Tag Archives: Wakaf

BAZNAS siap bersinergi dan berkolaborasi dengan Forjukafi

Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) menerima Audiensi dan Silaturahim Forum Jurnalis Wakaf Indonesia (Forjukafi) ke Kantor BAZNAS RI, Jakarta Timur, Rabu (23/11/2022). Ketua Forjukafi Wahyu Muryadi menyampaikan apresiasi atas kinerja BAZNAS dan menyatakan siap untuk berkolaborasi.

Turut hadir dan menyambut antara lain, Ketua BAZNAS RI Prof Dr KH Noor Achmad, MA, Pimpinan BAZNAS RI Ir HM Nadratuzzaman Hosen, Ph.D, Saidah Sakwan, MA, Rizaludin Kurniawan, M.Si, Deputi II Dr HM. Imdadun Rahmat, M.Si, serta Kepala Bagian Humas BWI Taufik Hidayat.

Dalam kesempatan tersebut, Wahyu menyampaikan kesiapannya untuk melakukan kolaborasi dan kerja sama dengan BAZNAS, baik kerja sama literasi maupun program lainnya.

Wahyu mengatakan, kolaborasi ke depan diharapkan dapat mengoptmalkan potensi Zakat, Infak, Sedekah (ZIS) untuk kesejahteraan umat.

Sementara itu, Ketua BAZNAS RI Prof. Fr. KH. Noor Achmad MA, menyambut baik kunjungan dan rencana kolaborasi antara BAZNAS dan Forjukafi.

“Kami juga ingin kolaborasi ini tidak hanya dalam penguatan literasi zakat, tetapi aliansi strategis berupa kerja sama konkret, seperti beasiswa untuk wartawan mustahik, juga pemberdayaan wartawan mustahik melalui program-program BAZNAS, ” ujar Noor.

Noor berharap, ke depan BAZNAS dan Forjukafi bisa bekerja sama lebih intens. “Mudah-mudahan tidak hanya yang sifatnya umum tapi hal-hal yang lebih detail bisa kita kita kerja samakan dan kita kembangkan.”

Ketua MPR RI Bamsoet Ajak Masyarakat Masifkan Gerakan Wakaf

JAKARTA – Ketua MPR RI sekaligus Wakil Ketua Umum Partai Golkar Bambang Soesatyo mengapresiasi kehadiran Forum Jurnalis Wakaf Indonesia (FORJUKAFI) yang dipimpin jurnalis senior Wahyu Muryadi. Didirikan dengan mengusung visi mulia, yaitu memberikan kesadaran masyarakat untuk berwakaf. Mengingat dari laporan Badan Wakaf Indonesia (BWI), hingga awal Maret 2022 realisasi wakaf baru mencapai sekitar Rp 860 miliar. Padahal potensi yang bisa dihimpun mencapai Rp 180 triliun hingga Rp 370 triliun.

“Peran FORJUKAFI sangat penting dalam memperluas literasi masyarakat mengenai wakaf melalui berbagai kanal media massa. Selain bisa membangun opini positif tentang wakaf, masyarakat juga bisa semakin mengetahui tentang fungsi wakaf untuk kesejahteraan umat. Mengingat masih menjadi pemahaman umum bahwa wakaf terbatas dimaknai sebagai menyedekahkan harta tidak bergerak, misalnya tanah untuk pembangunan masjid. Padahal wakaf juga dapat diberikan dalam bentuk lain, misalnya uang. Bahkan seiring kemajuan teknologi, wakaf juga dapat disalurkan secara digital, misalnya berupa saham atau surat-surat berharga,” ujar Bamsoet dalam Rapat Kerja Nasional FORJUKAFI, di Jakarta, Jumat (7/10/22).

Turut hadir secara virtual antara lain Wakil Presiden Republik Indonesia KH Ma’ruf Amin, dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. Hadir secara langsung di lokasi acara antara lain, Ketua Umum FORJUKAFI Wahyu Muryadi, Kabid Komunikasi Persatuan Purnawirawan TNI Angkatan Darat (PPAD) Mayjen TNI (Purn) Sunaryo, Dewan Penasihat Badan Wakaf Indonesia Imam Teguh Saptono, dan Presiden Global Wakaf Corporation Cecep M. Wahyudin.

