Tag Archives: Ekspor

Tampil Perdana di Medica 2022 Jerman, Produsen Alkes Indonesia Torehkan Transaksi USD 9,6 juta

Düsseldorf, 23 November 2022 – Partispasi perdana Indonesia di pameran alat kesehatan terbesar di dunia yaitu Medica 2022 berhasil membukukan potensi transaksi sebesar USD 9,6 juta. Nilai ini berpeluang bertambah, mengingat terdapat beberapa potensi transaksi yang masih perlu ditindaklanjuti. Medica 2022 digelar pada 14—17 November 2022 di Düsseldorf, Jerman.

Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Didi Sumedi mengapresiasi capaian tersebut, apalagi ini merupakan keikutsertaan Indonesia untuk pertama kalinya di pameran alkes terbesar di dunia. “Promosi alkes Indonesia di Jerman membuahkan hasil yang cukup membanggakan. Peluang
apapun perlu kita manfaatkan sebaik-baiknya untuk terus mendorong kinerja ekspor nonmigas Indonesia,” ungkap Didi.

Atase Perdagangan Berlin Bayu Wicaksono mengungkapkan, Medica 2022 diikuti lebih dari 5.000 perusahaan multinasional dengan lebih dari 15.000 jenis produk alat kesehatan. “Keikutsertaan Indonesia pada Medica 2022 merupakan salah satu strategi aktif Pemerintah Indonesia dalam meningkatkan akses produk alat kesehatan Indonesia ke pasar Eropa,” kata Bayu.

Pada pameran ini, Paviliun Indonesia terletak di aula 17 dengan menempati area seluas 100 m2. Paviliun Indonesia diikuti 16 perusahaan Indonesia yang memerkan berbagai produk unggulan, meliputi tempat tidur elektrik, peralatan bedah, alat suntik, peralatan pemindaian kardiografi,
mesin proses dialisis, peralatan tes reagen, kursi roda dan perangkatnya, sphygmomamometer, dan kalibrator alat kesehatan.

Adapun potensi transaksi Paviliun Indonesia diperoleh dari PT Forsta Kalmedic Global dengan total nilai USD 2,6 juta untuk produk mesin dialisis dan instrumentasi radiologi, PT GTM dengan total nilai USD 5 juta untuk produk dan peralatan instrumentasi bedah, serta PT Oneject dengan total nilai USD 2 juta untuk produk Syringe.

Selain itu, terdapat beberapa potensi kesepakatan dagang dan kerja sama (join venture) untuk Inviltro Diagnostic (hematologi analyzer), produk perlengkapan ekstraksi reagen PCR, biomolekul, furnitur rumah sakit, halal surgical suture, serta peralatan bedah lainnya. Perusahaan yang tampil di Medica 2022 juga mendapat manfaat dan potensi kerja sama dan transaksi dagang dengan mitra baru dari berbagai negara nontradisional seperti Ghana, Pakistan, Nigeria, dan Bangladesh.

Paviliun Indonesia pada pameran ini merupakan buah kolaborasi KBRI Berlin dengan Kementerian Kesehatan, Asosiasi Produsen Alkes Indonesia (Aspaki), dan Perkumpulan Organisasi Perusahaan Alkes dan Laboratorium (Gakeslab). Paviliun Indonesia dibuka Duta Besar RI Jerman Arif Havas Oegroseno.

Pembukaan juga dihadiri oleh Staf Khusus Menteri Kesehatan Bidang Ketahanan Industri Obat dan Alat Kesehatan Laksono Trisnantoro, Konsul Jenderal RI di Frankfurt Acep Somantri, serta delegasi dari industri kesehatan Indonesia.

“Melihat animo yang tinggi terhadap produk-produk alat kesehatan Indonesia di Medica, KBRI Berlin optimis ke depannya produk karya anak bangsa akan semakin diminati di Jerman maupun Eropa,” imbuh Arif.

Pada 2021, produk farmasi dan kesehatan (HS30) menempati urutan ke-5 kelompok produk yang paling banyak diimpor oleh Jerman. Total perdagangan luar negeri Jerman untuk kategori produk farmasi dan kesehatan (HS30) tercatat sebesar USD 197,3 miliar dengan impor sebesar USD 79,3 miliar. Tren impor HS30 Jerman dari dunia selama periode 2017–2021 meningkat 10,4 persen.

Sementara, total perdagangan produk farmasi dan alkes Jerman dengan negara kawasan ASEAN tercatat sebesar USD 3,23 miliar, dengan nilai impor sebesar USD 692,1 juta. Singapura merupakan negara dengan urutan pertama di ASEAN sebagai negara asal impor dengan nilai USD 678,2 juta, diikuti Thailand (USD 5,7 juta), Vietnam (USD 2,95 juta), Malaysia (USD 2,92), dan Indonesia (USD 2,2 juta).

 

 

 

 

 

Tembus Pasar Australia, Mendag Zulkifli Hasan Lepas Ekspor Perdana Ikan Sarden Kaleng Rp42,4 Miliar di Banyuwangi

Banyuwangi, 22 November 2022 – Peningkatan ekspor terus menjadi perhatian Kementerian Perdagangan. Hari ini, Selasa (22/11), dari Banyuwangi Jawa Timur, Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan melepas ekspor perdana produk ikan sarden kaleng produksi CV. Pasific Harvest ke Australia senilai USD 902 ribu atau sekitar Rp14 miliar. Pelepasan ekspor ini merupakan tahap pertama dari total kontrak ekspor perusahaan tersebut ke Australia senilai USD 2,7 juta, atau setara Rp42,4 miliar, hingga akhir 2022.

Turut hadir pada acara tersebut Wakil Bupati Banyuwangi H. Sugirah dan Direktur Utama CV. Pasific Harvest Aminoto. Mendag Zulkifli Hasan didampingi Direktur Jenderal Perlindungan Konsumen dan Tertib Niaga Kementerian Perdagangan Veri Anggrijono.

