Tag Archives: ALAMI

ALAMI Tunjuk Direktur Metabase Silicon Valley sebagai Chief Architect

JAKARTA, 11 Agustus 2022 – ALAMI, perusahaan teknologi keuangan berbasis syariah di Indonesia, mengumumkan penunjukan Ariya Hidayat salah satu senior di bidang teknologi dengan pengalaman lebih dari 14 tahun di berbagai negara, khususnya di Silicon Valley Amerika Serikat, sebagai Chief Architect ALAMI. Dia akan memimpin pengembangan dan penyempurnaan teknologi ALAMI sebagai wujud inovasi serta terobosan ALAMI di masa depan.

CEO ALAMI Group, Dima Djani, mengatakan Ariya Hidayat telah membangun karir yang gemilang di berbagai perusahaan perangkat lunak di Silicon Valley. Kembalinya Ariya ke tanah air menjadi momentum penting dan bentuk komitmen ALAMI dalam membangun ekosistem industri keuangan digital berbasis syariah.

“Kami berharap Ariya dapat merevolusi teknologi ALAMI secara menyeluruh. Di masa depan, teknologi yang diterapkan pada produk dan layanan kami diharapkan mampu memperkuat posisi ALAMI Group sebagai ekosistem keuangan syariah dengan prestasi yang cemerlang, menyediakan produk terbaik bagi pengguna baik di Indonesia maupun kancah global,” ujar Dima Djani.

Rekam jejak karir Ariya Hidayat begitu membanggakan di bidang teknologi. Sebagai putra bangsa, pria lulusan Institut Teknologi Bandung (ITB) ini pernah menjabat serentetan posisi bergengsi antara lain sebagai Chief Architect Metabase, partner di Hyperjump– perusahaan open-source-first engineering, dan VP of Engineering Shape Security–perusahaan keamanan siber (telah diakuisisi oleh F5 Networks senilai US$ 1 miliar).

Ketertarikan Ariya bergabung dengan ALAMI Group didasari keyakinannya terhadap visi serta perubahan yang dapat diciptakan oleh perusahaan ke depan. Ia yakin bahwa perkembangan digitalisasi keuangan yang berkembang pesat seiring dengan munculnya berbagai fintech dan bank digital di Indonesia, membuka peluang bagi perusahaan teknologi keuangan ini untuk turut berkompetisi secara ketat. Selain juga mendukung misi perusahaan dalam menciptakan dampak sosial yang lebih besar.

ALAMI terus berkomitmen menghadirkan talenta-talenta terbaik, khususnya bagi anak bangsa yang ingin berkontribusi dalam memajukan industri yang terus menerus tumbuh ini. Semoga dengan hadirnya Ariya Hidayat sebagai keluarga baru ALAMI, menambah optimisme arah dan masa depan inovasi maupun bisnis yang mengedepankan prinsip syariah, dengan sistem yang beretika, adil, dan transparan. Kami percaya menjunjung tinggi prinsip-prinsip syariah akan mendukung kinerja bisnis ALAMI, bahkan di tengah kondisi ekonomi yang tidak stabil.

Ariya Hidayat berterima kasih ALAMI sebagai keluarga barunya. “Saya sangat berterima kasih telah disambut baik oleh ALAMI Group dan berharap dapat belajar dari para pendiri perusahaan untuk mengembangkan dan mengubah lanskap keuangan syariah di Indonesia,” tutur Ariya.

“Kami sangat senang menyambut Ariya Hidayat sebagai bagian dari keluarga ALAMI dan tidak sabar menantikan karya-karya juga dampak terhadap perusahaan dan para penggunanya,” tutup Dima.

