Category Archives: Umum

Siaran pers umum

​Inovasi Peneliti LIPI Terbaik di Hitachi Awards 2020

Bandung – Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) meraih dua penghargaan di The Hitachi Global Foundation Asia Innovation Award 2020 sebagai Best Innovation Award yang jatuh kepada Kepala Loka Penelitian Teknologi Bersih, Ajeng Arum Sari dan Encouragement Award yang diperoleh peneliti Pusat Penelitian Kimia, Muhammad Hanafi. LIPI mengirimkan lima aplikasi proposal di mana dua aplikasi proposal berhasil terpilih menjadi yang terbaik.

The Hitachi Global Foundation Asia Innovation Award 2020 merupakan penghargaan kepada innovator atas pencapaian luar biasa dalam bidang penelitian & pengembangan sains dan teknologi serta dampak sosialnya dalam mencapai Sustainable Development Goals (SDG’s). Penghargaan ini diberikan oleh Hitachi Global Foundation yang memandang ASEAN sebagai representasi dunia sebagai mercusuar harapan bagi umat manusia dalam memperjuangkan keanekaragaman, inklusi, pembangunan ekonomi, dan kelestarian lingkungan. Hanya universitas dan institusi riset dari enam negara ASEAN terpilih yang bisa mengajukan aplikasi proposal.

Ajeng mengaku bangga dan yakin bahwa ini adalah salah satu cara agar hasil riset LIPI di bidang lingkungan dapat semakin mendunia sehingga lebih diakui  “Ini seperti momentum bagi saya bahwa LIPI bisa lebih banyak berbicara di bagian lingkungan,” ungkap pemenang Best Innovation Award Dr. Ajeng Arum Sari, Rabu (4/11) di Gedung 50 Kawasan Multisatker LIPI Bandung.

Di sela sela kesibukannya, Ajeng menceritakan mengenai proses seleksi yang dilaluinya. Dirinya mengatakan bahwa tantangan terberatnya saat itu adalah menyatukan berbagai penelitian menjadi satu skema riset lintas disiplin yang komprehensif dan mampu menjawab problematika lingkungan di Indonesia. “Saya optimis ini tuh bagus karena kita dari lintas disiplin, tapi seperti bisa memecahkan masalah besar dari monitoring sampai teknologi yang termanfaatkan dan memiliki keuntungan bagi masyarakat,” jelasnya.

Adapun delapan penelitian yang menjadi bagian dari Environment Team pemenang Best Innovation Award adalah: (1) Monitoring plastik Sungai Citarum oleh Muhammad Reza Cordoba, (2) Daur ulang limbah plastik dan (3) Pengembangan Bioplastik oleh Muhammad Ghozali dan Agus Haryono, (4) Teknologi enzim untuk pengolahan air limbah oleh Ajeng Arum Sari dan Dede Heri Yuli Yanto, (5) Lutor Nanobubble oleh Anto Tri Sugiarto, (6) Teknologi pengolahan air limbah anaerobik dan (7) Riset Composting Toilet dari Neni Sintawardani, serta (8) Floating Treatment Wetland oleh Cynthia Henny. “Tim mencermati mulai dari monitoringnya hingga implementasi teknologi yang dimiliki oleh LIPI,” ujar Ajeng.

Tahapan seleksi sendiri berlangsung sejak April 2020 saat pengumuman penerimaan aplikasi proposal dibuka. Masa seleksi kemudian berlangsung pada Juli hingga Agustus 2020 dan menghasilkan beberapa kandidat terpilih untuk wawancara secara online pada 1 Oktober. Hitachi Global Foundation lalu merilis pengumuman pemenang pada 30 Oktober 2020. Peraih Best Innovation Award (2 orang) berhak mendapatkan ¥ 3.000.000, Outstanding Innovation Award (10 orang) sebesar ¥ 1.000.000 dan Encouragement Award (10 orang) sebesar ¥ 500.000.

Sejatinya, seremoni penyerahan penghargaan akan dihelat pada Januari 2021 di Jepang. Namun, pandemi COVID-19 memaksa pengumuman penghargaan dilakukan secara online. Meskipun baru saja mendapat apresiasi internasional, Ajeng dan tim lingkungan LIPI langsung bergegas cepat menetapkan target selanjutnya. Termasuk mengunjungi beberapa lokasi yang menjadi tempat pengembangan dan implementasi teknologi riset yang dijalankan seperti IPAL di Sumedang. “Kita akan diskusi apa yang bisa kita explore,” tuturnya.
Sumber : Humas LIPI

Sivitas Terkait : Dr. Ajeng Arum Sari

Provinsi D.I. Yogyakarta Juara Umum pada Ajang Kompetisi Penelitian Siswa Indonesia

Bandung – Provinsi D.I. Yogyakarta raih juara umum Kompetisi Penelitian Siswa Indonesia (KoPSI) Tahun 2020. Pada perhelatan yang dimulai sejak 2 November 2020 itu, D.I. Yogyakarta berhasil meraih 2 emas, 1 perak, 5 perunggu, dan 2 penghargaan khusus, yaitu Apresiasi Tema Termenarik dan Apresiasi Tema Terkini.

Tema KoPSI tahun ini adalah “Pemanfaatan dan Pengembangan Potensi dalam Rangka Mengoptimalkan Sumber Daya Lokal”. Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar dan Menengah (Paudasmen), Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Jumeri mengapresiasi, dalam situasi pandemi COVID-19 ini para peserta tetap bersemangat menghasilkan karya-karya inovasi penelitian dalam pemanfaatan dan pengembangan Potensi, serta optimalisasi sumber daya lokal bagi daerahnya.

“Kalian menempatkan diri bahwa posisi peneliti menjadi amat penting dalam menemukan solusi permasalahan global yang sedang mendera. Sungguh luar biasa,” tutur Jumeri ketika menutup perhelatan KoPSI 2020 secara dalam jaringan (daring) pada Jumat (6/11).

Senada dengan itu, Pelaksana Tugas (Plt.) Kepala Pusat Prestasi Nasional (Puspresnas) mengatakan bahwa KoPSI tidak hanya sekadar kompetisi penelitian siswa tingkat SMA/MAN, melainkan juga sarana untuk memupuk motivasi agar para peneliti muda dari daerah bisa berkiprah lebih baik.  Sebagai salah satu rangkaian acara, KoPSI menggagas workshop “Meneliti Itu Seru” yang menghadirkan beberapa narasumber dan motivator salah satunya adalah Bapak Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo.

“Workshop ini bertujuan untuk memberikan semangat pantang menyerah dan wawasan penelitian, khususnya di masa pandemi bagi para finalis KoPSI yang diharapkan kedepannya menjadi peneliti muda Indonesia yang mampu menggerakkan potensi daerahnya sendiri melalui riset dan inovasi, meningkatkan nilai tambahnya sehingga daerahnya pun memiliki kemampuan untuk menyelesaikan tantangan yang dihadapi,” jelas Asep.

Juri lomba bidang fisika terapan, dan rekayasa (FTR), Wahyu Sri Utomo mengatakan meski diselenggarakan secara daring, secara keseluruhan proses penjurian tidak menemui kendala berarti. “Berkat kerja keras panitia, penyelenggaraan lomba telah ditunjang dengan keandalan sistem jaringan yang sangat menentukan berjalannya proses penilaian,” katanya.