“Kami menyambut baik pelepasan ekspor perdana produk ikan sarden kaleng produksi CV. Pasific Harvest, terutama di tengah kondisi ekonomi global yang penuh tantangan. Keberhasilanmenembus pasar Australia bagi CV Pasific Harvest ini menunjukkan selalu ada peluang dalam kondisi apa pun,” jelas Mendag Zulkifli Hasan.

Mendag Zulkifli Hasan juga menjelaskan, keberhasilan memperluas pasar tujuan ekspor adalah suatu proses, sehingga perlu keuletan, kesabaran, dan pembelajaran yang tiada henti. “Kita perlu mendukung perusahaan yang bergerak di bidang boga bahari agar semakin maju, menyerap lebih banyak tenaga kerja, serta memenuhi pasar dalam negeri dan mancanegara. Perusahaan ini sangat strategis karena menyerap hasil laut lalu diolah untuk kepentingan dalam negeri dan tujuan ekspor,” kata Mendag.

Mendag Zulkifli Hasan mengapresiasi upaya pelaku usaha Indonesia dalam mendukung pemerintah meningkatkan pertumbuhan ekspor dan ekonomi Indonesia. Kemendag terus mendorong para pelaku usaha untuk memperluas pasar tujuan ekspor Indonesia dengan memanfaatkan hubungan perdagangan serta perjanjian perdagangan Indonesia dengan negara-negara mitra.

“Kuncinya adalah kerja sama untuk maju. Pemerintah dan pengusaha saling bantu untuk meningkatkan ekspor Indonesia. Pasar-pasar yang potensial untuk dijajaki antara lain kawasan Afrika, Timur Tengah, dan Asia Selatan,” kata Mendag Zulkifli Hasan.

Export Manager CV. Pasific Harvest Anang Kurniawan mengapresiasi upaya Kemendag dalam mempromosikan produk boga bahari Indonesia melalui kantor-kantor Indonesian Trade Promotion Center (ITPC). Ia mengatakan, produk boga bahari seperti sarden dan ikan tuna berpotensi untuk terus dikembangkan.

“Ikan sarden dan tuna sangat bisa dikembangkan untuk pasar Australia dan Selandia Baru. Hal yang perlu dibenahi bersama adalah segi bahan bakunya. Kami juga berharap ada kemudahan fasilitas pengurusan impor kemasan kaleng dan stabilitas harga bahan baku,” kata Anang dalam sambutan mewakili CV. Pasific Harvest.

CV. Pasific Harvest merupakan industri pengolahan produk hasil laut seperti sarden kaleng, makerel kaleng, tuna kaleng, ikan beku, tepung ikan, dan minyak ikan. Pasific Harvest didirikan pada 1993 dan berlokasi di Kota Banyuwangi. Perusahaan telah berkembang sangat pesat sebagai hasil dari komitmen yang kuat dan kini memiliki tiga pabrik di atas lahan seluas kurang lebih 6 hektare.

Pada periode Januari–September 2022, ekspor produk ikan sarden kaleng Indonesia mencapai USD 38,02 juta atau tumbuh 2,11 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. Australia sendiri menempati urutan ke-28 sebagai negara tujuan ekspor produk ikan sarden kaleng Indonesia. Pada periode Januari–September 2022, nilai capaian ekspor ikan sarden kaleng Indonesia ke Australia adalah USD 359 ribu.

Pada 2021, Indonesia menjadi eksportir andalan produk ikan sarden kaleng urutan ke-7 dunia. Di tahun tersebut, nilai ekspor Indonesia tercatat sebesar USD 50,09 juta dengan tren pertumbuhan yang positif sepanjang periode lima tahun (2017–2021) yaitu sebesar 22,38 persen.

Bertemu Pengusaha Muhammadiyah, Mendag Zulkifli Hasan: Pengusaha Harus Lebih Produktif untuk Perkuat Ekspor

Semarang, 15 Oktober 2022 – Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan meminta pelaku usaha lebih produktif lagi memperkuat Indonesia menjadi negara maju. Dengan produktivitas yang tinggi pelaku usaha akan menghasilkan karya yang mampu menembus pasar internasional.

Hal ini disampaikan Mendag Zulkifli Hasan dalam acara Temu Bisnis Gerakan Industrialisasi (Gerai) Muhammadiyah yang dihelat hari ini, Sabtu (15/10) di Semarang, Jawa Tengah. Acara dengan tema “Gerai Muhammadiyah Upaya Mewujudkan Fanatisme Produk Persyarikatan” ini turut dihadiri
Ketua Pimpinan Muhammadiyah Wilayah Jawa Tengah Tafsir. Pada acara ini Mendag Zulkifli Hasan didampingi Sekretaris Jenderal Kemendag Suhanto, Plt. Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Syailendra, dan Kepala Badan Kebijakan Perdagangan Kasan.

“Indonesia tidak mungkin menjadi negara maju jika produknya tidak menyerbu dunia. Untuk menyerbu dunia, masyarakatnya harus produktif. Produktivitas akan menghasilkan karya yang bisa menyerbu pasar internasional,” kata Mendag Zulkifli Hasan.

Mendag Zulkifli Hasan menyampaikan, Pemerintah berkewajiban membina dan membuka jalan agar pelaku usaha dapat memasuki pasar global, khususnya pasar baru. Untuk itu, Pemerintah melakukan penjanjian dagang dengan negara mitra nontradisional, salah satunya dengan Uni Emirat Arab (UEA). Ini merupakan terobosan sebagai jalan tol agar pelaku usaha Indonesia bisa menyerbu kawasan Asia Selatan, Asia Tengah, Timur Tengah, Afrika, dan Eropa Timur.

“Jalan ke pasar negara mitra seperti Timur Tengah penuh rintangan. Dengan perjanjian kerja sama produk pelaku usaha Indonesia bisa masuk ke pasar Timur Tengah melalui UAE dengan tarif nol,” imbuh Mendag Zulkifli Hasan.

Kementerian Perdagangan, lanjutnya, juga menggelar kegiatan misi dagang ke negara mitra. Pada misi dagang ini, Kemendag akan mengajak pelaku usaha Indonesia yang memiliki produk andalan.

