Tag Archives: Investasi

PLN Grup Tawarkan Kerja Sama Investasi Pengembangan 2 PLTS Terapung

Nusa Dua, 18 Oktober 2022 – PT PLN (Persero) bersama dua subholding pembangkitan menawarkan kerja sama pengembangan dua proyek
pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) terapung dengan total kapasitas 200 megawatt (MW) dalam pertemuan State Owned Enterprise (SOE) International Conference 2022 di Bali, Selasa (18/10).

Pembangunan PLTS terapung Gajah Mungkur dan PLTS terapung Karangkates ini diharapkan dapat meningkatkan bauran energi baru terbarukan (EBT) guna mencapai target pengurangan emisi gas rumah kaca berbasis Nationally Determined Contribution (NDC) hingga 30,89 persen pada tahun 2030.

Direktur Manajemen Proyek dan EBT, Wiluyo Kusdwiharto menjelaskan dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) tahun 2021 – 2030 yang menjadi RUPTL paling hijau sepanjang sejarah, PLN akan gencar menambah kapasitas pembangkit EBT. Salah satu jenis pembangkit yang akan dikembangkan adalah pembangkit listrik tenaga surya (PLTS).

“Dua PLTS yang ditawarkan PLN, ini akan menjadi salah satu backbone kelistrikan Jawa dan sebagai pengganti dari PLTU yang akan dipensiunkan oleh PLN,” ujar Wiluyo.

Melalui subholding PLN Indonesia Power (PLN IP), PLN juga telah menginisiasi proyek PLTS terapung dengan kapasitas 100 megawatt (MW) berlokasi di Bendungan Gajah Mungkur, Wonogiri, Jawa Tengah. PLTS terapung ini akan masuk ke dalam sistem kelistrikan Jawa Bali.

Direktur Utama PLN IP, Edwin Nugraha Putra mengajak para investor untuk ikut serta dalam proyek PLTS terapung Gajah Mungkur. Pihaknya menargetkan PLTS ini dapat beroperasi pada 2025.

Saat ini PLN sudah menyelesaikan pra feasibility study dengan target feasibility study selesai pada tahun ini,” tutur Edwin.

Selain PLN IP, melalui subholding PLN Nusantara Power (PLN NP), PLN juga telah menginisiasi proyek strategis PLTS terapung berkapasitas 100 MW yang berlokasi di Bendungan Karangkates.

Direktur Utama PLN NP, Ruly Firmansyah menyebutkan PLTS terapung ini juga akan masuk ke dalam sistem kelistrikan Jawa Bali. PLTS ini ditargetkan beroperasi pada tahun 2025.

“PLTS ini akan menjadi salah satu PLTS terbesar di Jawa Timur dan akan membantu pasokan listrik di Jawa bagian timur dan juga Bali,” pungkasnya.

Didukung ADB, Wamen BUMN: ETM Jadi Skema Investasi Kunci Percepat Transisi Energi

Nusa Dua, 18 Oktober 2022 – Kementerian Badan Usaha Milik Negara melalui PT PLN (Persero) terus mendorong transisi energi guna mencapai target Net Zero Emission (NZE) pada 2060 mendatang. Komitmen tersebut diperkuat dengan dukungan yang terus diperoleh dari Asia Development Bank (ADB) melalui skema Energy Transition Mechanism (ETM).

Wakil Menteri BUMN I Pahala Nugraha Mansury menilai prinsip Indonesia dalam transisi energi tetap mengedepankan keterjangkauan dan sustainability bagi masyarakat.

“Tentu saja, ketika kita bicara energi bersih kita tidak bisa meninggalkan masyarakat. Untuk itu, kolaborasi dari sisi investasi, teknologi maupun kerja sama studi perlu terus dilakukan untuk mempercepat tercapainya target dekarbonisasi,” ujar Pahala.

Salah satu proyek transisi energi yang digarap oleh pemerintah Indonesia dengan skema ETM ini adalah early retirement Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU). Untuk bisa memensiunkan PLTU, PLN tentu butuh dana yang tidak sedikit. Oleh karena itu,  ETM hadir sebagai salah satu strategi pembiayaan untuk memensiunkan PLTU lebih awal.

Di sisi lain, Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo menjelaskan PLN sudah menyiapkan peta memensiunkan PLTU untuk mencapai Net Zero Emission (NZE) pada tahun 2060. Mekanisme pensiun dini pada PLTU batu bara akan dilaksanakan secara bertahap baik berupa secara natural maupun pemensiunan lebih cepat (early retirement) dan menggantinya dengan EBT.

“Tak hanya memensiunkan PLTU eksisting, sesuai peta jalan menuju NZE 2060, PLN juga tidak akan melakukan pembangunan PLTU baru, kecuali penyelesaian pembangunan saat ini yang sudah dalam tahap konstruksi,” ungkap Darmawan.

Sementara itu, Director Energy Division Southeast Asia Departement ADB, Toru Kubo menjelaskan, melalui mekanisme pembiayaan ETM ini maka Indonesia bisa mendapatkan tambahan dana untuk bisa mengakselerasi proyek dekarbonisasi.

“Kami sudah berbicara dengan pemerintah tentang ETM ini sejak Februari tahun lalu di mana ini bisa menjadi kunci percepatan proyek transisi energi di Indonesia,” ujar Toru.

Toru menjelaskan bahwa jika berbicara transisi energi tidak hanya terkait proyek kelistrikan saja, meski memang proyek kelistrikan yang dilakukan Pemerintah Indonesia saat ini menjadi proyek unggulan dalam ETM.

Kata Toru, melalui gerak aktif ADB dan pemerintah Indonesia, isu soal transisi energi bisa menjamur di masyarakat. Ia juga sepakat bahwa dalam menuju lingkungan dan iklim yang lebih baik membutuhkan keterlibatan masyarakat.

Di sisi lain, perusahaan data dan web services terbesar di dunia asal Amerika, Amazon Web Services Inc menilai iklim investasi khususnya di sektor energi terbarukan Indonesia makin menarik. Hal ini sejalan dengan rencana perusahaan untuk bisa menjadi industri yang berbasis energi bersih.

APAC Head of Energy & Environment Policy Amazon Web Services Ken Haig juga menjelaskan saat ini Indonesia merupakan salah satu negara dengan potensi pengembangan EBT yang besar. Apalagi, menurut Ken Haig, Indonesia saat ini memiliki instrumen investasi yang memungkinkan keterlibatan sektor privat untuk ikut berinvestasi dalam mempercepat terwujudnya energi bersih.

