Tag Archives: amartha

Amartha Sustainability Report 2021: Mitra UMKM Amartha Bangkit dari Pandemi, Alami Peningkatan Pendapatan 38 Persen

  • Lewat akses permodalan dari Amartha, sepanjang tahun 2021 sebanyak 130.000 mitra memulai usaha pertama mereka dan mendirikan UMKM baru di desa.

  • Selama tahun 2021, mitra Amartha menciptakan lebih dari 271.000 lapangan pekerjaan baru, meningkat 29 persen dibanding jumlah lapangan pekerjaan yang tercipta di tahun sebelumnya.

  • Amartha berkomitmen menjalankan prinsip ESG dalam mengimplementasikan kebijakan yang berdampak pada keberlanjutan usaha.

 

Jakarta, 9 November 2022 – PT Amartha Mikro Fintek (Amartha) perusahaan microfinance marketplace yang menyediakan layanan keuangan inklusif bagi pelaku usaha ultra mikro, meluncurkan Sustainability Report (SR) periode 2021. Dalam laporan tersebut, Amartha mencatatkan peningkatan pendapatan di kalangan mitra sebesar 38 persen, artinya mitra sudah kembali bangkit dari kondisi pandemi dan mampu mengembangkan usahanya.

Amartha Sustainability Report merupakan laporan tahunan yang mempublikasikan hasil pengukuran dampak dari bisnis yang dijalankan oleh Amartha, baik dampak ekonomi, lingkungan, dan sosial. Dengan mempublikasikan Sustainability Report, Amartha berkomitmen untuk menjalankan bisnis yang berkelanjutan untuk kesejahteraan masyarakat dan planet sesuai dengan prinsip SDG (Sustainable Development Goals) dari PBB dan ESG (Environment, Social, & Governance).

Aria Widyanto, Chief Risk and Sustainability Officer Amartha menyampaikan, “Amartha percaya bahwa menjalankan bisnis yang profitable, dapat beriringan dengan upaya kami menciptakan dampak berkelanjutan bagi lingkungan dan sosial. Lewat Sustainability Report, Amartha mengajak stakeholder lainnya untuk turut andil dalam mendukung akselerasi pemberdayaan UMKM lewat layanan keuangan yang inklusif.  UMKM terbukti memiliki resiliensi yang cukup kuat, terlebih jika diberikan akses keuangan, digitalisasi, serta pendampingan usaha seperti yang dilakukan Amartha”.

Berdasarkan Sustainability Report 2021, Amartha telah menciptakan 130.000 UMKM baru lewat akses permodalan. UMKM ini merupakan mitra yang baru pertama kali mengembangkan usahanya berkat dukungan permodalan dari Amartha.

Dampak ekonomi juga terlihat dari meningkatnya jumlah lapangan kerja informal yang berhasil tercipta sepanjang tahun 2021. Sebanyak lebih dari 271.000 lapangan kerja informal tercipta dari mitra UMKM Amartha, angka ini meningkat 29 persen jika dibanding jumlah lapangan kerja pada tahun sebelumnya.

Amartha mencatatkan, sekitar 90.000 usaha ultra mikro binaan Amartha berhasil meningkatkan skala usahanya menjadi usaha kecil, dengan total omzet tahunan mencapai 300 juta rupiah.

“Peningkatan skala usaha dan pendapatan harus diiringi dengan kemampuan dalam mengelola keuangan. Oleh sebab itu, Amartha juga konsisten memberikan edukasi literasi keuangan bagi mitra kami. Edukasi literasi keuangan ini meliputi pendidikan tentang pentingnya mencatat arus kas, membiasakan diri untuk menabung, serta literasi untuk memanfaatkan platform digital dalam mengakses layanan keuangan. Tanpa adanya edukasi, UMKM akan kesulitan memisahkan arus kas usaha dan pribadi, sehingga sulit mengembangkan usahanya”, lanjut Aria.

