Tag Archives: Investasi

Potensi Reksa Dana Dolar AS Berbasis Sektor New Economy Jelang Kebijakan Moneter Ketat The Fed

Jakarta, 6 September 2021 – Sepanjang Agustus 2021, pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) cukup berfluktuasi dengan penguatan sekitar 1,32 persen di rentang 5.938 hingga 6.263. Menurut analisis Bareksa, dalam 10 tahun terakhir, rata-rata kinerja IHSG di bulan Agustus tercatat negatif 1,7 persen. Sementara jika dilihat dalam 5 tahun terakhir, IHSG masih mencatat kenaikan sekitar 1,2 persen.

Sehingga tingginya fluktuasi IHSG di bulan Agustus merupakan hal wajar.  Namun beruntung, IHSG mampu menutup Agustus 2021 dengan kenaikan 1,32 persen di level 6.150,3.

“Fluktuasi IHSG akibat fokus pelaku pasar terhadap kebijakan ekonomi di Amerika Serikat serta perkembangan kasus Covid-19 dalam negeri,” ujar Chief of Research and Business Development PT Bareksa Portal Investa (Bareksa), Ni Putu Kurniasari di Jakarta (6/9/2021).

Sumber : Bareksa

Kebijakan Ekonomi Indonesia

Dari dalam negeri, sentimen positif datang dari data pertumbuhan ekonomi kuartal II 2021 yang melesat 7,07 persen year-over-year (YoY), setelah sebelumnya terkontraksi empat kuartal berturut-turut. Indonesia juga sukses mencatatkan surplus neraca dagang berturut-turut sejak Mei 2020, serta menjaga posisi cadangan devisa cukup tinggi di level US$137,3 miliar pada Juli 2021. Selain itu, nilai tukar rupiah masih terjaga di kisaran Rp14.300 per dolar AS.

Ni Putu menyatakan beberapa perbaikan itu tak luput dari kebijakan ekonomi Indonesia. Yakni Bank Indonesia mempertahankan suku bunga acuan di rekor terendah 3,5 persen dalam 7 bulan terakhir, maupun kebijakan fiskal ekspansif yang terus dinggejot pemerintah.

Research Analyst Jagartha Advisors, Putra Yudhatama menyatakan kinerja IHSG selama Agustus 2021 menunjukkan volatilitas karena dibayangi sentimen domestik maupun global. Pertumbuhan ekonomi RI kuartal II 2021 yang positif menjadi kabar baik, namun gelombang II Covid-19 dan kebijakan pembatasan sosial jadi penghambat IHSG.

“Pertumbuhan ekonomi Indonesia diprediksi dapat kembali pulih pada akhir kuartal III 2021, seiring dengan menurunnya laju Covid-19 dan pelonggaran pembatasan sosial sehingga mendorong aktivitas ekonomi,” ungkap Putra.

Perkembangan Ekonomi Negara Paman Sam

Selain dari perkembangan ekononomi dalam negeri, IHSG juga mengalami fluktuasi karena investor tengah menanti arah kebijakan Bank Sentral Amerika Serikat (AS), Federal Reserve (The Fed). “Investor khawatir pengetatan kebijakan moneter The Fed akan lebih cepat dari perkiraan, menyusul data inflasi dan tingkat pengangguran AS yang membaik,” ujar Ni Putu.

Menurut Ni Putu, inflasi AS per Juli 2021 tumbuh 5,4 persen secara tahunan (YoY), di atas target The Fed 2 persen year-over-year (YoY). Selain itu, data ketenagakerjaan AS terus membaik, didorong pembukaan ekonomi dan vaksinasi. Meskipun, penyebaran Covid-19 Varian Delta juga membawa kekhawatiran baru terhadap pemulihan ekonomi AS.

Direktur Bareksa Prioritas, Ricky Rachmatulloh menambahkan ada pertanda The Fed akan memulai kebijakan tapering off atau pengetatan kebijakan moneternya sebelum akhir tahun ini. “Namun sangat minimal sekali korelasi antara tapering dengan ekspektasi kenaikan suku bunga acuan The Fed (Fed Fund Rate) lebih awal kali ini,” papar Ricky.

