Category Archives: Teknologi

Menperin Sidak Langsung Penerapan Uji Coba Prokes di Industri Esensial

Kementerian Perindustrian terus memantau kesiapan sektor industri esensial yang melakukan uji coba dalam penerapan protokol kesehatan. Hal ini sesuai Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 34 Tahun 2021 tentang Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 4, Level 3 dan Level 2 di Wilayah Jawa dan Bali, yang berlaku pada 17-23 Agustus 2021.

Inmendagri 34/2021 tersebut menyebutkan bahwa akan dilakukan uji coba protokol kesehatan pada perusahaan-perusahaan yang memiliki orientasi ekspor dan domestik untuk beroperasi dengan kapasitas 100% staf yang dibagi minimal dalam dua shift. Uji coba ini penting dilakukan untuk mendapatkan feedback sebelum seluruh operasional kegiatan industri dibuka secara penuh.

“Saya ingin melaporkan bahwa sudah mulai tiga hari terakhir ini, pemerintah melakukan uji coba protokol kesehatan dalam operasional di perusahaan yang berdasarkan Izin Operasional dan Mobilitas Kegiatan Industri (IOMKI) masuk kategori sektor esensial,” kata Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita ketika melakukan peninjauan di PT Gajah Tunggal, Tangerang, Banten, Sabtu (21/8).

Setelah melihat secara langsung, Menperin memberikan apresiasi kepada PT Gajah Tunggal yang telah memiliki fasilitas dan prosedur dalam penanganan dan pencegahan Covid-19 di lingkungan perusahaan dan sekitarnya. Komitmen untuk melaksanakan protokol kesehatan secara ketat ini sesuai arahan Surat Edaran Menteri Perindustrian Nomor 3 Tahun 2021 tentang IOMKI pada Masa Kedaruratan Kesehatan Masyarakat Covid-19.

“Hal tersebut menjadi salah satu kriteria utama dalam melakukan uji coba. Selain itu, mereka yang sudah punya IOMKI, wajib melaporkan secara berkala setiap Selasa dan Jumat. Kemudian, perusahaan berada di daerah status PPKM Level 4, telah melaksanakan vaksinasi pekerja, dan menggunakan aplikasi PeduliLindungi sebagai metode screening,” sebutnya.

Berdasarkan laporan IOMKI, PT Gajah Tunggal memiliki lebih dari 130 negara tujuan ekspor, yang antara lain meliputi benua Amerika, Eropa, Asia, dan Timur Tengah. Perusahaan yang berdiri sejak tahun 1951 ini telah menyerap tenaga kerja hingga 16.084 orang, dan karyawannya yang telah mengikuti program vaksinasi sebanyak 12.620 orang.

Kapasitas produksi PT Gajah Tunggal mencapai 157 juta ban, jenis produksinya antara lain adalah ban mobil penumpang ukuran rim 12 inchi – 20 inchi, ban truk ringan, ban truk dan bus, serta ban sepeda motor. Total volume ekspor mereka sejak tahun 1983 telah menembus 165 juta ban.

Menperin berharap, apabila dalam dua minggu pada uji coba ini berhasil diterapkan dengan baik, pemerintah akan membuka kesempatan bagi seluruh sektor industri esensial bisa bekerja kembali 100%. “Namun dengan catatan minimal dua shift, dan mengimplementasikan aplikasi PeduliLindungi,” ujarnya.

Lebih lanjut, pemerintah bersama pelaku industri harus siap dalam upaya menanggulangi pandemi Covid-19. “Kita tidak tahu berapa lama Covid-19 ini akan berada di tengah-tengah kita. Tidak tahu pula varian apalagi selanjutnya, tetapi kita tidak boleh kalah dan bergantung. Oleh sebab itu, harus mulai merumuskan langkah-langkah strategis untuk melihat Covid-19 ini sebagai endemi,” imbuhnya.

Menperin menambahkan, pihaknya akan melakukan monitoring dan evaluasi selama dua minggu ini dalam upaya penerapan uji coba di sektor industri esensial. “Kami optimistis, apabila utilisasi dan produktivitas sektor industri dapat kembali ditingkatkan, akan mampu memacu kontribusinya dalam mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi lagi,” tuturnya.

Pada triwulan II tahun 2021, kinerja industri pengolahan nonmigas memperlihatkan kenaikan yang cukup signifikan, yaitu sebesar 6,91%, sejalan dengan pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 7,07%. Bahkan, di tengah dampak pandemi Covid-19, sektor industri memberikan kontribusi terhadap PDB nasional sebesar 17,34%, lebih tinggi dibandingkan dengan sektor ekonomi lainnya.

Sementara itu, Direktur Jenderal Industri Kimia, Farmasi dan Tekstil (IKFT) Kemenperin, Muhammad Khayam mengemukakan, industri ban merupakan salah satu sektor unggulan dalam menopang ekonomi nasiona. Dalam aktivitas hilirisasinya, industri ban mampu menyerap lebih dari 250 ribu ton karet alam per tahun atau 42% konsumsi karet alam nasional.

“Keunggulan lainnya, beberapa merek nasional sudah mampu bersaing di pasar internasional dan mencapai kelas produsen ban tingkat dunia atau global tire manufacturer,” ungkapnya. Perusahaan itu diantaranya Gajah Tunggal (GT Tires), Multistrada (Achilles), Elang Perdana (Forceum), dan Industri Karet Deli (Swallow).

“Saat ini, ada 17 produsen yang tercatat dengan total kapasitas terpasang mencapai 200 juta ban per tahun untuk masing-masing ban luar dan ban dalam,” sebut Kahayam. Produksi ban nasional tersebut meliputi ban mobil penumpang, ban truk ringan, ban truk dan bus, ban sepeda, ban sepeda motor, serta ban kendaraan pertanian dan agricultural.

Chief Executive Officer PT Gajah Tunggal Buddy Tanasaleh menyampaikan, produksi ban truk dan bus radial GT dimulai pada tahun 2016. Perusahaan berkomitmen untuk tetap mengembangkan industri ban truk dan bus radial, dengan produksi mencapai 570.000 ban atau sekitar 31.000 ton pada tahun 2020.

“Seiring dengan perkembangan teknologi dan kebutuhan ban, kami merupakan pionir sebagai produsen ban super single atau yang biasa dikenal dengan istilah single wide tire, dengan produksi mencapai 70.000 ban per tahun,” ujarnya.

“Ban super single merupakan jenis ban yang mempunyai ukuran telapak super lebar, sama lebarnya dengan dua ban yang umumnya digunakan pada ban belakang trailer. Ban super single produksi kami berorientasi ekspor, dengan negara tujuan ekspor terutama untuk negara-negara Eropa,” imbuhnya. PT Gajah Tunggal saat ini tetap berkomitmen untuk memenuhi kebutuhan ban dalam negeri di tengah persaingan ban impor di Indonesia.

Kunjungi Pan Brothers

Pada kunjungan selanjutnya, Menperin juga melakukan sidak langsung penerapan protokol kesehatan di PT. Pan Brothers Tbk, Tangerang, Banten. Sebelum memasuki area produksi pabrik tekstil dan garmen ini, Menperin dan rombongan mempraktikkan penggunaan aplikasi PeduliLindungi.