Sebelum bergabung dengan Amartha, hampir 30 persen mitra tidak memiliki tabungan dan tidak terbiasa menabung. Untuk itu, program edukasi literasi keuangan yang dijalankan Amartha juga meliputi proses pengukuran dampaknya. Sebanyak 276.000 mitra tercatat telah rutin menabung, bahkan penambahan jumlah tabungan mereka rata-rata meningkat 50 persen dalam setahun. Percepatan ini turut didukung oleh intervensi digital dari Amartha, yakni dengan menyediakan aplikasi Amartha+.

Secara kumulatif, sejak 2010 Amartha telah menyalurkan pendanaan mencapai 8,7 triliun rupiah kepada lebih dari 1,2 juta pelaku usaha ultra mikro yang tersebar di 35.000 desa di Indonesia. Amartha juga memperluas jangkauan operasional dengan membuka 220 poin operasional baru, sehingga total poin operasional Amartha mencapai lebih dari 600 titik.

“Di tengah isu mengenai gejolak ekonomi secara global, Amartha tetap optimis dapat menjangkau jutaan pelaku usaha ultra mikro lainnya lewat akses keuangan inklusif. Amartha Sustainability Report 2021 ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi banyak pihak, bahwa UMKM memiliki potensi besar untuk dikembangkan, UMKM mampu bangkit dengan cepat apabila mendapatkan akses keuangan inklusif, serta berpeluang untuk memajukan ekonomi di Indonesia”, tutup Aria.

Hingga Kuartal III 2022 Penyaluran Modal Amartha Capai 3 Triliun Rupiah

 

  • Jumlah penyaluran tersebut bertumbuh 88 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama di tahun 2021 (Kuartal I – Kuartal III) yang mencapai 1,62 triliun rupiah.

  • Wilayah Sumatra dan Sulawesi tercatat bertumbuh 2x lipat (YoY), dengan total penyaluran lebih dari dua triliun rupiah.

  • Komposisi dukungan Perbankan untuk menyalurkan permodalan untuk sektor UMKM terus meningkat. Saat ini tercatat sudah lebih dari 23 mitra perbankan bergabung di Amartha.

 

Jakarta, 18 Oktober 2022 – PT Amartha Mikro Fintek (Amartha) perusahaan microfinance marketplace yang menyediakan platform keuangan inklusif bagi Institusi perbankan dan pelaku usaha mikro, mencatatkan performa keuangan yang sehat dan profitable. Hingga kuartal III 2022, Amartha telah menyalurkan pendanaan sebesar tiga triliun rupiah, atau tumbuh lebih 88 persen (YoY). Amartha juga berhasil menjaga kualitas pinjaman dengan sangat baik di mana perusahaan mencatatkan NPL (non performing loan) stabil di kisaran 0,38% serta TKB-90 sebesar 99,62 persen.

Pertumbuhan paling signifikan juga terjadi di wilayah operasional Amartha khususnya di luar pulau Jawa. Dengan porsi penyaluran modal yang dominan, penyaluran di Sumatra dan Sulawesi hingga kuartal III 2022 mencapai lebih dari dua triliun rupiah, atau naik 2x lipat dibanding periode yang sama tahun lalu.

Andi Taufan Garuda Putra, Founder & CEO Amartha menjelaskan, “Amartha sebagai platform yang menjembatani pertumbuhan inklusif untuk ekonomi mikro, melihat adanya peluang untuk tumbuh lebih signifikan di sisa kuartal IV tahun 2022. Lewat kerja sama dengan perbankan, Amartha turut membantu penyaluran modal untuk jutaan pelaku usaha ultra mikro, dari penyedia jasa layanan keuangan formal. Penyaluran modal dari mitra perbankan mencapai 2,5 triliun rupiah tahun ini, tumbuh 2X lipat dibandingkan periode yang sama tahun lalu”.

Lebih dari 23 perbankan telah resmi bergabung di platform Amartha untuk dapat mendanai langsung ke sektor UMKM. Sebagian besar mitra perbankan terus meningkatkan volume transaksi seiring dengan kualitas portfolio yang terus terjaga secara sehat. Pada tahun 2022 ini beberapa mitra perbankan turut bergabung di antaranya Bank Sumut, BPR Jatim, dan Bank DKI  dengan total komitmen lebih dari 350 miliar rupiah.