Pernyataan ini juga terefleksikan pada pertemuan Agustus, di mana The Fed menyatakan baru mulai menerapkan tapering atau pengurangan pembelian obligasi pemerintah AS (US Treasury) setidaknya pada akhir tahun ini. Hingga saat ini The Fed masih menerapkan program pembelian kembali obligasi senilai US$120 miliar per bulan.

Putra menambahkan wacana tapering juga telah dikonfirmasi Chairman The Fed, Jerome Powell dalam pertemuan simposium Jackson Hole mendatang. Meskipun akan ada tapering, namun The Fed masih akan tetap menjaga suku bunga di level rendah.

 

Peluang Sektor New Economy

Menurut Ricky, kebijakan pembatasan sosial oleh pemerintah berbagai negara, termasuk Indonesia, telah mendorong perubahan perilaku masyarakat dalam bertransaksi ke era new economy. Mayoritas transaksi masyarakat mulai dilakukan berbasis teknologi.

Ini terbukti dengan naiknya transaksi e-commerce yang melesat 63 persen secara tahunan pada semester I 2021 menjadi Rp186,75 triliun. Transaksi digital banking juga melonjak 39 persen menjadi Rp17,901 triliun.

“Hal ini turut mendorong lonjakan saham sektor teknologi di Bursa Efek Indonesia hingga 500 persen sejak awal tahun,” Ricky menjelaskan.

Mayoritas saham berbasis teknologi seperti telekomunikasi dan bank digital membukukan keuntungan yang signifikan. Kemudian penawaran umum perdana saham (IPO) perusahaan e-commerce seperti PT Bukalapak Tbk (BUKA) dan rencana IPO GoTo (hasil merger Gojek & Tokopedia) yang diproyeksikan dapat mendongkrak valuasi IHSG.

Ricky menjelaskan di tengah masih tingginya ketidakpastian ekonomi serta volatilitas pasar, investor dengan profil risiko agresif dan moderat-agresif disarankan agar jeli melihat situasi. “Aliran dana asing masuk Rp6 triliun sebulan terakhir (per 28 September) ke saham-saham berkapitalisasi besar” Ricky memaparkan.

Ricky memprediksi pasar obligasi juga masih akan berfluktuasi, terutama untuk obligasi pemerintah tenor panjang yang lebih sensitif terhadap kondisi ekonomi. “Investor dengan profil risiko moderat dapat mempertimbangkan diversifikasi ke reksa dana pendapatan tetap berbasis obligasi korporasi dengan rating baik,” dia menambahkan.

Reksa Dana Dolar AS Berbasis Teknologi

Menurut Putra, rendahnya suku bunga AS juga membuat prospek reksa dana Dolar AS kian menarik. Selain itu, pergeseran gaya hidup ke arah New Economy seiring adaptasi gaya hidup baru pasca pandemi, membuat sektor teknologi lebih tahan ketika tapering diberlakukan dibandingkan sektor siklikal.

Berdasarkan daftar reksa dana di Bareksa, posisi 10 besar reksa dana dolar AS imbalan tertinggi setahun terakhir (per 31 Agustus), posisi teratas ditempati reksa dana saham dengan portofolio saham-saham sektor teknologi.

Reksa dana Manulife Greater Indonesia Fund yang dikelola PT Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI) berhasil mencetak imbalan tertinggi yakni 63,39 persen, dengan porsi saham teknologi & informasi 15,5 persen. Portofolio investasi reksadana ini menurut fund fact sheet Juli 2021, di antaranya saham ARTO, BBCA, BMRI, DMMX, MCAS, MPPA, MDKA, MLPL, TLKM dan TBIG.