“Penggunaan aplikasi PeduliLindungi ini sebagai metode screening. Ini sangat memudahkan dan efisien untuk mengindentifikasi terhadap keluar-masuknya karyawan atau tamu dalam penerapan protokol kesehatan. Jadi, tetap mejaga aktivitas produksi dengan baik,” tandasnya.

Pada kesempatan yang sama saat mendampingi Menperin, Direktur Jenderal Ketahanan, Perwilayahan dan Akses Industri Internasional (KPAII) Kemenperin, Eko S.A. Cahyanto menjelaskan, pihaknya telah memberikan rekomendasi sektor industri esensial yang bisa melakukan uji coba penerapan protokol kesehatan. “Mereka yang menjadi peserta telah menerima QR Code yang ada di aplikasi PeduliLindungi. Sebagian besar dari 268 perusahaan tersebut telah mengaplikasikannya,” ujarnya.

Menurut Eko, penerapan aplikasi PeduliLindungi dinilai bermanfaat untuk mendukung mobilitas di sektor industri. “Di dalam program uji coba ini, kami bisa membuktikan bahwa melalui aplikasi ini dapat menjaga protokol kesehatan dengan baik. Sepanjang protokol kesehatannya dijalankan dengan tertib dan disiplin, kita bisa menjaga semua orang tetap sehat dan semua orang bisa bekerja,” paparnya.

Selain itu, penerapan protokol kesehatan perlu didukung dengan program dan skema perusahaan dalam upaya pencegahan dan penanggulan Covid-19. “Seperti di Pan Brothers, sudah ada pedoman kesehatan yang bagus untuk di lingkungan perusahaan dan fasilitas produksinya,” ujarnya.

Menurut Eko, Kemenperin telah mengusulkan lagi sebanyak 166 perusahaan industri sektor esensial yang telah siap melakukan uji coba penerapan protokol kesehatan dalam menjalankan operasionalnya secara penuh. “Jumlah ini tambahan dari 268 perusahaan sebelumnya, dan kami terus bertahap untuk memverifikasi dan memberikan rekomendasi lagi,” tandasnya.

Hingga saat ini, penerapan uji coba di sektor industri esensial berjalan dengan baik, dan diharapkan pada bulan September nanti bisa beroperasi secara penuh. “Oleh karena itu, kami terus berkoordinasi dengan seluruh pihak dan aktif menyosialisasikan kepada sektor industri agar mereka siap,” ujar Eko.

Wakil Direktur Utama PT. Pan Brothers Tbk. Anne Patricia Sutanto mengucapkan terima kasih kepada Kemenperin yang menginisiasi berbagai program dalam mendukung aktivitas sektor industri selama masa pandemi. “Kami sebagai industri padat karya, memang sangat memerlukan sistem prokes yang baik. Jadi, kami punya satu alat yang akurat untuk mengetahui kondisi orang yang masuk dalam pabrik, baik itu dari karyawan atau tamu,” terangnya.

Menurut Anne, situasi pandemi ini harus dihadapi dengan bijaksana. Hal ini perlu ditopang kebijakan yang tepat dari pemerintah, terutama dalam memacu kinerja sektor industri. “Sebab kami berkomitmen kepada pasar dunia, semua produk made in Indonesia dari kami bisa dikirim secara on time selama masa pandemi. Hal ini bisa terjaga kalau kita juga bisa memastikan kesehatan karyawan,” ucapnya.

Bahkan, dengan sistem protokol kesehatan yang berkelanjutan, membuat kepercayaan kepada para buyers luar negeri terhadap industri di Indonesia. “Misalnya di perusahaan kami, selama pandemi, kami justru menambah karyawan hingga 3.000 orang. Hal ini merupakan wujud nyata dari konsistensi dari pemerintah, khususnya Kemenperin dalam memberikan perhatian kepada sektor industri,” kata Anne.

E-Commerce dan E-Wallet Dorong Peningkatan Transaksi BSI Mobile

Jakarta, 23 Agustus 2021 – PT Bank Syariah Indonesia Tbk sebagai bank syariah terbesar di Indonesia mencatat pertumbuhan transaksi Mobile Banking (BSI Mobile) sampai dengan bulan Juli 2021 sebesar 46,4 juta transaksi atau naik 97,4% secara tahunan (YoY).  Peningkatan transaksi BSI Mobile ini didorong oleh hadirnya kebiasaan baru masyarakat Indonesia saat pandemi dan aktivitas transaksi keuangan nasabah dalam berbelanja di e-commerce.

Direktur Utama BSI, Hery Gunardi menyampaikan kontribusi transaksi BSI Mobile mengalami peningkatan setiap tahunnya. Salah satu faktor yang paling berpengaruh dalam peningkatan signifikan terebut adalah hadirnya kebiasaan baru masyarakat Indonesia selam pandemi.

“Selama pandemi COVID-19, Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), dan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM), sejak Maret 2020 porsi transaksi BSI Mobile terus mengalami kenaikan. Sampai dengan Juli 2021, transaksi BSI Mobile berkontribusi paling tinggi yaitu 46% dari jumlah transaksi e-channel, sudah melebihi pencapaian tahun 2020.” Kata Hery, Senin (23/8).

Sampai akhir tahun 2021, BSI menargetkan 3 juta pengguna baru BSI Mobile dan juga target fee based sebesar Rp532 miliar dari transaksi e-channel. Jumlah Pengguna BSI Mobile sampai dengan tanggal 17 Agustus 2021 sebanyak lebih dari 2,7 juta user atau meningkat 79,4% sejak awal 2021 secara YoY dengan pertumbuhan user aktif mencapai lebih dari 1,1 juta nasabah atau meningkat sebanyak 92,5% secara YoY.

Berdasarkan data posisi Juli 2021, transaksi mobile banking merupakan kontributor fee-based income terbesar. Secara performance fee based mobile banking terjadi peningkatan sebanyak Rp12,9 miliar atau naik 71,85% sejak awal 2021 secara YoY.

Peningkatan tersebut juga didorong oleh tingginya aktifitas transaksi pembayaran belanja yang dilakukan nasabah BSI di e-commerce seperti Tokopedia dan Shopee mengalami kenaikan sebesar triple digit selama Juli 2021 secara tahunan (YoY). Di sisi lain, transaksi top up e-wallet diantaranya GoPay juga mengalami kenaikan triple digit dan transaksi OVO naik double digit secara tahunan (YoY).

BSI meluncurkan inovasi digital untuk menghadirkan kemudahan layanan keuangan bagi nasabah dan masyarakat, termasuk membuka rekening secara online (digital onboarding) melalui fitur ‘Biometric-Face Recognition’ di aplikasi BSI Mobile.