Penilaian juri diatur melihat aspek latar belakang (15%), rumusan masalah (20%), metode penelitian (20%),  kedalaman analisis (25%), potensi aplikasi (10%), dan kaidah penulisan (10%). Selanjutnya, terdapat dua tahapan final KoPSI yaitu pameran daring (poster) dan wawancara daring. “Ketika wawancara, kami menilai pemahaman siswa serta keterampilan mereka menyampaikan  isi penelitiannya,” ungkap Wahyu.

Ia dan rekan-rekan juri lainnya mengaku terkesan dengan karya peserta karena telah membuktikan bahwa pandemi bukan halangan untuk berprestasi. Menurutnya, ini adalah harapan positif bagi masa depan penelitian di Indonesia. “Jangan hilang kegembiraan dalam meneliti,” pesannya untuk anak-anak.

Senada dengan itu, juri bidang sosial dan humaniora, Laras Sekarsih mengemukakan bahwa sangat penting bagi seorang peneliti menguasai teknik berkomunikasi. Supaya hasil riset bisa diketahui dan bermanfaat bagi khalayak luas.

Kemampuan peserta yang bisa melakukan riset bahkan dengan metode daring bagi Laras adalah modal dan bentuk adaptasi penelitian dalam menyikapi berbagai keterbatasan. “Adik-adik dengan waktu singkat bisa memodifikasi desain, memindahkan lokasi riset menggunakan daring, membuat poster, melakukan presentasi yang menarik.”katanya.

“Semoga ini bukan puncak prestasi kalian melainkan langkah awal dan batu loncatan bagi prestasi kalian selanjutnya. Jangan berhenti meneliti, berani jujur, meneliti itu seru,” ucapnya.

Kepada para peneliti muda, peneliti dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Rindia Maharani Putri, berpesan. “Untuk rajin membaca, pantau perkembangan penelitian yang sudah dilakukan orang lain, pupuk rasa ingin tahu dan motivasi untuk menghasilkan produk yang bermanfaat bagi masyarakat dunia.”katanya.

Peneliti ITB lainnya, Fifi Fitriyah Masduki juga berharap, dalam menjawab permasalah global seperti Covid-19, peneliti berkolaborasi dalam mencapai tujuan penelitian yaitu kemaslahatan umat manusia. “Kalian adalah aset bangsa yang berharga. Pertahankan terus untuk berkarya dan menyumbang pemikiran bagi bangsa dan negara,” pesannya

Pada kesempatan ini, Direktur Kurikulum, Sarana, Kelembagaan, dan Kesiswaan Madrasah, Kementerian Agama (Kemenag), Umar, menyampaikan dukungannya atas penyelenggaraan KoPSI sebagai wadah dalam peningatan SDM unggul di bidang penelitian.  Kemenag mendorong kiprah anak-anak Indonesia menjadi ilmuwan yang mampu menjadikan pandemi sebagai peluang untuk menghadirkan solusi bagi lingkungan sekitar.

“Sisi lain dari pandemi adalah (adanya) kesempatan untuk memanfaatkan tranformasi digital untuk dimanfatkan sebaik-baiknya terutama dalam bidang pendidikan. Kalian adalah contoh siswa Indonesia yang hebat,” kata Umar.

Kepada para pemenang KoPSI 2020, Asep Sukmayadi menyampaikan apresiasinya. “Selamat kepada semuanya yang telah menjadi juara karena telah melalui seleksi yang ketat namun tetap menjaga integritas dan kejujuran,” tutup Asep.

Informasi nama-nama pemenang KoPSI 2020 dapat diakses melalui laman Puspresnas Kemendikbud: pusatprestasinasional.kemdikbud.go.id atau Instagram: @puspresnas.


Biro Kerja Sama dan Hubungan Masyarakat
Sekretariat Jenderal
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Laman: kemdikbud.go.id
Twitter: twitter.com/Kemdikbud_RI
Instagram: instagram.com/kemdikbud.ri
Facebook: facebook.com/kemdikbud.ri
Youtube: KEMENDIKBUD RI
Pertanyaan dan Pengaduan: ult.kemdikbud.go.id

#menelitiituseru
#berprestasidarirumah
#jujuritujuara
#semangatmenolaklupa
#bersamahadapikorona
#merdekabelajar
Sumber : Nomor : 340/Sipres/A6/XI/2020

Wamendag Jerry Sebut Sumatra Utara Salah Satu Kontributor Ekspor Nonmigas Penting Bagi Indonesia

Medan – Wakil Menteri Perdagangan Jerry Sambuaga menyebut Sumatra Utara (Sumut) sebagai salah satu provinsi yang memberikan kontribusi ekspor nonmigas cukup tinggi bagi Indonesia. Pada 2019, Sumatera Utara menduduki peringkat ke-9 sebagai provinsi yang memberikan kontribusi ekspor nonmigas dengan total ekspor sebesar USD 7,28 miliar (4,73 persen dari total ekspor nonmigas Indonesia).

Hal itu disampaikan Wamendag Jerry saat melepas ekspor produk sarang burung walet dan keripik singkong PT Ori Ginalnest Indonesia dan PT Alpha Gemilang Sejahtera bersama Gubernur Sumatera Utara Edhy Rahmayadi di Medan, hari Sabtu (7/11). Dengan capaian seperti itu, Wamendag Jerry memberikan apresiasi kepada pemerintah dan pelaku usaha di Sumut.

“Kami berterima kasih dan memberikan apresiasi kepada Pak Gubernur, pemerintah kabupaten dan kota, serta seluruh pelaku usaha di Sumut atas capaian yang diraih. Kita berharap ekspor makin memberikan kontribusi penting bagi perekonomian dan kesejahteraan masyarakat, termasuk di Sumut ini,” kata Jerry.

Kinerja neraca perdagangan Indonesia sangat baik dengan membukukan surplus hingga USD 13,5 miliar. Kontribusi ekspor nonmigas menjadi makin penting dengan mencatat USD 111, 25 miliar untuk periode Januari—September 2020. Jika dilihat dari data ekspor pada periode Januari— Agustus 2020, ekspor nonmigas Sumatera Utara tercatat sebesar USD 4,91 miliar atau naik 0,40 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya.

Menurut Jerry, Indonesia tengah gencar menjaga dan meningkatkan ekspor. Peningkatan ekspor tidak terhenti karena pandemi Covid-19. Jerry juga menyebut berbagai perjanjian perdagangan secara bilateral maupun multilateral sebagai salah satu cara untuk memberikan keunggulan kompetitif bagi produk-produk Indonesia.

“Hari ini kita serahkan Surat Keterangan Asal (SKA) kepada para pelaku usaha agar produknya dikenal berasal dari Indonesia. Dari situ mereka akan mendapatkan pemotongan tarif  bahkan hingga nol persen ke negara tujuan. Dengan begitu, harganya bisa ditekan dan bisa bersaing,” imbuh Jerry.