Kemudian, reksa dana Schroder Global Sharia Equity Fund milik PT Schroder Investment Management Indonesia yang berhasil mencetak imbalan 21,63 persen, juga menggenggam saham teknologi. Yakni saham Adobe Inc, Alphabet Inc, American Tower REIT Corp, ASML Holding, Estee Lauder Inc, Intuit Inc, Link REIT, Nestle SA, Relx Plc, dan Salesforce.com Inc.

Top 10 reksa dana Dolar AS Imbalan Tertinggi 1 Tahun (per 31 Agustus 2021)

Sumber : Bareksa

Untuk diketahui, di Bareksa kini tersedia 13 produk reksa dana dolar AS. Dari 13 produk itu, 9 di antaranya merupakan reksa dana saham syariah dan 4 lainnya reksa dana pendapatan tetap.

Bareksa merupakan agen terlengkap penjual reksa dana (APERD) dengan penawaran reksa dana dolar AS terlengkap di Tanah Air.

Ditambah sejak 19 Agustus kemarin, reksa dana dolar AS di Bareksa kedatangan penghuni baru, yakni Reksa Dana Manulife Saham Syariah Golden Asia Dolar AS (MAGOLD) A2 besutan MAMI, perusahaan manajemen investasi terbesar di Tanah Air.

*****

 

Tentang Bareksa

Bareksa adalah marketplace finansial dan investasi terintegrasi pertama di Indonesia sejak 2016, yang telah mendapat lisensi resmi sebagai Agen Penjual Reksa Dana dan Penasihat Investasi dari Otoritas Jasa Keuangan. Kini, Bareksa dilengkapi dengan Robo Advisor untuk memudahkan nasabah secara otomatis mengelola dana investasinya. Bareksa menjual lebih dari 200 produk reksa dana dari 40 manajer investasi terbesar di Indonesia dan memiliki lebih dari 2 juta akun nasabah. Selain menjual produk reksa dana, Bareksa juga merupakan salah satu mitra distribusi yang dipercaya oleh Kementerian Keuangan RI untuk menjual Surat Berharga Negara (SBN) ritel secara online sejak tahun 2018. Bareksa juga menyediakan berbagai layanan untuk penggunanya seperti data market, konten, riset, analisis, news dan banyak lainnya. Untuk lebih jelasnya, kunjungi www.bareksa.com dan instal aplikasi Bareksa.

 

Tentang Bareksa Prioritas

Bareksa Prioritas merupakan anak perusahaan platform e-investasi bareksa (www.bareksa.com). Bareksa Prioritas adalah platform Wealth Management Digital bagi Nasabah HNW Pertama di Indonesia. Didirikan sejak 2018 sebagai kerja sama antara Bareksa Portal Investasi dan Jagartha Advisors, Bareksa Prioritas membantu nasabah memaksimalkan investasinya dengan pendampingan penasihat investasi secara

Investasi Rp 1,9 Triliun, PLN Rampungkan Kabel Listrik Bawah Laut Sumatera-Bangka Akhir 2021

Jakarta, 23 September 2021- PT PLN (Persero) menargetkan sistem kelistrikan Sumatera dan Bangka bakal terhubung kabel listrik bawah laut pada Desember 2021. Dengan terhubungnya dua sistem kelistrikan tersebut akan menghemat biaya operasi mencapai Rp 1,4 triliun serta menghentikan pengoperasian sebanyak 5 Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) sebesar 65 megawatt (MW) yang akan bermanfaat terhadap peningkatkan efisiensi penggunaan BBM sebesar 186 juta liter dan menekan emisi sebesar lebih dari 221 ribu ton CO2 pertahunnya. Terpenting, pasokan listrik di Bangka bakal semakin andal.

Saat ini total daya mampu pembangkit di Bangka mencapai 187,7 megawatt (MW), dengan beban puncak 174,9 MW. Pulau Bangka akan mendapat tambahan pasokan listrik sekitar 109 MVA dari kabel listrik bawah laut sepanjang 36 kilometer sirkuit (kms) tersebut.