Summary mengenai ALAMI
● ALAMI adalah perusahaan fintech lending berbasis syariah pertama di Indonesia dan terkemuka di dunia. Hingga sekarang, ALAMI telah menyalurkan lebih dari Rp 3,1 triliun ke lebih dari 10.000 proyek UMKM, dengan tingkat gagal bayar 0%.
● Upaya ALAMI mendapatkan pengakuan berupa penghargaan bergengsi, seperti “Best P2P Financing Platform” di tingkat global oleh The Asset Triple A Awards selama dua tahun berturut-turut sejak 2019, The World Changing Ideas Company di Asia Pasific 2022 dari Fast Company, dan Islamic Inovasi Fintech dari Global Islamic Finance Award 2022.
● Pada Maret 2021, ALAMI menyelesaikan akuisisi Bank Perkreditan Rakyat Syariah dan berganti nama menjadi Hijra Bank. Bank syariah yang didukung teknologi akan memainkan peran utama dalam membentuk dan memodernisasi industri keuangan syariah yang berkembang di Indonesia dan sekitarnya.
● Ariya Hidayat bergabung sebagai Chief Architect  ALAMI, membawa serta rekam jejak yang luas dari Silicon Valley sebagai pelopor dalam produk perusahaan dan perangkat lunak sumber terbuka gratis.  a pioneer in enterprise products and free, open-source software.
● Ariya telah memegang berbagai peran senior di perusahaan teknologi global terkemuka, termasuk menjalankan tugas di perusahaan open-source-first engineering, Hyperjump, solusi transformasi digital, Feedloop, dan platform intelijen, Metabase.
● Sebagai Chief Architect, Ariya akan membantu ALAMI untuk membesarkan Hijra Bank, dalam upaya merevolusi sektor perbankan syariah di Indonesia.

—-

Tentang ALAMI

ALAMI merupakan perusahaan teknologi keuangan peer-to-peer lending berbasis syariah yang didirikan sejak 2018 oleh Dima Djani, Harza Sandityo, dan Bembi Juniar. ALAMI telah berizin dari Otoritas Jasa Keuangan (“OJK”) sejak 27 Mei 2020. Saat ini, ALAMI adalah salah satu platform pembiayaan bagi UMKM berbasis syariah terbesar di dunia dengan pencairan pembiayaan lebih dari Rp3 triliun dengan tingkat Non-Performing Financing (“NPF”) di level 0% dan Tingkat Keberhasilan Bayar (TKB90) dana mencapai 100%. ALAMI telah memberikan pembiayaan kepada lebih dari 10.000 proyek-proyek UMKM pada sektor strategis di Indonesia. Keberadaan ekosistem ALAMI telah mencakup 482 kota di 34 Provinsi seluruh Indonesia, baik dari sisi penyandang dana (funders), penerima manfaat pembiayaan (beneficiaries), dengan jenis kegiatan komersial maupun sosial yang telah berjalan. Upaya ALAMI telah mendapatkan pengakuan berupa penghargaan bergengsi, termasuk “Platform Pembiayaan P2P Terbaik” di tingkat global oleh The Asset Triple A Awards selama dua tahun berturut-turut sejak 2019. Selengkapnya di http://alamisharia.co.id.

ALAMI Cetak 4.423 Pengusaha Muslim Berdaya Saing Tinggi Melalui ARQAM Accelerator

JAKARTA, 16 Juli 2022 – ALAMI, perusahaan fintech peer-to-peer lending berbasis syariah terbesar di Indonesia, kembali menyelenggarakan ARQAM Accelerator 2022. Program pelatihan dan mentoring yang diadakan secara virtual ini pada tahun ini mengangkat tema ARQAM Fashion & Beauty Care Accelerator. Dengan program ini, berarti ALAMI berhasil menjaring 4.423 pengusaha muslim untuk mengikuti program ARQAM Accelerator sejak tahun lalu.

CEO ALAMI Group, Dima Djani, mengatakan program ARQAM Accelerator menjadi komitmen serius ALAMI dalam mendorong para pengusaha muslim untuk meningkatkan kualitas usaha melalui pelatihan kemampuan bisnis secara profesional (business management), kesempatan mendapatkan akses ke para investor (permodalan), serta peluang memperluas jaringan (marketing) dalam mengembangkan usahanya ke depan.