Ketua DPR RI ke-20 dan mantan Ketua Komisi III DPR RI bidang Hukum, HAM, dan Keamanan ini menjelaskan, pada awal Januari 2021 lalu, Presiden Joko Widodo sudah meluncurkan Gerakan Nasional Wakaf Uang. FORJUKAFI bisa berperan penting membantu pemerintah untuk memasifkan Gerakan Nasional Wakaf Uang tersebut tersebut hingga ke setiap provinsi dan kabupaten/kota.

“Melalui wakaf, kita bisa mengoptimalkan peningkatan dan pemerataan ekonomi. Mengingat data dari World In-equality Report Tahun 2022, pada periode 2001 hingga 2021, tercatat sekitar 50 persen penduduk hanya memiliki kurang dari 5 persen kekayaan rumah tangga nasional, sementara 10 persen penduduk memiliki sekitar 60 persen kekayaan rumah tangga nasional. Dalam periode dua dekade tersebut, kesenjangan ekonomi di Indonesia tidak mengalami perubahan signifikan,” jelas Bamsoet.

Wakil Ketua Umum Pemuda Pancasila dan Kepala Badan Hubungan Penegakan Hukum, Pertahanan dan Keamanan KADIN Indonesia ini menerangkan, pada tahun 2021, rasio kesenjangan pendapatan di Indonesia masih berada di level 1 banding 19. Artinya, populasi dari kelas ekonomi teratas memiliki rata-rata pendapatan 19 kali lipat lebih tinggi dari populasi kelas ekonomi terbawah.

“Saya meyakini, jika potensi dana wakaf dikelola dan dimanfaatkan secara optimal, akan memberi kontribusi positif, dan menjadi alternatif solusi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, khususnya untuk meminimalisir kesenjangan ekonomi dan mengurangi angka kemiskinan secara signifikan. Apalagi jika gerakan wakaf ini menjadi sebuah gerakan massal yang terorganisir dengan baik, tidak bersifat sporadis, sehingga memberikan dampak positif yang lebih nyata bagi kesejahteraan masyarakat,” pungkas Bamsoet. (*)

Forjukafi Gelar Rakernas Masifkan Literasi Wakaf, Siap Kejar Potensi Wakaf Nasional

JAKARTA – Sekitar 50 jurnalis dari berbagai media berhimpun dalam rangka menyusun strategi memasyarakatkan wakaf di Indonesia. Jurnalis yang tergabung dalam Forum Jurnalis Wakaf Indonesia (Forjukafi) menggelar Rapat Kerja Nasional (Rakernas) di Perpustakaan Nasional pada Jumat (7/10/2022).

Wakil Presiden, KH Ma’ruf Amin yang membuka rakernas tersebut menyampaikan apresiasinya kepada Forjukafi karena telah mengambil peran yang belum pernah dilakukan oleh para jurnalis secara kolektif, yaitu meningkatkan literasi wakaf.

“Saya ingin menyampaikan apresiasi kepada Forjukafi yang telah mengambil peran dalam pengembangan sektor perwakafan di Indonesia. Saya meyakini kehadiran dan keterlibatan para jurnalis sebagai penyedia informasi yang akurat serta mumpuni, akan mampu membangun opini publik yang positif sekaligus meningkatkan literasi masyarakat tentang wakaf,” kata KH Ma’ruf Amin.

Ma’ruf Amin menyebut, pada tahun 2022 raihan wakaf uang nasional ada pada angka Rp1,4 Triliun. Jumlah tersebut hanya mencapai 0,5 % dari total potensi wakaf uang senilai kurang lebih 180 Triliun. Oleh karena itu, literasi wakaf kepada masyarakat luas sangat penting dilakukan untuk mengejar potensi wakaf nasional.

Ma’ruf Amin berharap, dengan hadirnya Forjukafi sebagai garda terdepan dalam literasi wakaf di media bisa semakin banyak jurnalis yang memiliki pemahaman tentang wakaf. Sehingga pemberitaan tentang wakaf akan semakin meningkat dan menjangkau masyarakat yang lebih luas lagi.

“Pemberitaan tentang wakaf yang semakin komunikatif dan massif di berbagai kanal media menjadi kunci peningkatan literasi masyarakat tentang wakaf. Dari literasi yang baik ini, kita harapkan akan tumbuh dan meluasnya kesadaran kolektif umat untuk lebih aktif terlibat serta turut memobilisasi pengumpulan wakaf,” kata Ma’ruf Amin.