Jerry menjelaskan, SKA adalah sebuah pernyataan resmi dari Pemerintah Indonesia mengenai asal sebuah produk ekspor. SKA merupakan salah satu instrumen yang dihasilkan oleh perjanjian perdagangan yang dilakukan oleh Kementerian Perdagangan bersama kementerian dan lembaga lain. Negara tujuan ekspor akan mengenali asal produk dari SKA tersebut dan memberikan pemotongan tarif hingga nol persen sesuai dengan perjanjian yang telah ditandatangani dengan Indonesia.

Sementara itu, Gubernur Sumut Edhy Rahmayadi menyambut gembira dan berharap sinergi antara pemerintah pusat dan daerah dapat terus ditingkatkan. “Produk Sumatra Utara sangat beragam dan banyak yang punya peluang ekspor. Kami harap Kementerian Perdagangan memberikan perhatian khusus bagi ekspor Sumatra Utara,” ujar Edhy.

Menanggapi permintaan tersebut, Wamendag Jerry mengatakan mengembangkan produk-produk daerah untuk diekspor menjadi prioritasnya. Ia menyebut pembangunan infrastruktur yang sangat masif di era Presiden Jokowi akan mendukung hal tersebut. Ia yakin tol lintas Sumatra akan meningkatkan arus perdagangan dan menekan biaya logistik

“Kami akan memadukan upaya-upaya dengan infrastruktur yang ada, sehingga produk masyarakat semakin mudah mencapai pasar, baik domestik maupun luar negeri. Ini kerja lintas lembaga dan para pemangku kepentingan. Kami senang dan siap berkolaborasi dengan semua pihak agar produk masyarakat Sumut bisa dimaksimalkan dalam perdagangan,” kata Jerry.

Apresiasi Pelaku Usaha

Wamendag Jerry Sambuaga mengapresiasi semangat pantang menyerah para pelaku usaha dan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang terus berproduksi hingga melaksanakan ekspor di masa pandemi Covid-19. Perusahaan sarang burung walet PT Ori Ginalnest Indonesia berhasil mengekspor sarang burung walet ke China, Eropa, Amerika Serikat, Australia, Taiwan dan Singapura sebesar Rp 24,29 miliar. Sedangkan PT Alpha Gemilang Sejahtera mengekspor 20 ton keripik singkong ke Korea Selatan secara rutin 2—3 kali dalam sebulan.

“Kita harus berikan apresiasi kepada para pelaku ekspor karena tetap bekerja keras, optimis, dan bisa mengoptimalkan peluang meski dalam masa pandemi. Ini juga berkaitan dengan ketahanan dan kemampuan beradaptasi perusahaan dalam berbagai keadaan,” kata Jerry.

Menurut Jerry, ekspor sarang burung walet meningkat secara konsisten di tengah pandemi. Berdasarkan data BPS, ekspor sarang burung walet Indonesia selama kurun waktu lima tahun 2015– 2019 memiliki tren positif 34,94 persen. Ekspor sarang burung walet Indonesia pada periode Januari—September 2020 juga mengalami peningkatan sebesar 34,45 persen yaitu sebesar USD 276,58 juta dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Negara tujuan utama sarang  burung walet Indonesia adalah Tiongkok dengan nilai mencapai USD 219,08 juta atau atau sebesar 60,19 persen dari seluruh ekspor sarang burung walet Indonesia.

“Indonesia menjadi negara penghasil sekaligus eksportir utama sarang burung walet di dunia. Berdasarkan trademap tahun 2019 ekspor walet Indonesia berkontribusi 48,16 persen dari total ekspor sarang burung walet dunia,” tutur Jerry.

Higienitas dalam Ekspor

Pandemi meningkatkan kesadaran terhadap higienitas dalam ekspor. Kesadaran dipicu oleh mudahnya penyebaran Covid-19 kepada obyek, media, atau tenaga kerja yang menangani ekspor. Untungnya, Indonesia telah lama memiliki perjanjian bersama dalam penetapan standar higienitas produk. Khusus dalam ekspor sarang walet, sejak 2012, Indonesia dan Tiongkok sebagai tujuan utama ekspor telah menandatangani protokol persyaratan higienitas, karantina, dan pemeriksaan untuk importasi produk sarang burung walet dari Indonesia ke Tiongkok.

Sampai saat ini, dari 49 perusahaan yang telah terdaftar sebagai pemegang Eksportir Terdaftar Sarang Burung Walet (ET-SBW), hanya 23 perusahaan yang telah mendapatkan sertifikasi ekspor sarang burung walet ke Tiongkok.

Jerry mengingatkan, tren kesehatan dan higienitas akan meningkat di masa depan sejalan dengan kesadaran publik akan hidup sehat. “Standar-standar kesehatan dan higienitas itu sering menjadi nontariff barrier dalam perdagangan. Untuk itu, Kementerian Perdagangan bersama kementerian terkait sudah mengantisipasi dengan berbagai perjanjian perdagangan baik secara bilateral maupun multilateral. Dalam perjanjian-perjanjian itu juga ada mekanisme peningkatan kapasitas pelaku usaha agar bisa memenuhi standard kesehatan produk di negara tujuan ekspor,” tandas Jerry.

Ekspor Produk UMKM

Ekspor produk UMKM berbasis singkong dan ubi juga mendapat perhatian serius Wamendag Jerry. Menurutnya, potensi ekspor Indonesia sangat banyak dan beragam. Jika digarap serius, semua komoditas dan produk bisa diekspor, termasuk singkong.

“Ini menjadi contoh bahwa potensi itu sebenarnya ada depan kita. Tinggal kreatifitas dan keseriusan kita saja dalam mengolah dan memasarkannya,“ ujar Wamendag.

Untuk itu, pemerintah mengajak seluruh pelaku usaha untuk terus menggali potensi ekspor. Menurut Wamendag Jerry, Kementerian Perdagangan memiliki perangkat dan program-program yang mendukung munculnya produk-produk alternatif dalam perdagangan dan ekspor.

“Kementerian Perdagangan memiliki Direktorat Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional (Ditjen PEN), Direktorat Bina Usaha Perdagangan Direktorat Jenderal Perdagangan Dalam Negeri, dan lainnya. Kita memiliki banyak sekali program-program pembinaan yang komprehensif dan integratif. Kita juga punya Atase Perdagangan, ITPC dan FTA Centre yang selalu siap sedia mendampingi dan memberikan fasilitasi kepada para pelaku usaha. Mari, semua pelaku usaha bekerja sama dengan kami,” ujarnya.

 

–selesai–

Informasi lebih lanjut hubungi: Ari Satria

Kepala Biro Hubungan Masyarakat Kementerian Perdagangan

Email: pusathumas@kemendag.go.id

Kemenperin Bidik Substitusi Impor 15 Persen Tahun 2021

Kementerian Perindustrian menargetkan substitusi impor bahan baku atau bahan penolong serta barang modal untuk sektor industri minimal mencapai 15 persen pada tahun 2021 nanti. Sasaran tersebut akan dilanjutkan hingga tahun 2022 sebesar 35 persen.

“Kami terus mendetailkan produk apa saja yang paling dominan impornya. Namun demikian, langkah strategis ini perlu mendapat dukungan dari para pemangku kepentingan terkait seperti Kementerian Perdagangan dan Kementerian Keuangan,” kata Sekretaris Jenderal Kemenperin Achmad Sigit Dwiwahjono di Bandung, Sabtu (7/11).