“Industri fesyen halal di Indonesia terus berkembang pesat. Tentu banyak masyarakat yang berminat mengambil ceruk itu menjadi kesempatan untuk berbisnis. Karena itu, ARQAM dari ALAMI Group hadir agar dapat memberikan motivasi kepada pengusaha bagaimana cara yang tepat menumbuhkan bisnis fesyen dan produk kecantikan,” ujar Dima.

Sebagai gambaran, Indonesia menjadi konsumen produk halal peringkat pertama di dunia dengan nilai mencapai US$ 114 miliar. Salah satu industri yang berkontribusi sangat besar dalam konsumsi produk halal tersebut adalah fesyen. Menurut data BPS pada 2021, pertumbuhan industri pakaian mencapai 19,59%. Karena itu, ARQAM mengangkat tema Fashion and Beauty Care 2022 agar para pengusaha fesyen dapat meningkatkan pertumbuhan usahanya dengan pesat.

ARQAM Accelerator pada Juli ini merupakan ketiga kalinya diselenggarakan ALAMI. Sebelumnya, program ini telah berhasil melibatkan lebih dari 3.000 pengusaha di Indonesia dengan didampingi 80 mentor berpengalaman serta menjangkau lebih dari 40 komunitas dalam seluruh rangkaian kegiatannya.

Uniknya, ARQAM Accelerator yang diselenggarakan ALAMI tidak hanya berorientasi pada keuntungan usaha di dunia saja (return on investment), tetapi juga penting untuk menekankan dasar pemikiran yang bertujuan memperoleh pahala dan keuntungan di akhirat (return on akhirat).

Dalam program ARQAM Accelerator, pengusaha fesyen muslim yang hadir akan dibekali berbagai hal melalui workshop dari mentor-mentor terbaik yang fokus kepada product design, product development, customer acquisition, marketing, dan founders leadership development. ARQAM Accelerator yang digelar pada akhir Juli ini pun diyakini dapat efektif dan tepat sasaran karena tidak hanya dibekali dasar-dasar usaha, tetapi para pengusaha juga diberikan bimbingan oleh praktisi usaha fesyen yang telah berhasil dalam skala nasional maupun global.

Program ARQAM Accelerator mendapat dukungan terbuka dari Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI Sandiaga Uno, Direktur Kuliner, Kriya, Desain dan Fesyen Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI Yuke Sri Rahayu, President Global Modest Fashion Week Association Nur Asia Uno, dan Deputi Direktur Departemen Ekonomi dan Keuangan Syariah Bank Indonesia (BI) Diana Yumanita.

Dalam sambutannya, President Global Modest Fashion Week Association, Nur Asia Uno, menekankan pentingnya membawa industri fesyen di Indonesia untuk terus dikembangkan. Dengan itu, para pengusaha dapat membawa fesyen modest berciri khas Indonesia ke kancah internasional.

“Saya sangat mendukung dan mengapresiasi ALAMI yang telah bekerja sama untuk menyelenggarakan ARQAM Fashion and Beauty Care Accelerator 2022. Karena, dengan program ini dapat memberikan kesempatan bagi para UMKM di bidang tersebut untuk belajar mengembangkan produk dan jasa lokal yang halal di Indonesia,” ujar Nur Asia Uno.

Deputi Direktur Departemen Ekonomi dan Keuangan Syariah Bank Indonesia (BI), Diana Yumanita, menegaskan ini saatnya bagi para pengusaha muslim untuk saling berkolaborasi dalam menghadapi tantangan di industri fesyen dan produk kecantikan yang halal. Karena itu, Bank Indonesia bersama pemangku kepentingan lain membentuk Industri Kreatif Syariah (IKRA) yang menjadi platform untuk mempertemukan para pelaku usaha syariah di sektor muslim fesyen juga makanan/minuman halal.