Selain Wapres, Ketua MPR RI Bambang Soesatyo turut hadir dalam pembukaan Rakernas Forjukafi. Bambang Soesatyo menekankan pentingnya wakaf mampu mengentaskan kemiskinan.

“Saya meyakini potensi wakaf jika dikelola secara optimal akan berkontribusi positif untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, mengurangi kesenjangan ekonomi dan mengentaskan kemiskinan secara signifikan. Disinilah pentingnya literasi wakaf yang dilakukan oleh Forjukafi,” kata Bamsoet

Selain itu, Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan juga menyampaikan apresiasinya atas kehadiran dan Rakernas Forjukafi. Dia berharap Forjukafi dapat memberikan kebermanfaatan yang luas.

“Insya Allah ini menjadi ajang bertemunya ide, gagasan sehingga insya Allah Forjukafi makin memperkuat salah satu pilar demokrasi sekaligus memberikan manfaatnya bagi semua,” kata Anies Baswedan.

Sementara Ketua Umum Forjukafi Wahyu Muryadi menegaskan bahwa Forjukafi berkomitmen tak hanya mendorong literasi wakaf, tapi secara konkret akan mendorong capaian wakaf hingga mendekati potensi wakaf nasional Rp 180 Triliun.

“Lewat Forjukafi, para jurnalis tidak sekadar melakukan literasi wakaf melalui pemberitaan, tapi juga melakukan aksi nyata lewat yayasan yang telah didirikan para jurnalis di Forjukafi yaitu Yayasan Jala Surga. Dengan wadah ini, mari sama-sama kita kejar potensi wakaf nasional,” kata Wahyu Muryadi.

Mantan Ketua Forum Pemred tersebut menyampaikan, dalam Rakernas yang akan digelar selama 2 hari itu bakal disusun program kerja konkret yang dapat mendorong misi untuk meningkatkan pencapaian wakaf nasional di berbagai daerah di seluruh Indonesia.

“Banyak hal yang telah kami rencanakan bahkan kami eksekusi sebelum rakernas dalam rangka kolaborasi wakaf dengan berbagai stakeholder. Termasuk juga pembentukan Forjukafi di daerah. Insya Allah gerakan kebaikan ini akan menggelinding menjadi gerakan yang besar. Kami mohon doa dan dukungannya,” pungkas Wahyu Muryadi.

Dalam Rakernas Forjukafi, selain Wapres turut hadir pula Ketua MPR RI Bambang Soesatyo, Wakil Ketua BWI Imam Teguh Saptono, Wakil Ketua Lembaga Wakaf PP Muhammadiyah Amirsyah Tambunan, Ketua MUI Cholil Nafis dan Presiden Ikatan Setiakawan Wartawan Malaysia-Indonesia (ISWAMI) Asro Kamal Rokan.

Jusuf Hamka Tantang Forjukafi Genggam Saham Jalan Tol Soreang-Pasir Koja

Jakarta-Jusuf Hamka atau lebih dikenal masyarakat dengan sebutan Babah Alun sosok dermawan, ramah dan tidak sombong. Ia termasuk sosok yang merajai usaha Jalan Tol. Bahkan usaha jalan tolnya, berusaha saham akan dilepas ke masyarakat agar dapat sama-sama menikmati cuan bisnis ini.

Untuk itulah Forum Jurnalis Wakaf Indonesia (Forjukafi) menyambanginya agar lebih dekat mengenal kepribadian dan ide bisnisnya.

Dalam kesempatan tersebut Babah Alun mengungkapkan gagasan konsep kesejahteraan masyarakat berbasis Jalan Tol.

“Saya akan melepas 1 persen dulu, ke Forjukafi dan anggotanya. Ini tol trafiknya tinggi dan tiap tol itu tidak seperti minimarket yang selalu ada pesaing secara berdampingan,” kata dia di Jakarta, Kamis (22/9/2022).

Rencananya Jalan Tol yang sahamnya akan dilepas yaitu Jalan Tol Soreang–Pasirkoja atau Jalan Tol Soroja adalah jalan tol yang membentang sepanjang 10,55 kilometer yang menghubungkan antara Kota Bandung dengan Soreang, ibu kota Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Jalan tol ini terhubung dengan Jalan Tol Padaleunyi di sebelah utara.

Jalan Tol Soreang – Pasir Koja (Soroja) yang telah resmi beroperasi sejak akhir tahun 2017, terdiri dari 2 seksi, yaitu Seksi 1 Pasir Koja – Margaasih (2,75 Km) dan seksi 2 Segmen Margaasih – Katapang (3,3 Km) dan Segmen Katapang – Soreang (2,1 Km).

