beritapers – JAKARTA. AirAsia Aviation Limited (AAAL), induk usaha grup maskapai AirAsia, hari ini mengumumkan perubahan penting pada organisasi dan strateginya seiring dengan percepatan proses transformasi Capital A yang terus berlanjut.
Setelah perubahan nama grup induk usaha dari AirAsia Group menjadi Capital A, AAAL sebagai induk usaha grup maskapai juga akan berganti nama menjadi AirAsia Aviation Group Limited (AAAGL). Perubahan nama ini mencerminkan strategi pemulihan dan pertumbuhan grup maskapai dengan mengkonsolidasikan semua operasional penerbangannya ke bawah satu entitas untuk memfokuskan pengembangan bisnisnya ke ekosistem yang lebih luas.
Bersamaan dengan hal tersebut, Entitas grup maskapai yang baru ini juga mengumumkan pembentukan dewan direksi independen, termasuk penunjukan Tan Sri Jamaludin Ibrahim sebagai non-executive Chairman independen.
Dewan direksi AAAGL yang baru, seluruhnya terdiri dari direktur independen (kecuali CEO Grup), akan dibentuk terpisah dari dewan direksi Capital A sehingga diharapkan dapat lebih fokus untuk mendukung pertumbuhan yang berkelanjutan termasuk untuk pembentukan joint venture baru ke depannya.
Dewan direksi yang baru ini nantinya akan menggabungkan para profesional dari berbagai industri dengan beragam latar belakang dan kemampuan yang saling melengkapi. Kursi dewan direksi nantinya akan diisi oleh sosok-sosok yang telah dikenal di negara-negara tempat AirAsia beroperasi guna memastikan tercapainya keberagaman dalam hal kewarganegaraan, kemampuan, dan gender.
Bo Lingam, CEO AirAsia Aviation Group Limited mengatakan, alasan dari perubahan struktural ini adalah untuk membangun platform terpisah, kuat, dan ramping bagi operasional bisnis maskapai sekaligus mendukung fokus Capital A untuk menjadi lebih dari sekadar maskapai penerbangan.
“AAAGL akan menjadi salah satu pilar bisnis utama di bawah Capital A, selain bisnis-bisnis digital baru dan perusahaan enjiring pesawat, Asia Digital Engineering (ADE) – yang juga bersiap untuk mengumumkan dewan direksi baru dalam waktu dekat, sebagai entitas terpisah dari AAAGL,” ujar Bo Lingam dalam keterangan resmi yang diterima Kontan, Jumat (11/2).
Di bawah struktur yang baru ini, AAAGL akan mengawasi semua maskapai di dalam Capital A, beserta entitas usaha bisnis pendukung termasuk AirAsia Consulting, divisi layanan korporat shared service AirAsia SEA, Santan food group, dan bisnis layanan ground handling GTR.
Sebagai informasi, AirAsia Consulting bertugas untuk meninjau potensi kemitraan maskapai baru, peluang waralaba, dan menyediakan layanan konsultasi penerbangan tidak hanya untuk maskapai AirAsia tetapi juga untuk maskapai lain.
Santan adalah perusahaan yang mencakup layanan penyediaan makanan di dalam pesawat sekaligus bisnis jaringan restoran yang kini telah memiliki sepuluh outlet di seluruh Malaysia. Sedangkan, AirAsia SEA adalah divisi shared service yang menyediakan layanan korporat untuk mendukung operasional grup dan kedepannya direncanakan akan melayani maskapai lain serta bisnis terkait.
Yang terakhir, GTR melengkapi ekosistem grup maskapai dalam menyediakan layanan ground handling di industri tidak hanya untuk AirAsia, tetapi juga untuk maskapai lain.
Kendati demikian, bisnis maskapai penerbangan akan selalu menjadi pondasi dari merek AirAsia. Bo Lingam menjelaskan, masa cerah bisnis penerbangan sudah mulai terlihat seiring dengan perlahan dibukanya perbatasan di berbagai negara dan bergesernya pandemi secara bertahap ke fase endemik.
“Pertumbuhan bisnis grup maskapai kedepannya diharapkan akan berasal dari pembentukan joint venture, kemitraan, bisnis penyerta (adjacent business), dan pengembangan wilayah operasional baru yang akan memperluas ekosistem bisnis grup,” terang Bo Lingam.
Pengumuman ini juga sekaligus mendukung strategi penggalangan dana bagi grup maskapai sebagai entitas yang terpisah, mengingat beberapa investor lebih memilih hanya berinvestasi di bisnis maskapai saja.