“Berbagai tantangan ada di depan mata kita untuk bersaing di produk fesyen halal seperti DNA brand, product development, manajemen usaha (pembagian SDM), pemasaran, akses pasar, serta pembiayaan. Karena itu, kami sangat mendukung upaya ALAMI yang menjadi jembatan bagi para pengusaha muslim bertemu para investor serta untuk memperluas pasar melalui program ARQAM Accelerator,” jelasnya.

Direktur Kuliner, Kriya, Desain dan Fesyen Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI, Yuke Sri Rahayu, menjelaskan potensi dan peluang pasar global akan fesyen modest sangat tinggi yaitu mencapai US$ 402 miliar pada 2024 mendatang. Langkah Indonesia untuk menjadi Pusat Fesyen Modest Dunia juga perlu diikuti dengan sinergi dari berbagai pemangku kepentingan.

“Program ARQAM Accelerator oleh ALAMI menjadi bentuk dukungan yang dapat meningkatkan rantai nilai kreatif berupa kreasi, produksi, distribusi, konsumsi, dan konservasi. Kami pun saat ini sedang menyusun Buku Panduan Pendampingan Kreasi Fesyen Modest sebagai bentuk dukungan untuk meningkatkan kualitas produk, memberikan gambaran arah pengembangan, dan memperkuat rantai kreatif fesyen modest di Indonesia yang strategis dan tepat sasaran.” kata Yuke.

ARQAM Fashion & Beauty Care Accelerator 2022 didukung oleh berbagai perusahaan ternama antara lain Wardah, Wakaf Salman, MGD, Bank Indonesia, Jakpat, Evermos. Sejumlah komunitas dengan jangkauan keanggotaan luas juga turut berpartisipasi dalam program ini.

Kemudian, berbagai pengusaha muslim yang sudah terbukti berhasil juga hadir untuk sharing knowledge kepada seluruh peserta yang hadir antara lain Founder Vanilla Hijab Atina Maulia, Founder moz5 Yulia Astuti, Founder Kami Istafiana Candrarini, Marketing Director HMNS Jihan Amirah, Vice President Elzatta Hijab Tika Mulya, Founder Brodo Footwear Yukka Herlanda, Founder Fatih Indonesia Fahmi Hendrawan, CEO PT Paragon Technology and Innovation Salman Subakat, Owner Crooz International Max Praditya, Co-Founder RevoU Razi Thalib, Founder Zahir Muhamad Ismail, CEO Torch Ben Wirawan, dan Managing Director Ria Miranda Pandu Rosadi.

Dima melanjutkan ARQAM Fashion and Beauty Care Accelerator 2022 diharapkan dapat menjadi contoh nyata kontribusi terhadap pengusaha muslim atau UMKM di bidang fesyen dan produk kecantikan untuk tumbuh berkembang sejalan dengan peluang yang disebutkan oleh Salaam Gateway pada State of the Global Islamic Economy Report 2022 yaitu Indonesia menempati posisi ketiga di dunia sebagai negara dengan konsumsi fesyen modest terbesar setelah Uni Emirat Arab dan Turki.

“Kami berharap ARQAM Accelerator dapat menjangkau pengusaha di berbagai bidang lainnya untuk berkembang, sejalan dengan visi ALAMI Group yaitu memberikan dampak positif yang berkelanjutan kepada seluruh masyarakat,” tutupnya.

