Jakarta, 17 November 2022 – Direktur Keuangan & Manajemen Risiko Garuda Indonesia Prasetio meluncurkan buku “GARUDA INSIDE STORY, Kisah Di Balik Restrukturisasi Terbesar BUMN Sepanjang Sejarah” yang menceritakan kisah dibalik langkah restrukturisasi pemulihan kinerja Garuda Indonesia sebagai imbas penurunan performa usaha Garuda Indonesia di tengah di tengah situasi pandemi yang berimplikasi terhadap potensi kebangkrutan. Buku “Garuda Inside Story” menarasikan secara substantif berbagai cerita dan lesson learned di balik proses pemulihan kinerja usaha Garuda Indonesia dari sudut padang penulis sebagai bagian dari jajaran manajemen Garuda Indonesia.
Bertempat di Graha CIMB Niaga, peluncurkan buku “GARUDA INSIDE STORY” yang dilaksanakan pada hari Rabu (16/11), menjadi sebuah manifestasi tersendiri atas kiprah penulis Bapak Prasetio yang memiliki perhatian tersendiri atas karya literatur khususnya yang membahas berbagai kiprah tata kelola manajemen maupun nilai nilai kepemimpinan.
Buku setebal 364 halaman yang diterbitkan oleh Rayyana Publishing ini memotret fakta selama pra, proses, dan pasca-penyelesaian melalui perjanjian perdamaian yang dicapai oleh Garuda Indonesia melalui proses Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU). “Riset, wawancara, dan penulisan buku ini dikerjakan oleh saya bersamaan dengan berlangsungnya proses penyelamatan Garuda Indonesia. Dapat dikatakan, buku ini adalah buku yang menceritakan Garuda in motion dalam arti sebenarnya,” kata Prasetio dalam sambutan peluncuran.
Ditambahkan Prasetio, ibarat kisah perjuangan kemerdekaan, buku ini tidak dibuat saat capaian atas perjuangan berhasil diraih, tetapi buku ini merupakan catatan-catatan yang dikumpulkan bersamaan dengan proses perjuangan yang diperoleh dari hasil kerja keras bersama seluruh jajaran manajemen dan karyawan Garuda Indonesia. “Dan ternyata, proses pengerjaan buku ini berhasil memotret nilai positif bagi penulis maupun kawan-kawan di Garuda Indonesia saling mengemukakan pikiran dan gagasan dalam mendokumentasikan ‘sejarah perjuangan’ secara bersama-sama, ditemukan kesamaan semangat, kesatuan hati, dan keterbukaan terhadap berbagai kemungkinan perbedaan yang akan dicarikan solusinya,” ujar Prasetio mengisahkan proses penyusunan buku ini.
Menurut Prasetio, ini adalah buku kelima yang telah ia tuliskan sejak tahun 2014. Baginya buku ini bukan glorifikasi suatu perjuangan, melainkan potret langkah bersama yang telah diambil oleh orang-orang yang memiliki semangat untuk melihat Garuda Indonesia tetap hidup dan berkembang lebih baik lagi. Harapannya, buku ini dapat berguna sebagai dokumentasi sepenggal perjalanan sejarah salah satu BUMN tertua di Indonesia. “Dengan uraian dalam buku ini, pembaca dapat menghayati intangible value dari sebuah perusahaan yang demikian dicintai oleh masyarakat serta perjuangannya untuk menjadi entitas bisnis yang efisien dan produktif di masa mendatang,” tambah Prasetio dihadapan sekitar 150 undangan.
Di akhir sambutannya, Prasetio menyampaikan buku ini ditujukan juga bagi dunia pendidikan, terutama pada ranah manajemen risiko dan hukum ekonomi, khususnya tentang kajian business judgment rule (BJR) yang menjadi minat utama penulis. “Diharapkan, buku ini dapat mengundang kajian yang lebih mendalam sehingga dapat menghasilkan rekomendasi-rekomendasi praktis, temuan-temuan ilmiah, dan bahkan menjadi landasan bagi terciptanya teori-teori hukum ekonomi, manajemen risiko, dan manajemen strategik,” pungkas Prasetio yang bulan lalu menyandang gelar Profesor kehormatan bidang hukum bisnis dari Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta.