“Ini adalah kesempatan yang luar biasa, meski memang ada beberapa kebijakan dan regulasi yang perlu dikembangkan sehingga memudahkan investasi masuk,” ujar Ken Haig.

Mendag Zulkifli Hasan: Sinergi BUMN dengan Sektor Perdagangan, Investasi, dan Industri Jadi Kunci Hadapi Tantangan Dunia

Nusa Dua, 17 Oktober 2022 – Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan mengatakan, keikutsertaan badan-badan usaha milik negara (BUMN) sangat dibutuhkan untuk mewujudkan sinergi bidang perdagangan, investasi, dan industri. BUMN, sebagai salah satu pemangku kepentingan di tiga sektor tersebut, akan memberikan kontribusi penting dalam upaya pemulihan ekonomi nasional di tengah berbagai krisis.

Hal tersebut disampaikan Mendag Zulkifli Hasan saat memberikan pidato penutup secara virtual pada Road to G20: State Owned Enterprises (SOEs) International Conference hari ini, Senin (17/10). Format fisik dari acara tersebut digelar di Nusa Dua, Bali pada hari yang sama.

“Sinergi BUMN dengan sektor perdagangan, investasi, dan industri akan menjadi kunci dalam menghadapi tantangan perekonomian dunia seperti ancaman krisis pangan dan krisis energi, serta inflasi yang dapat berimbas pada resesi ekonomi,” kata Mendag Zulkifli Hasan.

Untuk itu, lanjut Mendag Zulkifli Hasan, kita perlu waspada dan memastikan bahwa perdagangan, investasi, dan industri dapat berjalan sebagai mesin penggerak bagi pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat. “Saya melihat bahwa forum G20 tetap menjadi sarana terbaik untuk menemukan solusi bersama dalam menjawab tantangan-tantangan global tersebut,” imbuh Mendag.

Untuk itu, lanjut Mendag Zulkifli Hasan, kita perlu waspada dan memastikan bahwa perdagangan, investasi, dan industri dapat berjalan sebagai mesin penggerak bagi pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat. “Saya melihat bahwa forum G20 tetap menjadi sarana terbaik untuk
menemukan solusi bersama dalam menjawab tantangan-tantangan global tersebut,” imbuh Mendag.

Pada 21–23 September 2022 lalu, Mendag Zulkifli Hasan memimpin Pertemuan Tingkat Menteri G20 bidang Perdagangan, Investasi, dan Industri (Trade, Investment, and Industry Ministerial Meeting/TIIMM). Pertemuan tersebut menghasilkan sejumlah capaian konkret yang juga sejalan dengan tujuan Road to G20: SOEs International Conference.

Dalam TIIMM, para Menteri G20 mendukung seluruh agenda prioritas Indonesia dalam mendorong reformasi WTO, memperkuat sistem perdagangan multilateral untuk mempercepat pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan, serta menjamin akses produk kesehatan yang aman dan terjangkau. Para menteri juga sepakat mendorong kerja sama dalam menjaga ketahanan rantai pasok global, meningkatkan kapasitas UMKM, mendorong investasi berkelanjutan, serta meningkatkan produktivitas sektor industri.

“Saya harap hasil-hasil diskusi pada konferensi hari ini dapat berkontribusi positif untuk meningkatkan peran BUMN sebagai motor penggerak pertumbuhan ekonomi dan pemerataan pembangunan nasional,” kata Mendag.

 

Mendag Zulkifli Hasan Bertemu Menteri Perdagangan dan Industri Qatar, Jajaki Peningkatan Kerja Sama Perdagangan

Doha, 10 Oktober 2022 – Indonesia dan Qatar menyepakati perlunya peningkatan kerja sama di bidang perdagangan. Kedua negara juga perlu untuk tidak hanya memperdalam kerja sama di bidang perdagangan, tetapi juga investasi dan sektor lainnya, termasuk jasa, secara bersama-sama.

Hal tersebut disampaikan Menteri Perdagangan RI Zulkifli Hasan saat bertemu Menteri Perdagangan dan Industri Qatar Mohammed Bin Hamad Bin Qassim Al Abdullah Al Thani di Doha, Qatar, Senin (10/10).

“Qatar merupakan mitra strategis Indonesia di kawasan Timur Tengah dan untuk menjangkau pasar di Asia Selatan, Asia Tengah, dan Afrika Utara,” ujar Mendag Zulkifli Hasan. Di sisi lain, Mendag Zulkifli Hasan melihat bahwa kedua negara masih belum mengoptimalkan potensi perdagangan bilateral antara kedua negara. Nilai transaksi perdagangan Indonesia dan Qatar masih di bawah USD 1 miliar dengan didominasi perdagangan migas.

Mendag Zulkifli Hasan mengatakan, selama lima tahun terakhir neraca perdagangan Indonesia–Qatar mencatatkan defisit bagi Indonesia. “Hal tersebut disebabkan masih rendahnya permintaan produk Indonesia di Qatar serta tingginya kebutuhan Indonesia akan impor minyak dan gas dari Qatar,” ungkap Mendag.

Berdasarkan kedua hal tersebut, Mendag RI mengutarakan sekaligus mengajak Menteri Perdagangan dan Industri Qatar untuk bersama-sama meningkatkan kerja sama perdagangan kedua negara secara lebih bermakna, baik melalui forum kerja sama regional (Gulf Cooperation Council/GCC) maupun bilateral.

Dalam pertemuan tersebut, Mendag Zulkifli Hasan meminta Qatar sebagai salah satu anggota GCC untuk mendorong terlaksananya proses perundingan Indonesia–GCC CEPA, yang usulannya telah diinisiasi Indonesia sejak 2018.

“Indonesia berharap kedua negara dapat membentuk persetujuan Indonesia–GCC CEPA (IGCC–CEPA) sebagai landasan dalam mewujudkan kerja sama ekonomi yang lebih erat dan bermakna,” kata Mendag Zulkifli Hasan.

Sebelum mengakhiri pertemuan ini, Mendag Zulkifli Hasan mengapresiasi keberhasilan Qatar untuk menjadi tuan rumah Piala Dunia Sepak Bola 2022. Hal ini menunjukkan bahwa Qatar memiliki kemampuan melakukan perhelatan dunia tidak hanya secara finansial namun juga didukung oleh kualitas sumber daya manusia yang mampu mengelola perhelatan tersebut.