—-

Tentang ALAMI
ALAMI merupakan perusahaan teknologi keuangan peer-to-peer lending berbasis syariah yang didirikan sejak 2018 oleh Dima Djani, Harza Sandityo, dan Bembi Juniar. ALAMI telah berizin dari Otoritas Jasa Keuangan (“OJK”) sejak 27 Mei 2020. Saat ini, ALAMI adalah salah satu platform pembiayaan bagi UMKM berbasis syariah terbesar di dunia dengan pencairan pembiayaan lebih dari Rp3 triliun dengan tingkat Non-Performing Financing (“NPF”) di level 0% dan Tingkat Keberhasilan Bayar (TKB90) dana mencapai 100%. ALAMI telah memberikan pembiayaan kepada lebih dari 10.000 proyek-proyek UMKM pada sektor strategis di Indonesia. Keberadaan ekosistem ALAMI telah mencakup 482 kota di 34 Provinsi seluruh Indonesia, baik dari sisi penyandang dana (funders), penerima manfaat pembiayaan (beneficiaries), dengan jenis kegiatan komersial maupun sosial yang telah berjalan. Upaya ALAMI telah mendapatkan pengakuan berupa penghargaan bergengsi, termasuk “Platform Pembiayaan P2P Terbaik” di tingkat global oleh The Asset Triple A Awards selama dua tahun berturut-turut sejak 2019. Selengkapnya di http://alamisharia.co.id.

Di Tengah Kemarau, ALAMI Tembus Rekor Rp 3 Triliun Penyaluran Pembiayaan

Jakarta, 8 Juli 2022 – ALAMI, perusahaan fintech peer-to-peer lending berbasis syariah terbesar di Indonesia, telah menembus akumulasi penyaluran pembiayaan sebesar Rp3 triliun hingga akhir Juni 2022. Ini meningkat dengan cepat setelah sebelumnya ALAMI menyentuh akumulasi penyaluran pembiayaan di angka Rp2 triliun pada Maret 2022 lalu.

CEO ALAMI Group, Dima Djani, mengatakan pencapaian akumulasi penyaluran pembiayaan yang sangat memuaskan di semester 1 tahun ini tetap menjaga Tingkat Keberhasilan Bayar (TKB90) di angka 100%. Artinya, kualitas pembiayaan yang disalurkan ALAMI terjaga baik sehingga kinerja bisnis pun juga dapat terukur untuk terus bertumbuh dengan sehat.

“Di tengah-tengah kondisi ekonomi global yang tidak menentu, ALAMI berhasil mencetak rekor akumulasi penyaluran pembiayaan senilai Rp3 triliun. Hal ini tidak terlepas dari dukungan para funder dan beneficiary, serta pemangku kepentingan lainnya termasuk OJK, KNEKS, berbagai asosiasi – AFPI, Aftech, AFSI, dan HIPMI, serta berbagai komunitas Islami dan pemuka agama. Dengan pembiayaan tersebut, bukan hanya kami dapat membantu ribuan UMKM untuk terus memajukan usahanya, tetapi juga membantu masyarakat mendapatkan imbal hasil yang atraktif dari pendanaan jangka pendek yang berkualitas,” ujar Dima. ALAMI saat ini memiliki lebih dari 100 ribu pendana yang terdaftar di dalam sistem.

Rekam jejak ALAMI dalam menyalurkan pembiayaan terbilang mengalami pertumbuhan yang signifikan. ALAMI memperoleh akumulasi penyaluran pembiayaan sebesar Rp1 triliun pertama setelah hampir dua tahun didirikan. Kemudian, penyaluran pembiayaan Rp1 triliun berikutnya diperoleh dalam jangka waktu 6 bulan, dan Rp1 triliun berikutnya diperoleh hanya dalam waktu 3 bulan hingga akhirnya mencapai  akumulasi Rp3 triliun pada Juni 2022.

Komposisi pembiayaan yang disalurkan oleh ALAMI mayoritas disokong oleh sektor industri telekomunikasi (15,75%), perikanan, pertanian dan peternakan (14,98%), kuliner halal (14,02%), energi (14%), konstruksi dan teknik (8,63%), dan kesehatan (7,76%).

Di dalam menyalurkan pembiayaan, ALAMI berfokus pada pembiayaan produktif kepada industri halal, juga usaha-usaha yang memiliki keseriusan mendukung keberlanjutan (sustainability). Hal ini sebagai perwujudan visi ALAMI untuk menciptakan dampak positif baik sosial, ekosistem lingkungan hidup, dan ekonomi seluas-luasnya bagi masyarakat melalui layanan keuangan digital secara syariah. “Penerapan prinsip syariah yang menjunjung nilai etika, tata kelola yang baik, dan keadilan mampu mendukung ALAMI untuk membantu mewujudkan kesejahteraan masyarakat yang lebih merata,” lanjut Dima.