Dengan fitur anyar ini, calon nasabah BSI kini dapat membuka rekening tabungan dengan durasi kurang dari 5 menit, tentunya lebih cepat, mudah dan seamless. Terobosan ini ditujukan untuk memberikan kenyamanan lebih kepada para calon nasabah BSI. Melalui kehadiran inovasi digital tersebut, BSI menargetkan pembukaan rekening online mencapai 1 juta nasabah.

BSI bertekad untuk terus berinovasi dalam menghadirkan fitur-fitur baru lainnya di aplikasi BSI Mobile, seperti fitur Pay Later dan Mitraguna Online. Harapannya, layanan BSI Mobile menjadi lebih lengkap dan mendukung berbagai kebutuhan nasabah dan masyarakat di era digitalisasi.

Melalui BSI Mobile, nasabah bisa menabung emas, gadai emas, membayar ZISWAF dan membeli hewan kurban. Bahkan, pengguna BSI Mobile dapat mengecek waktu sholat dan lokasi masjid terdekat. Melalui berbagai produk dan layanannya, BSI Mobile berupaya mendampingi nasabah sebagai sahabat finansial, sosial dan spiritual untuk memberikan manfaat yang seluas-luasnya bagi umat.

Untuk meningkatkan transaksi BSI Mobile, BSI menyelenggarakan program Hujan Rezeki BSI Mobile dengan total hadiah lebih dari Rp1 miliar. Beberapa hadiah yang ditawarkan diantaranya adalah Suzuki Jimny; Vespa S 125 I-Get; Honda PCX 160; Sepeda Brompton; iPhone 12; Samsung Galaxy A72 ; dan Tabungan Emas masing masing hingga Rp10 juta.

Untuk mendapatkan hadiah tersebut, nasabah cukup top up poin dengan menggunakan BSI Mobile seperti pembukaan rekening online, registrasi BSI Mobile, transaksi pembayaran, transaksi pembelian, pembukaan rekening e-mas, transaksi jual/beli e-mas, dan juga transaksi gadai emas. Periode program dari 1 Agustus – 31 Desember 2021. Info lengkap: https://bsimobile.co.id/promo_/hujan-rezeki-bsi-mobile/ .

BSI memiliki produk dan layanan unggulan diantaranya tabungan wadiah tanpa biaya administrasi, pembiayaan rumah dan kendaraan dengan angsuran tetap hingga akhir jangka waktu pembiayaan dan margin yang kompetitif, kartu pembiayaan (kartu kredit syariah), pembiayaan UMKM, gadai emas, serta beragam produk lainnya yang dilengkapi layanan digital BSI mobile, sehingga nasabah dapat bertransaksi dengan mudah kapanpun dan dimanapun.

PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BSI) berhasil menorehkan kinerja impresif sepanjang semester I 2021 dengan membukukan laba bersih sebesar Rp1,48 triliun, naik 34,29% secara year on year (yoy). BSI juga mencatat pertumbuhan jumlah user mobile banking yang signifikan, menembus 2,5 juta pengguna. Sampai semester 1 2021, BSI juga telah menyalurkan pembiayaan UMKM mencapai Rp36,8 triliun, memiliki porsi 22,9% dari total pembiayaan.

Tentang PT Bank Syariah Indonesia Tbk

PT Bank Syariah Indonesia Tbk (“Bank Syariah Indonesia”) adalah bank hasil penggabungan dari tiga bank Syariah  milik BUMN yakni PT Bank Syariah Mandiri, PT Bank BNI Syariah, dan PT Bank BRIsyariah Tbk. yang mulai  beroperasi pada 1 Februari 2021. Penggabungan ini menyatukan kekuatan ketiga bank syariah tersebut dan  bertujuan untuk mengoptimalkan potensi keuangan dan ekonomi syariah Indonesia yang besar.

Didukung sinergi dengan perusahaan induk (Mandiri, BNI, BRI) serta komitmen pemerintah melalui Kementerian  BUMN, Bank Syariah Indonesia memiliki visi untuk menjadi salah satu dari 10 bank Syariah terbesar di dunia dari  sisi kapitalisasi pasar dalam 5 tahun ke depan.

Bank Syariah Indonesia berstatus sebagai perusahaan terbuka yang tercatat sebagai emiten di Bursa Efek  Indonesia (ticker code: BRIS). Pasca merger, Bank Syariah Indonesia adalah bank syariah terbesar di Indonesia. Per  Juni 2021, Bank Syariah Indonesia memiliki total aset mencapai sekitar Rp247,3 triliun, Dana Pihak Ketiga (DPK) mencapai Rp 216 triliun, serta total pembiayaan Rp161 triliun.

Dengan kinerja finansial tersebut, Bank Syariah Indonesia masuk dalam daftar 10 besar bank terbesar di Indonesia  dari sisi aset. Dari sisi jaringan, Bank Syariah Indonesia didukung oleh lebih dari 1.300 outlet dan lebih dari 2.400  jaringan ATM yang tersebar di seluruh Nusantara.

Seluruh aset dan kekuatan ini akan dioptimalkan Bank Syariah Indonesia untuk memberikan layanan dan produk  finansial syariah yang lengkap dalam satu atap untuk memenuhi bermacam-macam kebutuhan nasabah dari  berbagai segmen, mulai dari UMKM, ritel, komersial, wholesale, dan korporasi baik dalam maupun luar negeri.

OJK TERBITKAN 3 PERATURAN PERKUAT ASPEK KELEMBAGAAN BANK, PERCEPATAN PERIZINAN PRODUK BANK, DAN PENGUATAN PENANGANAN LEMBAGA JASA KEUANGAN

Jakarta, 18 Agustus 2021. Otoritas Jasa Keuangan mengeluarkan tiga Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) sebagai upaya mendorong industri jasa keuangan khususnya perbankan lebih efisien, berdaya saing, adaptif terhadap kebutuhan masyarakat dan berkontribusi bagi perekonomian nasional.

Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso mengatakan ketiga POJK ini diterbitkan untuk menyesuaikan kebutuhan seiring kondisi dinamika global, perubahan landscape dan ekosistem perbankan.

Hal ini juga untuk menjawab tantangan dan tuntutan pesatnya perkembangan teknologi informasi, sehingga diperlukan penerapan pola pengaturan berbasis prinsip (principle based) agar
peraturan dapat lebih fleksibel (agile) dan mengantisipasi perubahan ke depan (forward looking) serta menjadi acuan yang menjaga kesinambungan operasi industri perbankan.

Tiga POJK itu adalah POJK No. 12/POJK.03/2021 tentang Bank Umum, POJK No. 13/POJK.03/2021 tentang Penyelenggaraan Produk Bank Umum, dan POJK No. 14/POJK.03/2021 tentang Perubahan POJK No. 34/POJK.03/2018 tentang Penilaian
Kembali Pihak Utama Lembaga Jasa Keuangan.

Penerbitan POJK Bank Umum dan POJK Penyelenggaraan Produk Bank menekankanpentingnya akselerasi transformasi digital yang dapat menjadi insentif bagi bank dalam mendorong inovasi produk perbankan sehingga dapat mencapai level skala ekonomi yang lebih tinggi, dan menjadi panduan dalam pengembangan industri
perbankan, khususnya aspek kelembagaan.