“Kementerian Perdagangan mempunyai perwakilan perdagangan di luar negeri seperti Indonesian Trade Promotion Center dan Atase Perdagangan di lebih dari 30 negara yang akan memfasilitasi pelaku usaha mempersiapkan produk pilihan dalam kegiatan misi dagang dan turut serta dalam pameran internasional,” terang Mendag Zulkifli Hasan.

Mendag Zulkifli Hasan mengungkapkan, pertumbuhan ekonomi dunia sedang mengalami perlambatan. Sebelumnya International Monetary Fund (IMF) merilis revisi proyeksi pertumbuhan ekonomi dunia. Pada 2022 diperkirakan ekonomi dunia hanya tumbuh sebesar 3,2 persen dan akan melambat menjadi 2,7 persen pada 2023.

“Indonesia masih tumbuh positif. Ini didukung, salah satunya ekonomi Jawa Tengah yang tumbuh 5,66 persen di atas pertumbuhan nasional 5,44 persen pada triwulan kedua. Selain itu neraca perdagangan Indonesia Januari-Agustus juga mengalami surplus USD 34,92 miliar,” terang Mendag Zulkifli Hasan.

Mendag Zulkifli Hasan mengapresiasi acara temu bisnis yang digelar Muhammadiyah Jawa Tengah. “Hal ini merupakan langkah konkret dan produktif dan diharapkan kegiatan ini menjadi contoh untuk yang lain,” tandasnya.

Sementara Tafsir menyampaikan, Perserikatan Muhammadiyah telah matang dalam bidang pendidikan dan kesehatan. Untuk itu, sudah saatnya membangun bidang ekonomi, salah satunya dengan gerakan industrialisasi. Melalui Temu Bisnis diharapkan ada transaksi yang terjadi dan pasar yang terbentuk.

Optimalisasi Implementasi e-SKA Versi 2, Kemendag Gelar Rakor dengan 97 IPSKA

Padang, 13 Oktober 2022 — Kementerian Perdagangan melalui Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri menggelar rapat koordinasi (rakor) dengan 97 Instansi Penerbit Surat Keterangan Asal (IPSKA) di Kota Padang, Sumatra Barat, pada hari ini, Kamis (13/10). Rakor ini digelar sebagai upaya optimalisasi pelayanan penerbitan Surat Keterangan Asal (SKA) serta implementasi sistem e-SKA Versi 2 untuk meningkatkan ekspor Indonesia.

Rakor dengan tema “Optimalisasi Pelayanan Penerbitan SKA melalui Implementasi Sistem e-SKA versi 2”dihadiri Plt. Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Veri Anggrijono dan Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sumatra Barat Asben Hendri. Kegiatan ini diikuti 220 peserta yang terdiri atas para Kepala Dinas yang membidangi perdagangan, pejabat penandatangan SKA, serta operator pelaksana penerbitan SKA.

“Rakor ini merupakan salah satu upaya pemerintah dalam bentuk program kegiatan dengan harapan dapat mewujudkan semangat akselerasi peningkatan ekspor. Melalui rakor ini diharapkan terjadi peningkatan pelayanan SKA yang lebih fasilitatif dengan perubahan peningkatan (upgrading) pada sistem e-SKA,” kata Veri.

Veri mengungkapkan, sistem e-SKA versi 2 memiliki kelebihan, diantaranya terintegrasinya data eksportir dengan One Single Submission (OSS), adanya rekomendasi pengisian kriteria asal barang, pengecekan dokumen Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB), aplikasi host to host, realisasi penerbitan SKA, dan data SKA yang lebih akurat. Akurasi data dalam e-SKA versi 2 akan memberikan fasilitas kemudahan dan menjawab kebutuhan penerbitan dokumen keterangan asal yang lebih cepat, tepat, dan akuntabel bagi IPSKA dan eksportir pengguna.

“Dokumen keterangan asal yang berjalan secara efektif, efisien, dan akuntabel akan memberikan nilai manfaat bagi eksportir asal Indonesia secara umum. Hal ini akan semakin memperkuat kinerja perdagangan Indonesia, khususnya dalam situasi perekonomian dunia yang penuh dengan ketidakpastian ini,” lanjut Veri.

Veri berharap, melalui forum ini seluruh peserta dapat memperoleh informasi tentang perkembangan perjanjian kerja sama perdagangan internasional, pemutakhiran sistem e-SKA versi2, serta pemanfaatan SKA sebagai salah satu dokumen penyerta untuk mendapatkan preferensi
atau keringanan bea masuk di negara tujuan ekspor.

“Khusus untuk perjanjian dagang dengan negara mitra, Kementerian Perdagangan terus mempercepat penyelesaian perundingan dengan negara-negara potensial. Ini merupakan agenda prioritas guna mendapatkan dan memperluas pasar ekspor yang baru,” tambah Veri.

Pada rakor ini, Veri juga mengapresiasi kinerja seluruh (IPSKA) yang terus bekerja dan berinovasi guna memfasilitasi ekspor Indonesia dengan memanfaatkan dokumen keterangan asal mencakup SKA. Selain itu, Veri juga melakukan penyerahan sarana dan prasarana IPSKA kepada salah satu perwakilan dari IPSKA, berupa peralatan dan mesin penunjang kinerja penerbitan SKA.

Sementara Asben dalam sambutannya menyampaikan, salah satu implementasi dari perjanjian dagang dengan negara mitra adalah disepakatinya ketentuan asal barang (Rules of Origin/RoO) yang tergambar dalam SKA.

“Diharapkan melalui aplikasi SKA versi 2 dapat mengoptimalkan pelayanan sekaligus memudahkan pemerintah dalam memantau perkembangan ekspor yang menggunakan SKA dari berbagai sisi. Selain itu, memudahkan pertukaran data secara elektronik dengan negara yang telah menjalin kerja sama dengan Indonesia,” ujar Asben.

 

 

 

 

 

 

 

Ekspor Lebih dari 8 Juta Unit, Mendag Zulkifli Hasan: Indonesia Bisa Jadi Basis Produksi Ponsel Pintar

Cikarang, 13 Oktober 2022 – Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan menegaskan, Indonesia bisa menjadi basis produksi telepon seluler (ponsel) pintar yang diekspor ke berbagai negara di dunia. Hal ini ditunjukkan dengan pencapaian produksi ponsel pintar PT Samsung Electronics Indonesia (PT SEIN) yang berhasil mengekspor 8 juta unit ponsel pintar ke berbagai negara sejak 2018 hingga kuartal ke-3 tahun 2022.