Mendag Zulkifli Hasan pun mengundang para pengusaha Qatar untuk hadir dalam Trade Expo Indonesia (TEI) ke-37 yang digelar secara fisik pada 19–23 Oktober 2022 dan secara virtual pada 19 Oktober–19 Desember 2022. “Kami mengundang para pelaku usaha Qatar agar turut berpartisipasi dalam TEI untuk memperluas jaringan bisnis dan meningkatkan hubungan perdagangan kedua negara,” kata Mendag.

Sekilas Perdagangan Indonesia–Qatar

Pada periode Januari–Juli 2022, total perdagangan Indonesia–Qatar mencapai USD 758,1 juta atau meningkat 29,02 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. Pada 2021, total perdagangan Indonesia–Qatar tercatat USD 893,0 juta atau turun 0,24 persen dibanding 2020. Ekspor Indonesia ke Qatar pada 2021 justru naik 17,83 persen menjadi USD 217,2 juta. Sementara impor Indonesia dari Qatar tercatat turun 4,92 persen menjadi USD 675,8 juta. Komoditas ekspor utama Indonesia ke Qatar adalah structures, light-vessels, kendaraan bermotor, tabung dan pipa, serta besi lembaran. Di sisi lain, komoditas impor utama Indonesia dari Qatar adalah sulfur, unwrought aluminum, polymers of ethylene, alkohol asiklik, dan sodium hidroksida.

BWI Bangga IPB Investasikan Wakaf 200 Milyar di Sukuk Wakaf, Prof. Nuh: Contoh Bagi Kampus Lain

Institut Pertanian Bogor bersama dengan Badan Wakaf Indonesia (BWI) kembali  akan menjalin kerja sama pengelolaan wakaf uang melalui penandatanganan  Perjanjian Kerja Sama (PKS) di Ruang Sidang Rektor , Gedung Andi Hakim Nasoetion, Kampus IPB Dramaga, Bogor pada hari Kamis (22/9). Penandatanganan PKS dilakukan Ketua Badan Pelaksana Badan Wakaf Indonesia , Prof. Dr. Ir H. Mohammad NUH, DEA dan Rektor IPB, Prof. Dr. Arif Satria, SP, M.Si dan dihadiri anggota komisioner BWI serta Wakil Pimpinan dan dosen IPB.

Pemerintah melalui Kementerian Keuangan memberi andil yang sangat besar dalam menerbitkan sukuk wakaf private placement. Bagi hasil investasi sukuk lebih tinggi dari rata-rata bagi hasil deposito dan seluruh dana dijamin keutuhannya dan dikembalikan pada saat jatuh tempo sukuk wakafnya.

IPB menyerahkan wakaf uang berjangka untuk dikelola BWI senilai Rp. 200 miliar melalui skema Sukuk Wakaf Private Placement dengan tujuan pemanfaatan untuk mendukung pelaksanaan kegiatan Tri Dharma Perguruan Tinggi IPB di bidang pendidikan ,penelitian dan pengabdian masyarakat.

BWI sangat mengapresiasi langkah IPB dalam menempatkan dana Endowment Fundnya di Sukuk Wakaf. Sukuk Wakaf IPB menjadi sukuk wakaf pertama yang terbesar yang dikelola BWI. Sebelumnya pada tanggal 30 Juni 2022, Institut Teknologi Sepuluh Nopember menjadi pelopor penempatan endowment fund  Perguruan Tinggi di sukuk wakaf yang dikelola melalui skema private placement. Pengelolaan dana abadi perguruan tinggi dalam skema sukuk wakaf private placement memberikan keuntungan yang optimal karena seluruh dana dijamin oleh pemerintah dan imbal hasil sukuk lebih tinggi dari rata-rata deposito.

Ketua BWI, Prof. Dr. Ir. Mohammad Nuh, DEA menyampaikan rasa terima kasih dan bangga pada IPB, yang menjadi salah satu kampus pioneer dalam mengembangkan dan mendayagunakan wakaf.

“Saya sampaikan rasa syukur dan terima kasih. Bukan saja soal seratus, dua ratus, atau satu trilyun, tapi yang paling penting adalah membuka urusan wakaf yang kita tahu tidak hanya urusan ukhrawi, tetapi juga ada hitungan bisnis (kebermanfaatan di dunia),” tuturnya.

Prof. Dr. Ir. Mohammad Nuh, DEA, yakin bahwa langkah yang dilakukan IPB, menyusul ITS untuk mengembangkan dan mendayagunakan wakaf akan menjadi corong yang akan membesarkan wakaf di kampus-kampus Indonesia.

“Kami sangat yakin, hal ini akan menjadi endoser atau corong, yang dapat diikuti kampus-kampus lain. Terlebih, investasi wakaf di CWLS ini banyak manfaatnya. Kalau saya hitung setidaknya ada sepuluh, diantaranya, sekarang itu kan dana abadi (Endowment Fund) sudah kewajiban bukan lagi pilihan, kampus secara imperative harus punya. Tapi dana abadi in ikan tidak boleh diam, harus berkembang, dan dinvestasikan ke produk yang memiliki return baik.”

Sementara itu, Prof. Dr. Arif Satria menilai bahwa penting terkait waqf awareness, miindset tentang wakaf dengan literasi harus terus dikembangkan untuk memaksimalkan potensi wakaf di Indonesia. Dulu orang hanya mengenal wakaf hanya untuk masjid dan makam, tapi sejak ada BWI menurut Prof. Dr. Arif Satria orang semakin mengenal wakaf, dan IPB melakukan langkah strategis konkrit dengan menginvestasikan wakaf di CWLS.

“Setiap langkah yang kami lakukan harus dipertanggungjawabkan. Harus akuntabel. Kami akan ditanya sama BPK ini kenapa penempatan dananya di sini? Kita tahu kalua deposito hanya dapat paling 2,5 persen, tapi dengan skema sukuk wakaf private placement kitab isa dapat 6 persen, dan bebas pajak. Selain penempatan dana wakaf ini, IPB juga mengembangkan project-project wakaf seperrti water station, IPB Memorial Park (pemakaman untuk keluarga besar IPB), wakaf asuransi, dan wakaf produktif sawah.” terangnya.