Sekjen Kemenperin menjelaskan, pemerintah bertekad untuk melindungi industri di dalam negeri, terlebih dengan adanya dampak pandemi Covid-19. “Tentu tujuannya agar bisa lebih berdaya saing. Ada beberapa sektor yang kapasitasnya tidak terpakai (idle) atau terkena unfair trade, sehingga perlu kita lindungi,” ujarnya.

Kemenperin menghitung, saat ini utilisasi sektor industri di tanah air sekitar 56 persen karena imbas pandemi. Padahal sebelumnya mampu menyentuh 70 persen. “Sebenarnya kita tidak anti impor. Sebab, bahan baku dan bahan penolong itu dibutuhkan oleh sektor industri kita untuk ditingkatkan lagi nilai tambahnya. Tugas kami adalah menjaga keberlangsungan usaha mereka,” paparnya.

Salah satu bahan baku yang impornya perlu ditekan ada di sektor industri kimia. Sedangkan untuk impor barang modal yang perlu disubstitusi, misalnya di sektor industri permesinan dan elektronik. “Semua sektor masing-masing punya karakteristik yang berbeda. Untuk itu, kami sedang perdalam komoditasnya hingga HS number 8-digit,” imbuh Sigit.

Upaya yang dilakukan untuk penurunan impor pada sektor-sektor dengan persentase impor terbesar dijalankan secara simultan dengan upaya peningkatan utilisasi produksi. Dalam hal ini, Kemenperin terus mendorong pendalaman struktur dan peningkatan investasi di sektor industri.

“Memang investasi punya andil yang sangat besar bagi perekonomian, seperti penyerapan tenaga kerja. Kami akan fasilitasi dan kawal realisasi investasi dari sektor industri. Hingga tahun 2023, ada rencana investasi di sektor industri dengan total nilai hingga Rp1.048 triliun,” ungkap Sigit.

Berikutnya, kebijakan strategis yang diterapkan pemerintah meliputi implementasi peta jalan Making Indonesia 4.0 pada tujuh sektor industri prioritas, yaitu industri makanan dan minuman, kimia, tekstil dan busana, otomotif, elektronika, farmasi serta alat kesehatan.

Target dari Making Indonesia 4.0 adalah Indonesia bisa masuk dalam 10 besar ekonomi dunia tahun 2030,” tandasnya. Saat ini, pemerintah tengah berupaya melakukan business matching untuk menarik investasi pada sektor-sektor industri yang potensial, termasuk tujuh sektor industri prioritas Making Indonesia 4.0.

Selain itu, target substitusi impor untuk sektor industri dapat dicapai melalui optimalisasi program Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri (P3DN). “Potensi belanja barang dan modal dari pemerintah sekitar RP546,5 Triliun. Tentunya peluang ini tidak boleh kita lewatkan, akan kita awasi dan kelola untuk bisa dimanfaatkan oleh produk-produk dalam negeri,” ungkapnya.

Demikian Siaran Pers ini untuk disebarluaskan.

Pererat Kemitraan Di Tengah Pandemi, Pemprov DKI Terima Bantuan Peralatan Medis Dari Berlin

Jakarta –  Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menerima bantuan persediaan medis berupa masker dan  swab uji PCR dari Pemerintah Negara Bagian Berlin sebagai bentuk mempererat hubungan bilateral Indonesia-Jerman dan sister city Jakarta-Berlin di masa pandemi. Bantuan tersebut diterima secara simbolis oleh Deputi Gubernur Bidang Pengendalian Penduduk dan Pemukiman Provinsi DKI Jakarta, Suharti di Balai Kota Jakarta, pada Kamis (5/11).

Suharti menyampaikan, Pemprov DKI Jakarta berterima kasih atas dukungan yang telah diberikan untuk tenaga kesehatan yang menjadi garda terdepan penanganan pasien COVID-19. Suharti berharap kegiatan seperti ini dapat membuka peluang untuk melahirkan gagasan dalam upaya percepatan penanganan COVID-19.

“Kami ucapkan terima kasih atas dukungan yang diberikan oleh Pemerintah Negara bagian Berlin. Virus ini sudah mewabah secara global. Sehingga kerja sama seperti ini sangat diperlukan, selain untuk mempererat kemitraan kedua kota, dapat juga melahirkan gagasan/ide segar untuk mempercepat penanganan wabah COVID-19 melalui dialog  terbuka dan saling bertukar pengalaman,” terang Suharti.

Perwakilan Duta Besar dari Kedutaan Besar Jerman, Thomas Graf menyatakan pentingnya upaya bersama dan saling bahu membahu antar negara untuk memerangi pandemi. “Ini merupakan masa-masa sulit bagi kita semua, Jerman dan juga Indonesia, Berlin dan juga Jakarta. Dengan menyerahkan masker dan persediaan medis pada hari ini, kami senang dapat mendukung Gubernur Anies Baswedan beserta timnya untuk memerangi pandemi. Ini menekankan betapa pentingnya bagi kami untuk saling bahu-membahu menghadapi tantangan global,” terangnya.

Perlu diketahui, Jakarta dan Berlin telah memperkuat relasi selama pandemi melalui implementasi proyek “Smart Change” yang didanai oleh Uni Eropa. Proyek ini diselenggarakan untuk mengembangkan solusi inovatif yang berkelanjutan dengan mendorong pertumbuhan ekonomi dan penciptaan lapangan kerja di Jakarta. Proyek ini juga semakin mempererat kemitraan antara Jerman, Indonesia dan Thailand dalam lingkup pertukaran ide bisnis, dan pengembangan solusi Kota Cerdas terutama pada era pasca pandemi. Proyek ini juga bertujuan untuk memajukan tata  pemerintahan yang baik, dan pembangunan kota berkelanjutan di Jakarta sesuai dengan Agenda Pembangunan Berkelanjutan 2030 melalui kemitraan kota Jakarta, Berlin dan Bangkok.

Selain itu, tahun 2020 ini menandai 26 tahun kemitraan sister city Jakarta-Berlin. Sejak awal kemitraan yang telah dibangun pada tahun 1994, Jakarta dan Berlin berfokus pada kebudayaan dan olahraga. Pada tahun 2016, fokus beralih pada hubungan ekosistem start-up. Melalui program “Tenaga ahli untuk kemitraan kota di seluruh dunia” oleh Deutsche Gesellschaft für Internationale Zusammenarbeit (GIZ), seorang tenaga ahli terpadu dari Berlin diperbantukan untuk bekerja di Pemerintah Provinsi Jakarta pada tahun 2019 hingga 2020 untuk mendukung kemitraan. Kemudian di tahun 2020 Gubernur Provinsi DKI Jakarta, Anies Baswedan turut berpartisipasi dalam Video Conference Governing Mayor  of Berlin on Covid-19 Pandemic.

 

SIARAN PERS

NOMOR: 1719/SP-HMS/11/2020

Aplikasi dan Gim Berperan Besar Tingkatkan Perekonomian hingga Kedaulatan Digital

Jakarta –  Aplikasi dan gim sebagai bagian dari subsektor di bidang ekonomi kreatif memiliki peranan besar dalam membangkitkan perekonomian dan kedaulatan digital sehingga perlu didorong dan diperkuat jejaring antarpelaku kreatif di berbagai daerah tanah air.

Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Infrastruktur Kemenparekraf/Baparekraf, Hari Santosa Sungkari, dalam kegiatan “Digital Conference & Exhibition, Indonesia Digital 2020” yang digelar secara daring, Kamis (5/11/2020), mengatakan, aplikasi dan gim sebagai bagian dari subsektor ekonomi kreatif harus mampu diadaptasi dan dimanfaatkan dengan maksimal dalam berbagai kesempatan yang ada.

“Kemenparekraf/Baparekraf mendorong agar terus terjadi kolaborasi dari seluruh pemangku kepentingan. Pemerintah tidak bisa melakukan sendiri, harus bersama-sama dengan seluruh pihak sehingga tercipta produk yang bisa menjadi tuan rumah di negara sendiri dan kancah internasional. Tujuannya adalah kita memiliki kedaulatan digital yang kuat,” kata Hari Sungkari.

“Digital Conference & Exhibition, Indonesia Digital 2020” merupakan kegiatan dalam upaya memperkuat jejaring pelaku ekonomi kreatif khususnya sektor aplikasi dan gim di empat kota yakni Balikpapan, Depok, Malang, dan Yogyakarta. Turut hadir dalam kegiatan ini Deputi Bidang Ekonomi Digital dan Produk Kreatif Kemenparekraf/Baparekraf Muhammad Neil El Himam, Ketua IDPro (Indonesia Data Center Providers) Hendra Suryakusuma, CEO Alterra Ananto Wibisono, CEO Wisageni Rudi Sumarso dan Praktisi, Akademisi dan Pemerhati industri Aplikasi dan Gim, Rudi Sumarso.

Hari menjelaskan, Indonesia memiliki kekuatan yang besar untuk dapat mencapai kedaulatan digital melalui aplikasi dan gim. Digital ekonomi Indonesia dari 2015 hingga 2018 mengalami peningkatan pertumbuhan 49 persen dari 18 miliar dolar AS menjadi 27 miliar dolar AS. Angka ini menjadikan Indonesia sebagai the fastest-growing digital economy di ASEAN. Hal itu juga dapat terlihat dari keberadaan 5 unicorn di Indonesia seperti Tokopedia, Traveloka, Bukalapak, Ovo, dan Gopay, serta 1 decacorn Gojek.

Sementara untuk sektor gim, market size gim di Indonesia pada 2020 mencapai 1.004 juta dolar AS dan 672 juta dolar AS diantaranya datang dari mobile gim yang pertumbuhannya 70,1 persen year on year (YoY).

“Jadi itulah yang membuat subsektor ini sangat seksi untuk kita bina. Saya bermimpi dari penguatan jejaring ini nantinya ada produk gim dan apps yang bisa menjadi tuan rumah di negara kita sendiri. Mungkin saja produk itu adalah buatan dari beberapa studio yang merupakan gabungan dari Depok dan Balikpapan, atau Balikpapan dan Malang, dan sebagainya. Menjadi hak milik bersama sehingga bisa jadi tuan rumah di negara sendiri dan bisa menembus pasar internasional dengan syarat bahwa produk yang kita bawa itu harus punya uniqueness,” kata dia.

Uniqueness itu bisa didorong dari keragaman budaya yang dimiliki Indonesia. “Angkatlah kearifan lokal lalu bungkus dengan kekinian yang bisa kita buat, sehingga kita tidak membuat another mobile Legend dan another PUBG, tapi satu gim dari Indonesia,” kata Hari.

Deputi Bidang Ekonomi Digital dan Produk Kreatif Kemenparekraf/Baparekraf, Muhammad Neil El Himam, mengatakan, dalam pengembangan ekosistem digital banyak terdapat faktor yang harus diperkuat. Salah satunya adalah talenta digital itu sendiri.

Karenanya ia mengapresiasi pemerintah daerah yang memiliki kesadaran dalam pengembangan talenta digital. Seperti kota Malang yang memperkuat diri menjadi kota kreatif di bidang aplikasi dan gim karena menyadari potensi adanya sekitar 5.000 lulusan perguruan tinggi teknologi informasi di Malang dan sekitarnya.

“Kemudian yang perlu disadari terkait dengan kekayaan yang kita miliki selain kekayaan alam yaitu kekayaan budaya. Bahasa atau budaya bisa menjadi kekayaan yang bisa diambil menjadi nilai tambah buat ekonomi kreatif itu sendiri,” kata dia.

Dalam pengembangan ekosistem digital kedepan juga perlu diperkuat dengan kesiapan infrastruktur dan teknologi yang didukung dengan kebijakan dan regulasi. Diharapkan nantinya, baik aplikasi ataupun gim data-datanya minimal disimpan di data centre yang ada di Indonesia.

“Tentunya pemerintah tidak bisa bekerja sendiri. Kita tentu butuh masukan dari para stakeholder pelaku di bidang aplikasi dan gim untuk menurunkan peraturan-peraturan kebijakan-kebijakan yang tentunya memberikan level playing field bagi pelaku ekonomi kreatif,” kata Neil.

Kemenparekraf/Baparekraf sebagai salah satu katalisator perkembangan ekonomi negeri memiliki berbagai program dalam mengembangkan ekosistem digital. Diantaranya program Developer Day yang telah dijalankan sejak era Bekraf (Badan Ekonomi Kreatif) juga program-program yang memberikan stimulus seperti program Bantuan Pemerintah (Banper) untuk subsektor ekonomi kreatif yang berfokus pada fasilitasi revitalisasi infrastruktur fisik ruang kreatif dan sarana ruang kreatif serta fasilitasi teknologi informasi.

Selain itu juga ada program Bantuan Insentif Pemerintah (BIP) yang diselenggarakan setiap tahun sejak 2017, bertujuan memberikan tambahan modal kerja dan/atau investasi aktiva tetap kepada pelaku usaha yang berkecimpung dalam 6 (enam) subsektor ekonomi kreatif (aplikasi digital dan pengembangan permainan, fesyen, kriya, kuliner, dan film) dan sektor pariwisata.

“Dana BIP ini diharapkan dapat menjadi stimulus nyata bagi pelaku ekonomi kreatif dan pariwisata,” kata Neil.

Sementara Ketua IDPro (Indonesia Data Center Providers) Hendra Suryakusuma mengatakan, pihaknya berkomitmen untuk meningkatkan infrastruktur data center di Indonesia sehingga dapat menunjang aplikasi dan gim sebagai bagian dari subsektor di bidang ekonomi kreatif dalam membangkitkan perekonomian sekaligus menuju kedaulatan digital.

Dari sisi data center market, pada 2020 tercatat 53 megawatt di antaranya dikelola oleh para anggota IDPro dan di tahun depan ditargetkan berkembang menjadi 120 megawatt.

“Meski jika dibandingkan dengan Singapura yang jumlah penduduknya hanya 5,6 juta memiliki kapasitas data center mencapai 500 megawatt. Sehingga ini jadi peluang kita untuk terus menumbuhkan data center di Indonesia,” kata Hendra.