Hal tersebut disampaikan Mendag Zulkifli Hasan saat melepas ekspor ponsel pintar produksi PT SEIN ke beberapa negara pada hari ini, Kamis (13/10) di Cikarang Utara, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat. Hadir dalam acara tersebut Dubes Korea untuk Indonesia Park Taesung dan Presiden PT SEIN Simon Lee. Turut mendampingi Mendag Zulkifli Hasan yaitu Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Didi Sumedi.

“Pelepasan ekspor PT SEIN ini merupakan salah satu bentuk nyata peran pelaku usaha Indonesia yang terus mendorong ekspor ke berbagai negara mitra dagang Indonesia. Selain itu, capaian ekspor ini tentunya dapat mendorong Indonesia untuk menjadi basis produksi untuk produk elektronik, termasuk telepon seluler (ponsel) pintar (smartphone),” kata Mendag Zulkifli Hasan.

Mendag Zulkifli Hasan juga menyampaikan apresiasinya atas kontribusi Samsung terhadap produksi dalam negeri. “Saya sampaikan terima kasih dan apresiasi kepada pimpinan PT SEIN beserta jajaran yang terus mendorong peningkatan ekspor Indonesia untuk produk elektronik, termasuk ponsel pintar,” ungkap Mendag Zulkifli Hasan.

Capaian ini, lanjut Mendag Zulkifli Hasan, dimungkinkan karena kerja keras dan dedikasi para eksportir Indonesia, termasuk PT SEIN. “Namun, kita tidak boleh lengah sebab tantangan global ke depannya akan semakin besar. Presiden Joko Widodo telah memberikan arahan kepada saya untuk meningkatkan ekspor dan meminta agar Kemendag melakukan misi dagang setiap bulan,” tambahnya.

Mendag Zulkifli Hasan menjelaskan, sektor elektronik merupakan sektor unggulan yang masuk dalam prioritas Making Indonesia 4.0. Sektor elektronik (HS 85) merupakan komponen ekspor ke-4 terbesar dalam struktur ekspor Indonesia. Pada periode Januari─Juli 2022, nilai ekspor elektronik Indonesia mencapai USD 9,43 miliar. Nilai ini naik 18,9 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar USD 7,93 miliar.

Sedangkan pada 2021, ekspor elektronik Indonesia mencapai nilai USD 14,1 miliar dengan tren lima tahunan (2017─2021) positif sebesar 6,54 persen. Di tahun yang sama, nilai ekspor telepon seluler (HS 851712) Indonesia mencapai nilai USD 305,8 juta.

Secara umum, lanjut Mendag Zulkifli Hasan, kinerja perdagangan elektronik Indonesia tercatat cukup baik. Saat ini Indonesia berada pada urutan ke-34 sebagai negara eksportir elektronik dengan pangsa 0,25 persen. Menurut Mendag Zulkifli Hasan, melalui sinergi antara pihak swasta seperti PT SEIN dan Pemerintah untuk mewujudkan Making Indonesia 4.0, diharapkan Indonesia mampu menjadi salah satu negara eksportir elektronik dan ponsel pintar dengan pangsa pasar yang semakin meningkat.

Making Indonesia 4.0 merupakan program Pemerintah dalam menyiapkan Indonesia untuk menghadapi era industri digital 4.0 yang difokuskan pada 7 sektor industri yakni makanan-minuman, tekstil, otomotif, kimia, elektronik, alat kesehatan dan farmasi yang menyumbang 70 persen produk domestik bruto (PDB) industri, 65 persen ekspor industri, dan 60 persen tenaga kerja industri Indonesia.

Mendag Zulkifli Hasan juga menyampaikan, pemulihan ekonomi Indonesia memerlukan sinergi yang kuat dari seluruh pemangku kepentingan mulai dari Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, serta pelaku usaha. “Pelepasan ekspor ini diharapkan dapat menjadi momentum dalam mendorong perluasan pasar ekspor bagi produk-produk Indonesia sekaligus menjadi penggerak roda ekonomi Indonesia di masa pemulihan pascapandemi,” ujar Mendag Zulkifli Hasan.

Mendag Zulkifli Hasan menekankan, Kemendag juga terus mengupayakan pembukaan akses pasar melalui kesepakatan dagang Government to Government melalui Free Trade Agreement (FTA), Preferential Trade Agreement (PTA), atau Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA), sebagai ‘jalan tol’ (toll way) bagi ekspor Indonesia ke mitra dagang. “Contohnya, kami baru saja mengesahkan UU Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP), serta sudah diratifikasinya Indonesia-Korea CEPA. Selanjutnya, akan menyusul Indonesia-United Arab Emirates CEPA,” imbuh Mendag Zulkifli Hasan.

Pabrik Samsung smartphone dan tablet di Cikarang telah beroperasi sejak 2015, dan terus berinvestasi dengan memperbarui sistem operasional produksi menjadi lebih canggih sehingga menambah kapasitas produksi dalam memenuhi permintaan dalam negeri dan ekspor. Mendukung rencana pemerintah untuk meningkatkan industri perangkat elektronik, Samsung akan menggandeng perusahaan lokal untuk merakit AC di Indonesia.

Selain memperkuat komitmennya dalam memenuhi Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN), Samsung berupaya meningkatkan ekspor, membuka peluang kerja ratusan anak muda dan mendongkrak surplus neraca perdagangan Indonesia. “Samsung berkomitmen mendukung pemerintah dengan meningkatka kualitas dan kuantitas ekspor di pabrik Samsung di Indonesia. Sejak 2018 hingga kuartal ke-3 tahun 2022, kami telah mengekspor lebih dari 8 juta unit smartphone Samsung Galaxy,” kata Presiden PT SEIN Simon Lee.