ITS dan IPB menjadi role model pengelolaan dana abadi/ endowment fund  perguruan tinggi dengan skema wakaf di Indonesia. Pengembangan pendidikan melalui pengelolaan dana abadi/  sudah dilakukan oleh universitas-universitas di luar negeri antara lain Harvard University, University of Texas, Yale University, Stanford University, Princeton University , dimana dana endowment fund diinvestasikan dan hasil investasinya digunakan untuk pemberian beasiswa dan pengembangan pendidikan.

Langkah IPB dan ITS dalam mengelola dana abadi melalui skema wakaf dapat diikuti oleh perguruan tinggi lainnya. Dengan skema wakaf private placement, dana abadi perguruan tinggi dapat dikelola secara optimal, dan memberikan manfaat yang sangat besar untuk kemajuan dunia pendidikan.

 

Inovasi Tabungan Emas Pegadaian Raih Penghargaan IDX Channel Anugerah Inovasi Indonesia (ICAII) 2022

Jakarta, 30 Agustus 2022 PT Pegadaian raih penghargaan di ajang bergengsi IDX Channel Anugerah Inovasi Indonesia (ICAII) 2022, dalam kategori “Hubungan Eksternal, Inovasi Integrated Business to Business Channeling of Pegadaian Gold Saving” yang diselenggarakan di Jakarta, Rabu (24/08).

Senior Executive Vice President Transformation Office PT Pegadaian, Sahat P Pangaribuan saat menerima penghargaan mengatakan, bahwa Pegadaian saat ini konsisten melakukan inovasi bisnis, serta terus memperluas kolaborasi dengan menjalin kerja sama dengan berbagai pihak demi kemanfaatan bersama.

“Sejalan dengan kebutuhan masyarakat maupun perkembangan teknologi, Pegadaian konsisten bertransformasi dan memperluas jaringan dengan pihak eksternal, agar bisa bersama-sama tumbuh dan bisa saling memberikan social value kepada masyarakat, ” ucap Sahat.

Sahat juga menambahkan, penghargaan ini merupakan bentuk apresiasi kepada seluruh Insan Pegadaian yang telah bekerja secara adaptif, untuk melakukan berbagai inovasi dan transformasi demi kemajuan perusahaan.

“Semoga penghargaan ini dapat memotivasi seluruh Insan Pegadaian dan menambah percaya diri, berani terbuka terhadap perubahan serta memberikan ide atau gagasan yang dapat mendukung proses transformasi perusahaan,” tambah Sahat.

PT Pegadaian, menjadi salah satu perusahaan jasa keuangan pertama yang berhasil memperoleh sertifikasi INDI 4.0 dari Kementerian Perindustrian RI.  Pegadaian terus menghadirkan berbagai transformasi dalam bisnisnya melalui teknologi informasi yang tepat guna, sehingga berbagai kerja sama dengan para mitra dapat terintegrasi dengan baik.

Sementara itu, Perhelatan ICAII 2022, diikuti ratusan perusahaan baik perusahaan terbuka (listed company) maupun non terbuka (non listed) dari perusahaan Badan Usaha Milik Negara maupun perusahaan swasta.

Waskita Karya Gandeng INA Sepakati Kerjasama Investasi Jalan Tol Trans Jawa

Jakarta, 6 September 2022 – Indonesia Investment Authority (INA) melalui anak perusahaan yang sepenuhnya dimiliki oleh INA, yaitu PT Rafflesia Investasi Indonesia (RII) dan PT Abhinaya Investasi Indonesia (AII) menandatangani Kesepakatan Penyelesaian Transaksi PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT) beserta anak perusahaannya PT Waskita Toll Road (WTR), untuk 2 (dua) ruas Jalan Tol Trans Jawa, yakni Tol Kanci – Pejagan dan Tol Pejagan – Pemalang. Penandatanganan Kesepakatan Penyelesaian Transaksi ini merupakan tindak lanjut dari penandatanganan Konfirmasi Dimulainya Transaksi (Confirmation of Transaction Commencement / CTC) antara kedua belah pihak yang disaksikan langsung oleh Presiden Joko Widodo pada bulan April lalu. Kerjasama antara INA dan Waskita Karya selanjutnya akan menguatkan arus kas Waskita Karya untuk mempercepat penyelesaian proyek-proyek ruas tol lain di Indonesia yang sedang dalam proses pembangunan.

Direktur Utama Waskita Karya, Destiawan Soewardjono menyampaikan, “Kesepakatan penyelesaian transaksi antara INA dengan Waskita Karya merupakan salah satu bentuk dukungan bagi komitmen Perseroan untuk mempercepat penyelesaian pembangunan ruas-ruas tol lain yang masih dalam tahap konstruksi, dan proyek-proyek strategis nasional yang ditetapkan Pemerintah.”

“Kerjasama ini pun semakin memperkuat struktur permodalan kerja Perseroan, sehingga kinerja keuangan dan operasional ke depannya lebih kokoh serta berkesinambungan. Ini merupakan komitmen kami untuk memastikan bahwa dalam lima tahun ke depan, proyek-proyek yang dikerjakan oleh Waskita Karya dapat berjalan dengan baik,” tambah Destiawan.

Pada kesempatan yang sama, Ketua Dewan Direktur INA, Ridha Wirakusumah menyampaikan “Kesepakatan Penyelesaian Transaksi antara INA dan Waskita Karya merupakan wujud nyata percepatan realisasi investasi untuk pengembangan infrastruktur utama, terutama jalan tol. Kami mengucapkan terima kasih pada Waskita Karya yang telah memenuhi standar-standar tata kelola, manajemen risiko, serta prinsip pro-lingkungan dan sosial yang baik, sesuai dengan yang INA tetapkan secara ketat.”

“Kami berharap kerjasama dengan INA pada hari ini merupakan langkah awal dan akan diikuti untuk sektor-sektor lain, dan pada akhirnya mampu mendorong pertumbuhan ekonomi dan memberikan dampak riil pada optimalisasi potensi ekonomi di Pulau Jawa,” tambah Ridha.

Transaksi ini didukung oleh partner perbankan dan institusi finansial yaitu PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (bertindak sebagai Koordinator), PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero) dan PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah. Struktur pembiayaan yang diberikan merupakan yang pertama dalam pembiayaan jalan tol di Indonesia, di mana tidak ada recourse kepada sponsor dan kreditor mengandalkan kelayakan proyek terkait secara independen.

