listrik.

Sebagai perusahaan listrik nasional, Syovfi menambahkan, PLN telah menyatakan ikut berperan aktif dalam mengurangi emisi karbon. Melalui kerja sama dengan CEIA, PLN akan mengakselerasi pengembangan kapasitas, diseminasi informasi terkait penelitian, dan melaksanakan berbagai kegiatan untuk memfasilitasi permintaan konsumen listrik semakin cepat terealisasi.

“Selain mendukung PLN, MoU tersebut mencakup komitmen dan dukungan dari kedua belah pihak untuk mengembangkan lebih banyak produk energi hijau bagi konsumen. Dalam MoU ini, CEIA dan PLN juga akan menjajaki kemungkinan solusi untuk mengurangi emisi di sektor komersial dan industri,” kata Syofvi.

Kerja sama ini juga semakin mempertegas komitmen PLN bersama pemerintah Indonesia, untuk meningkatkan porsi energi terbarukan dalam bauran energi nasional. Sebagai langkah awal, PLN optimistis dapat berkontribusi memenuhi target Nationally Determined Contribution (NDC) Indonesia pada 2030 melalui beberapa langkah strategis.

“PLN sendiri memiliki target untuk mencapai karbon netral pada 2060. Sebagai langkah awal, PLN berkomitmen untuk berkontribusi memenuhi target NDC Indonesia pada tahun 2030 melalui beberapa langkah strategis. Kolaborasi dengan CEIA merupakan langkah penting untuk mempercepat realisasi target kami,” ujarnya.

Pada kesempatan yang sama, Global Energy Director WRI Jennifer Layke menyebutkan, kerja sama ini diperlukan untuk mencapai target bauran Indonesia sebanyak 23 persen pada 2025. Seiring dengan upaya negara untuk pulih dari dampak pandemi, ada peluang untuk mendorong tujuan pembangunan berkelanjutan dan mencapai ekonomi energi bersih yang lebih adil.

“PLN akan menjadi kunci untuk kemajuan ini. Selama dua tahun terakhir, melalui Clean Energy Investment Accelerator (CEIA), WRI dan Allotrope Partners, serta NREL telah mendukung PLN dalam pengembangan produk energi terbarukan, salah satunya adalah REC,” ucapnya.

Jennifer sadar jika tantangan yang dihadapi oleh pengembangan EBT di sektor ketenagalistrikan bukan hanya tentang pemilihan bahan bakar saja. Masih ada tantangan bagaimana produk EBT yang telah diproduksi ini bisa diserap oleh pasar.

“Saya menyambut positif dengan apa yang terjadi di PLN. Bagaimana permintaan pasar, perkembangan teknologi, dan aset PLN yang terdiversifikasi ke EBT menjadi satu sistem dapat diterima. Saya rasa masa depan PLN akan sangat cerah ke depan,” imbuhnya.

Seiring dengan semakin rendah biaya EBT, serta banyak pilihan teknologinya yang tersedia, tentunya ada kesempatan untuk membangun sesuatu yang berbeda dalam menghadapi disrupsi akibat pemanasan global. PLN harus mempersiapkan perpindahan teknologi yang akan terjadi seiring waktu.

“Dengan adanya kemitraan baru yang akan berlangsung selama dua tahun ke depan, kami berharap ini akan mendorong lebih banyak solusi listrik terbarukan. Kami percaya bahwa transisi energi tidak dapat dicapai tanpa kolaborasi, maka kami akan terus mendukung PLN agar dapat mempercepat langkah Indonesia menuju masa depan energi terbarukan,” ucap Jennifer.

Sekilas Tentang PLN

PT PLN (Persero) adalah BUMN kelistrikan yang terus berkomitmen dan berinovasi menjalankan misi besar menerangi dan menggerakkan negeri. Memiliki visi menjadi perusahaan listrik terkemuka se-Asia Tenggara, PLN bergerak menjadi pilihan nomor 1 pelanggan untuk Solusi Energi. PLN mengusung agenda Transformasi dengan aspirasi Green, Lean, Innovative, dan Customer Focused demi menghadirkan listrik untuk Kehidupan yang Lebih Baik. PLN dapat dihubungi melalui aplikasi PLN Mobile yang tersedia di PlayStore atau AppStore.

Teken Perjanjian Jual Beli Tenaga Listrik 2.270 MVA, PLN Pastikan Siap Dukung Investasi Sektor Bisnis dan Industri

Jakarta, BeritaPers- Hadirnya investasi pasca pandemi Covid-19 akan menjadi kunci dari pemulihan ekonomi Indonesia. PT PLN (Persero) sebagai satu-satunya Badan Usaha Milik Negara (BUMN) pemasok listrik berkomitmen untuk mendukung pemenuhan kebutuhan sektor industri dan bisnis listrik, serta menyambut investasi baru.