“Demikian pula penyelenggaraan produk bank umum diharapkan semakin inovatif dan dinamis memenuhi kebutuhan masyarakat termasuk aspek perlindungan konsumen. Sementara POJK mengenai penilaian kembali Pihak Utama Lembaga Jasa
Keuangan (LJK) merupakan perubahan dari ketentuan sebelumnya yang ditujukan untuk menjaga agar LJK senantiasa dimiliki dan dikelola oleh pihak yang memenuhi persyaratan kemampuan dan kepatutan,” kata Wimboh.

POJK No. 12/POJK.03/2021 Substansi pengaturan dalam POJK No. 12/POJK.03/2021 tentang Bank Umum lebih dititikberatkan kepada penguatan aturan kelembagaan mulai dari persyaratan pendirian bank baru dan aspek operasional, mencakup antara lain penyederhanaan dan percepatan perizinan pendirian bank, jaringan kantor, pengaturan proses bisnis termasuk layanan digital ataupun pendirian bank digital, sampai dengan pengakhiran usaha.

“Pandemi telah mendorong transformasi digital di sektor perbankan menjadi suatu keniscayaan. Kondisi demikian mengharuskan perbankan untuk menempatkan transformasi digital sebagai prioritas dan sebagai salah satu strategi dalam upaya
peningkatan daya saing bank. Dengan demikian, POJK ini akan mendorong percepatan transformasi digital sektor perbankan,” kata Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan Heru Kristiyana.

POJK tentang Bank Umum ini juga mempertegas pengertian Bank Digital yaitu bank yang saat ini telah melakukan digitalisasi produk dan layanan (incumbent), ataupun melalui pendirian bank baru yang langsung berstatus full digital banking.

“Dalam aturan ini, OJK memperjelas definisi Bank Digital. Namun demikian, OJK tidak mendikotomikan antara bank yang telah memiliki layanan digital, bank digital hasil transformasi dari bank incumbent, ataupun bank digital yang terbentuk melalui pendirian bank baru (full digital bank). Bagaimanapun bank tetaplah bank, bank is bank,” kata Heru. Heru juga menegaskan bahwa ketentuan di POJK ini sama sekali tidak memberikan tambahan beban pengaturan baru kepada bank, namun justru memberikan payung
pengaturan bagi bank dalam melakukan transformasi dan akselerasi digital, penyederhanaan dan efisiensi jaringan kantor, serta memberikan kesempatan bagi bank khususnya bank berbadan hukum Indonesia untuk saling bersinergi dalam
rangka peningkatan efisiensi dan perluasan layanan.

Dalam mendukung dan mempertegas konsolidasi perbankan sesuai yang dicanangkan OJK sejak tahun lalu, ketentuan mengenai sinergi perbankan dalam POJK Bank Umum ini bertujuan untuk mendukung efisiensi dan optimalisasi sumber daya bank dan lembaga jasa keuangan lain dalam kelompok usaha bank (KUB).

Harapannya, konsolidasi perbankan dengan membentuk KUB dapat menjadi pilihan yang menguntungkan bagi bank, termasuk bank yang masih belum memenuhi modal inti minimum Rp3 triliun.

Penguatan aturan kelembagaan antara lain juga dilakukan dengan peningkatan persyaratan modal menjadi sebesar Rp10 triliun untuk pendirian bank baru, baik dengan model bisnis bank tradisional, ataupun pendirian bank yang full digital. Selanjutnya, untuk mendukung terlaksananya implementasi pengaturan secara
efektif dan pengawasan yang lebih efisien, dalam POJK ini telah dilakukan redefinisi pengelompokan bank.

POJK No. 13/POJK.03/2021 POJK tentang Penyelenggaraan Produk Bank Umum menitikberatkan pada penguatan dalam perizinan dan penyelenggaraan produk bank dari semula menggunakan pendekatan modal inti (capital-based approval) menjadi pendekatan berbasis risiko (risk-based approval). Aturan ini juga menyasar aspek akselerasi transformasi digital yang memberikan
ruang kepada bank untuk lebih inovatif dalam menerbitkan produk dan layanan digital tanpa mengabaikan aspek prudensial. Digitalisasi produk dan layanan perbankan ini selanjutnya diharapkan dapat mendukung efisiensi ekonomi dan
inklusi keuangan.

POJK ini mengatur mulai dari perencanaan, penyelenggaraan, hingga penghentian produk bank. POJK ini juga memberi ruang inovasi bagi bank umum untuk memenuhi tuntutan dan ekspektasi masyarakat akan produk bank sesuai dengan kebutuhannya (customer centric).

Upaya yang dilakukan OJK untuk percepatan proses perizinan produk bank, baik melalui penyederhanaan klasifikasi produk (dasar dan lanjutan) serta termasuk penyelenggaraannya antara lain melalui piloting review dan instant approval, semata
untuk mendorong pengembangan inovasi produk dan layanan bank.

Dengan pendekatan perizinan baru ini, menciptakan level of playing field yang sama dalam industri perbankan, membuka ruang inovasi dalam pemanfaatan teknologi informasi, dan dapat dimanfaatkan untuk mendukung time to market produk bank
yang lebih cepat, sehingga bank tetap dapat memiliki daya saing yang tinggi di tengah maraknya shadow banking berbasis IT.

Semangat penyederhanaan serta percepatan perizinan produk dan layanan bank umum telah sejalan dengan semangat Undang-Undang No. 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja yang diharapkan mampu menciptakan lingkungan yang kondusif bagi bank untuk berinovasi tanpa mengesampingkan aspek manajemen risiko. Oleh
karena itu, industri perbankan diharapkan dapat menjadi lebih dewasa dalam menentukan eksposur risiko dan keamanan dari produk bank yang akan diterbitkan sebagai wujud perlindungan kepada nasabahnya.

POJK No. 14/POJK.03/2021 POJK ini berlaku untuk sektor perbankan, industri keuangan nonbank dan pasar
modal, yang merupakan amandemen dari POJK existing mengenai Penilaian Kembali bagi Pihak Utama Lembaga Jasa Keuangan (LJK) sebagaimana diatur dalam POJK No. 34/POJK.03/2018.
Amandemen tersebut dititikberatkan untuk lebih memperkuat upaya penanganan permasalahan LJK melalui penambahan cakupan permasalahan serta upaya dalam percepatan penanganan permasalahan sehingga LJK senantiasa dimiliki dan dikelola
oleh pihak-pihak yang memenuhi persyaratan kemampuan dan kepatutan, antara lain mencakup aspek integritas, kelayakan keuangan, reputasi keuangan, dan atau kompetensi.