“Itu Jalan Tol waktu proposal 19 ribu trafiknya namun realisasinya 39 ribu,” katanya.

Dengan rencana pelepasan saham Jalan Tol tersebut, dia berharap ini merupakan konsep syariah murni tanpa riba. Semua pembayaran di tol dilakukan non tunai. Tidak ada uang yang masuk disembunyikan karena transparan.

“Agar ini bisa jalan, kalian bicarakan dulu dengan regulator yaitu Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT),” katanya.

Rencananya, kata dia, per lembar saham akan dibanderol Rp1 juta. Harapannya Umat dan Forjukafi dapat menikmati bisnis Jalan Tol dan merasa memiliki.

“Orang akan bangga punya sertifikat yang dividennya akan dibagikan tiap tiga bulan sekali, itu bisa buat macam – macam kebutuhan hidup,” jelas dia.

BWI Bangga IPB Investasikan Wakaf 200 Milyar di Sukuk Wakaf, Prof. Nuh: Contoh Bagi Kampus Lain

Institut Pertanian Bogor bersama dengan Badan Wakaf Indonesia (BWI) kembali  akan menjalin kerja sama pengelolaan wakaf uang melalui penandatanganan  Perjanjian Kerja Sama (PKS) di Ruang Sidang Rektor , Gedung Andi Hakim Nasoetion, Kampus IPB Dramaga, Bogor pada hari Kamis (22/9). Penandatanganan PKS dilakukan Ketua Badan Pelaksana Badan Wakaf Indonesia , Prof. Dr. Ir H. Mohammad NUH, DEA dan Rektor IPB, Prof. Dr. Arif Satria, SP, M.Si dan dihadiri anggota komisioner BWI serta Wakil Pimpinan dan dosen IPB.

Pemerintah melalui Kementerian Keuangan memberi andil yang sangat besar dalam menerbitkan sukuk wakaf private placement. Bagi hasil investasi sukuk lebih tinggi dari rata-rata bagi hasil deposito dan seluruh dana dijamin keutuhannya dan dikembalikan pada saat jatuh tempo sukuk wakafnya.

IPB menyerahkan wakaf uang berjangka untuk dikelola BWI senilai Rp. 200 miliar melalui skema Sukuk Wakaf Private Placement dengan tujuan pemanfaatan untuk mendukung pelaksanaan kegiatan Tri Dharma Perguruan Tinggi IPB di bidang pendidikan ,penelitian dan pengabdian masyarakat.

BWI sangat mengapresiasi langkah IPB dalam menempatkan dana Endowment Fundnya di Sukuk Wakaf. Sukuk Wakaf IPB menjadi sukuk wakaf pertama yang terbesar yang dikelola BWI. Sebelumnya pada tanggal 30 Juni 2022, Institut Teknologi Sepuluh Nopember menjadi pelopor penempatan endowment fund  Perguruan Tinggi di sukuk wakaf yang dikelola melalui skema private placement. Pengelolaan dana abadi perguruan tinggi dalam skema sukuk wakaf private placement memberikan keuntungan yang optimal karena seluruh dana dijamin oleh pemerintah dan imbal hasil sukuk lebih tinggi dari rata-rata deposito.

Ketua BWI, Prof. Dr. Ir. Mohammad Nuh, DEA menyampaikan rasa terima kasih dan bangga pada IPB, yang menjadi salah satu kampus pioneer dalam mengembangkan dan mendayagunakan wakaf.

“Saya sampaikan rasa syukur dan terima kasih. Bukan saja soal seratus, dua ratus, atau satu trilyun, tapi yang paling penting adalah membuka urusan wakaf yang kita tahu tidak hanya urusan ukhrawi, tetapi juga ada hitungan bisnis (kebermanfaatan di dunia),” tuturnya.

Prof. Dr. Ir. Mohammad Nuh, DEA, yakin bahwa langkah yang dilakukan IPB, menyusul ITS untuk mengembangkan dan mendayagunakan wakaf akan menjadi corong yang akan membesarkan wakaf di kampus-kampus Indonesia.