Samsung juga telah berkontribusi meningkatkan pengetahuan dan keterampilan teknologi bagi anak muda Indonesia melalui pusat penelitian dan pengembangan yang disebut Samsung Research Indonesia (SRIN) dan beberapa program tanggung jawab sosial perusahaan: Samsung Innovation Campus, Samsung Tech Institute, dan Samsung Smart Learning Class. “Permintaan talenta digital di setiap industri terus meningkat. Samsung telah melatih lebih dari 1.500 siswa dan 190 guru dari 87 sekolah menengah kejuruan dan yang setara melalui program tanggung jawab sosial perusahaan ‘Samsung Innovation Campus’. Dan, ada ratusan anak muda berbakat yang bekerja dan mengembangkan diri bersama SRIN. Ini adalah komitmen kami sebagai perusahaan teknologi terkemuka untuk membuka peluang dan menciptakan masa depan yang lebih baik bagi anak muda Indonesia,” tambah Simon.

 

 

 

 

Buka Kuliah Ekspor Nasional 2022, Mendag Zulkifli Hasan Minta Eksportir Tingkatkan Kualitas Produk Ekspor

Jakarta, 5 Oktober 2022 — Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan meminta para eksportir meningkatkan daya saing ekspor melalui peningkatan kualitas produk dan jangkauan pasar untuk menghadapi tantangan perdagangan dunia. Untuk itu, para eksportir harus semakin mempersiapkan diri dalam menyambut potensi dan peluang-peluang yang ada.

Hal ini disampaikan Mendag Zulkifli Hasan saat membuka Kuliah Ekspor Nasional 2022 dengan tema “New and Digital Exporter for Export Stronger” yang digelar secara hibrida di Kantor Kemendag Jakarta, pada Selasa (4/10). Kuliah Ekspor Nasional 2022 diinisiasi oleh Sekolah Ekspor.

Turut hadir pada acara ini Ketua Umum Gabungan Perusahaan Ekspor Indonesia (GPEI) Benny Soetrisno, Plt. Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Riset dan Teknologi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nizam; dan Kepala Sekolah Ekspor Handito Joewono. Turut mendampingi Mendag Zulkifli Hasan yaitu Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Didi Sumedi.

“Kami di Kementerian Perdagangan mendorong eksportir untuk dapat meningkatkan kualitas produknya dan jangkauan pasarnya, yang diharapkan dapat bermanfaat untuk memudahkan dan memperlancar serta meningkatkan ekspor. Kementerian Perdagangan terbuka dan menyambut baik setiap kolaborasi untuk mendorong perdagangan Indonesia menjadi lebih kuat di pasar domestik dan memiliki daya saing di pasar global,” kata Mendag Zulkifli Hasan.

Mendag Zulkifli Hasan mengungkapkan, Indonesia merupakan bagian dari perdagangan global. Pada periode Januari—Agustus 2022, neraca perdagangan Indonesia mencetak surplus sebesar USD 34,92 miliar. Selain itu, kinerja ekspor nasional menunjukkan hasil yang positif dengan peningkatan total ekspor nonmigas sebesar 35,24 persen dari tahun sebelumnya pada periode yang sama .

“Fundamental ekonomi dan perdagangan yang kuat harus terus kita jaga. Hal ini dapat dilakukan dengan adanya semangat kolaborasi yang baik antara Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, serta seluruh pemangku kepentingan di sektor perdagangan,” ujar Mendag Zulkifli Hasan.

Mendag Zulkifli Hasan juga menyampaikan pentingnya memiliki kemampuan untuk melakukan bisnis secara digital karena merupakan hal mendasar yang harus dimiliki pelaku usaha di era ini. Selain itu, penggunaan platform digital dapat membantu membuat pemasaran dan transaksi lintas batas menjadi lebih efisien dan menghemat biaya.

“Digitalisasi perdagangan memberikan berbagai macam dampak baik dan dampak buruk. Peningkatan teknologi harus diimbangi dengan peningkatan keahlian yang dimiliki oleh semua pengguna teknologi,” tambah Mendag Zulkifli Hasan.

Mendag menambahkan, kontribusi eksportir tidak bisa dipandang dengan sebelah mata bagi perekonomian nasional. Begitu banyak produk Indonesia yang telah berhasil menembus pasar ekspor, tetapi masih terdapat produk yang belum memenuhi standar kualitas ekspor. “Kementerian Perdagangan terbuka dan menyambut baik setiap kolaborasi untuk mendorong perdagangan Indonesia menjadi lebih kuat di pasar domestik dan memiliki daya saing di pasar global,” ucap Mendag Zulkifli Hasan.

Mendag Zulkifli Hasan berharapkan Sekolah Ekspor mampu mencetak banyak eksportir handal yang mampu memperlihatkan kepada dunia hasil inovasi dan kreasi produk-produk Indonesia yang berkualitas dan berdaya saing tinggi.

“Kuliah Ekspor Nasional 2022 ini merupakan langkah yang tepat dalam mempersiapkan potensi dan peluang-peluang yang ada, khususnya peluang bagi eksportir dan calon eksportir Indonesia,” tutup Mendag Zulkifli Hasan.

Targetkan Penguatan Kinerja Ekspor, Pemerintah dan Komisi VI DPR RI Sepakat Bahas Pengesahan IUAE–CEPA

Jakarta, 4 Oktober 2022 – Untuk memperkuat kinerja ekspor ke kawasan Afrika, Timur Tengah, Asia Tengah, dan Eropa Timur, Pemerintah dan Komisi VI Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) sepakat membahas pengesahan Persetujuan Kemitraan Ekonomi Komprehensif antara Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Persatuan Emirat Arab (PEA) atau IUAE–CEPA. Pemerintah dan Komisi VI DPR RI pun menyepakati akan kembali membahas mekanisme ratifikasi dalam bentuk mekanisme rancangan undang-undang (RUU) atau peraturan presiden (Perpres).

Hal tersebut tertuang dalam kesimpulan Rapat Kerja Komisi VI DPR RI dengan Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan, Senin (3/10). Rapat tersebut secara khusus membahas rencana pengesahan IUAE–CEPA yang dijalin Pemerintah RI dengan Pemerintah PEA. Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan mengapresiasi hasil pertemuan tersebut dan berharap IUAE–CEPA akan semakin mendorong ekspor Indonesia ke pasar-pasar baru (emerging market).