“Untuk menghubungkan dua sistem kelistrikan ini, investasinya sekitar Rp 1,9 triliun,”ungkap Direktur Mega Proyek dan EBT, Wiluyo Kusdwiharto.

Tak hanya meningkatkan keandalan, keberadaan kabel listrik tersebut akan memangkas biaya pokok produksi (BPP) di Bangka. Sebab listrik dari pembangkit-pembangkit berbiaya murah di Sumatera dapat disalurkan ke Pulau Bangka.

Dari total kapasitas pembangkit 248 MW, saat ini pasokan listrik di Bangka masih didominasi pembangkit listrik tenaga diesel (PLTD). Dengan tersambung kabel laut, BPP Bangka bakal turun hingga 57 persen dari Rp 2.454 per kilowatt hour (kWh) menjadi Rp 1.054 per kWh.

“Potensi penghematannya sekitar Rp 1,4 triliun per tahun,” terang Wiluyo.

Wiluyo berharap dengan kian andalnya pasokan listrik nantinya bisa mendorong pertumbuhan ekonomi Bangka dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

“Dengan beroperasinya kabel laut Sumatera-Bangka, PLN juga bisa
meningkatkan pelayanan terutama untuk mengakomodir permintaan pelanggan industri pada sektor perikanan” tutup Wiluyo.

Sekilas Tentang PLN

PT PLN (Persero) adalah BUMN kelistrikan yang terus berkomitmen dan berinovasi menjalankan misi besar menerangi dan menggerakkan negeri. Memiliki visi menjadi perusahaan listrik terkemuka se-Asia Tenggara, PLN bergerak menjadi pilihan nomor 1 pelanggan untuk untuk Solusi Energi. PLN mengusung agenda Transformasi dengan aspirasi Green, Lean, Innovative, dan Customer Focused demi menghadirkan listrik untuk Kehidupan yang Lebih Baik. PLN dapat dihubungi melalui aplikasi PLN Mobile yang tersedia di PlayStore atau AppStore.

PT BNP Paribas Asset Management Gandeng PT Bank DBS Indonesia Menghadirkan Reksa Dana Indeks BNP Paribas IDX Growth 30

Jakarta, 2 Juni 2021. PT BNP Paribas Asset Management (PT BNP Paribas AM) dan PT Bank DBS Indonesia (Bank DBS Indonesia) telah meluncurkan Reksa Dana Indeks BNP Paribas IDX Growth30 (BNP Paribas IDX Growth30), reksa dana indeks pertama di pasar yang mereplikasi penuh isi konstituen Indeks IDX Growth30.

Reksa dana ini bertujuan untuk mengikuti kinerja indeks IDX Growth30. Investor dapat melakukan transaksi reksa dana tersebut melalui seluruh kanal Bank DBS sebagai mitra yang ditunjuk menjadi agen penjual efek Reksa Dana yang pertama.

Priyo Santoso, Presiden Direktur PT BNP Paribas AM menyampaikan, “Reksa dana indeks kian populer di Indonesia dan banyak diminati baik oleh nasabah ritel maupun institusi. Karenanya pada kesempatan ini kami bermaksud untuk memberikan akses serta mengakomodasi kebutuhan nasabah untuk berinvestasi ke dalam portofolio saham-saham dengan pertumbuhan laba bersih yang baik di Indonesia, melalui metode yang paling transparan dan efisien. BNP Paribas IDX Growth30 merupakan solusi bagi investor yang menginginkan diversifikasi, namun tetap mengutamakan pentingnya aspek fundamental perusahaan.”

Peluncuran BNP Paribas IDX Growth 30 yang merupakan hasil kerja sama antara PT BNP Paribas AM dengan Bank DBS Indonesia ini mempertegas strategi kedua belah pihak dalam mendukung investor, khususnya bagi investor pemula, untuk memulai investasi serta mencapai potensi hasil investasi jangka panjang.