Secara kumulatif, sejak 2010 Amartha telah menyalurkan pendanaan mencapai 8,7 triliun rupiah kepada lebih dari 1,2 juta kepada UMKM yang tersebar di 35.000 desa di Indonesia. Amartha juga memperluas jangkauan operasional dengan merekrut lebih dari 500 tenaga kerja setiap bulannya di daerah tempat Amartha beroperasi.

Dalam menjalankan operasionalnya, Amartha juga berkomitmen untuk memberikan edukasi literasi keuangan, kewirausahaan dan digital yang ditujukan untuk berbagai kalangan, mulai dari mitra, mahasiswa, dan masyarakat umum. Sejalan dengan semangat Bulan Inklusi Keuangan yang diperingati setiap bulan Oktober, sepanjang tahun 2021 Amartha telah menjangkau lebih dari 350.000 orang dalam memberikan edukasi literasi keuangan dan masih terus bertambah.

Untuk mendukung akselerasi inklusi keuangan bagi segmen mikro, baru-baru ini Amartha meluncurkan layanan baru yakni Ascore.ai, yaitu layanan credit decisioning solution yang dapat membantu berbagai stakeholder untuk memperluas jangkauan pasar ke segmen ultra mikro. Ascore.ai menyediakan teknologi berbasis AI (artificial intelligence) dalam mengukur skor kredit pelaku usaha ultra mikro, sehingga memudahkan mereka dalam mengukur risiko pembiayaan untuk sektor UMKM.

“Kolaborasi dengan mitra perbankan akan terus kami tingkatkan, tidak hanya dengan layanan penyaluran modal saja, Amartha juga menghadirkan layanan Ascore.ai sehingga memudahkan mereka dalam mengukur risiko pembiayaan untuk sektor UMKM. Kami optimis dengan strategi ini Amartha dapat menutup tahun 2022 dengan pertumbuhan 2X lipat dan jumlah penyaluran mencapai lima triliun rupiah”, tutup Taufan.

Amartha Perkuat Bisnis di Jatim, Gandeng BPR Jatim Salurkan 250 Miliar Rupiah Modal Usaha

PT Amartha Mikro Fintek (Amartha), microfinance marketplace yang berfokus pada pengembangan UMKM lewat layanan keuangan inklusif, berkolaborasi dengan BPR Jatim untuk melakukan penyaluran modal usaha bagi perempuan pengusaha mikro dengan komitmen sebesar Rp250 miliar. Kesepakatan kerja sama ditandai dengan prosesi penandatanganan Perjanjian Kerja Sama (PKS) yang dilaksanakan pada hari Jumat (26/8) di kantor pusat Amartha.

Kolaborasi yang terjalin antara Amartha dan BPR Jatim bertujuan untuk memperluas akses permodalan bagi UMKM di wilayah Jawa Timur dan sebagian di Jawa Tengah. Penyaluran pendanaan akan menargetkan perempuan pengusaha mikro yang bergerak di sektor perdagangan, jasa, serta industri rumah tangga. Kerja sama ini menggunakan pola kredit channeling.

Budhi Siswoadji, Chief Operating Officer Amartha, menyampaikan bahwa “Amartha senantiasa menjalin kolaborasi dengan berbagai pihak untuk mengakselerasi pertumbuhan UMKM Indonesia. Khusus di wilayah pulau Jawa, melalui kolaborasi dengan BPR Jatim, Amartha akan menyalurkan permodalan dengan besaran yang berkisar mulai dari tiga juta rupiah hingga 15 juta rupiah. Dengan besaran tersebut, tentu saja segmen yang kami sasar adalah UMKM akar rumput, karena segmen ini memiliki potensi besar untuk berkembang namun terkendala akses layanan keuangan”.

Sebagai informasi, Amartha telah menjangkau lebih dari 170.000 mitra UMKM khusus di wilayah Jawa Timur, dengan total poin operasional sebanyak 118 poin. Provinsi Jawa Timur memiliki mitra paling banyak dibanding provinsi lainnya di pulau Jawa, karena adanya dukungan yang bersinergi dari sektor perbankan.