Dampak langsung dari penyaluran pembiayaan ALAMI salah satunya dapat dilihat dari fakta bahwa sektor-sektor utama seperti perikanan, peternakan, dan pertanian menikmati langsung fasilitas yang kami sediakan.

“Kami mencermati adanya peningkatan porsi penyaluran pembiayaan pada pilar sektor pangan khususnya perikanan, peternakan dan pertanian yaitu mencapai Rp442,84 miliar atau 14,98% dari total penyaluran keseluruhan. Bila dikonversi ke dalam angka penciptaan lapangan kerja, diperkirakan pembiayaan tersebut berhasil membuka hampir 15.000 lapangan kerja informal,” jelasnya.

Dari sisi industri kesehatan, penyaluran pembiayaan yang mencapai Rp229,40 miliar atau 7,76% dari total penyaluran keseluruhan turut memberikan manfaat secara tidak langsung kepada lebih dari 12.500 ibu hamil di desa terpencil atau sebanyak 3% dari jumlah ibu hamil di Indonesia per tahun, untuk memperoleh layanan dari perangkat USG melalui lembaga kesehatan. Upaya ALAMI ini sejalan dengan upaya pemerintah untuk memastikan perekonomian membaik dan lebih resilient dalam transisi pasca pandemi.

Ke depannya, kami akan terus melakukan perbaikan produk yang berkelanjutan, mendorong berbagai inovasi dengan teknologi yang membuat dobrakan baru untuk meningkatkan kinerja layanan perusahaan kami, termasuk memperkenalkan layanan tabungan Hijra Bank yang mudah diakses dan digunakan. ALAMI juga akan terus mendorong prinsip-prinsip sustainability sehingga makin banyak UMKM dan masyarakat luas dapat menerima manfaat dari kehadiran ALAMI di Indonesia.

Tentang ALAMI
ALAMI merupakan perusahaan teknologi keuangan peer-to-peer lending berbasis syariah yang didirikan sejak 2018 oleh Dima Djani, Harza Sandityo, dan Bembi Juniar. ALAMI telah berizin dari Otoritas Jasa Keuangan (“OJK”) sejak 27 Mei 2020. Saat ini, ALAMI adalah salah satu platform pembiayaan bagi UMKM berbasis syariah terbesar di dunia dengan pencairan pembiayaan lebih dari Rp3 triliun dengan tingkat Non-Performing Financing (“NPF”) di level 0% dan Tingkat Keberhasilan Bayar (TKB90) dana mencapai 100%. ALAMI telah memberikan pembiayaan kepada lebih dari 10.000 proyek-proyek UMKM pada sektor strategis di Indonesia. Keberadaan ekosistem ALAMI telah mencakup 482 kota di 34 Provinsi seluruh Indonesia, baik dari sisi penyandang dana (funders), penerima manfaat pembiayaan (beneficiaries), dengan jenis kegiatan komersial maupun sosial yang telah berjalan. Upaya ALAMI telah mendapatkan pengakuan berupa penghargaan bergengsi, termasuk “Platform Pembiayaan P2P Terbaik” di tingkat global oleh The Asset Triple A Awards selama dua tahun berturut-turut sejak 2019. Selengkapnya di http://alamisharia.co.id.

Dukung Presidensi Indonesia di G20, ALAMI Berperan Aktif Menumbuhkan UMKM Tangguh Melalui Teknologi Berbasis Syariah

Bali, 13 Mei 2022 – Sebagai perusahaan fintech peer-to-peer lending berbasis syariah terbesar di Indonesia, ALAMI mendukung penuh misi Indonesia dalam Presidensi G20 yakni membangun UMKM yang tangguh pasca pandemi.