Melalui penandatanganan Perjanjian Jual Beli Tenaga Listrik (PJBTL) dan Nota Kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU) dengan pelanggan tegangan tinggi, PLN telah membuktikan bisa memenuhi kebutuhan listrik sepenuhnya dengan kualitas yang baik dan dapat diandalkan.

Total ada 13 PJBTL dan MoU yang ditandatangi pada kesempatan kali ini. Sementara total daya listrik yang akan disuplai oleh PLN kepada para pelanggan tegangan tinggi mencapai 2.270 Mega Volt Ampere (MVA).

Pasok listrik ini nantinya akan disalurkan kepada PT Huadi Nickel-Alloy Indonesia,  PT Stargate Mineral Asia, PT Aquila Cobalt Nickel, PT Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC), PT Wahana Lestari Investama, PT Sampoerna Kayu, dan PT Gebe Industry Nickel. Termasuk diantaranya produk Renewable Energy Certificate (REC) yang diserap oleh PT Sumitomo Indonesia.

Menteri Investasi/BKPM Bahlil Lahadalia yang diwakili oleh Deputi Bidang Pengendalian Pengadaan Penanaman Modal BKPM Imam Soejoedi menegaskan, PLN sebagai perpanjangan tangan Pemerintah, harus memenuhi kebutuhan listrik dan memberikan pelayanan terbaik untuk seluruh pelanggan.

“MoU ini merupakan sejarah bagi PLN, jual beli tenaga listrik yang terbesar hingga saat ini, 2.270 MVA,” kata Imam saat memberikan sambutan pada acara ‘Penandatanganan SPJBTL dan MoU Pelanggan Tegangan Tinggi’ di Kantor Pusat PLN, Jakarta, Jumat (29/10/2021).

Dia pun mengapresiasi PLN yang proaktif, menghadirkan listrik yang andal dengan harga kompetitif dan berkualitas. Terlebih mengingat PLN sebagai BUMN yang bergerak di sektor jasa penyediaan listrik membuktikan mampu meningkatkan kapasitas dan kapabilitasnya untuk meningkatkan kepuasan pelanggan.

“Ini kolaborasi yang sangat baik. Setiap investasi tentunya membutuhkan listrik dengan kualitas yang baik,” katanya.

Melalui dukungan penuh dari PLN, pihaknya optimis dapat mewujudkan Indonesia maju pada 2045 dengan memastikan hadirnya investasi yang menjadi tulang punggung perekonomian dalam negeri.

“Komposisi pertumbuhan ekonomi adalah konsumsi, investasi, serta ekspor dan impor. Di tengah situasi saat ini, investasi menjadi satu-satunya jalan menopang pertumbuhan,” jelas Imam.

Pada kesempatan yang sama, Direktur Niaga dan Manajemen Pelanggan PLN Bob Saril menyampaikan, PLN berperan dalam melayani dan menyediakan pasokan listrik yang andal (reliability) , berkualitas (quality) dan harga yang kompetitif (price).

Dengan adanya acara penandatanganan PJBTL dan MoU ini, PLN berkontribusi positif dalam menyediakan pasokan listrik bagi pelanggan tegangan tinggi untuk mendukung kemajuan perekonomian bangsa.

“Teknologi smelter berbasis elektronik tentunya menjadi salah satu opsi untuk mendukung seluruh kegiatan produksi. Oleh karena itu, penandatanganan kerja sama ini diharapkan dapat meningkatkan sinergi antara PLN dengan para pelaku usaha, khususnya di sektor industri smelter yang kini menjadi primadona di Indonesia,” ujarnya.

Terlebih lagi, PLN sedang dalam kondisi surplus di sebagian besar sistem kelistrikan. Cadangan sistem kelistrikan PLN pada umumnya mencapai lebih dari 40 persen.

Tentunya, cadangan sistem ini akan semakin meningkat dengan masuknya pembangkit-pembangkit yang saat ini sedang proses konstruksi. Proyek yang merupakan bagian mega proyek 35 GW ini akan menyumbang daya mencapai 17,9 GW atau setara dengan 50 persen dari cadangan saat ini.

“Kondisi surplus menuntut PLN terus berinovasi dalam membangun kerja sama, merancang inovasi untuk semakin menyelaraskan kebutuhan demand. Inovasi layanan diciptakan untuk membangun kepercayaan dan sinergi dengan para pelaku usaha untuk membangun perekonomian,” imbuh Bob.

Tak lupa, Bob juga mengapresiasi perusahaan–perusahaan yang telah bersedia mendorong penggunaan Energi Baru Terbarukan (EBT) melalui produk Renewable Energy Certificate (REC).