Pengamat penerbangan Alvin Lie dalam acara Bedah Buku “GARUDA INSIDE STORY” memberikan pengantar:
Bagi masyarakat luas, perjalanan panjang Garuda Indonesia yang keuangannya makin terpuruk pada tahun 2020, menjadi bahan diskusi baik dari aspek manajemen maupun akademik. Namun tidak banyak yang mengetahui seluk beluk dan kondisi internal Garuda selama proses tersebut;
Buku ini merupakan rangkuman catatan harian Penulis selaku Direktur Keuangan Garuda Indonesia yang terlibat langsung dalam proses penyelamatan perusahaannya dari kepailitan;
Pembaca diajak melongok ke kamar tidur dan dapur sehingga dapat merasakan denyut nadi bahkan mendengar napas yang dihela Direksi Garuda ketika memperjuangkan kelangsungan hidup Garuda;
Bagaimana para Direksi harus menjaga semangat dan keyakinan pekerja di saat kondisi keuangan perusahaan sangat memprihatinkan;
Penulis juga memberi bocoran tentang kiat-kiat melobi serta meyakinkan para kreditur bahwa akan lebih menguntungkan mereka jika Garuda dapat terus bertahan hidup dan disehatkan kembali;
Di sisi lain, semua rencana dan strategi yang disusun harus dapat dipertanggungawabkan sesuai peraturan perundang-undangan agar tidak menimbulkan masalah di kemudian hari, baik terhadap perusahaan maupun para Direksi;
Pada saat yang bersamaan, mereka juga harus mempertahankan standar keselamatan penerbangan dan kualitas pelayanan agar Garuda tidak kehilangan reputasinya sebagai maskapai penerbangan full service premium;
Yang tidak kalah penting dan menarik adalah bagaimana para Direksi, sebagai manusia, juga harus mengelola perasaan, semangat, dan keyakinan mereka sendiri, yang selama perjuangan tersebut juga mengalami pasang surut;
Seluruh halaman buku ini saya lahap dalam waktu dua hari. Substansinya padat, akuntabel, edukatif, namun dikemas secara mengalir menggunakan bahasa awam serta didukung infografis sehingga sangat mudah dicerna dan dipahami;
Banyak buku tentang kiat sukses perusahaan/produk yang sedang sukses besar. Banyak pula buku tentang pengalaman pahit perusahaan atau produk gagal yang kemudian mati. Namun masih langka buku tentang perjuangan menjaga kelangsungan perusahaan yang secara teknis sudah bangkrut dan secara ekonomi lebih efisien dibiarkan mati kemudian mendirikan perusahaan baru. Buku ini layak menjadi rujukan para pemimpin dan calon pemimpin perusahaan, kecil maupun besar. Bahkan wirausaha skala UMKM dapat memetik banyak pelajaran dan kiat untuk menyehatkan perusahaan yang sedang sakit.
Tentang Penulis Buku
Prof. Dr. Drs. Prasetio, Ak., CA, S.H., M.Hum. Lahir di Surabaya pada 1960. Kariernya sebagai
bankir selama lebih dari 20 tahun dimulai di Bank Niaga, lalu bergabung di BPPN, dan kemudian
menjadi direktur di Bank Danamon. Selanjutnya oleh pemerintah diminta mengelola sejumlah
BUMN. Di antaranya, menjadi Direktur Keuangan PT (Persero) Merpati Nusantara Airlines
(MNA), Direktur Compliance & Risk Management PT (Persero) Telekomunikasi Indonesia Tbk.,
dan Direktur Utama Perum Percetakan Uang Republik Indonesia (Peruri). Sejak November 2020
hingga buku ini disusun, Pras, demikian panggilan akrabnya, menjadi Direktur Keuangan dan
Manajemen Risiko PT Garuda Indonesia Tbk. (GIAA).
Latar belakang pendidikan formalnya adalah FE Unair dan FH UGM. Selain itu, mengikuti
pendidikan eksekutif, di antaranya, di Kellogg University, The Wharton School, dan Harvard
Business School. Penulis sejumlah buku ini menjadi pembicara, pemateri, dan pengajar di
sejumlah institusi dan kampus. Concern-nya pada dunia risk management dan hukum bisnis
menjadikan penerima Piagam Tanda Kehormatan Satyalancana Wira Karya dari Presiden RI ini
menyandang gelar Profesor Kehormatan pada Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret (UNS)
– Surakarta pada Oktober 2022.
***