Agustini Rahayu
Kepala Biro Komunikasi
Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif

Megono, Kuliner Tak Mudah Basi Berdaya Saing Internasional

Jakarta – Ada yang menarik dari acara Edu Health Fair 2020 yang digelar Kemenkes di Mal Taman Anggrek pada Kamis hingga Jumat (5-6 November 2020). Berbeda dengan Poltekkes lain yang memamerkan inovasi berupa alat kesehatan, Poltekkes Semarang justru memamerkan inovasi kuliner tradisional.

Megono, kuliner tradisional berbahan dasar nangka itu merupakan hasil penelitian dosen Keperawatan Poltekkes Semarang yakni Indar Widowati, Hartati, dan Zaenal Amirudin. Mereka berhasil mengubah megono yang semula mudah basi dalam waktu 1 hingga 2 hari, kini megono bisa awet hingga lebih dari satu tahun.

Megono dikemas jadi makanan kaleng siap saji dan sudah dipasarkan di Pekalongan. Diciptakannya megono awet ini dilatarbelakangi oleh bergesernya pola hidup masyarakat tradisional ke pola hidup masyarakat modern.

Kondisi tersebut mendorong masyarakat lebih memilih makanan siap saji dan siap santap. Hal ini menjadi peluang untuk produk makanan/minuman dalam kemasan yang mampu berfungsi menjaga kesehatan dan kebugaran tubuh.

Megono merupakan salah satu kuliner tradisional yang berasal dari Pekalongan memiliki potensi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat modern. Keberadaan inovasi megono ini dapat mengembangkan potensi kuliner tradisional megono menjadi produk inovatif megono dalam kemasan, bahkan pemasarannya sudah meluas ke kancah internasional.

Sebelum dipasarkan megono diproses melalui 2 tahapan, yakni tahap I uji pra riset dan tahap II uji kecukupan panas, uji mikroba, uji proksimat, dan uji waktu simpan produk.

Hasil uji pra riset di BPTBA LIPI Yogyakarta, megono kemasan keleng dinyatakan lolos uji karantina. Analisa terstandar megono kemasan kaleng terbuki tidak mengandung bakteri anaerob golongan clostridium parhingens, salmonella sp, dan staphylococcus aureus.

Pengujian kecukupan panas dilakukan pada suhu 121 derajat celcius dalam waktu 10-15 menit kaleng dalam keadaan normal.

Kesimpulan dari hasi uji tersebut bahwa berdasarkan hasil uji karantina di BPTBA LIPI Yogyakarta bahwa megono telah memenuhi kriteria sebagai produk makanan yang dapat dikalengkan (produk makanan kaleng).

Perlu dukungan dan kerja sama dari berbagai pihak untuk mengembangkan produk megono kaleng yang memiliki daya saing dengan produk kemasan lainnya.

Berita ini disiarkan oleh Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat, Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi nomor hotline Halo Kemenkes melalui nomor hotline 1500-567, SMS 081281562620, faksimili (021) 5223002, 52921669, dan alamat email kontak[at]kemkes[dot]go[dot]id (D2)

Menkumham Yasonna Laoly Sebut UU Cipta Kerja yang Diteken Jokowi sebagai Lompatan Besar dan Terobosan Kreatif Memajukan Bangsa

Jakarta – Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly menyebut UU Cipta Kerja yang sudah resmi ditandatangani oleh Presiden Joko Widodo sebagai lompatan besar dalam sejarah hukum Indonesia. Yasonna juga menyebut omnibus law UU Cipta Kerja ini menjadi terobosan kreatif untuk memajukan bangsa.

“Terlepas dari berbagai kontroversi yang melingkupi pembahasannya, UU Cipta Kerja ini sangat reformatif dan fenomenal. Buat pertama kalinya kita menggunakan metode omnibus law secara komprehensif untuk sebuah Undang-Undang,” kata Yasonna seperti disampaikan lewat akun Instagram pribadinya, Selasa (3/11/2020).

“Kita boleh berbeda pendapat, tapi bagi saya ini adalah sebuah lompatan besar dan terobosan kreatif untuk memajukan bangsa. Hal ini hanya mungkin terjadi karena determinasi yang kuat dari seorang Presiden dengan visi yang melihat jauh ke depan serta didukung oleh pimpinan dan anggota DPR, termasuk oleh banyak pemangku kepentingan (stakeholder) lain,” ucapnya.

Yasonna meyakinkan bahwa UU Cipta Kerja memberi dampak positif bagi pertumbuhan ekonomi dan peraturan perundang-undangan Indonesia.

“UU ini dirancang untuk dapat mentransformasi ekonomi dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional, yang pada gilirannya meningkatkan lapangan kerja yang luas,” kata Yasonna.

“”UU Cipta Kerja memangkas tumpang tinding regulasi, birokrasi perizinan yang ruwet serta menghilangkan potensi korupsi perizinan, menciptakan kemudahan berusaha bagi usaha mikro, UMKM, koperasi, serta meningkatkan investasi pada karya dan padat modal, juga menciptakan kepastian hukum berusaha,” tutur Guru Besar Kriminologi di Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian tersebut.

Sebagaimana diketahui, omnibus law UU Cipta Kerja telah resmi diteken oleh Presiden Joko Widodo dan diundangkan sebagai UU Nomor 11 Tahun 2020. Setelah ditandatangani, Menteri Sekretaris Negara melalui Deputi Bidang Hukum dan Perundang-undangan dengan surat No: B-437/ Kemensetneg/D-1/HK.00/11/2020 tanggal 2 November 2020 meminta agar undang-undang tersebut dapat diundangkan dalam Lembaran Negara RI serta dalam Tambahan Lembaran Negara RI. Pada tanggal yang sama, UU ini kemudian ditandatangani pula oleh Menkumham Yasonna Laoly dan masuk Lembaran Negara RI Tahun 2020 Nomor 245.

“Tepat pada jam 21.40 WIB, saya menandatangani UU yang fenomenal itu. Sebuah sejarah legislasi baru telah ditorehkan dan tentu saja menjadi sebuah kehormatan bagi saya menjadi bagian dari sejarah baru tersebut,” ucap menteri asal Sorkam, Tapanuli Tengah, tersebut.

Adapun salinan UU Cipta Kerja sudah diunggah di situs resmi Jaringan Dokumentasi dan Informasi Hukum Sekretarian Negara (JDIH Setneg) dan bisa diakses oleh publik. Dengan demikian, seluruh ketentuan dalam UU berisi 1.187 halaman sebagaimana diunggah di situs resmi Kemensetneg ini resmi berlaku sejak 2 November 2020.