REC adalah salah satu inovasi produk hijau PLN untuk mempermudah pelanggan dalam pembelian serta mendapatkan pengakuan dari internasional atas penggunaan energi terbarukan yang sudah ada di Indonesia.

“Saat ini telah tersedia Pembangkit dengan Energi Terbarukan PLN di seluruh Indonesia yang sudah beroperasi mencapai 7.936 MW. Ketersediaan EBT tersebut dapat diklaim sebagai energi yang digunakan untuk pemakaian listrik para pelanggan melalui produk terbaru PLN yaitu REC,” ucapnya.

Di sisi lain, Gurbernur Sulawesi Tenggara H. Ali Mazi mengapresiasi PLN yang telah mendukung pemerintah Sulawesi Tenggara selama ini.

“Tahun 2003 ketika saya pertama kali menjadi gurbernur total daya Sulawesi Tenggara hanya 5 MW, setiap hari harus bergiliran. Hari ini, setelah 10 tahun saya kembali terpilih menjadi gubernur, alhamdulillah listrik rumah tangga semua sudah terpenuhi, tidak ada lagi mati lampu,” ucap Ali.

Dia memandang acara ini sebagai bentuk komitmen PLN untuk mengurangi kesenjangan distribusi listrik di daerah. Terutama untuk sektor industri yang memiliki potensi pertambangan yang sangat besar.

Sekilas Tentang PLN

PT PLN (Persero) adalah BUMN kelistrikan yang terus berkomitmen dan berinovasi menjalankan misi besar menerangi dan menggerakkan negeri. Memiliki visi menjadi perusahaan listrik terkemuka se-Asia Tenggara, PLN bergerak menjadi pilihan nomor 1 pelanggan untuk Solusi Energi. PLN mengusung agenda Transformasi dengan aspirasi Green, Lean, Innovative, dan Customer Focused demi menghadirkan listrik untuk Kehidupan yang Lebih Baik. PLN dapat dihubungi melalui aplikasi PLN Mobile yang tersedia di PlayStore atau AppStore.

Promo Super Dahsyat Disambut Antusias, Hampir 112 Ribu Pelanggan PLN Nikmati Tambah Daya Hanya Rp 202.100

Jakarta, 24 Oktober 2021 – Promo Super Dahsyat yang digelar PT PLN (Persero) menyambut Hari Listrik Nasional sangat diminati pelanggan. Terbukti hingga 21 Oktober 2021, hampir 112 ribu pelanggan telah mengikuti program diskon tambah daya listrik dengan harga spesial Rp 202.100.

Pencapaian ini jauh di atas target yang ditetapkan PLN. Sebelumnya, perseroan membidik 42.203 pelanggan di seluruh Indonesia bakal mengikuti promo yang berlaku mulai 1-31 Oktober 2021 ini.

Harga spesial layanan tambah daya ini dapat dinikmati pelanggan tegangan rendah 1 phasa daya 450 VA sd 4.400 VA, pelanggan tersebut dapat menaikan daya untuk semua golongan tarif dengan daya akhir sampai dengan daya 5.500 VA.

“Antusiasme pelanggan sungguh luar biasa. Persentase nasional yang telah mengikuti program Super Dahsyat Hari Listrik Nasional sudah 265,32 persen dari target kami, atau 111.975 pelanggan,” kata Executive Vice President Komunikasi Korporat dan TJSL PLN Agung Murdifi.

Agung menyebutkan, pelanggan terbanyak yang mengikuti Promo Super Dahsyat Hari Listrik Nasional berada di wilayah Jawa Barat dengan lebih dari 20 ribu pelanggan, Jawa Timur dengan lebih dari 15 ribu pelanggan, dan Jawa Tengah lebih dari 12 ribu pelanggan.

Jika berdasarkan target korporasi, Bali menjadi yang tertinggi dengan jumlah pelanggan yang mengikuti sebanyak 1.819 atau 928 persen dari target sebesar 196 pelanggan. Nusa Tenggara Timur (NTT) menempati urutan ke dua terbanyak, dengan jumlah pelanggan yang mengikuti sebanyak 2.897 pelanggan atau 877,88 persen dari target 330 pelanggan. Diikuti  Maluku dengan 1.772 pelanggan atau 673 persen dari target sebanyak 263 pelanggan.

Agung menuturkan, Promo Super Dahsyat ini merupakan bentuk dukungan PLN dalam mendorong pemulihan ekonomi nasional melalui penggunaan listrik secara produktif. Oleh karena itu, PLN memberikan kemudahan dalam bentuk kecepatan dan harga yang terjangkau. Misalnya,
Untuk penambahan daya dari 1.300 VA menjadi 5.500 VA sebelumnya dikenakan biaya 4.069.800, kini hanya Rp 202.100.