“Kami menyambut baik kemitraan dengan Bank DBS ini karena kami memiliki strategi yang selaras untuk meningkatkan edukasi investor di Indonesia tentang investasi. Dengan jaringan distribusi produk reksa dana Bank DBS yang begitu luas, kami percaya bisa menjalankan kesamaan misi kami dengan baik untuk menyediakan akses kepada investor ritel dan profesional dengan solusi investasi inovatif di pasar yang terus berkembang.“ Jelas Priyo.

Paulus Sutisna, Presiden Direktur PT Bank DBS Indonesia menanggapi, “Peluncuran BNP Paribas IDX Growth30 bersama dengan BNP Paribas Asset Management ini sejalan dengan misi Bank DBS Indonesia untuk selalu menyediakan ragam pilihan produk investasi yang dapat membantu nasabah dalam mengembangkan portofolionya.

Sebagai bank yang digerakkan oleh tujuan dan dampak positif, Bank DBS Indonesia selalu menyambut baik kemitraan strategis serupa guna menyediakan rangkaian produk inovatif yang relevan sebagai bukti komitmen kami agar nasabah dapat Live More, Bank Less.”

Indeks IDX Growth30 adalah indeks yang diluncurkan oleh Bursa Efek Indonesia, yang mengukur kinerja harga dari 30 saham yang memiliki tren pertumbuhan laba bersih dan pendapatan relatif terhadap harga dengan likuiditas transaksi serta kinerja keuangan yang baik1.

Dilihat dari kinerjanya secara historis selama tujuh tahun terakhir, indeks IDX Growth30 menunjukkan kinerja relatif lebih baik di kondisi bull market. Indeks tersebut telah mencatatkan price return sebesar 37.89%2 sejak diluncurkan, melebihi indeks lainnya yang ada di pasar seperti IHSG (35.31%), LQ45 (26.04%), dan IDX30 (32.16%).

Kinerja yang kuat ini didorong oleh pertumbuhan konstituen indeks yang didominasi oleh sektor-sektor yang paling berkinerja bahkan selama pandemi, antara lain sektor keuangan, infrastruktur, bahan baku, konsumen non-primer dan kesehatan.

BNP Paribas IDX Growth30 bertujuan untuk mereplikasi penuh konstituen pada indeks IDX Growth30. “Kami melihat reksa dana indeks sebagai cara yang tepat bagi investor yang ingin mulai berinvestasi di pasar modal, karena kemudahan dan transparansinya untuk dimonitor oleh investor. Investor bisa dengan mudah memantau pergerakan reksa dana, indeks, serta konstituennya kapan saja, melalui media yang tersedia untuk publik.” Priyo menyimpulkan.

Pluang Jadi Aplikasi Investasi Indonesia Pertama yang Meluncurkan Micro E-mini Nasdaq 100 Index Futures

Jakarta, 20 September 2021 – Pluang, aplikasi investasi terkemuka yang menyediakan beragam investasi dalam satu aplikasi, bulan ini resmi menghadirkan produk baru yang memungkinkan pengguna berinvestasi di Micro E-mini Nasdaq 100 Index Futures, yaitu produk berjangka yang ditransaksikan pada Chicago Mercantile Exchange (CME). Pluang menjadi aplikasi investasi pertama dan satu-satunya di Indonesia yang menawarkan produk tersebut kepada investor domestik, setelah sebelumnya menghadirkan Micro E-mini S&P 500 Index Futures pada November 2020.

Melalui produk ini, investor berkesempatan untuk memperluas cakupan diversifikasi portofolio dan meraih cuan dari eksposur global.

Indeks Nasdaq 100 merupakan indeks yang melacak kinerja saham 100 perusahaan non-keuangan terbesar di bursa Nasdaq dan didominasi oleh perusahaan teknologi global
terkemuka. Kini, Nasdaq 100 memiliki nilai kapitalisasi pasar saham sebesar US$15 triliun.