BPR Jatim telah berpengalaman lebih dari 20 tahun dalam mengembangkan UMKM di wilayah Jawa Timur. Lewat akses keuangan, BPR Jatim mewujudkan visinya untuk turut berperan serta menggerakkan roda ekonomi wilayah Jawa Timur melalui pemberdayaan UMKM.

Yudhi Wahyu Maharani, Direktur Utama BPR Jatim menyampaikan, “Latar belakang kerja sama antara BPR Jatim dan Amartha adalah karena kami memiliki kesamaan visi, yakni memberdayakan UMKM dengan menyediakan akses keuangan. Amartha sudah berpengalaman di bidang ini, serta memiliki kinerja yang sangat sehat, dibuktikan dengan angka NPL yang stabil di bawah 0,5%. Lewat kerja sama ini, BPR Jatim berharap dapat memperbesar portofolio kredit produktif sekaligus mendukung UMKM Jawa Timur untuk lebih maju”.

BPR Jatim optimis dengan adanya teknologi yang dikembangkan Amartha, penyaluran modal bagi pelaku UMKM akan lebih mudah dan terukur. Meskipun segmen akar rumput berpotensi besar untuk tumbuh, namun tidak semua perusahaan mampu mengembangkan teknologi yang mumpuni untuk menggarap segmen ini. Terlebih, di saat kondisi ekonomi sedang menunjukkan pelemahan, bantuan modal usaha serta dukungan teknologi adalah kunci bagi UMKM untuk dapat bertahan dan terus berinovasi.

Hingga saat ini, Amartha telah menyalurkan lebih dari delapan triliun rupiah permodalan kepada lebih dari 1,2 juta pengusaha ultra mikro yang tersebar di 35.000 desa di Indonesia.

“Amartha senantiasa berupaya untuk memperkuat performa bisnisnya di Jawa Timur. Selain menjalin kolaborasi dengan perbankan untuk menyalurkan modal, Amartha juga memberikan pelatihan literasi keuangan dan digital, serta pendampingan usaha bagi para mitra. Kami percaya, sinergi dengan seluruh stakeholder, baik dengan perbankan maupun karyawan kami di lapangan, dapat membantu para pelaku usaha ultra mikro untuk mengembangkan usahanya dan membawa kesejahteraan bagi keluarga”, tutup Budhi. []

Beasiswa Pelajar Perempuan dari Amartha

Jakarta, beritapers – PT Amartha Mikro Fintek (Amartha), pionir fintech peer-to-peer lending yang berfokus pada pemberdayaan perempuan lewat akses permodalan, meluncurkan program Beasiswa Amartha Cendekia, yaitu beasiswa yang memberikan santunan pendidikan senilai 147 juta rupiah kepada pelajar perempuan terpilih yang berada di jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA) dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) sederajat. Tahun 2022 merupakan tahun pertama program ini dijalankan, seiring dengan semangat di Hari Kartini, beasiswa ini bertujuan untuk mendukung penciptaan karakter perempuan generasi muda yang intelektual dan berkualitas melalui akses pendidikan, agar masa depan mereka lebih sejahtera.

Aria Widyanto, Chief Risk and Sustainability Officer Amartha, mengatakan “Kami melihat fakta di lapangan, banyak anak perempuan usia pelajar dari lapisan piramida terbawah, terpaksa tidak bisa sekolah karena keterbatasan dana. Umumnya, orang tua akan mengutamakan pendidikan bagi anak laki-laki, sedangkan anak perempuan akan bersekolah apabila ada dana lebih. Jika tidak ada dana lebih, anak perempuan akan dinikahkan di usia muda. Amartha menyadari bahwa anak perempuan juga harus memiliki kesempatan yang sama untuk mendapatkan akses pendidikan serta meraih cita-cita. Oleh sebab itu, beasiswa ini kami khususkan bagi pelajar perempuan, agar mereka berkesempatan untuk lebih sukses dan terhindar dari pernikahan anak”.