“Kami sangat yakin, hal ini akan menjadi endoser atau corong, yang dapat diikuti kampus-kampus lain. Terlebih, investasi wakaf di CWLS ini banyak manfaatnya. Kalau saya hitung setidaknya ada sepuluh, diantaranya, sekarang itu kan dana abadi (Endowment Fund) sudah kewajiban bukan lagi pilihan, kampus secara imperative harus punya. Tapi dana abadi in ikan tidak boleh diam, harus berkembang, dan dinvestasikan ke produk yang memiliki return baik.”

Sementara itu, Prof. Dr. Arif Satria menilai bahwa penting terkait waqf awareness, miindset tentang wakaf dengan literasi harus terus dikembangkan untuk memaksimalkan potensi wakaf di Indonesia. Dulu orang hanya mengenal wakaf hanya untuk masjid dan makam, tapi sejak ada BWI menurut Prof. Dr. Arif Satria orang semakin mengenal wakaf, dan IPB melakukan langkah strategis konkrit dengan menginvestasikan wakaf di CWLS.

“Setiap langkah yang kami lakukan harus dipertanggungjawabkan. Harus akuntabel. Kami akan ditanya sama BPK ini kenapa penempatan dananya di sini? Kita tahu kalua deposito hanya dapat paling 2,5 persen, tapi dengan skema sukuk wakaf private placement kitab isa dapat 6 persen, dan bebas pajak. Selain penempatan dana wakaf ini, IPB juga mengembangkan project-project wakaf seperrti water station, IPB Memorial Park (pemakaman untuk keluarga besar IPB), wakaf asuransi, dan wakaf produktif sawah.” terangnya.

ITS dan IPB menjadi role model pengelolaan dana abadi/ endowment fund  perguruan tinggi dengan skema wakaf di Indonesia. Pengembangan pendidikan melalui pengelolaan dana abadi/  sudah dilakukan oleh universitas-universitas di luar negeri antara lain Harvard University, University of Texas, Yale University, Stanford University, Princeton University , dimana dana endowment fund diinvestasikan dan hasil investasinya digunakan untuk pemberian beasiswa dan pengembangan pendidikan.

Langkah IPB dan ITS dalam mengelola dana abadi melalui skema wakaf dapat diikuti oleh perguruan tinggi lainnya. Dengan skema wakaf private placement, dana abadi perguruan tinggi dapat dikelola secara optimal, dan memberikan manfaat yang sangat besar untuk kemajuan dunia pendidikan.

 

Forjukafi Ajak Baim Wong Kampanye Wakaf di Kalangan Milenial

JAKARTA – Forum Jurnalis Wakaf Indonesia (Forjukafi) bersilaturahim ke Baim Wong, salah satu artis papan atas di Indonesia. Dalam rangka menggaetnya untuk sama-sama mensyiarkan pentingnya Wakaf bagi kehidupan dan kesejahteraan sosial masyarakat.

Baim Wong menerima dengan baik rombongan dan mendengarkan maksud dan tujuan kedatangan Forjukafi. Diskusi kecil terkait Wakaf mengalir dari masing-masing pengurus untuk dijelaskan kepada Baim.

“Kita dari Forjukafi mengharapkan Mas Baim bisa ikut mensyiarkan Wakaf yang potensinya sangat besar dan belum tergarap maksimal. Makanya kami mengajak Mas Baim untuk membesarkan Wakaf di Tanah Air,” kata Ketua Umum Forjukafi Wahyu Muryadi di Jakarta, Sabtu (23/4/2022).

Wahyu menjelaskan pengertian Wakaf adalah mengelola harta yang pokoknya tetap dan hasil kelolaannya untuk kemaslahatan umat. Ia juga menyinggung Wakaf tidak hanya berbentuk Masjid, madrasah dan Kuburan.

“Uang bisa diwakafkan untuk bisa dikelola sehingga manfaatnya bisa lebih besar diterima oleh masyarakat. Jadi Wakaf tidak sempit pada tiga hal itu saja, melainkan bisa berupa uang,” katanya.

Ia menyakinkan Baim Wong, jika turut andil menyiarkan Wakaf, tentunya kalangan Milenial akan tertarik berwakaf. Tinggal bagaimana Baim mengemas komunikasi Wakaf Agar bisa dimengerti Milenial sekaligus berwakaf mulai dari nilai yang terkecil.

“Baim itu mau membantu menyiarkan Wakaf, karena selain artis dia influeser. Tentunya dukungan Baim lewat media sosial yang dia kelola akan sangat positif terhadap gerakan Wakaf,” katanya.