Sejumlah penambahan ketentuannya antara lain:
a. Cakupan penilaian kembali Pihak Utama (Pengendali, Pengurus, Pejabat
Eksekutif) termasuk sanksi larangan Tidak Lulus.
b. Percepatan proses dalam tahapan Penilaian Kembali Pihak Utama dan permintaan
tanggapan dari Pihak Utama dapat kurang dari 10 hari kerja.
c. Pihak Utama yang tidak lulus dalam penilaian kembali diperlakukan sebagai pihak terkait sesuai aturan Batas Maksimum Pemberian Kredit (BMPK), Batas Maksimum Penyaluran Dana (BMPD) dan Batas Maksimum Pemberian
Pembiayaan (BMPP)

Kredivo Hadirkan Cicilan 0% dengan Tenor 3 Bulan, Bantu Masyarakat Kelola Cash Flow di Masa Pandemi

Jakarta, 21 Juli 2021 – Seiring dengan semakin populernya PayLater, Kredivo, sebagai pionir PayLater di Indonesia, menghadirkan cicilan 0% dengan tenor 3 bulan untuk membuka akses kredit lebih luas dan terjangkau serta membantu masyarakat kelola cash flow di masa pandemi.

Program ini akan diimplementasikan secara permanen oleh Kredivo, mengingat pola konsumsi di masyarakat yang juga telah berubah karena pandemi. Didukung oleh kemampuan matriks risiko terdepan yang setara dengan bank, memungkinkan Kredivo menghadirkan akses kredit cicilan 0% dengan tenor 3 bulan meskipun di tengah kondisi ekonomi saat ini.

Lily Suriani, General Manager Kredivo menjelaskan, “Sejak didirikan, Kredivo terus berupaya membantu masyarakat untuk bisa mengelola cash flow-nya dengan lebih baik, sehingga dapat mencapai tujuan keuangan personalnya, terutama untuk tujuan produktif.

Oleh karena itu, saat ini kami melihat bahwa kestabilan cash flow menjadi salah satu kunci bagi masyarakat untuk tetap memiliki peace of mind selama ketidakpastian akibat pandemi, baik untuk rumah tangga maupun usaha kecil menengah. Kami berharap kehadiran program ini dapat memberikan suku bunga yang lebih kompetitif dan mempertahankan posisi Kredivo sebagai PayLater yang paling terjangkau di industri.”

Melalui program ini, pengguna dapat berbelanja berbagai macam kebutuhan di ribuan merchant online maupun offline, termasuk mayoritas e-commerce besar di Indonesia, dengan cicilan 3 bulan dan bunga 0%, dengan minimal transaksi belanja yang bisa dicicil adalah Rp500.000. Sebelumnya, Kredivo juga sudah hadir dengan fitur bayar dalam 30 hari yang lebih dahulu menawarkan bunga 0%.

Lebih lanjut, menurut Laporan Perilaku Konsumen e-Commerce 2021 yang diluncurkan oleh Kredivo dan Katadata Insight Center, percepatan adopsi digital di masa pandemi juga membuat PayLater menjadi salah satu pembayaran digital dengan pertumbuhan paling cepat di e-commerce dalam satu tahun terakhir.

PayLater telah menjadi alternatif pembayaran cicilan yang populer selain kartu kredit. Dari konsumen yang menyatakan pernah menggunakan PayLater, 55% pengguna baru menggunakannya di saat pandemi.

“Seiring dengan perkembangan PayLater sebagai metode pembayaran di masa pandemi ini, Kredivo melihat ruang yang lebih luas untuk dapat membantu masyarakat melalui layanan keuangan yang cepat, aman dan terpercaya. Kami juga terus berkomitmen untuk menerapkan prinsip responsible lending & smart spending, bahkan sejak sebelum pandemi. Kami percaya bahwa program ini bisa membantu masyarakat dalam mengelola cash flow dan lebih jauh memberikan stimulus ekonomi kepada para pedagang yang berjualan secara online atau di marketplace,” tambah Lily.

Di sisi lain, dengan adanya pembatasan aktivitas dan mobilitas masyarakat yang memiliki dampak signifikan ke ekonomi, masyarakat perlu menyiasati cash flow secara bijaksana agar dapat bertahan di dalam situasi saat ini. Laporan ini juga menyebutkan bahwa selama pandemi, masyarakat pengguna e-commerce lebih banyak membeli produk yang bertujuan untuk meningkatkan produktivitas dan mengurangi belanja produk non-pokok guna menekan pengeluaran di masa pandemi.

Temuan lain menyatakan bahwa selain digunakan untuk membeli kebutuhan mendesak atau berbelanja dengan cicilan pendek, sebanyak 41% konsumen memilih fitur paylater untuk mengontrol cash flow (pengeluaran bulanan).

Tentang Kredivo

Kredivo adalah platform kredit digital terkemuka di Indonesia yang memberikan pembiayaan kredit instan kepada pelanggan untuk pembelian ecommerce dan offline, serta pinjaman pribadi, berdasarkan pengambilan keputusan secara real-time. Pengguna Kredivo dapat membeli sekarang dan membayar nanti dengan salah satu suku bunga terendah di antara penyedia kredit digital di negara ini.

Mitra pedagang Kredivo mendapatkan keuntungan dari pembiayaan point-of-sale instan, yang didukung oleh pembayaran 2-klik yang unik. Kredivo dioperasikan oleh FinAccel, sebuah perusahaan teknologi keuangan yang berkantor pusat di Singapura yang didukung oleh investor terkemuka seperti Mirae Asset, Naver, Square Peg Capital, MDI Ventures, dan Jungle Ventures, antara lain. Kredivo diawasi oleh divisi multifinance OJK di Indonesia.

Dorong Sinergisitas, Kominfo: SDM Digital Jadi Prioritas G20 Tahun Depan

Pemerintah telah mencanangkan percepatan transformasi digital nasional dengan salah satu pilarnya  pengembangan talenta digital atau sumberdaya manusia bidang digital. Selain itu terdapat tiga pilar lain yaitu: pengembangan infrastruktur digital, pemerintahan digital, dan ekonomi digital.

Staf Khusus Menteri Komunikasi dan Informatika Bidang Pengembangan Sumber Daya Manusia, Dedy Permadi menyatakan, literasi dan kecakapan digital menjadi agenda prioritas negara-negara G20 bidang digital tahun 2022. Menurutnya, pengembangan SDM yang menaruh perhatian sampai di agenda internasional membutuhkan dukungan dari kementerian dan lembaga.

“Kita melihat urgensi yang luar biasa besar ketika kita berbicara tentang pengembangan SDM bidang digital. Karenanya, Kominfo merespon itu dengan memohon dukungan dan sinergi dari Kemenko PMK, Kemenko Polhukam, juga Kementerian Agama untuk bersama-sama mendorong ini,” ujarnya dalam Konferensi Pers Pengembangan Talenta Digital untuk Percepatan Hilirisasi Ekonomi Digital, dari Jakarta, Jumat (13/08/2021).

Menurut Stafsus Menkominfo Dedy Permadi, saat Indonesia memimpin Presidensi G20 di tahun 2022 nanti, terdapat tiga prioritas utama yang sudah disepakati bersama pada Presidensi Italia 2021 yang diselenggarakan tanggal 5 Agustus lalu.

“Indonesia tahun depan akan membawa tiga misi utama, yang pertama adalah pemulihan pasca pandemi dan konektivitas; literasi dan kecakapan digital; dan cross-border atau arus data lintas negara,” jelasnya.