Sesuai mandat INA, INA berperan menarik investasi, baik domestik maupun internasional, sebagai alternatif pembiayaan non-utang, yang digunakan untuk membangun infrastruktur berkelanjutan di Indonesia, termasuk pengembangan infrastruktur jalan tol. Sebagai salah satu sumber pembiayaan alternatif, keterlibatan INA mendukung perwujudan kemakmuran jangka panjang bagi seluruh masyarakat Indonesia.

Reksa Dana Pendapatan Tetap Berbasis Obligasi Korporasi dan Pasar Uang Paling Prospektif

Jakarta, 1 Agustus 2022 – Tim Analis Bareksa, super apps investasi terintegrasi pertama di Indonesia, memperkirakan prospek reksa dana pendapatan tetap berbasis obligasi korporasi dan pasar uang bisa menjadi pilihan diversifikasi investasi yang tepat di tengah fluktuasi pasar modal dan ketidakpastian global masih tinggi di semester II 2022 ini.

Mencorongnya prospek dua jenis reksadana tersebut telah mempertimbangkan kenaikan suku bunga acuan Bank Sentral Amerika Serikat sebesar 2.25% sepanjang tahun ini ke level 2,25-2,5%. Angka itu diproyeksikan akan memengaruhi kenaikan suku bunga acuan bank sentral negara-negara lain di dunia termasuk Indonesia.

“Jika Bank Indonesia menaikkan suku bunga acuannya, maka harga Surat Berharga Negara (SBN) yang lebih sensitif terhadap isu makro ekonomi dikhawatirkan akan terdampak dan mengalami pelemahan,” ungkap Chief Operation Officer Bareksa, Ni Putu Kurniasari dalam keterangannya, Senin (1/8/2022).

Oleh karena itu, menurut Putu, potensi reksa dana pendapatan tetap berbasis obligasi korporasi lebih menarik dibandingkan jenis reksa dana berbasis SBN. Selain itu kenaikan suku bunga acuan bisa memacu kinerja reksa dana pasar uang sehingga reksa dana pasar uang dapat menjadi pertimbangan investor.

Tim Analis Bareksa yang beranggotakan Christian Halim (Head of Investment), Sigma Kinasih (Market & Funds Analyst) dan Ariyanto Dipo Sucahyo (Investment Analyst) memperkirakan pergerakan pasar modal pada semester II tahun 2022 ini masih fluktuatif hingga akhir kuartal III. Pasalnya investor global masih mencermati efek kenaikan suku bunga Dolar yang agresif serta perlambatan ekonomi dunia yang berpotensi terjadi lebih cepat dari perkiraan.

Putu menjelaskan kebijakan Bank Sentral AS tersebut diambil untuk meredam lonjakan inflasi yang disebabkan oleh meroketnya harga pangan dan energi serta kelangkaan barang yang terjadi akibat terlalu cepatnya pemulihan ekonomi namun tidak diimbangi dengan pemulihan rantai pasokan barang yang cepat pula.

Tim Analis Bareksa memprediksi ke depannya harga pangan dan energi akan kembali turun ke level normal seperti saat sebelum masa pandemi, kecuali harga batu bara karena embargo Eropa terhadap batubara asal Rusia. Harga batu bara di semester II 2020 diproyeksikan masih berada di kisaran US$350 hingga US$400 per ton.

Analisis Bareksa memproyeksikan Indonesia masih akan mengalami surplus neraca berjalan (Current Account) sekitar 0,7-1,2% dari PDB tahun ini. Selain itu Bank Indonesia juga diperkirakan akan menaikkan suku bunga acuannya menjadi 4% di akhir 2022 dari level saat ini 3,5 persen. Prediksi itu mempertimbangkan ekspektasi inflasi Indonesia tidak melampaui angka 5% secara tahunan pada tahun ini.

Melihat data tersebut, prospek reksa dana saham dan reksa dana indeks juga masih menarik hingga akhir tahun terutama reksadana yang berbasis saham berkapitalisasi besar (big caps) yang bergerak di sektor keuangan dan infrastruktur. Sebab saat terjadi fenomena window dressing jelang akhir tahun, sektor tersebut akan diburu investor terlebih dahulu.

“Investor dapat menikmati potensi imbal hasil yang lebih optimal di dua reksa dana tersebut dengan target Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berada di level 7.200 – 7.400 hingga akhir tahun,” Putu menjelaskan.

Investor dapat mempertimbangkan untuk akumulasi secara bertahap di reksa dana saham dan reksa dana indeks, jika pasar saham (IHSG) mengalami penurunan ke kisaran level 6.500 – 6.700. Namun untuk saat ini, guna mengantisipasi dampak lonjakan inflasi dan potensi kenaikan suku bunga, investor dapat mendiversifikasi investasinya di reksa dana pasar uang dan reksa dana pendapatan tetap berbasis obligasi korporasi.

Kinerja Reksa Dana di Semester I 2022

Sebagai catatan, kinerja reksa dana saham yang tercermin dari indeks reksa dana saham Bareksa tercatat turun 0,15% sepanjang semester I 2022. Hal ini disebabkan oleh meningkatnya risiko global terutama akibat kebijakan pengetatan moneter AS.

Namun, menurut Putu, terdapat sejumlah reksa dana saham dan reksa dana indeks yang sanggup mencatatkan kenaikan dalam periode tersebut, yang utamanya ditopang oleh sektor energi yang melesat hingga 43%. Invasi Rusia ke Ukraina menyebabkan lonjakan harga komoditas energi seperti minyak mentah dan batu bara.

“Hal ini justru menciptakan surplus neraca perdagangan Indonesia sebagai salah satu negara pengekspor komoditas energi dunia serta meningkatkan kinerja saham produsen komoditas. Sektor energi telah meroket 43,7% sepanjang semester I 2022,” Putu memaparkan.

Putu menambahkan dengan mempertimbangkan fluktuasi pasar dan ketidakpastian global yang cukup tinggi, maka investor disarankan sebaiknya mencermati reksa dana saham berbasis big cap. “Sektor ini masih memiliki peluang pertumbuhan positif di semester II 2022,” ujarnya.

Reksa dana saham dan indeks yang bisa dicermati investor untuk periode semester II 2022 ialah :

Reksa Dana Saham & Indeks YtD 1 Tahun
Avrist Ada Saham Blue Safir 8.69% 19.96%
Bahana Dana Prima 11.71% 20.76%
BNP Paribas Sri Kehati 7.94% 25.18%

Sumber: Bareksa Research Team, Return NAV 28 Juli 2022

Adapun untuk kinerja reksa dana pendapatan tetap yang tercermin dari indeks reksa dana pendapatan tetap Bareksa sepanjang semester I 2022 juga mencatat kinerja negatif 1,03% yang diakibatkan pelemahan harga SBN. Meski begitu, untuk reksa dana pendapatan tetap berbasis obligasi korporasi justru menorehkan kinerja positif. Hal ini bisa terjadi karena fluktuasi harga obligasi korporasi umumnya cenderung lebih rendah daripada SBN.