Beasiswa Amartha Cendekia sejalan dengan visi besar Amartha yaitu ‘Prosperity for Everyone’, di mana Amartha senantiasa berupaya untuk menghadirkan kesejahteraan merata, salah satunya dengan penyediaan beasiswa pendidikan. Program beasiswa ini direncanakan untuk dapat terus berjalan hingga lima tahun ke depan dan mampu menyalurkan bantuan pendidikan total mencapai 8,5 miliar rupiah.

Melalui beasiswa ini, Amartha memberikan santunan pendidikan senilai tiga juta rupiah bagi pelajar perempuan terpilih serta pendampingan pendidikan selama satu tahun. Selain itu, ada juga tambahan beasiswa senilai lima juta rupiah bagi siswa yang berhasil melanjutkan pendidikan ke jenjang perguruan tinggi dengan prestasi yang baik.

Prof. Euis Amalia, M.Ag, Dewan Pengawas Syariah Amartha yang ditemui dalam kegiatan Iftar Dinner Amartha turut menyampaikan dukungannya. “Sudah semestinya perempuan memiliki kesempatan yang sama dengan laki-laki untuk mengenyam pendidikan, berkarir, dan mengejar cita-citanya. Bahkan dalam Islam pun, kedudukan laki-laki dan perempuan itu setara. Jadi akses pendidikan, layanan keuangan, serta kesempatan untuk berkarya antara laki-laki dan perempuan itu harus sama. Dengan membuka kesempatan bagi perempuan untuk meraih asa, saya percaya akan lebih banyak keluarga Indonesia yang lebih sejahtera. Apa yang dilakukan Amartha, bisa menjadi awal kontribusi untuk mencetak Kartini-Kartini tangguh di masa mendatang, karena perempuan berkontribusi dalam menyiapkan SDM yg berkualitas melalui pendidikan perempuan”.

Beasiswa Amartha Cendekia terbuka untuk umum, sehingga dapat diikuti baik oleh para mitra binaan Amartha yang memiliki anak perempuan usia pelajar, maupun non mitra Amartha.

Bagi peminat Beasiswa Amartha Cendekia, persyaratan dari beasiswa ini yaitu pelajar merupakan siswi SMA/MA/SMK sederajat, anak dari mitra maupun non-mitra di daerah operasional Amartha, sedang menempuh kelas 11, dan mengirimkan informasi rapor, esai motivasi serta sertifikat prestasi yang pernah diraih. Pendaftaran dilakukan dengan mengisi link bit.ly/amarthacendekia. Peserta akan diseleksi oleh tim Amartha dan pengumuman akan dilaksanakan pada Juli 2022.

Sejak tahun 2010, Amartha sebagai perusahaan fintech P2P lending fokus memberikan pembiayaan serta pelatihan kewirausahaan kepada perempuan pengusaha mikro di pedesaan. Komitmen Amartha dalam pemberdayaan perempuan telah mendapat pengakuan dari UN Women dalam The Women’s Empowerment Principles (WEPs) Awards pada tahun 2021 lalu, yang meraih penghargaan pada kategori Community Engagement and Partnerships. []

Amartha Salurkan Pendanaan Sebesar 320,5 Miliar Rupiah untuk Dongkrak Perkembangan UMKM di Jawa Timur

Surabaya, 15 Oktober 2021 – PT Amartha Mikro Fintek (Amartha), perusahaan fintech pionir peer-to-peer lending yang berfokus pada pemberdayaan perempuan pengusaha mikro di pedesaan, hingga September 2021 mencatatkan penyaluran modal sebesar 320,5 miliar rupiah untuk area Jawa Timur.

Penyaluran modal ini merupakan wujud dukungan Amartha terhadap peningkatan inklusi keuangan, yang sejalan dengan momentum Bulan Inklusi Keuangan yang diperingati setiap bulan Oktober. Pendanaan disalurkan 100% kepada perempuan pengusaha mikro yang tersebar di 3.165 desa di provinsi Jawa Timur.

