Jakarta, BeritaPers– Kementerian Perdagangan berkomitmen memperkuat agar usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) Indonesia menjadi jagoan dan lebih mendunia. Upaya itu diwujudkan dengan ikut serta mengembangkan platform direktori UMKM Inaproduct.com. Platform ini hasil sinergi Kemendag bersama Kementerian Koperasi dan UKM, Kementerian Perindustrian, Kementerian BUMN, Smesco Indonesia, PT Sarinah, dan PT Ina Produk Indonesia.
Hal ini disampaikan Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi dalam sambutannya pada peluncuran platform direktori produk Indonesia business-to-business Inaproduct (Inaproduct.com) yang digelar di Gedung Smesco, Jakarta pada hari ini, Kamis (28/10).
Platform inaproduct.com yang merupakan portal direktori produk usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) berbasis situs web yang terintegrasi dengan 800 ribu UMKM. Kegiatan ini merupakan hasil sinerg antara Kemenkop UKM, Kemendag, Kemenperin, Kementerian BUMN, Smesco Indonesia, PT Sarinah, dan PT Ina Produk Indonesia.
Kemendag siap mendukung Kemenkop UKM untuk menjadikan UKM Indonesia unggul tidak hanya di pasar lokal, tetapi juga regional dan global. Dukungan bagi UKM penting dilakukan, salah satunya melalui pembinaan agar UKM dapat meningkatkan daya saingnya dan menjadi satu kekuatan besar dan meningkatkan kontribusinya terhadap kinerja ekspor nonmigas nasional,” jelas Mendag Lutfi.
Menurut Mendag Lutfi, eksportir UMKM saat ini mencapai 85 persen dari jumlah eksportir total. Namun, eksportir UMKM hanya menyumbang kontribusi sebesar 5 persen dari total ekspor nonmigas. Hal ini salah satunya disebabkan oleh kurangnya daya saing UMKM.
Mendag Lutfi menyampaikan, ada tiga hal yang menyebabkan rendahnya daya saing UMKM. Pertama, kurang pengalaman sehingga kurang beradaptasi. Kedua, kurangnya jejaring sehingga sulit berkompetisi. Ketiga, kurang pendanaan. Untuk itu, diperlukan pendataan dan konsolidasi yang baik agar dapat menjadi suatu kekuatan besar. “Diharapkan inaproduct.com menjadi solusi bagi UMKM untuk memperkuat jejaring sehingga dapat mendukung pemasaran dan meningkatkan penjualan sehingga produk UMKM dapat lebih dikenal masyarakat,” imbuh Mendag Lutfi.
Dalam acara tersebut, Mendag sekaligus menyaksikan penandatangan nota kesepahaman (MoU) antara Kemendag dengan Inaproduct tentang kerja sama promosi dan pemasaran produk dalam negeri. “Kerja sama ini diharapkan dapat mendorong UKM untuk menjadi lebih solid dan mampu menembus pasar global,” jelas Mendag
Turut hadir dalam peluncuran Menkop UKM Teten Masduki, Staf Ahli Bidang Keuangan dan Pengembangan UMKM KemenBUMN Loto Srinaita Ginting, Deputi Bidang Ekonomi Digital dan Ekonomi Kreatif Kemenparekraf Muhammad Neil El Himam, serta Deputi Bidang UKM Hanung Harimba Rachman. Selanjutnya pendiri Inaproduct Budihardjo Iduansjah dan Direktur Utama Sarinah Fetty Kwartati.
Teten menyampaikan apresiasi terhadap Inaproduct. “Patut diapresiasi bahwa direktori digital produk Indonesia akhirnya dapat terwujudkan. Hal ini harus dikelola pihak swasta dan secara bisnis, bukan secara birokratik. Diharapkan Inaproduct dapat menjembatani UKM di berbagai pelosok Indonesia dengan buyer, terutama dari luar negeri,” ujar Teten
Sementara itu, Loto menjelaskan, setidaknya terdapat lima dukungan BUMN ke UMKM berdasarkan survei KemenBUMN yang melibatkan 63 BUMN aktif. “Pertama, melakukan UMKM naik kelas dengan
pembinaan dan pelatihan, termasuk sertifikasi produk. Kedua, menyediakan ragam pembiayaan, termasuk jaminan dan asuransi. Ketiga, melibatkan UMKM dalam rantai pasok BUMN. Keempat, melakukan kurasi dan perluasan akses pasar, termasuk platform digital. Kelima, menyediakan akses tempat usaha di area komersial,” ungkap Loto.
Adapun Budihardjo menyampaikan, target Inaproduct adalah mendata 5.550 usaha besar, 4.400 usaha menengah, 1.963 ribu usaha kecil di seluruh Indonesia.
Selain itu, menurut Budihardjo, digitalisasi bukan hanya perangkat lunak, tapi juga perangkat keras. Untuk itu, Inaproduct juga akan mendukung penggunaan mesin penjual (vending machine) untuk produk UMKM di berbagai tempat umum.
Garap Pasar Industri Halal
Mendag juga menyampaikan, Kemendag bersinergi dengan Kemenkop UKM untuk menggarap pasar industri halal, seperti sektor makanan dan minuman, kosmetik, dan fesyen. Peluang ini perlu digarap dengan serius karena besarnya pasar industri halal di dalam negeri maupun di mancanegara. “Ada dua hal yang sedang dikerjakan bersama dengan Kementerian Koperasi dan UKM. Pertama, membina industri halal.
Kedua, menjadikan Jakarta sebagai kiblat fesyen muslim dunia,” jelas Mendag. Menurut Mendag, peluang industri halal saat ini terbuka lebar dengan pasar yang sangat besar. “Selain sisi suplai, kekuatan permintaan pasarperlu dikelola dengan baik untuk meningkatkan perdagangan. Pasar industri halal dunia kini sangat menjanjikan. Peluang ini diharapkan dapat dimanfaatkan dengan baik oleh para pelaku UMKM,” pungkas Mendag.
Dalam peluncuran ini, juga digelar penjajakan bisnis dan pameran yang terdiri dari 26 stan meliputi meliputi produk furnitur, fesyen, aksesoris, kesehatan, kecantikan, makanan dan minuman, otomotif, dan mesin penjual.