“Kami berharap program ini bisa membantu masyarakat dan para pelaku usaha agar bisa lebih produktif dan sejahtera sehingga perekonomian nasional juga makin tumbuh,” paparnya.

Untuk mengikuti Promo Listik “Super Dahsyat”, pelanggan bisa mengakses aplikasi PLN Mobile dengan melakukan redeem kode promo HLN76. Agung menyebut promo listrik “Super Dahsyat” lebih mudah diakses berkat kehadiran PLN Mobile yang memberikan solusi pelayanan.

Bagi yang belum memiliki PLN Mobile, Agung mengajak untuk mengunduh aplikasi ini di PlayStore atau AppStore di ponsel pelanggan.

“PLN masih membuka kesempatan untuk pelanggan mengikuti dan manfaatkan promo listrik Super Dahsyat. Semoga promo tambah daya ini mendukung menggeliatnya ekonomi kerakyatan di Indonesia,” jelasnya.

Sekilas Tentang PLN

PT PLN (Persero) adalah BUMN kelistrikan yang terus berkomitmen dan berinovasi menjalankan misi besar menerangi dan menggerakkan negeri. Memiliki visi menjadi perusahaan listrik terkemuka se-Asia Tenggara, PLN bergerak menjadi pilihan nomor 1 pelanggan untuk untuk Solusi Energi. PLN mengusung agenda Transformasi dengan aspirasi Green, Lean, Innovative, dan Customer Focused demi menghadirkan listrik untuk Kehidupan yang Lebih Baik. PLN dapat dihubungi melalui aplikasi PLN Mobile yang tersedia di PlayStore atau AppStore.

Investasi Rp 1,9 Triliun, PLN Rampungkan Kabel Listrik Bawah Laut Sumatera-Bangka Akhir 2021

Jakarta, 23 September 2021- PT PLN (Persero) menargetkan sistem kelistrikan Sumatera dan Bangka bakal terhubung kabel listrik bawah laut pada Desember 2021. Dengan terhubungnya dua sistem kelistrikan tersebut akan menghemat biaya operasi mencapai Rp 1,4 triliun serta menghentikan pengoperasian sebanyak 5 Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) sebesar 65 megawatt (MW) yang akan bermanfaat terhadap peningkatkan efisiensi penggunaan BBM sebesar 186 juta liter dan menekan emisi sebesar lebih dari 221 ribu ton CO2 pertahunnya. Terpenting, pasokan listrik di Bangka bakal semakin andal.

Saat ini total daya mampu pembangkit di Bangka mencapai 187,7 megawatt (MW), dengan beban puncak 174,9 MW. Pulau Bangka akan mendapat tambahan pasokan listrik sekitar 109 MVA dari kabel listrik bawah laut sepanjang 36 kilometer sirkuit (kms) tersebut.

“Untuk menghubungkan dua sistem kelistrikan ini, investasinya sekitar Rp 1,9 triliun,”ungkap Direktur Mega Proyek dan EBT, Wiluyo Kusdwiharto.

Tak hanya meningkatkan keandalan, keberadaan kabel listrik tersebut akan memangkas biaya pokok produksi (BPP) di Bangka. Sebab listrik dari pembangkit-pembangkit berbiaya murah di Sumatera dapat disalurkan ke Pulau Bangka.

Dari total kapasitas pembangkit 248 MW, saat ini pasokan listrik di Bangka masih didominasi pembangkit listrik tenaga diesel (PLTD). Dengan tersambung kabel laut, BPP Bangka bakal turun hingga 57 persen dari Rp 2.454 per kilowatt hour (kWh) menjadi Rp 1.054 per kWh.

“Potensi penghematannya sekitar Rp 1,4 triliun per tahun,” terang Wiluyo.

Wiluyo berharap dengan kian andalnya pasokan listrik nantinya bisa mendorong pertumbuhan ekonomi Bangka dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

“Dengan beroperasinya kabel laut Sumatera-Bangka, PLN juga bisa
meningkatkan pelayanan terutama untuk mengakomodir permintaan pelanggan industri pada sektor perikanan” tutup Wiluyo.

Sekilas Tentang PLN

PT PLN (Persero) adalah BUMN kelistrikan yang terus berkomitmen dan berinovasi menjalankan misi besar menerangi dan menggerakkan negeri. Memiliki visi menjadi perusahaan listrik terkemuka se-Asia Tenggara, PLN bergerak menjadi pilihan nomor 1 pelanggan untuk untuk Solusi Energi. PLN mengusung agenda Transformasi dengan aspirasi Green, Lean, Innovative, dan Customer Focused demi menghadirkan listrik untuk Kehidupan yang Lebih Baik. PLN dapat dihubungi melalui aplikasi PLN Mobile yang tersedia di PlayStore atau AppStore.