Amartha mengelola lebih dari 170.000 mitra yang tersebar di 23 kota di Provinsi Jawa Timur, seperti Surabaya, Pacitan, Jombang, Banyuwangi, dan kabupaten lainnya. Mitra Amartha menjalankan UMKM yang bergerak di berbagai sektor, mulai dari perdagangan, industri rumah tangga, maupun kerajinan tangan. Namun, sektor perdagangan merupakan sektor yang paling dominan dipilih oleh mitra Amartha, porsinya mencapai 60%.

Hadi Wenas, Chief Commercial Officer Amartha menyampaikan, “Potensi pengembangan UMKM di wilayah Jawa Timur cukup besar dan terbilang cukup stabil di tengah tantangan pandemi covid-19. Ini terlihat dari catatan tingkat pengembalian atau repayment rate wilayah Jawa Timur, yakni 98,17% setelah Juni 2020. Memang perolehan ini sedikit lebih rendah jika dibandingkan dengan provinsi lain di luar pulau Jawa yang mencapai 99%. Namun, mengingat kondisi pandemi covid-19 di Jawa lebih tinggi daripada di luar Jawa, perolehan ini sudah cukup baik dan bisa ditingkatkan seiring dengan perbaikan ekonomi pasca covid-19”.

Perkembangan bisnis Amartha di Jawa Timur tidak terlepas dari adanya kolaborasi yang sinergis dengan sektor perbankan. Salah satunya Bank Jatim, yang telah bergabung sebagai pendana institusi di Amartha sejak tahun 2020 lalu. Bank Jatim saat itu berkomitmen menyalurkan pendanaan sebesar 500 miliar rupiah melalui Amartha untuk mendongkrak potensi UMKM di Jawa Timur dan beberapa daerah lainnya.

Amartha juga menjalin kerja sama dengan beberapa Bank Perkreditan Rakyat wilayah Jatim. Sebut saja BPR Pujon Jaya Makmur, yang bergabung sebagai pendana institusi di Amartha dengan komitmen pendanaan sebesar 3,2 miliar rupiah, serta BPR Nusumma dengan komitmen pendanaan sebesar 12 miliar rupiah.

Untuk memastikan perkembangan UMKM di Jawa Timur dan menjaga kualitas pinjaman dari para mitra, Amartha menjalankan strategi dengan mengkombinasikan sistem online-offline atau sistem hybrid. Pada sistem online, Amartha mengoptimalkan penggunaan teknologi machine learning untuk menentukan credit scoring yang akurat, yang berfungsi untuk menganalisa kemampuan bayar peminjam, melalui data historikal pengembalian pinjaman, tingkat kehadiran dalam majelis, hingga analisa psikometri.

Pada sistem offline, Amartha mengerahkan tenaga lapangan yang bertanggung jawab untuk memonitor perkembangan usaha para mitra di pedesaan. Khusus wilayah Jawa Timur, Amartha didukung oleh lebih dari 900 orang tenaga lapangan yang mengelola 111 poin di berbagai kabupaten di Jawa Timur. Para tenaga lapangan bertugas untuk memberikan edukasi literasi keuangan dan digital, memonitor kehadiran peserta dalam majelis, dan membantu para mitra di pedesaan untuk mendapatkan layanan keuangan inklusif.

“Strategi kombinasi online-offline ini terbukti efektif untuk menjaga kualitas pinjaman dari para mitra. Memang porsi online dan offline masih seimbang, yakni 50:50. Ke depannya, Amartha berencana untuk memperbesar porsi online menjadi 70:30. Oleh sebab itu, saat ini kami mulai mengembangkan layanan keuangan digital yang mudah dipahami oleh para borrower di pedesaan. Di saat bersamaan, tenaga lapangan juga mempersiapkan para mitra untuk lebih akrab dengan digitalisasi dengan memberikan edukasi literasi digital”, lanjut Wenas.

Amartha+ Aplikasi Pendukung Bisnis Para Mitra

Amartha sebagai fintech P2P lending sangat mendukung akselerasi tingkat inklusi keuangan, khususnya bagi para perempuan pengusaha mikro di pedesaan. Salah satu langkah yang telah diambil, yakni dengan menyediakan aplikasi Amartha+, aplikasi khusus para borrower yang memberikan fasilitas seperti belanja borongan, pembayaran pulsa, hingga pembayaran tagihan listrik. Aplikasi ini memberikan peluang bagi mitra untuk belanja secara grosir sehingga dapat menekan biaya modal dan memperoleh keuntungan lebih besar.