Hal ini sesuai dengan diskusi panel yang diselenggarakan ALAMI bersama dengan Kementerian Koordinator (Kemenko) Bidang Perekonomian, Bank Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dan Sekretariat Dewan Nasional Keuangan Inklusif (DNKI) bertema ‘Sinergi Membangun UMKM Tangguh Pasca Pandemi melalui Teknologi Finansial dan Penguatan Logistik di Indonesia’ yang berlangsung di Bali (13/5).

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, dalam pidatonya menyampaikan bahwa Pemerintah mengapresiasi dukungan para pemangku kepentingan untuk meningkatkan dan memperkuat inklusi keuangan di Indonesia. Dengan Indonesia sebagai tuan rumah Presidensi G20 diharapkan dapat memberikan kesadaran bagi negara-negara anggota G20 untuk bersama-sama mewujudkan agenda transformasi ekonomi berbasis digital.

“Presidensi G20 Indonesia akan terus terbuka dan mendukung kerja sama dengan berbagai pihak termasuk para pemangku kepentingan dalam negeri maupun kerja sama dengan negara-negara G20 dan organisasi internasional untuk mengimplementasikan upaya transformasi ekonomi yang adaptif, responsif, dan inklusif,” ujar Menteri Airlangga yang hadir secara online di diskusi panel Presidensi G20.

Deputi I Bidang Ekonomi Makro dan Keuangan Kemenko Perekonomian, Iskandar Simorangkir, menambahkan, pandemi Covid-19 memberikan dampak terhadap penjualan maupun permintaan usaha UMKM. Sebanyak 48,6% UMKM tutup sementara, 30,5% UMKM mengalami penurunan permintaan, selain itu 7 dari 10 pelaku UMKM membutuhkan bantuan modal di masa pandemi. Padahal, UMKM memiliki peran penting dalam memberikan kontribusi besar terhadap pertumbuhan ekonomi,  penyerapan tenaga kerja, dan ekspor.

“Melihat begitu besarnya potensi dan peranan UMK terhadap peranan ekonomi Indonesia, pemerintah berkomitmen untuk terus bekerja sama dengan seluruh stakeholders dalam membangkitkan ekosistem kewirausahaan dan dukungan pembiayaan dalam program KUR. Di saat bersamaan, perluasan akses pembiayaan bagi UMK ini juga akan mendukung peningkatan inklusi keuangan,” jelas Iskandar.

CEO ALAMI Group, Dima Djani, mengatakan G20 menjadi momentum penting untuk Indonesia mendorong pemberdayaan UMKM sekaligus inklusi keuangan di Indonesia. “Terkait hal tersebut, ALAMI akan terus memberikan layanan pembiayaan syariah yang terjangkau dan kompetitif serta meningkatkan akses keuangan bagi UMKM khususnya dalam pemulihan pasca pandemi,” ujar Dima Djani.

Pada tahun ini, Indonesia mendapatkan kehormatan memegang presidensi forum kerja sama multilateral dalam mendorong perekonomian dunia G20 serta menjadi tuan rumah penyelenggaraan Konferensi Tingkat Tinggi G20 pada November 2022 mendatang. Pemilihan Indonesia sebagai Presidensi G20 di tengah pandemi membuktikan persepsi baik atas ketahanan ekonomi Indonesia. Ini juga menjadi bentuk pengakuan bagi Indonesia sebagai salah satu negara dengan pertumbuhan perekonomian terbesar di dunia.

Perhelatan yang mengangkat tema ‘Recover Together, Recover Stronger’ ini menjadi momen bagi Indonesia untuk mengajak seluruh dunia bangkit dan memulihkan ekonomi setelah terpuruk akibat pandemi yang terjadi sejak dua tahun belakangan. Sebagai bagian dari pilar Presidensi G20 2022 yaitu mendorong produktivitas serta memastikan pertumbuhan berkelanjutan dan inklusif, peran fintech dalam mendorong pertumbuhan UMKM dinilai signifikan dan penting.