Terakhir, indeks reksa dana pasar uang Bareksa masih mencatat kinerja positif sekitar 0,96% di semester I 2022. Dengan karakter risiko terendah dibandingkan reksa dana jenis lainnya, umumnya kinerja imbal hasil reksa dana ini juga tergolong rendah. Karena itu, reksa dana pasar uang cocok jadi pilihan investasi atau diversifikasi, saat pasar saham dan obligasi sedang bergejolak.

Reksa dana pendapatan tetap berbasis obligasi korporasi dan pasar uang yang bisa dipertimbangkan investor di semester II 2022 ialah :

Reksa Dana Pasar Uang 1 Tahun 3 Tahun
Capital Money Market Fund 4.54% 17.87%
Sucorinvest Sharia Money Market Fund 4.39% 17.96%
Shinhan Money Market Fund 3.43% 14.50%
Reksa Dana Pendapatan Tetap 1 Tahun 3 Tahun
Syailendra Pendapatan Tetap Premium 6.14% 30.67%
TRIM Dana Tetap 2 3.83% 16.77%
Sucorinvest Stable Fund 7.08%

Sumber: Bareksa Research Team, Return NAV 28 Juli 2022

(*)

 

Tentang Bareksa

Bareksa adalah super app investasi terintegrasi pertama di Indonesia sejak 2016, yang telah mendapat lisensi resmi sebagai Agen Penjual Reksa Dana dan Penasihat Investasi dari Otoritas Jasa Keuangan. Bareksa dilengkapi dengan Robo Advisor untuk memudahkan nasabah secara otomatis mengelola dana investasinya. Bareksa menjual lebih dari 200 produk reksa dana dari 40 manajer investasi terbesar di Indonesia dan memiliki lebih dari 2,8 juta akun nasabah. Selain menjual produk reksa dana, Bareksa juga merupakan salah satu mitra distribusi yang dipercaya oleh Kementerian Keuangan RI untuk menjual Surat Berharga Negara (SBN) Ritel secara online sejak tahun 2018. Bareksa juga menyediakan berbagai layanan untuk penggunanya seperti data market, konten, riset, analisis, news dan banyak lainnya. Untuk lebih jelasnya, kunjungi www.bareksa.com dan install aplikasi Bareksa.

BEI Catat Kinerja Tahun 2021 Bertumbuh dengan Baik

Jakarta – PT Bursa Efek Indonesia (BEI) menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) 2022 secara online dan offline terbatas dengan tetap menerapkan Protokol Kesehatan COVID-19 pada hari ini, Rabu (29/6). Agenda RUPST BEI 2022 meliputi: 1) Persetujuan atas Laporan Tahunan termasuk Laporan Tugas Pengawasan Dewan Komisaris Perseroan dan Pengesahan Laporan Keuangan Perseroan untuk Tahun Buku 2021, 2) Penunjukan Akuntan Publik Perseroan untuk Tahun Buku 2022, 3) Pengangkatan dan Penetapan Honorarium bagi Anggota Direksi Perseroan Masa Bakti 2022 – 2026 serta Pemberian Uang Jasa Pengabdian bagi Anggota Direksi Perseroan yang Berakhir Masa Baktinya, 4) Lain – Lain.

RUPST BEI 2022 dihadiri oleh 93 Pemegang Saham (atau 100 persen dari jumlah Pemegang Saham yang memiliki hak suara). Secara aklamasi, Pemegang Saham menyetujui Laporan Tahunan termasuk Laporan Tugas Pengawasan Dewan Komisaris Perseroan dan Pengesahan Laporan Keuangan Perseroan untuk Tahun Buku 2021, menunjuk Kantor Akuntan Publik Purwantono, Sungkoro & Surja anggota dari Ernst & Young Global (EY) sebagai Akuntan Publik yang akan mengaudit buku Perseroan untuk Tahun Buku 2022, menyetujui pengangkatan Anggota Direksi Perseroan untuk masa bakti 2022 – 2026, serta memberikan uang jasa pengabdian pada akhir masa jabatan kepada semua Anggota Direksi Perseroan masa bakti 2018 – 2022.

 

Kinerja BEI Tahun 2021

Pasar modal Indonesia pada tahun 2021 mulai mengalami pemulihan dan terus bertumbuh. Hal ini terlihat pada akhir tahun 2021 yang ditutup oleh kinerja positif Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencapai posisi 6.581,5 atau naik 10,1 persen (yoy), setelah mengalami penurunan pada masa pandemi tahun 2020. Adapun total nilai kapitalisasi pasar saham pada akhir tahun 2021 tercatat sebesar Rp8.255,62 triliun atau mengalami peningkatan sebesar 18,4 persen (yoy).

Dari segi likuiditas perdagangan efek saham, Rata-Rata Nilai Transaksi Harian (RNTH) saham tahun 2021 juga mengalami kenaikan sebesar 45,2 persen (yoy) dengan nilai mencapai Rp13,4 triliun. Pada tahun 2021, rerata frekuensi perdagangan harian saham mengalami kenaikan sebesar 91,1 persen (yoy) menjadi 1,29 juta transaksi per hari. Frekuensi perdagangan harian saham mampu menyentuh rekor tertinggi sepanjang sejarah BEI, yaitu 2.141.575 kali transaksi pada tanggal 9 Agustus 2021. Selain itu, rerata volume perdagangan harian Saham juga mengalami kenaikan sebesar 81,4 persen (yoy) menjadi 20,6 miliar saham per hari. Adapun pada tahun 2021, volume perdagangan harian saham menyentuh rekor tertinggi sepanjang sejarah BEI, yaitu 50.982.543.199 saham pada tanggal 9 November 2021.

Dari sisi Perusahaan Tercatat, aktivitas jumlah Pencatatan Efek Baru Saham masih bertumbuh secara positif, BEI mampu mencatatkan 54 Perusahaan Tercatat baru dengan fund raised mencapai Rp62,61 triliun yang merupakan nilai fund raised tertinggi sepanjang sejarah BEI. Hal ini menghantarkan jumlah
Perusahaan Tercatat di BEI mencapai 766 Perusahaan Tercatat pada akhir tahun 2021.