Khusus untuk pengembangan SDM atau talenta digital, Kementerian Kominfo menekankan pada aspek perubahan kerja yang bergerak dengan sangat cepat untuk bertransformasi secara digital. Hal tersebut berdasarkan catatan World Economic Forum (WEF) tentang pertumbuhan dan pergerakan perubahan tenaga kerja di dunia.

“85 juta pekerja atau jenis pekerjaan akan hilang di tahun 2025 nanti, sedangkan 97 peran pekerjaan akan muncul di tahun yang sama. Artinya, kita tinggal menghitung tiga tahun kedepan, 85 juta pekerjaan hilang dan 97 pekerjaan akan muncul,” paparnya.

Menurut Stafsus Menkominfo, beberapa jenis pekerjaan yang semakin penting dibutuhkan di masa depan seperti data analyst and scientists, big data specialist, artificial intelligence, dan machine learning.

“Sedangkan pekerjaan yang akan hilang seperti pekerjaan yang sifatnya repetitive dan clerical, misalnya sekretaris, pengantar surat, kasir dan lain sebagainya,” paparnya.

Merespon perubahan tersebut, pemerintah dinilai perlu bergerak cepat dan tanggap terhadap perkembangan yang terjadi. Oleh karenanya, Kementerian Kominfo menaruh perhatian yang sangat serius. “Tidak hanya menyadari perubahan itu, tetapi juga membawa misi ini di forum internasional,” tandasnya.

4 Program Unggulan

Stafsus Dedy Permadi memaparkan, Kementerian Kominfo memiliki empat program unggulan di berbagai level literasi digital yang dalam empat tahun berturut-turut dikembangkan.

“Kita menginisiasi Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi sejak tahun 2017, di tahun setelahnya tahun 2018, kita menginisiasi Digital Talent Scholarship yang dulu hanya memulai dari 1000 orang, sekarang kita sudah 100 ribu,” ujarnya.

Untuk program DTS pada tahun 2022 Kementerian Kominfo menaikkan target menjadi 200 ribu peserta.  “Karena sebetulnya kebutuhan kita 600 ribu orang per tahun kalau berdasarkan proyeksi Bank Dunia,” jelasnya.

Di tahun 2019, Kementerian Kominfo menginisiasi program Digital Leadership Academy (DLA) dan mengembangkan Sekolah Tinggi Multi Media “MMTC” Yogyakarta menjadi Institute Digital Nasional University (IDN-U).

“(IDN-U) Ini pendidikan formal yang didedikasikan khusus untuk pengembangan sumber daya manusia bidang digital atau talenta digital, yang sekitar 3 sampai 4 tahun kedepan akan tersebar di 8 kota di Indonesia tentu dengan dukungan kementerian dan lembaga yang lain,” ujarnya.

Staf Khusus Dedy Permadi menegaskan bahwa selain IDN-U, Kementerian Kominfo mengambil bagian dalam pendidikan non formal atau informal. Akan tetapi berbagai pelatihan kecakapan digital itu diharapkan dapat dikembangkan pada skill up di level pendidikan formal.

“Untuk itu, perpaduan antara lintas kementerian/lembaga ini bukanlah suatu hal yang overlapping atau tumpang tindih, tetapi sesuatu yang sangat sinergis,” imbuhnya.

 

Merck Salurkan Bantuan Ambulans & Alkes untuk Dukung Pemerintah Tangani Gelombang Kedua Covid-19

Jakarta, 13 Agustus 2021 – Merck, perusahaan sains dan teknologi, hari ini mengumumkan dukungan donasi berupa 1 unit ambulans dan alat kesehatan (alkes) berupa 100 unit konsentrator oksigen dengan nilai total hibah sebesar Rp 2,4 Milyar, untuk mendukung penanggulangan Covid-19 di Indonesia.

Bantuan tersebut diserahkan langsung oleh Country Speaker dan Chief Financial Officer Merck Indonesia, Bambang Nurcahyo kepada Kementerian Kesehatan yang diwakili oleh Kepala Pusat Krisis Kesehatan, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Dr. dr. Eka Jusup Singka, M.Sc di kantor Kementerian Kesehatan RI (13/8). Nantinya, Kementerian Kesehatan akan membantu menyalurkan bantuan tersebut ke fasilitas-fasilitas kesehatan di Indonesia yang membutuhkan.

Bambang Nurcahyo, Country Speaker dan Chief Financial Officer Merck Indonesia mengatakan, “Konstribusi yang dilakukan Merck Group dalam bentuk donasi ini merupakan bagian dari tanggung jawab perusahaan dan kepedulian kepada masyarakat serta bentuk dukungan kami terhadap upaya Pemerintah dalam percepatan penanganan Covid-19. Semoga melalui bantuan ini bisa memperkuat layanan di Rumah Sakit atau fasilitas kesehatan dalam memberikan pelayanan dalam penanganan pasian Covid-19.”

Bantuan ini adalah keberlanjutan dari dukungan Merck Group yang tahun lalu memberikan dukungan donasi berupa peralatan dan material riset untuk mendukung Lembaga Biologi Molecular Eijkman dalam percepatan penelitian vaksin di Indonesia, serta donasi APD untuk tenaga kesehatan di 34 rumah sakit yang disalurkan melalui mitra LSM.

Dr. dr. Eka Jusup Singka, M.Sc., Kepala Pusat Krisis Kesehatan, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia menyambut baik kontribusi yang diberikan Merck Group untuk penanganan Covid-19 di Indonesia. “Mewakili Kementerian Kesehatan, kami mengucapkan terima kasih kepada Merck Group yang telah memberikan bantuan ini. Kami akan menyalurkan bantuan ini kepada pihak yang tepat sesuai dengan kebutuhan.”

Tentang Merck

Merck, perusahaan sains dan teknologi terkemuka, beroperasi di bidang healthcare, life science, dan electronics. Sekitar 57.000 karyawan bekerja untuk membuat perbedaan positif bagi jutaan orang setiap hari dengan menciptakan cara hidup yang lebih menyenangkan dan berkelanjutan. Dari memajukan teknologi pengeditan gen dan menemukan cara unik untuk mengobati penyakit yang paling menantang, hingga memungkinkan terciptanya perangkat cerdas – Merck ada di mana-mana. Pada 2019, Merck menghasilkan penjualan €16,2 miliar di 66 negara.

Eksplorasi ilmiah dan kewirausahaan yang bertanggung jawab telah menjadi kunci bagi kemajuan teknologi dan ilmiah Merck. Inilah bagaimana Merck berkembang pesat sejak pendiriannya pada tahun 1668. Keluarga pendiri tetap menjadi pemilik mayoritas perusahaan publik. Merck memegang hak global atas nama dan merek Merck. Satu-satunya pengecualian adalah Amerika Serikat dan Kanada, di mana sektor bisnis Merck beroperasi sebagai EMD Serono di bidang healthcare, MilliporeSigma dalam life science, dan Performance Materials EMD.