Berdasarkan riset Institute for Development of Economic and Finance (INDEF) dan Asosiasi Fintech Indonesia (AFTECH) pada 2019, fintech P2P lending berkontribusi 0,45% terhadap PDB Indonesia, juga mampu mendorong penciptaan 362 ribu lapangan kerja sehingga menurunkan angka kemiskinan sebesar 177 ribu orang. Berarti, fintech menjadi bagian penting dalam mendukung pemulihan ekonomi nasional, karena teknologi terbukti membuka akses lebih luas terhadap pembiayaan dan layanan keuangan untuk UMKM melalui platform digital.

Demi memperluas akses pembiayaan dan layanan keuangan untuk UMKM, Dima melanjutkan bahwa ALAMI pun menargetkan pertumbuhan pembiayaan pada 2022 naik 200% dari tahun sebelumnya. “Untuk mewujudkannya, tentu perlu kolaborasi dengan pemerintah dan pemangku kepentingan terkait agar akses modal kerja ke UMKM bisa berjalan dengan lancar dan baik,” tutur Dima.

Hingga saat ini ALAMI  telah menyalurkan pembiayaan produktif senilai lebih dari Rp 2,6 triliun kepada lebih dari 10.000 proyek UMKM di Indonesia. Angka ini diharapkan terus meningkat pada akhir tahun ini. Penyaluran pembiayaan ALAMI juga diimbangi dengan kualitas pembiayaan yang baik, yakni dengan tingkat keberhasilan pembayaran lebih dari 90 hari (TKB90) berada di level 100% atau jika dianalogikan pada perbankan syariah dikenal dengan Non-Performing Financing (“NPF”) berada di level 0%. Jumlah pengguna aplikasi ALAMI hingga kini pun telah mencapai lebih dari 89 ribu tersebar di 482 kota/kabupaten yang berada di 34 provinsi.

ALAMI menghadirkan solusi keuangan yang mengedepankan keadilan (fairness) dan keterbukaan (transparency) sebagai komitmen perusahaan dalam penerapan bisnis model yang bersifat Sharia-Driven, satu langkah lebih maju dari penerapan Sharia-Compliance. ALAMI berharap dapat berperan aktif dalam mengembangkan ekosistem ekonomi syariah bersama segenap pemangku kepentingan dan mewujudkan agenda Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs). Salah satu bentuk implementasi dari Sharia-Driven yang diterapkan ALAMI adalah memberikan pendampingan bagi penerima pembiayaan berupa kerja sama pelatihan usaha dalam mengembangkan kualitas keuangan dan usaha para UMKM.

*

Tentang ALAMI

ALAMI merupakan perusahaan teknologi keuangan peer-to-peer lending berbasis syariah yang didirikan sejak 2018 oleh Dima Djani, Harza Sandityo, dan Bembi Juniar. ALAMI telah berizin dari Otoritas Jasa Keuangan (“OJK”) sejak 27 Mei 2020. Saat ini, ALAMI adalah salah satu platform pembiayaan bagi UMKM berbasis syariah terbesar di dunia dengan pencairan pembiayaan lebih dari Rp 2 triliun dengan tingkat Non-Performing Financing (“NPF”) di level 0% dan Tingkat Keberhasilan Bayar (TKB90) dana mencapai 100%. ALAMI telah memberikan pembiayaan kepada lebih dari 10.000 proyek-proyek UMKM pada sektor strategis di Indonesia. Keberadaan ekosistem ALAMI telah mencakup 482 kota di 34 Provinsi seluruh Indonesia, baik dari sisi penyandang dana (funders), penerima manfaat pembiayaan (beneficiaries), dengan jenis kegiatan komersial maupun sosial yang telah berjalan. Upaya ALAMI telah mendapatkan pengakuan berupa penghargaan bergengsi, termasuk “Platform Pembiayaan P2P Terbaik” di tingkat global oleh The Asset Triple A Awards selama dua tahun berturut-turut sejak 2019. Selengkapnya di http://alamisharia.co.id.