Dari segi pengembangan investor, pada tahun 2021 total jumlah investor di pasar modal Indonesia mencapai 7,49 juta, atau mengalami pertumbuhan sebesar 93,0 persen (yoy). Sementara pada periode yang sama, investor saham telah mencapai 3,45 juta investor atau naik 103,6 persen (yoy).

Untuk terus menjaga momentum pertumbuhan pasar modal, BEI bersama Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Self-Regulatory Organization (SRO) serta dukungan stakeholders, telah meluncurkan serangkaian inisiatif strategis pada tahun 2021. Dimulai dari Klasifikasi Industri Baru (IDX-IC), peluncuran Whistle
Blowing System (WBS), enhancement Sistem Penyelenggaraan Pasar Alternatif (SPPA), peluncuran Daftar Efek dalam Pemantauan Khusus (Notasi Khusus “X”), hingga Penutupan Kode Broker dan Penyesuaian Mekanisme Perdagangan bersifat Ekuitas, serta berbagai aktivitas pengembangan lain yang telah
dilaksanakan oleh BEI di tahun 2021.

Seluruh inisiatif ini ditujukan pula untuk menguatkan layanan go public kepada calon Perusahaan Tercatat, pendalaman dan perluasan instrumen pasar modal, penguatan infrastruktur perdagangan untuk pasar obligasi, penguatan tata kelola serta infrastruktur keterbukaan informasi untuk mendukung perlindungan
investor sekaligus menjaga keberlangsungan aktivitas perdagangan yang teratur, wajar dan efisien.

Selain berhasil mengimplementasikan berbagai inisiatif strategis pada tahun 2021, BEI juga berhasil meraih penghargaan Best Islamic Capital Market dari Global Islamic Finance Award (GIFA) yang telah berhasil diraih dalam tiga tahun berturut-turut sejak tahun 2019.

BEI bersama OJK dan SRO juga turut secara aktif mengedepankan program terkait Ekonomi Hijau atau Environment, Social, and Governance (ESG) meliputi fasilitasi penerbitan green bond, reksa dana (termasuk reksa dana yang diperdagangkan di Bursa) dengan tema ESG, penerbitan 2 indeks bertema ESG
pada tahun 2021 (ESG Sector Leaders IDX KEHATI, ESG Quality 45 IDX KEHATI) sehingga saat ini terdapat 4 indeks terkait ESG di BEI, efisiensi sarana pelaporan secara elektronik (paperless), peluncuran IDX Microsite ESG, serta serangkaian kegiatan edukasi dan kolaborasi bersama seluruh stakeholders untuk
mengakselerasi program ekonomi hijau.

 

Pengesahan Laporan Keuangan Konsolidasian BEI Tahun 2021

Adapun pada tahun 2021, BEI secara konsolidasi telah berhasil membukukan pendapatan usaha sebesar Rp2,29 triliun atau meningkat 41 persen dari pendapatan usaha pada tahun 2020, yakni Rp1,62 triliun. Secara keseluruhan, jumlah total pendapatan BEI adalah sebesar Rp2,63 triliun atau meningkat 36,8 persen dari tahun 2020, yakni Rp1,92 triliun. Jumlah beban BEI pada tahun 2021 adalah sebesar 1,52 triliun atau naik 18,8 persen dari tahun 2020. Selanjutnya, BEI berhasil mencatatkan laba bersih tahun berjalan sebesar Rp881,41 miliar di tahun 2021 atau tumbuh 80,8 persen dari tahun 2020.

Pada tahun 2021, BEI membukukan nilai total aset sebesar Rp9,45 triliun atau mengalami kenaikan sebesar 6,9 persen dari tahun 2020 dan total kewajiban (liabilitas) sebesar Rp3,45 triliun atau menurun 7,4 persen dari tahun 2020. Terakhir, total ekuitas BEI pada tahun 2021 adalah sebesar Rp5,99 triliun atau mengalami kenaikan 17,4 persen dari tahun 2020.

 

Pengangkatan Anggota Direksi Perseroan Masa Bakti 2022 – 2026

Para Pemegang Saham telah menggunakan haknya untuk mengajukan calon anggota Direksi Perseroan masa bakti 2022-2026 dengan mengacu kepada ketentuan Peraturan OJK Nomor 58/POJK.04/2016 tentang Direksi dan Dewan Komisaris Bursa Efek (POJK 58). OJK telah menetapkan Anggota Direksi Perseroan terpilih, sesuai dengan surat OJK kepada Perseroan Nomor: S-101/D.04/2022 perihal Penetapan Calon Anggota Direksi Terpilih PT Bursa Efek Indonesia Masa Jabatan 2022 s.d. 2026.
Adapun susunan Direksi Perseroan masa bakti 2022-2026 Terpilih dalam Rapat yang telah memenuhi ketentuan Pasal 5 POJK 58 adalah sebagai berikut:

Adapun susunan Direksi Perseroan masa bakti 2022-2026 Terpilih dalam Rapat yang telah memenuhi ketentuan Pasal 5 POJK 58 adalah sebagai berikut:

 

Bareksa Catat Rekor Penjualan Surat Berharga Negara SBR011, Tertinggi Sejak 2018

  • Jumlah investor baru mencapai 33 persen investor yang membeli SBR011 di Bareksa
  • SBR011 mencatat rekor penjualan nasional untuk jenis non-tradable

Jakarta 17 Juni 2022 – Minat investor terhadap aset investasi aman yang tersedia secara online semakin tinggi di tengah pemulihan ekonomi Indonesia pasca pandemi COVID-19. Hal ini tercermin pada penjualan Surat Berharga Negara (SBN) Ritel seri Savings Bond Ritel SBR011 di Bareksa, yang mencetak rekor tertinggi dibandingkan penjualan obligasi negara ritel seri-seri sebelumnya sejak Bareksa menjadi mitra distribusi pada 2018.

Co-founder/CEO Bareksa, Karaniya Dharmasaputra, menjelaskan nilai penjualan SBR011 di Bareksa melesat 130 persen dibandingkan seri SBR010 yang ditawarkan tahun lalu di Bareksa dan menjadi rekor tertinggi sepanjang sejarah penjualan SBN di Bareksa. Kontribusi penjualan Bareksa terhadap penjualan nasional juga naik 20 persen lebih tinggi. Adapun 33 persen dari investor SBR011 di Bareksa merupakan  investor baru.