 

Biro Humas, Hukum dan Kerja sama

Twitter     : @Kemenkumham_RI Instagram : @KemenkumhamRI

Facebook : Kementerian Hukum dan HAM RI Youtube : Kemenkumham RI

Website    : www.kemenkumham.go.id

​Transformasi Kota, Pergeseran Tren Urbanisasi di Indonesia

Tren urbanisasi di Indonesia memberikan pengaruh pada perkembangan kota yang diikuti dengan perubahan dari berbagai aspek. Perubahan atau transformasi kota turut berkontribusi terhadap pembangunan berkelanjutan, salah satunya dari aspek kependudukan dan perencanaan ruang. Untuk mengetahui perkembangan dan isu perubahan dalam sistem kehidupan penduduk perkotaan terkini, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) melalui Pusat Penelitian Kependudukan telah melakukan kajian  isu perkotaan, mulai dari konsep dan implementasi pada pelibatan masyarakat atau komunitas kota dalam konteks transformasi. Dalam rangka memperingati World City Day, LIPI membahas topik Transformasi Kota untuk Pembangunan Berkelanjutan: Perspektif Kependudukan dan Perencanaan Ruang, dalam Webinar World Cities Day 2020, pada Kamis, 5 November 2020, melalui aplikasi zoom meeting dan live streaming Youtube, mulai pukul 13.00 WIB.

Jakarta – Transformasi kota sangat diperlukan untuk menuju target pencapaian Sustainable Development Goals (SGDs) atau program pembangunan berkelanjutan khususnya dalam mewujudkan kota yang berkelanjutan. Menyikapi hal ini, Organisasi dunia Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) telah menetapkan pada 31 Oktober sebagai World City Day sebagai upaya kerja sama antar negara untuk mengatasi tantangan urbanisasi dan berkontribusi terhadap pembangunan kota yang berkelanjutan di seluruh dunia. Tahun ini, World City Day mengambil tema Valuing Our Communities and Cities agar kebijakan yang dibuat dapat lebih menghargai komunitas dan kota itu sendiri secara adil.

Kepala Pusat Penelitian LIPI, Herry Yogaswara mengatakan transformasi kota dalam hal ini adalah sebuah perubahan fundamental yang menyangkut perubahan kerangka pembangunan. Salah satu pendekatan yang perlu dilakukan adalah melibatkan secara utuh seluruh komponen masyarakat termasuk inisiatif yang bersifat informal. “Oleh karena itu pendekatan kependudukan perlu menjadi salah satu aspek penting untuk dipertimbangkan,” tegasnya.

Herry menyebutkan, strategi informal yang ada di level masyarakat, yang dibangun kelompok masyarakat khususnya kelompok rentan di perkotaan, selama ini belum dapat diintegrasikan ke dalam perencanaan kota yang cenderung bersifat formal. “Sementara, urbanisasi dan keberlanjutan kota perlu dikelola dengan tepat, mengingat kecepatan urbanisasi khususnya pada kota-kota kecil dan menengah menjadi tantangan bagi tata kelola dan perencanaan perkotaan,” imbuhnya. “Sehingga harus disiapkan kebijakan yang tepat untuk mengantisipasi peningkatan ketimpangan yang mungkin terjadi,” tambahnya.

Peneliti Pusat Penelitian Kependudukan LIPI, Luh Kitty Katherina menjelaskan bahwa studi tentang urbanisasi, khususnya di negara berkembang, terfokus pada kota-kota utama dari suatu negara yang mengalami proses urbanisasi sangat cepat, membentuk kawasan perkotaan yang besar atau megaurban, meninggalkan kota-kota lain di negaranya. “Selain sebagai tempat konsentrasi penduduk, kota-kota tersebut memiliki kontribusi ekonomi yang sangat tinggi terhadap perekonomian nasional. Namun saat ini, peta urbanisasi mulai bergeser,” tegas Kitty.

“Pergeseran ini menunjukkan bahwa saat ini kota kecil dan menengah memiliki peran penting sebagai katalis dan pusat yang dapat menarik masyarakat untuk datang dan bertempat tinggal. Kota kecil dan menengah berpotensi memiliki peran penting dalam penyeimbang wilayah dan pembangunan pedesaan jika direncanakan dan dikelola dengan baik,” ujarnya. “Di Indonesia, geliat perkembangan kota menengah atau yang sering juga disebut sebagai kota lapis kedua (secondary cities) mulai terlihat sekitar 1970-an,” sebut Kitty

Dari aspek kebutuhan sanitasi di pemukiman penduduk, peneliti Pusat Penelitian Kependudukan LIPI, Rusli Cahyadi mengungkapkan, penetapan sasaran program sanitasi masyarakat di Indonesia mencerminkan pengaplikasian prinsip pembangunan berbasis kebutuhan. “Masyarakat yang berpenghasilan rendah, tinggal di permukiman padat penduduk, serta kondisi lingkungan yang rawan sanitasi dianggap memiliki kebutuhan (need) yang lebih tinggi. Oleh karenanya hal tersebut perlu menjadi prioritas dalam pembangunan sarana sanitasi berbasis komunitas,” tegas Rusli.

Peneliti Pusat Penelitian Kebijakan dan Manajemen Iptek dan Inovasi LIPI, Galuh Syahbana Indraprahasta, menerangkan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi masuk ke beragam sendi dan aspek kehidupan, termasuk perkotaan. “Fusi antara teknologi dan sistem perkotaan inilah yang kemudian melahirkan label Smart City,” terangnya.

“Ada beberapa pembelajaran menarik dari kasus anekdotal Smart City di Indonesia, yaitu: (1) Masyarakat lebih banyak ditempatkan sebagai user; (2) peluang lebih besar bagi masyarakat untuk berpartisipasi baik dalam proses perencanaan maupun sebagai Sensor Manusia; (3) Upaya pelibatan masyarakat membutuhkan proses sosialisasi dan pembelajaran yang tidak instan,” ungkap Galuh.

Sivitas Terkait : Dr. Herry Jogaswara MA

Animo Tinggi Jelang TEI-VE ke-35, Total Peserta yang Mendaftar Melebihi Target

Jakarta – Menteri Perdagangan Agus Suparmanto mengatakan animo menjelang penyelenggaraan Trade Expo Indonesia—Virtual Exhibition (TEI—VE) ke-35 sangat tinggi mencapai 692 pelaku usaha berorientasi ekspor yang terdiri dari perusahaan besar dan UKM nasional. Jumlah tersebut melebihi target awal yaitu 200—300 peserta.

Hal ini disampaikan Mendag Agus pada konferensi pers TEI—VE ke-35 yang diselenggarakan di Cirebon, hari Kamis (5/11). Turut hadir dalam acara tersebut Bupati Cirebon Imron Rosyadi, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Barat Moh. Arifin Soedjayana, Direktur Eksekutif LPEI Daniel James Rompas, Direktur Hubungan Kelembagaan PT BNI (Persero) Sis Apik Wijayanto, dan Direktur PT Debindo Adhiswasti.

“Animo pelaku usaha dan buyers sangat menggembirakan. Sejak pendaftaran dibuka pada 9 Oktober 2020 hingga 2 November 2020, tercatat sebanyak 692 pelaku usaha berorientasi ekspor dan

1.400 buyers dari 86 negara telah mendaftarkan diri. Jumlah buyers dan pengunjung diharapkan akan terus bertambah karena pendaftaran masih dibuka hingga acara TEI—VE ke-35 berlangsung,” kata Mendag Agus.

Mendag Agus mengatakan, lima negara dengan jumlah buyers tertinggi selain Indonesia yaitu Amerika Serikat 46 buyers, Australia 41 buyers, Hong Kong 39 buyers, Arab Saudi 23 buyers, dan Jepang 18 buyers. Para buyers yang berminat bertransaksi nantinya akan diarahkan untuk mengadakan penjajakan kesepakatan dagang (business matching), sehingga tercapai kontak dan kontrak dagang yang diharapkan.