Khusus untuk wilayah Jatim, Amartha+ mulai digunakan oleh ribuan mitra daerah Jatim dan akan terus disosialisasikan. Bahkan, di awal penggunaannya, aplikasi ini terbukti membantu para mitra untuk bertahan di kala pandemi, karena berpeluang mendapatkan uang tambahan dari hasil berjualan pulsa atau memfasilitasi pembayaran tagihan listrik.

Warsuwan, Head of Micro Business Lending Jawa, Amartha menyampaikan, “Pandemi memang membawa tantangan tersendiri bagi para mitra. Terlebih, mereka yang menjalankan usaha di bidang perdagangan seperti warung makan atau warung kelontong, yang cukup terdampak akan adanya pandemi. Namun, para mitra tidak kehabisan ide. Mereka memanfaatkan layanan Amartha+ untuk menjajakan pulsa hingga layanan pembayaran tagihan listrik ke pelanggannya. Jadi, ada pemasukan tambahan yang diperoleh”.

Untuk mempersiapkan para mitra dalam menggunakan produk teknologi keuangan, tenaga lapangan Amartha memberikan edukasi literasi digital secara berkala, sebanyak 145 ribu mitra di Jatim mengikuti training pemanfaatan aplikasi Amartha+ untuk kebutuhan PPOB dan belanja borongan.

Target Amartha ke Depannya

Di akhir tahun 2021 ini, Amartha menargetkan pertumbuhan jumlah borrower yakni sebesar satu juta borrower. Hingga saat ini, secara total Amartha memiliki lebih dari 835.000 borrowers yang tersebar di pulau Jawa, Sumatera, dan Sulawesi. Amartha masuk sebagai platform fintech nomor satu di Indonesia jika dilihat berdasarkan banyaknya jumlah borrower.

Amartha juga merupakan fintech tiga teratas jika dilihat berdasarkan jumlah outstanding loan. Khusus wilayah Jatim saja, sepanjang tahun 2021 ini, Amartha mencatatkan jumlah outstanding loan mencapai 235 miliar rupiah. Meningkat dari jumlah outstanding loan di selama tahun 2020 lalu yakni 214 miliar rupiah. Diproyeksikan, hingga akhir tahun 2021, Amartha dapat meningkatkan penyaluran pendanaan  wilayah Jatim hingga 500 miliar rupiah.

Wenas menambahkan, “Amartha senantiasa membuka peluang kolaborasi dengan berbagai instansi untuk bersama-sama menyediakan akses permodalan bagi perempuan pengusaha mikro di pedesaan. Jika sebelumnya kami telah menjalin kerja sama dengan Bank Jatim, BPR Nusumma, dan BPR Pujon, maka kami tidak menutup peluang bagi instansi lain untuk menjadikan kolaborasi ini sebagai contoh, agar akselerasi pertumbuhan UMKM oleh perempuan di pedesaan juga semakin mudah untuk terealisasi”.

Amartha Bocorkan Jurus Atasi Ketimpangan Ekonomi Desa di Forum Internasional

Jakarta, Beritapers – PT. Amartha Mikro Fintek (Amartha), sebagai pionir fintech peer-to-peer lending dengan fokus pada pembiayaan modal kerja dan pemberdayaan perempuan pengusaha mikro di desa, menerapkan strategi yang mengkombinasikan kegiatan online-offline untuk menjaga produktivitas mitra Amartha di masa pandemi covid-19.

 

Melalui kombinasi online-offline, Amartha mengoptimalkan penggunaan teknologi seperti penyediaan berbagai inovasi produk untuk mensejahterakan mitra salah satunya melalui aplikasi A+ (Amartha Plus) yang memfasilitasi berbagai layanan seperti WarungLoan, PPOB hingga belanja borongan. Sedangkan strategi offline (lapangan) dalam memberdayakan perempuan pengusaha mikro, selain memberikan akses pendanaan Amartha juga melakukan pendampingan dan pelatihan secara rutin seperti pelatihan alternatif usaha, pelatihan literasi keuangan hingga cek kesehatan gratis.