“Capaian ini kembali menjadi bukti bahwa meski masa terburuk pandemi telah terlewati, masih terjadi akselerasi investasi ritel melalui teknologi dan platform digital seperti Bareksa. Ini fenomena penting bagi upaya pemulihan ekonomi nasional,” kata Karaniya.

Data yang menarik terkait penjualan SBR011 di Bareksa adalah jumlah investor wanita lebih tinggi 50 persen dibandingkan jumlah investor pria. Selain itu, investor dari kalangan muda milenial berusia 25-35 tahun menguasai  50 persen jumlah investor dan menyumbang 25 persen nominal pembelian SBR011 di Bareksa. Berdasarkan profesi, mayoritas investor SBR011 di Bareksa adalah PNS dan karyawan swasta.

Seri SBR011 merupakan SBN ritel yang tidak dapat diperdagangkan di pasar sekunder (non-tradable), yang diterbitkan pertama kali untuk edisi tahun ini. Seri ini merupakan satu dari enam seri SBN Ritel yang direncanakan akan diterbitkan oleh Pemerintah dengan perkiraan target sebesar Rp100 triliun.

Data Direktorat Pembiayaan dan Pengelolaan Risiko Kementerian Keuangan RI menunjukkan total angka penjualan SBR011 secara nasional mencapai Rp13,95 triliun, naik 86 persen dari realisasi penjualan seri Savings Bond Ritel sebelumnya SBR010, yang ditawarkan pada Juni 2021. Angka penjualan SBR011 sementara ini juga memecahkan rekor untuk seri non-tradable secara nasional. Penetapan penjualan SBR011 nasional secara resmi akan diumumkan pada 20 Juni 2022.

Grafik: Penjualan SBN Ritel Nasional seri Non-Tradable

Sumber: DJPPR Kemenkeu, diolah Bareksa *nilai pemesanan sementara hingga penawaran ditutup


Ketidakpastian ekonomi akibat pandemi mendorong masyarakat untuk berinvestasi melalui platform digital, untuk mempersiapkan keuangan mereka di masa mendatang. Ditambah lagi, dengan tingkat imbal hasil (kupon) yang tinggi dibandingkan dengan seri SBN ritel sebelumnya tahun ini, SBR011 menjadi alternatif investasi menarik. Kupon SBR011 ditetapkan sebesar 5,5 persen per tahun dengan sistem floating with floor, alias bisa naik tetapi tidak bisa turun lebih rendah daripada batas minimal.

Grafik: Kupon SBN Ritel Vs. Suku Bunga Acuan 2021-2022

Kupon SBR011 memberikan spread 2 persen (200 basis poin) dibandingkan suku bunga acuan Bank Indonesia 7-Day Reverse Repo Rate (BI 7DRRR) saat ditetapkan di 3,5 persen. Selisih ini yang tertinggi untuk SBN Ritel yang diterbitkan sejak 2021. Dengan kupon lebih tinggi dan pajak lebih kecil daripada bunga deposito, instrumen investasi yang dijamin negara menjadi sangat menarik di mata investor. Sebagai informasi, kupon obligasi dikenakan pajak 10 persen sedangkan bunga deposito 20 persen.

Mitra Distribusi Terbaik

Pada akhir tahun lalu, Kementerian Keuangan RI kembali menganugerahkan kepada Bareksa, penghargaan sebagai Mitra Distribusi Surat Utang Negara Ritel (Midis SUN) dengan Kinerja Terbaik 2020 dan Mitra Distribusi Surat Berharga Syariah Negara Ritel (Midis SBSN) dengan Kinerja Terbaik Kategori Fintech 2021. Patut dicatat, penghargaan ini menyandingkan Bareksa dengan bank-bank besar seperti PT Bank Central Asia Tbk, PT Bank Mandiri Tbk, PT Bank Syariah Indonesia Tbk, serta sekuritas seperti PT Trimegah Sekuritas Indonesia Tbk. Penghargaan untuk kategori Midis SBSN Terbaik merupakan yang ketiga kali berturut-turut diterima oleh Bareksa.

Menurut hasil penilaian Direktorat Jenderal Pembiayaan dan Pengelolaan Risiko Kementerian Keuangan tentang Kinerja Midis SUN Ritel 2019 dari sisi keritelan, Bareksa dinobatkan sebagai salah satu mitra distribusi terbaik, sejajar dengan bank dan sekuritas besar skala nasional.

Dari sisi jangkauan, Bareksa ada di posisi nomor satu karena berhasil menjangkau investor SBN hingga 34 provinsi di Indonesia. Dari sisi jumlah investor, Bareksa bersaing dengan empat bank besar tersebut dan berada di posisi teratas di antara mitra distribusi non-bank lainnya.

Sebelumnya, Bareksa juga dinobatkan sebagai platform terbaik untuk membeli Surat Utang Negara (SUN) secara online berdasarkan survei yang dilakukan oleh Big Data Telkom dan Ditjen Pembiayaan dan Pengelolaan Risiko, Kemenkeu RI, pada Desember 2019.

Transaksi pembelian SBN kini sudah dapat dilakukan di aplikasi Bareksa (Android maupun iOS), sehingga investor dengan mudah memantau semua portofolio investasi mulai dari reksadana hingga SBN dalam satu aplikasi.

* * *

Tentang Bareksa

Bareksa adalah super app investasi terintegrasi pertama di Indonesia sejak 2016, yang telah mendapat lisensi resmi sebagai Agen Penjual Reksa Dana dan Penasihat Investasi dari Otoritas Jasa Keuangan. Bareksa dilengkapi dengan Robo Advisor untuk memudahkan nasabah secara otomatis mengelola dana investasinya. Bareksa menjual lebih dari 200 produk reksa dana dari 40 manajer investasi terbesar di Indonesia dan memiliki lebih dari 3 juta akun nasabah. Selain menjual produk reksa dana, Bareksa juga merupakan salah satu mitra distribusi yang dipercaya oleh Kementerian Keuangan RI untuk menjual Surat Berharga Negara (SBN) ritel secara online sejak tahun 2018. Bareksa juga menyediakan berbagai layanan untuk penggunanya seperti data market, konten, riset, analisis, news dan banyak lainnya. Untuk lebih jelasnya, kunjungi www.bareksa.com dan install aplikasi Bareksa.