“Melalui IUAE–CEPA ini nanti, perhiasan, hasil pertanian, hingga produk-produk usaha kecil dan menengah (UKM) kita akan bisa menembus Afrika, Timur Tengah, Asia Tengah, dan Eropa Timur. IUAE– CEPA akan menguntungkan Indonesia karena PEA akan menjadi hub Indonesia untuk menjamah pasar- pasar baru yang sangat besar,” ungkap Mendag Zulkifli Hasan.

Mendag mengungkapkan, selain berpotensi menjadikan PEA sebagai hub untuk menjamah pasar yang lebih luas, IUAE–CEPA juga akan bermanfaat meningkatkan ekspor Indonesia ke PEA itu sendiri. Sektor- sektor yang dapat didorong antara lain CPO dan turunannya, makanan olahan, tekstil, kertas, besi baja, dan produk manufaktur. “IUAE–CEPA diprediksi akan meningkatkan ekspor Indonesia ke PEA dengan rata-rata 7,7 persen per tahun, dengan prediksi nilai ekspor pada 2030 yang mencapai USD 4,2 miliar,” kata Mendag.

Komitmen-komitmen dalam IUAE–CEPA meliputi penghapusan dan penurunan tarif bagi 99,6 persen ekspor Indonesia ke PEA; peningkatan ekspor jasa Indonesia ke PEA sebesar 6 persen; terjalinnya kerja sama ekonomi, termasuk bidang ekonomi Islam yang mencakup kerja sama untuk mengukuhkan saling pengakuan sertifikasi halal, UKM, ekonomi digital, dan penelitian bersama; dan kerja sama bidang investasi yang mencakup pertukaran informasi, identifikasi potensi investasi dan kegiatan promosi, kemitraan dengan UKM, dorongan bagi iklim investasi yang kondusif, dan fasilitasi investasi melalui sovereign wealth fund.

“Pengaturan ekonomi digital pada persetujuan ini diproyeksikan berkontribusi pada kenaikan produk domestik bruto Indonesia sebesar 4 persen. PEA juga merupakan mitra penting dalam mengembangkan UKM. Kemendag memiliki target untuk mendorong lebih dari 30 juta UKM untuk bergabung dalam
ekosistem perdagangan digital pada 2023, sehingga para pelaku usaha dapat menerima manfaat yang besar dari implementasi persetujuan ini,” ungkap Mendag.

Mendag menambahkan, Indonesia juga perlu memanfaatkan PEA sebagai mitra strategis untuk menjangkau pasar halal ke 57 negara Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) yang mencakup 1,47 miliar populasi Muslim. Hal tersebut mempertimbangkan potensi pasar industri halal dunia yang diproyeksikan dapat mencapai USD 11,2 triliun pada 2028.

Mendag Zulkifli Hasan berharap DPR RI dapat segera meratifikasi IUAE–CEPA untuk menunjukkan komitmen Indonesia dalam mengukuhkan perjanjian dagang dengan negara mitranya.

“PEA telah lebih dahulu meratifikasi IUAE–CEPA. Oleh karena itu, kami berharap ratifikasi IUAE–CEPA oleh Indonesia dapat dilakukan sebelum pertemuan Presiden RI dan Presiden PEA di Solo mendatang yang direncanakan pada 17 November 2022. Hal ini untuk menunjukkan bahwa Indonesia tidak kalah cepat merespons langkah ratifikasi PEA,” ungkap Mendag Zulkifli Hasan.

Sementara itu, Wakil Ketua Komisi VI DPR RI Mohamad Hekal menyampaikan, IUAE–CEPA akan dapat dimanfaatkan untuk memperbaiki neraca perdagangan Indonesia dengan PEA yang masih defisit dan menunjukkan usaha pemerintah Indonesia dalam membuka pasar baru.

“PEA merupakan mitra dagang penting bagi Indonesia di kawasan Timur Tengah. Saat ini Indonesia masih defisit perdagangan dengan PEA. Tentunya kita ingin memperbaiki semua urusan dagang antara PEA. IUAE–CEPA juga menjadi usaha Pemerintah Indonesia untuk meningkatkan atau membuka pasar- pasar baru, menjajaki mitra-mitra dagang baru,” kata Hekal.

Pada 2021, ekspor Indonesia ke PEA mencapai USD 1,9 miliar atau meningkat 52 persen dari 2020 dengan produk ekspor utama yaitu perhiasan senilai USD 281,2 juta. Sedangkan, impor Indonesia dari PEA mencapai USD 2,1 miliar dengan produk impor utama yaitu besi setengah jadi senilai USD 209,3
juta.

Terkait investasi, PEA merupakan sumber investasi terbesar ke-34 Indonesia dengan nilai USD 16,1 juta pada 2021 yang tersebar dalam 77 Proyek. Secara keseluruhan dari tahun 2017–2021, investasi PEA di Indonesia berjumlah 568 proyek yang meliputi bidang tanaman pangan, hotel dan restoran, industri
makanan, dan industri petrokimia.

Hadiri Peresmian UMKM Halal Hub dan Pelepasan Ekspor Perdana ke Arab Saudi, Mendag Zulkifli Hasan: RI Akan Buka Hipermarket di Arab Saudi untuk Pasarkan Produk UMKM

Jakarta, 1 Oktober 2022 – Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan menyampaikan sinergi antar kementerian/lembaga dan pelaku usaha sangat diperlukan untuk mewujudkan dan mendorong pemasaran produk-produk usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) secara lebih luas. Salah satu sinergi yang tengah disiapkan adalah untuk menghadirkan hipermarket Indonesia di Arab Saudi guna membantu memasarkan produk-produk UMKM Indonesia.

Hal ini disampaikan Mendag Zulkifli Hasan saat memberikan sambutan di acara Peresmian UMKM Halal Hub Jakarta serta Pelepasan Ekspor Perdana Produk Hasil Pengembangan UMKM Halal Hub ke Arab Saudi hari Sabtu (1/10) di UMKM Halal Hub, Pasar Rebo Warehouse, Jakarta Timur. Acara digelar Goorita dan Global Halal Hub.