Sementara itu, lanjut Mendag, total okupansi tercatat sebanyak 505 stan virtual. Peserta TEI—VE ke- 35 berasal dari sektor manufaktur; fesyen; makanan dan minuman; industri jasa; produk kreatif inovatif; industri strategis; serta kerajinan.

Menurut Mendag Agus, penyelenggaraan Trade Expo Indonesia—Virtual Exhibition (TEI—VE) ke-35 diharapkan dapat mendorong usaha kecil dan menengah (UKM) mengembangkan jejaring bisnis dan investasi. “TEI—VE ke-35 ini merupakan ajang pengembangan jejaring bisnis dan investasi bagi UKM. Para pelaku usaha dan UKM dapat menyajikan dan mempromosikan produk berkualitas buatan Indonesia untuk dipasarkan secara global,” ujar Mendag Agus.

Mendag Agus mengungkapkan, fokus utama TEI—VE ke-35 adalah transaksi bisnis ke bisnis (b2b) yang bersifat jangka panjang dan bertaraf internasional. Hal itu dilakukan guna meningkatkan ekspor Indonesia di kancah perdagangan internasional.

“Meskipun platform ini diinisiasi Kementerian Perdagangan, tetapi TEI—VE ke-35 mengedepankan skema dari, oleh, dan untuk pelaku usaha. Para pelaku usaha secara aktif juga melakukan promosi mulai dari memilih stan virtual, mengunggah konten promosi, dan berinteraksi dengan para buyers internasional,” tutur Mendag Agus.

Mendag Agus mengatakan, seluruh pembiayaan pembuatan platform digital ini tidak menggunakan anggaran dan pendapatan belanja negara (APBN), tetapi berasal dari para pelaku usaha yang antusias terlibat mengikuti TEI—VE ke-35.

Mendag Agus menjelaskan, desain TEI—VE ke-35 dibangun berbasis situs web dengan menggunakan game-play standard platform, yaitu tampilan rangkaian gambar tiga dimensi dengan fitur-fitur interaktif layaknya bermain gim interaktif. TEI—VE ke-35 juga mengadposi infrastruktur gedung pameran Indonesia Convention Exhibition (ICE) di Bumi Serpong Damai (BSD) agar para buyers dan pengunjung mendapatkan pengalaman seperti layaknya mengunjungi TEI di ICE BSD. Selain itu, para pengunjung juga dapat menentukan sendiri pilihan rute kunjungan dan kegiatan setelah melakukan pendaftaran secara daring.

Fitur-fitur interaktif disediakan dalam menu navigasi yang membantu mengarahkan perjalanan pengunjung ke berbagai stan dan forum bisnis virtual. Kemudian, para pengunjung dapat berinteraksi langsung secara audio visual melalui aplikasi zoom atau live chat dibantu oleh petugas yang berjaga.

“TEI—VE ke-35 akan berlangsung selama tujuh hari pada 10—16 November 2020. Namun, pameran virtual masih dapat diakses selama satu bulan hingga 10 Desember 2020,” jelas Mendag Agus.

TEI—VE ke-35 akan menampilkan produk dan jasa Indonesia pada zona produk potensial dan unggulan nasional yang terdiri dari jasa dan produk premium; manufaktur; furnitur dan produk kerajinan tangan; makanan dan minuman; aksesori fesyen dan multiproduk.

Selain pameran, TEI—VE ke-35 juga diisi beragam forum yaitu trade, tourism, and investment (TTI) forum dengan tema “Policy Transformation in The New Era Toward Economic Recovery”. Ada pula 27 kegiatan forum bisnis yang akan menghadirkan narasumber para pimpinan kementerian dan lembaga, serta 11 kegiatan bisnis konseling yang akan menghadirkan narasumber dari para perwakilan perdagangan RI di luar negeri.

Total transaksi TEI 2019 tercatat sebesar USD 10,95 miliar yang terdiri atas transaksi produk (barang dan jasa) sebesar USD 1,54 miliar, transaksi investasi sebesar USD 9,29 miliar, dan transaksi jasa sebesar USD 120,08 juta.

Mendag menyampaikan apreasiasinya kepada semua pihak yang mendukung TEI—VE ke-35. Pihak- pihak tersebut, yaitu PT Debindomulti Adhiswasti selaku penyelenggara acara (event organizer/EO) , Kementerian Luar Negeri, Kementerian Keuangan, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Kementerian Koordinator Bidang Maritim dan Investasi, Badan Koordinasi Penanaman Modal (BPKM), Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Kementerian Pertanian, Kementerian

Kelautan dan Perikanan, Kementerian Perindustrian, Kamar Dagang Indonesia, Bank Rakyat Indonesia, Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI), dan para pelaku usaha

“Sinergi ini diharapkan dapat menyukseskan gelahar TEI-VE ke-35 2020 dan mendorong peningkatan ekspor Indonesia ke pasar global,” pungkas Mendag.

Gandeng LPEI untuk Pembiayaan Ekspor 

Di tahun ini, Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) sebagai Special Mission Vehicle (SMV) Kementerian Keuangan kembali mendukung TEI—VE ke-35 yang diinisiasi Kementerian Perdagangan.

“LPEI sebagai Special Mission Vehicle (SMV) Kementerian Keuangan RI turut serta mendorong peningkatan ekspor nasional melalui berbagai fasilitas pembiayaan, penjaminan, asuransi dan jasa konsultasi,” ujar Direktur Eksekutif LPEI Daniel James Rompas.

Sinergi antara Kementerian Perdagangan RI dan LPEI telah terjalin sejak lama. Sebagai rekan strategis, LPEI dan Kementerian Perdagangan akan memfasilitasi para pelaku UKM berorientasi Ekspor untuk bertemu para calon buyers dari luar negeri.

“Kami mendukung sepenuhnya penyelenggaraan TEI—VE ke-35 pada tanggal 10—16 November mendatang. Meski masih berada di tengah-tengah pandemi Covid-19, kami tetap berupaya mendukung para UKM atau eksportir Indonesia untuk mendapatkan akses bertemu dengan buyers maupun calon buyers luar negeri,” lanjut James. 

James Rompas menyampaikan, LPEI akan mengikutsertakan mitra binaan pilihan yang berasal dari program Jasa Konsultasi yang dinamakan Coaching Program for New Exporter (CPNE).

“Program ini bertujuan memberikan pendampingan kepada pelaku usaha agar siap menjadi  eksportir dan bankable. Selain itu, LPEI juga akan menggelar klinik pelatihan bagi para pelaku UKM untuk menambah pengetahuan dalam berbisnis, sehingga dapat menembus pasar ekspor,” kata James.

  

Informasi lebih lanjut hubungi: Ari Satria

Kepala Biro Hubungan Masyarakat Kementerian Perdagangan

Email: pusathumas@kemendag.go.id

–selesai–

Olvy Andrianita

Direktur Pengembangan Produk Ekspor Ditjen Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan

Email: olvy.andrianita@kemendag.go.id