“Banyak pelanggan kami sudah mengetahui merek perusahaan teknologi seperti Microsoft (MSFT), Facebook (FB), Amazon (AMZN), Apple (AAPL) dan Alphabet (GOOG/GOOGL). Mereka sudah akrab dengan produk, merek, dan model bisnis mereka. Produk Indeks Nasdaq
100 kami sekarang memungkinkan para investor berinvestasi langsung ke dalamnya” imbuh Co-Founder Pluang, Richard Chua.

Micro E-mini Nasdaq-100 Index Futures menjadi produk kedua Pluang yang memberikan kesempatan bagi investor dalam negeri untuk berinvestasi di pasar modal Amerika Serikat. Kehadiran Pluang Nasdaq-100 pun memberikan kesempatan bagi investor untuk menanamkan modal di saham-saham perusahaan yang terkonsentrasi di sektor teknologi.

Sebelumnya, pada November 2020, Pluang merilis Micro E-Mini S&P 500 Index Futures dalam membantu investor mendapatkan eksposur pasar modal global. Sebagai salah satu indeks saham top dunia, performa S&P 500 tak perlu diragukan lagi. Nilai indeks S&P 500 tercatat melonjak 47.26% sejak November 2020 hingga Agustus 2021.

Performa Nasdaq 100 pun boleh diadu dengan S&P 500. Di periode yang sama, nilai NASDAQ telah meningkat 88.4%, jauh mengungguli kinerja indeks S&P 500. Adapun salah satu
penyebab kinclongnya nilai Nasdaq 100 adalah meningkatnya pendapatan perusahaan teknologi seiring maraknya permintaan produk-produk teknologi di masa pandemi COVID-19.

“Eksposur Nasdaq 100 memberikan diversifikasi penting bagi semua investor Indonesia, karena terdiri dari 102 saham yang diterbitkan oleh 100 perusahaan non-keuangan terbesar yang terdaftar di Pasar Saham Nasdaq. Alih-alih membeli satu per satu saham AS, indeks ini membantu Anda mendiversifikasi portofolio secara otomatis. Bahkan, kinerja NASDAQ 100 lebih kompetitif dibandingkan indeks lainnya” kata Richard.

Seluruh transaksi produk Micro E-Mini Nasdaq 100 Index Futures di aplikasi Pluang diatur dan diawasi oleh Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti), sama seperti produk Micro E-Mini S&P 500 Index Futures di Pluang. Aplikasi Pluang, melalui PT PG Berjangka, sebelumnya telah mengantongi izin Pendistribusian Amanat Nasabah ke Bursa Luar Negeri (PALN) dari BAPPEBTI. Yakni, kewenangan untuk menawarkan kontrak dan menyalurkan pesanan pelanggan atas kontrak tersebut menggunakan sistem yang disediakan oleh bursa.

Investor bisa membeli Micro E-mini Nasdaq 100 Index Futures di Pluang baik dengan mata uang Rupiah maupun Dollar AS pada wallet yang ada di Aplikasi Pluang. Karena Pluang menawarkan indeks Nasdaq 100 dalam bentuk Micro E-mini Nasdaq 100 Index Futures, maka investor dapat mulai berinvestasi pada kisaran Rp300.000. Hal ini bisa membantu pengguna untuk berinvestasi di pasar saham AS sekaligus diversifikasi portofolio dengan akses yang
mudah dan harga terjangkau.

Merayakan peluncuran Micro E-Mini Nasdaq 100 Index Futures, Pluang akan memberikan promo cashback senilai Rp50.000 dalam bentuk voucher Pluang kepada 10.000 pengguna pertama yang berinvestasi 0,2 unit Indeks Nasdaq 100 di Pluang antara 12 September hingga 15 Oktober 2021. Detail mengenai promo cashback dapat dipelajari lebih lanjut di aplikasi Pluang.

Setelah ini, Pluang berencana akan memperkenalkan produk indeks saham berjangka lebih banyak lagi agar pengguna bisa lebih leluasa melakukan diversifikasi aset di pasar saham
global di aplikasi Pluang.