Hadir dalam acara tersebut Staf Khusus Wakil Presiden RI Lukmanul Hakim, CEO Goorita sekaligus Pimpinan Global Halal Hub Yuwono Wicaksono, serta Sekretaris Jenderal Kemendag Suhanto dan Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Didi Sumedi. Hadir secara virtual serta Konjen RI di Jeddah Eko Hartono dan Kepala Indonesian Trade Promotion Center (ITPC) Jeddah Muhammad Rivai Abbas.

“Salah satu upaya yang sedang kita lakukan untuk membantu pemasaran UMKM adalah dengan menghadirkan hipermarket di sejumlah kota di Arab Saudi, yaitu seperti Jeddah, Mekkah, dan Madinah. Dengan adanya hipermarket Indonesia, maka produk-produk UMKM Indonesia akan semakin mudah masuk ke pasar Arab Saudi,” ungkap Mendag Zulkifli Hasan.

Selain itu, Mendag Zulkifli Hasan menyampaikan dan menyiapkan tim kecil untuk menginisiasi perundingan perjanjian dagang antara Indonesia dan Arab Saudi. “Perjanjian perdagangan dapat memberikan kepastian, sekaligus merupakan ‘jalan tol’ bagi para pelaku usaha, termasuk UMKM untuk menembus pasar ekspor,” kata Mendag Zulkifli Hasan.

Dalam kesempatan itu, Mendag juga berkomitmen mendukung penuh UMKM Halal Hub yang diinisiasi Goorita. Tidak mudah bagi UMKM untuk melakukan ekspor karena hal itu merupakan pekerjaan besar dan berat. Sejumlah hal yang harus diperhatikan untuk menembus pasar ekspor yaitu kulitas, kuantitas, permodalan, keberlanjutan, dan keterampilan.

“Untuk itu, kami mengapresiasi upaya yang dilakukan Goorita dengan berharap UMKM Halal Hub dapat menjadi katalisator bagi UMKM Indonesia sehingga dapat lebih peran di pasar internasional dan secara khusus juga dapat mewujudkan Indonesia sebagai Pusat Produsen Halal Dunia,” ungkap Mendag Zulkifli Hasan.

Mendag Zulkifli Hasan juga memberikan semangat kepada para pelaku UMKM agar terus semangat dan pantang menyerah. “Kami hadir untuk memberikan dukungan kepada pelaku UMKM, membuat yang tidak mungkin (impossible) menjadi mungkin (possible). Pelaku UMKM juga agar terus semangat, tidak kenal lelah, dan pantang menyerah,” tegas Mendag Zulkifli Hasan.

Sementara itu Lukman menyampaikan Indonesia sudah melakukan ekspor halal khususnya di sektor UMKM halal. Hal ini sejalan dengan arahan Wakil Presiden Maruf Amin yang menargetkan Indonesia sebagai pusat perdagangan produk halal dunia pada 2024.

Arab Saudi ini merupakan salah satu mitra strategis untuk Indonesia. Khusus untuk produk makanan olahan, Arab Saudi menempati posisi ke-8 sebagai negara tujuan ekspor produk makanan olahan Indonesia.

Tren ekspor Indonesia ke Arab Saudi pada periode 2017-2021 meningkat 4,61 persen. Produkproduk utama yang diekspor Indonesia ke Arab Saudi antara lain tuna, mi instan, saus sambal, kecap, serta biskuit dan wafer.

Indonesia Berpeluang untuk Ekspor Beras, Stok Stabil

Jakarta, FBM9 – Kepala Divisi Pengadaan Komoditi Perum BULOG, Budi Cahyanto menyampaikan, stok beras dalam negeri cukup stabil. Bahkan, Budi menyebut Indonesia berpeluang untuk melakukan ekspor.

“Untuk beras sendiri, saya pikir stoknya sangat kuat, sangat baik,” kata Budi dalam diskusi bertema “Tantangan Ketahanan Pangan Hadapi Krisis Global” yang digelar Forum Merdeka Barat 9 (FMB9) pada Jumat, (19/8/22).

Saat ini, Budi menggatakan, stok beras di dalam negeri kurang lebih mencapai 1,1 juta ton. Jumlah ini, terangnya, sudah sesuai dengan ketentuan Food and Agriculture Organization (FAO) dan Peraturan Menteri Pertanian (Permentan).

“Kemudian yang direkomendasikan juga oleh para analis dari Universitas Gajah Mada (UGM), bahwa dengan jumlah penduduk Indonesia kurang lebih 260 juta itu, kita paling tidak memiliki stok 1 sampai 1,5 juta ton,” ungkapnya.

Budi mengatakan, dengan jumlah stok yang cukup kuat tersebut, masyarakat Indonesia diharapkan tidak perlu khawatir. Sebab dengan kondisi demikian, Indonesia bahkan berpotensi melakukan ekspor beras ke negera-negara yang membutuhkan.

Namun, menurut Budi, beras-beras yang diekspor harus merupakan beras-beras varian khusus yang hanya ada di Indonesia. Seperti Pandan Wangi, Rojo Lele dan Mentik Wangi atau beras Mentik. Dimana beras ini tidak ditemukan di tempat lainnya di dunia.

“Kalau itu mungkin tantangan ke depan bagaimana BULOG bisa membuka peluang ekspor ke negara-negara yang memang membutuhkan,” tambahnya.

Sekadar mengingatkan, Budi menambahkan, Indonesia merupakan produsen beras terbesar kedua di dunia. Posisi pertama ditempati China. Hanya saja, tambahnya, memang konsumsi beras di Indonesia cukup tinggi.

“Produksi pertama itu ada di China, kemudian yang kedua di Indonesia. Jadi menurut saya Indonesia memiliki potensi untuk untuk melakukan ekspor,” paparnya.