Di Indonesia, bisnis Healthcare dilakukan oleh PT Merck Tbk, bisnis Life Science Merck dilakukan oleh PT Merck Chemicals and Life Sciences.

Bank DBS Indonesia Perkenalkan This Is DBS Digibanking Sebagai Solusi Layanan Perbankan Korporasi Digital

Jakarta, 13 Agustus 2021 – Perkembangan teknologi turut menyokong sektor keuangan dan perbankan dalam melakukan transformasi digital untuk memenuhi kebutuhan nasabah saat ini. Dengan melihat kebutuhan nasabah akan perbankan digital yang dapat memudahkan mereka dalam mengelola keuangannya, Bank DBS Indonesia menjawab kebutuhan baik individu melalui digibank by DBS maupun korporasi atau Small Medium Enterprise melalui DBS Corporate banking Digital Solutions; This is DBS Digibanking dengan core product DBS IDEAL dan DBS RAPID.

Solusi layanan perbankan korporasi digital yang intuitif, cerdas, dan praktis untuk mendukung nasabah agar dapat mempermudah transaksi mereka sehari-hari. Inovasi ini menyatukan seluruh pengalaman perbankan mulai dari fitur, layanan, dan customer journey yang terbaik di kelasnya, sebagai bukti kepemimpinan dan transformasi digital Bank DBS Indonesia dalam memberikan layanan perbankan yang sesuai bagi nasabah.

This is DBS digibanking memberikan pengalaman perbankan yang lengkap, mudah, dan tanpa hambatan atau digital more, hassle free, sehingga nasabah korporasi dapat menikmati layanan perbankan real-time secara online kapan saja dan di mana saja.

Hal ini menegaskan komitmen Bank DBS Indonesia dalam membantu nasabah korporasi serta komunitas dalam mewujudkan kemudahan hidup tanpa harus dirumitkan oleh urusan perbankan, atau yang  DBS sebut dengan “Live more, Bank less”. Terinspirasi sepenuhnya dari para nasabah, This is DBS digibanking menghadirkan pengalaman tanpa batas, termasuk bagi nasabah korporasi dan Small Medium Enterprise dalam perjalanan bisnis sehari-hari.

Sebagai bentuk nyata dari This is DBS digibanking, Bank DBS Indonesia menghadirkan DBS IDEAL untuk akses internet banking dan DBS RAPID untuk koneksi berbasis API, di mana solusi tersebut dapat membantu nasabah korporasi menjalankan bisnisnya tanpa hambatan. Nasabah korporasi dapat dengan cepat mengadopsi DBS IDEAL untuk melakukan pemrosesan secara real time terkait terkait pembayaran, manajemen piutang, dan pencarian informasi keuangan.

Dengan berbagai fitur dan layanan di DBS IDEAL, seperti Digidoc untuk penyerahan dokumen pendukung secara digital, Online FD untuk penempatan Deposito,  FXOnline untuk membuat kontrak pertukaran mata uang asing dan Supply Chain Financing, pemrosesan seluruh transaksi bisnis nasabah dapat berlangsung secara efektif dan efisien.

Selain itu, DBS RAPID membuat proses transaksi pembayaran, pertukaran mata uang asing, transaksi perdagangan dan informasi keuangan  terintegrasi lebih mendalam ke dalam workflow nasabah korporasi, sehingga proses layanan perbankan menyatu ke dalam proses keseharian nasabah secara intuitif tanpa perlu berganti sistem untuk melakukan transaksi perbankan. Ini yang merupakan salah satu bentuk transformasi digital perbankan Bank DBS Indonesia.

“Perkembangan teknologi dan peningkatan kebutuhan nasabah yang kian dinamis mendorong Bank DBS Indonesia untuk terus melakukan inovasi digitalnya guna menghadapi kompleksitas dan tantangan masa kini. Sebelumnya, nasabah harus melewati proses manual dan membutuhkan waktu untuk mendapatkan status terkini dari transaksi perbankan korporasi yang dilakukan.

IDEAL and DBS RAPID akan mempermudah dan mempercepat proses tersebut dengan memungkinkan nasabah untuk dapat melakukan transaksi kapan saja dan dimana saja, melacak transaksi secara real-time, transparan dan informatif,” ujar Executive Director, Head of Global Transaction Services, PT Bank DBS Indonesia, Iwan Rusli.

Bank DBS Indonesia berkomitmen untuk menjadi enabler bagi para nasabah di berbagai segmen baik itu  korporasi, maupun Small Medium Enterprise. Hal tersebut diwujudkan dengan mengoptimalkan DBS IDEAL dan DBS RAPID sebagai bagian dari keseluruhan ekosistem Bank DBS Indonesia yang dapat menjawab kebutuhan nasabah.

Enabler tersebut diintegrasikan dengan keseharian nasabah tidak hanya dalam transaksi pembayaran ataupun cash management saja, melainkan juga dapat membantu meningkatkan skala bisnis nasabah korporasi melalui digitalisasi Supply Chain Financing dan Transaksi Valas.

Nasabah korporasi saat ini sedang bertransformasi dari pekerjaan manual ke platform digital yang dapat mencakup segala kebutuhan untuk menjalankan dan meninjau proses bisnis. Hal tersebut sejalan dengan DBS IDEAL dan DBS IDEAL RAPID yang mendapatkan apresiasi dan sambutan yang baik dari pengguna.

Berdasarkan data internal DBS, di masa pandemi pada Maret 2020-Juni 2021, terdapat pertumbuhan pengguna layanan digital korporasi DBS, di mana DBS RAPID mengalami peningkatan pengguna dua kali lipat. Tidak hanya dalam hal pengguna, volume penggunaan layanan DBS RAPID juga meningkat lebih dari 140%.

Solusi digital lainnya yang ditawarkan oleh This is DBS digibanking yang terintegrasi dalam DBS IDEAL adalah DBS Incoming and Outgoing SWIFT GPI (Society for Worldwide Interbank Financial Telecommunication, Global Payment Innovation), sebuah layanan pelacakan online yang didukung oleh SWIFT, di mana GPI akan membantu memberikan informasi terkini mengenai status transaksi keluar dan masuk secara real time, tanpa biaya tambahan.

Bank DBS Indonesia sendiri telah diakui sebagai perbankan digital paling inovatif secara global dalam ajang penghargaan Innovation in Digital Banking Awards 2021 yang diselenggarakan oleh The Banker. Bank DBS Indonesia juga menerima penghargaan dari The Asset Award sebagai Best Payment and Collection Solution for Cash Management Product (RAPID) untuk salah satu nasabah korporasi Bank DBS Indonesia. Pengakuan tersebut membawa Bank DBS Indonesia untuk senantiasa menghadirkan layanan digital terbaik dengan memanfaatkan teknologi terkini berbasis Artificial Intelligence (AI) atau machine learning sebagai solusi bagi nasabah.

Tentang DBS

DBS adalah grup jasa keuangan terkemuka di Asia, dengan kehadiran di 18 pasar, berkantor pusat dan terdaftar di Singapura, DBS berada dalam tiga sumbu pertumbuhan utama Asia: Cina, Asia Tenggara, dan Asia Selatan. Peringkat kredit “AA-” dan “Aa1” DBS termasuk yang tertinggi di dunia.