 

Andi Taufan Garuda Putra, CEO dan Founder Amartha dalam konferensi “Bridging the Gap to Protect and Create Jobs 2021” yang diadakan oleh Norfund mengatakan, “Amartha menerapkan beberapa strategi untuk beradaptasi dengan kondisi pandemi di Indonesia, salah satunya strategi yang mengkombinasikan kegiatan online-offline. Kami melihat, teknologi dapat menjadi solusi bagi mitra untuk tetap produktif dalam menjalankan usaha, terlebih di saat pandemi. Namun, dukungan dari Business Partner Amartha (tim lapangan) secara langsung di desa juga tetap diperlukan, mengingat tidak seluruh kegiatan dapat difasilitasi dengan digitalisasi”.

Strategi ini terbukti berhasil membawa Amartha untuk tetap menjaga kualitas pinjaman, yang dapat dilihat dari stabilitas angka NPL (non performing loan) sebesar 0,07% setelah Juni 2020. Serta, penyaluran dana yang mencapai 914 miliar rupiah di paruh pertama tahun 2021, atau tumbuh 35% secara year-on-year (yoy). Angka NPL yang rendah merupakan indikator bahwa mitra dapat melakukan pembayaran tepat waktu.

Pertumbuhan signifikan tersebut juga merupakan kontribusi dari Norfund, yang bergabung sebagai pendana korporat di Amartha sejak Juni 2021 lalu.  Amartha telah menerima pendanaan sebesar USD 7,5 Juta atau setara dengan Rp 107 Miliar dari Norfund untuk menyalurkan modal usaha serta memberdayakan perempuan pengusaha mikro di pedesaan dengan mendorong kegiatan usaha yang berkelanjutan (sustainable business).

Fay Chetnakarnkul, Investment Director Norfund dan Head of Asia regional Office dalam diskusi yang diadakan Norfund mengatakan, “Berinvestasi kepada institusi keuangan seperti Amartha merupakan langkah penting bagi kami di Norfund. UMKM di seluruh dunia mengalami keterbatasan dalam akses permodalan dan teknologi agar dapat berkembangang dan menciptakan usaha sendiri. Sektor informal sangat penting bagi perputaran roda ekonomi nasional, terutama dalam penciptaan lapangan pekerjaan. Ada jutaan UMKM di negara-negara berkembang yang memiliki potensi besar. Namun, Norfund tidak bisa berjalan sendiri tanpa kerja sama dari perusahaan-perusahaan fintek visioner agar dapat menciptakan akses keuangan yang mudah dijangkau supaya UMKM dapat berpartisipasi dalam perekonomian formal di masa yang akan datang.”

Selama 10 tahun beroperasi, Amartha telah berhasil meningkatkan pendapatan Mitra sebanyak dua hingga tujuh kali lipat dan telah menciptakan lebih dari 87,000 lapangan pekerjaan informal baru di lebih dari 15,000 desa. Hal ini menunjukan bahwa sektor informal di Indonesia memiliki potensi dan determinasi yang tinggi jika diberikan akses terhadap permodalan dan teknologi.

Amartha menargetkan untuk dapat melayani satu juta mitra Amartha di Indonesia hingga akhir tahun 2021. Saat ini, lebih dari 719 ribu mitra telah bergabung di Amartha yang tersebar di berbagai daerah, yaitu di Pulau Jawa, Sumatra, dan Sulawesi.

“Di tahun 2021 ini, meskipun masih dalam kondisi pandemi, dengan mengimplementasikan strategi yang tepat, sistem skoring yang akurat, serta menjaga kualitas pinjaman dengan membidik sektor perdagangan, industri rumahan dan makanan, kami optimis dapat mendorong perekonomian di desa dan tumbuh bersama mitra Amartha”, pungkas Andi Taufan.