 

Dimensi Mengukur Ketahanan Pangan

Pada forum yang sama, Ketua Umum Dewan Pakar DPP Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI), Agus Pakpahan menyampaikan pandangannya terkait ketahanan pangan dari beragam sudut pandang. Pertama adalah dimensi sumber daya yang memperlihatkan kapasitas atau luas lahan dan penerapan teknologi serta kapasitas kebijakan.

“Sehingga konteks ketahanan pangan kita ukur dari sumber daya yang diterjemahkan ke dalam kapasitas produksi. Ini untuk memenuhi kebutuhan aktual, buat memenuhi kalau ada resiko, dan juga memenuhi kalau misal terjadi ketidakpastian. Seperti perang Ukraina, tsunami atau macam-macam bencana dan lain-lain,” paparnya.

Kedua adalah dimensi jangka pendek. Dimensi ini, kata Agus, untuk mengukur bahan kebutuhan pokok lainnya secara menyeluruh.

“Artinya, kalau kita lihat pada komoditas tertentu mungkin kita merasa tahan, tapi kalau totalitas belum tentu juga,” bebernya.

Sementara dimensi ketiga, tambah Agus, adalah dimensi entitlement. Dimensi ini untuk mengukur bahwa keberlimpahan stok bukanlah jaminan masyarakat tidak kelaparan. Seperti yang terjadi di Bangladesh pada 1943.

“Kelaparan Bangladesh pada 1943 dimana kurang lebih 3,8 juta jiwa meninggal dunia bukan karena tidak ada makanan tapi tidak bisa membelinya. Atau kasus minyak goreng baru-baru ini,” bebernya.

Adapun dimensi keempat adalah capability. Menurut Agus, ketahanan pangan penting dilihat dari sudut pandang ini melalui global hunger index.

“Indonesia itu tertinggal dari negara maju lebih dari 50 tahun. GHI kita itu masih 18 poin. Kalau negara maju itu kurang dari 5 poin,” pungkasnya.

Sebagai informasi, pemerintah Indonesia mendapat penghargaan dari International Rice Institute (IRRI) karena dinilai berhasil membuat sistem ketahanan pangan dan swasembada beras.

Pemerintah Indonesia juga dinilai tangguh dalam penerapan inovasi teknologi pertanian. Penghargaan diterima Presiden Joko Widodo di Istana Negara, Minggu 14 Agustus 2022.

Berdasarkan data Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO), Rasio swasembada atau rasio antara produksi dalam negeri dengan total permintaan di Indonesia mencapai 90% lebih. Ini merupakan pencapaian yang sangat besar.

Mendag: Kebijakan Minyak Goreng Satu Harga

Jakarta, 18 Januari 2022 – Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi menegaskan, Pemerintah terus berkomitmen untuk memenuhi kebutuhan pangan masyarakat dengan harga terjangkau. Terkait tingginya harga minyak goreng, Pemerintah menetapkan kebijakan satu harga minyak goreng dengan harga setara Rp14.000/liter.

Kebijakan Minyak Goreng Satu Harga merupakan upaya lanjutan Pemerintah untuk menjamin ketersediaan minyak goreng dengan harga terjangkau. Melalui kebijakan ini, seluruh minyak goreng, baik kemasan premium maupun kemasan sederhana, akan dijual dengan harga setara Rp14.000/liter untuk pemenuhan kebutuhan rumah tangga serta usaha mikro dan kecil.

“Untuk memberikan manfaat yang lebih luas kepada masyarakat, Pemerintah telah mengeluarkan kebijakan penyediaan minyak goreng dengan satu harga. Melalui kebijakan ini diharapkan masyarakat dapat memperoleh minyak goreng dengan harga terjangkau dan di sisi lain produsen tidak dirugikan karena selisih harga akan diganti oleh Pemerintah,” ujar Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi.

Sebagai awal pelaksanaan, penyediaan minyak goreng dengan satu harga akan dilakukan melalui ritel modern yang menjadi anggota Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo), dan untuk pasar tradisional diberikan waktu satu minggu untuk melakukan penyesuaian.

“Ritel modern akan menyediakan minyak goreng dengan harga Rp14.000/liter yang dimulai pada hari Rabu, 19 Januari 2022, pukul 00.01 waktu setempat, dan kepada masyarakat diharapkan tidak memborong (panic buying) karena stok minyak goreng dalam jumlah yang sangat cukup,” tambah Mendag.

Pemerintah, melalui Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS), telah menyiapkan dana sebesar Rp7,6 triliun yang akan digunakan untuk membiayai penyediaan minyak goreng kemasan bagi masyarakat sebesar 250 juta liter per bulan atau 1,5 miliar liter selama enam bulan.

Kebijakan ini, kata Mendag, telah disosialisasikan kepada semua produsen minyak goreng dan ritel modern, dan pada prinsipnya baik produsen maupun ritel modern mendukung kebijakan pemerintah untuk menstabilkan harga minyak goreng. Sampai dengan saat ini, sebanyak 34 produsen minyak goreng telah menyampaikan komitmennya untuk berpartisipasi dalam penyediaan minyak goreng kemasan dengan satu harga bagi masyarakat.

Perubahan Permendag Ekspor

Terkait kebijakan ini, Mendag Lutfi menerbitkan regulasi baru agar kebutuhan bahan baku minyak goreng di dalam negeri tetap tersedia sehingga harga minyak goreng tetap dalam kondisi stabil. Mendag Lutfi menerbitkan Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 02 Tahun 2021 Tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 19 Tahun 2021 Tentang Kebijakan dan Pengaturan Ekspor. Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada 24 Januari 2022.

Permendag ini mengatur ekspor Crude Palm Oil (CPO), Refined, Bleached, and Deodorized Palm Olein (RBD Palm Olein), dan Used Cooking Oil (UCO) dilakukan melalui mekanisme perizinan berusaha berupa Pencatatan Ekspor (PE).

Untuk mendapatkan PE, eksportir harus memenuhi persyaratan antara lain Surat Pernyataan Mandiri bahwa eksportir telah menyalurkan CPO, RBD Palm Olein, dan UCO untuk kebutuhan dalam negeri, dilampirkan dengan kontrak penjualan; rencana ekspor dalam jangka waktu enam bulan; dan rencana distribusi ke dalam negeri dalam jangka waktu enam bulan.