Saat ini, Pluang menyediakan produk investasi mikro berbiaya rendah seperti emas, Micro E-Mini Index Futures, reksa dana, dan aset kripto kepada lebih dari 1 juta pengguna.

Untuk informasi lebih lanjut silahkan hubungi:

Priscilla Siregar
Associate Community & PR Manager Pluang
Email: priscilla@pluang.com
Mobile: +62 811 1582 258

Link: https://pluang.com/?utm_source=pressrelease&utm_medium=media&utm_campaign=PR

Picture:
https://drive.google.com/drive/folders/1LMRtJubr7k7G6OB 3Z5AZj-fevJTVujv?usp=sharing

Bareksa Catat Rekor Penjualan Sukuk Ritel SR015, Naik 93% Dari SR014

Jakarta, 17 September 2021 – Platform e-investasi Bareksa kembali mencatatkan rekor penjualan Surat Berharga Negara (SBN) Ritel, di tengah gejolak pasar akibat sentimen pandemi Covid-19 dan potensi pengetatan kebijakan moneter oleh Bank Sentral Amerika Serikat (AS) atau The Fed.

Kali ini, Bareksa berhasil mencatat lonjakan penjualan Sukuk Negara Ritel (SR) seri SR015. CEO dan Co Founder PT Bareksa Portal Investasi, Karaniya Dharmasaputra menyatakan penjualan SR015 perseroan melonjak hingga 93 persen dibandingkan SR seri sebelumnya yakni SR014.

Nilai penjualan SR015 juga merupakan yang tertinggi di Bareksa, sejak platform e-investasi terintegrasi pertama di Indonesia ini dipercaya oleh Kementerian Keuangan menjadi salah satu mitra distribusi resmi SBN Ritel pada 2018 lalu.

“Tingginya minat investor Bareksa terhadap SR015 menunjukkan bahwa instrumen investasi yang berbasis syariah, aman dan menguntungkan; menjadi pilihan investasi di tengah gejolak pasar saat ini,” kata Karaniya.

Penjualan SR015 dibandingkan SR014 di Bareksa

 

Sumber: Bareksa

 

SR015 merupakan SBN Ritel yang bisa diperdagangkan (tradable) dengan tenor 3 tahun dan menawarkan imbal hasil tetap (fixed coupon) 5,1 persen per tahun. SR015 ditawarkan pada 20 Agustus hingga 15 September 2021.

Karakteristiknya yang tradable inilah yang menjadi daya tarik SR015 bagi investor. Terbukti, sehari sebelum penutupan masa penawaran, pemesanan SR015 sudah ditutup karena realisasi pemesanan sudah mencapai Rp27 triliun, atau jauh melampaui target pemerintah yang senilai Rp10 triliun.

Jika nantinya jumlah nilai pemesanan tersebut telah melalui proses settlement dan diresmikan oleh Kementerian Keuangan, maka SR015 menjadi pemegang rekor tertinggi baru SBN Ritel dan SBSN Ritel yang dijual secara online

SR015 bakal menggeser posisi SR013 sebagai juara SBSN Ritel yang sebelumnya terjual Rp25,66 triliun dan ORI019 sebagai juara SBN Ritel yang sebelumnya terjual Rp26 triliun. Adapun juara SBN Ritel yang tidak bisa diperdagangkan (non tradable) dipegang SBR010.

Seluruh dana yang dihimpun dari penjualan SR015 digunakan untuk membantu pembiayaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) termasuk membiayai pembangunan proyek infrastruktur di Indonesia, serta memperluas basis investor dalam negeri.

Karaniya menambahkan larisnya penjualan SR015 ini, salah satunya, karena didukung insentif pemerintah yang menurunkan pajak kupon atau imbalan obligasi, termasuk SBN Ritel dari sebelumnya 15 persen jadi 10 persen.

“Selain itu, di tengah ketidakpastian pandemi Covid-19, masyarakat butuh instrumen investasi yang aman dan likuid. Maka SR015 ialah jawabannya,” Karaniya menambahkan.

Bareksa telah meraih penghargaan dari Kementerian Keuangan sebagai mitra distribusi (Midis) terbaik SBN Ritel kategori non bank untuk Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) Ritel pada 2019 dan 2020 serta Midis terbaik Surat Utang Negara (SUN) Ritel kategori non bank pada 2020.

“Berbekal kepercayaan dari nasabah dan penghargaan dari Kemenkeu tersebut, kami kembali mengundang seluruh nasabah dan investor untuk kembali berinvestasi di SBN Ritel seri berikutnya dan membantu negara,” Karaniya menyatakan.

Hingga akhir tahun ini, pemerintah berencana membuka masa penawaran ORI020 pada 4 Oktober dan Sukuk Tabungan (ST) seri ST008 pada 1 November mendatang.

Tentang Bareksa

Bareksa adalah marketplace finansial dan investasi terintegrasi pertama di Indonesia sejak 2016, yang telah mendapat lisensi resmi sebagai Agen Penjual Reksa Dana dan Penasihat Investasi dari Otoritas Jasa Keuangan. Kini, Bareksa dilengkapi dengan Robo Advisor untuk memudahkan nasabah secara otomatis mengelola dana investasinya. Bareksa menjual lebih dari 200 produk reksa dana dari 40 manajer investasi terbesar di Indonesia dan memiliki lebih dari 2 juta akun nasabah. Selain menjual produk reksa dana, Bareksa juga merupakan salah satu mitra distribusi yang dipercaya oleh Kementerian Keuangan RI untuk menjual Surat Berharga Negara (SBN) ritel secara online sejak tahun 2018. Bareksa juga menyediakan berbagai layanan untuk penggunanya seperti data market, konten, riset, analisis, news dan banyak lainnya. Untuk lebih jelasnya, kunjungi www.bareksa.com dan instal aplikasi Bareksa.

Kontak:

Nitya 0812-8248-3999

marketing@bareksa.com

Obligasi Berkelanjutan & Sukuk Mudharabah WIKA Oversubscribed 2,3 kali

Jakarta, Beritapers – PT WIJAYA KARYA (Persero) Tbk. (WIKA) berhasil mendapatkan kelebihan permintaan (oversubscribe) sebanyak 2,3kali dari Penawaran Umum Berkelanjutan Obligasi Berkelanjutan II Wijaya Karya Tahap I Tahun 2021 dan Sukuk Mudharabah Berkelanjutan II Wijaya Karya Tahap I Tahun 2021. Dari penawaran tersebut, Perseroan mampu menghimpun total dana sebesar Rp2,5 Triliun yang terdiri dari Obligasi sebesar Rp1,75 Triliun dan Sukuk sebesar Rp750 Miliar.

Direktur Keuangan WIKA Ade Wahyu mengungkapkan bahwa catatan ini menandakan masih tingginya kepercayaan investor terhadap kinerja WIKA yang solid di tengah pandemi Covid-19 dan terus bertumbuh di masa yang akan datang.

“Melalui dana Obligasi yang diperoleh, WIKA mampu untuk melakukan debt profiling, dimana pinjaman jangka pendek perusahaan diubah menjadi pinjaman jangka panjang sehingga rasio hutang perusahaan tetap dalam kondisi sehat,” ucap Ade Wahyu

Langkah debt profiling ini juga diambil sejalan dengan karakteristik proyek WIKA yang mayoritas merupakan proyek multiyears. Sejalan dengan itu, dana yang didapat dari Sukuk akan digunakan untuk modal kerja proyek infrastruktur dan gedung yang sesuai dengan prinsip syariah di pasar modal.

“Apresiasi dan terima kasih kami sampaikan kepada investor yang telah percaya terhadap WIKA. Kepercayaan ini tentunya datang bersama ekspektasi yang tinggi dan merupakan komitmen WIKA untuk menjawab ekspektasi tersebut dengan kinerja yang baik,” tutup Ade Wahyu.