Dikenal dengan kepemimpinan globalnya, DBS dinobatkan sebagai “World’s Best Bank” oleh Euromoney, “Global Bank of the Year” oleh The Banker dan “Best Bank in the World” oleh Global Finance. DBS berada di garis terdepan dalam memanfaatkan teknologi digital untuk membentuk masa depan perbankan, yang terpilih sebagai “World’s Best Digital Bank” oleh Euromoney. Selain itu, DBS telah mendapatkan penghargaan “Safest Bank in Asia” dari Global Finance selama 12 tahun berturut-turut sejak 2009 hingga 2020.

DBS menyediakan berbagai layanan lengkap untuk nasabah, SME dan juga perbankan perusahaan. Sebagai bank yang lahir dan dibesarkan di Asia, DBS memahami seluk-beluk berbisnis di pasar paling dinamis di kawasan. DBS bertekad membangun hubungan langgeng dengan nasabah, dan berdampak positif terhadap masyarakat melalui dukungan perusahaan sosial dengan cara bank-bank Asia. DBS juga telah mendirikan yayasan dengan total dana senilai SGD50 juta untuk memperkuat upaya tanggung jawab sosial perusahaan di Singapura dan di seluruh Asia.

Dengan jaringan operasional ekstensif di Asia dan menitikberatkan pada keterlibatan dan pemberdayaan stafnya, DBS menyajikan peluang karir yang menarik. DBS mengakui gairah, tekad, dan semangat 29.000 karyawannya, yang mewakili lebih dari 40 kebangsaan.

 

MTDL Perkuat Lini Gaming dengan Menambah Mitra DELL Alienware

Jakarta, 12 Agustus 2021 – PT Metrodata Electronics Tbk (“MTDL” atau Perseroan), emiten Teknologi Informasi dan Komunikasi (“TIK”) khususnya di bidang solusi digital serta distribusi hardware dan software, terus memperkuat lini gaming di tengah maraknya tren industri gaming di masa pandemi Covid-19 melalui anak usahanya PT Synnex Metrodata Indonesia (“SMI”) dengan menambah kemitraan bersama DELL Alienware. Melalui kerja sama dengan DELL Alienware, SMI akan memasarkan dan menjual produk notebook gaming dan bertahap ke produk pheriperal gaming. Alienware merupakan merek anak usaha dari DELL yang fokus pada produk komputer game yang dipasarkan melalui merek DELL.

Susanto Djaja selaku Presiden Direktur MTDL mengatakan, “MTDL terus melengkapi produk dan solusi TIK sehingga dapat menghasilkan kinerja yang baik. Berkat kinerja yang cemerlang ini, pada tahun 2021 MTDL kembali masuk ke dalam jajaran “Forbes Best of the Best 2021: The 50 Best Companies” untuk yang kelima kalinya, yaitu tahun 2014, 2016, 2018, 2020, dan 2021. Pada tahun 2021 MTDL meraih ranking ke 39 dalam kategori Technology Hardware and Equipment yang diumumkan di Majalah Forbes Indonesia edisi Agustus 2021. Ke depan, diharapkan MTDL dapat terus meraih kinerja yang baik.”

Pencapaian ini tidak terlepas dari kinerja cemerlang MTDL yang terus bertumbuh, yaitu pada Semester I-2021 MTDL meraih pendapatan sebesar Rp7,7 triliun atau meningkat 23,5%. Pendorong pertumbuhan tersebut disebabkan oleh meningkatnya permintaan berbagai produk dan solusi TIK untuk mendukung digitalisasi. MTDL terus menambah produk, mitra global, dan solusi TIK yang diharapkan dapat terus meningkatkan kontribusi yang baik untuk kinerja MTDL ke depannya. Salah satunya adalah pada bidang gaming, yang mana penjualan produk gaming MTDL pada Semester I-2021 mencapai Rp712 miliar atau meningkat 66% YoY.

“Dalam segmen bisnis gaming, MTDL sudah menjual produk notebook, PC, graphic cards, keyboard mouse, monitor, headset, gaming chairs, casing, power supply, LED lamp, cooler, RAM, storage, dan sebagainya. Masa pandemi ini telah mendorong banyak orang menghabiskan waktu di rumah untuk mengisi waktu luangnya dengan bermain game, terlebih di masa Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM). Untuk itulah, kami terus memperlengkapi produk gaming dengan menambah mitra kembali bersama DELL Alienware untuk memenuhi kebutuhan para konsumen di Indonesia,” ujar Ronaldy Suhendra selaku Direktur SMI.

Kerja sama SMI dan DELL Alienware diharapkan dapat memperlengkapi kebutuhan produk gaming di Indonesia melalui jaringan SMI yang sudah menjangkau lebih dari 150 kota di 20 wilayah strategis di Indonesia. Saat ini MTDL melalui SMI sudah memiliki lebih dari 5.200 channel partners. “Kami akan terus memperkuat bisnis kami di bidang TIK dengan terus menambah partnership bersama para mitra global untuk terus menjawab kebutuhan produk dan solusi TIK di Indonesia. Diharapkan dengan jaringan pemasaran yang kuat yang kami miliki, kami mampu memasarkan produk DELL Alienware dengan baik dan terus memperkuat produk-produk kami di lini gaming,” tutup Susanto.

 

Tentang PT Metrodata Electronics Tbk

PT Metrodata Electronics Tbk (“Perseroan”) perusahaan publik yang sahamnya tercatat di Bursa Efek Indonesia sejak tahun 1990 (IDX: MTDL) merupakan perusahaan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) terkemuka di Indonesia yang bermitra dengan perusahaan-perusahaan TIK kelas dunia. Perseroan pada saat ini memiliki unit bisnis utama yaitu Bisnis Distribusi (Providing World-Class ICT Hardware and Software) yang menangani bidang usaha distribusi kepada dealer dan perusahaan solusi TIK termasuk menjalankan bisnis e-commerce. Jaringan distribusinya ada di lebih dari 150 kota di Indonesia dan memiliki lebih dari 5.200 channel partner dan memiliki lebih dari 100 brand produk dan jasa TI kelas dunia; Bisnis Solusi & Konsultasi (Digital Solution Provider to Help Companies Achieving Digital Transformation) yang menyediakan solusi lengkap TIK berdasarkan 8 Pilar Solusi Digital Metrodata, yang terdiri dari Cloud Services, Big Data & Analytics, Hybrid IT Infrastructure, Security, Business Application, Digital Business Platform, Consulting & Advisory Services, dan Managed Services untuk mendukung transformasi digital bisnis.

 

Untuk keterangan lebih lanjut, silahkan menghubungi:

Randy Kartadinata
Corporate Secretary
Phone: (62-21) 29345 888
PT Metrodata Electronics Tbk
@metrodata_electronics
Metrodata
www.metrodata.co.id

MTDL Semakin Aktif Dukung Start-Up Melalui Modal Ventura

Jakarta, 3 Agustus 2021 – PT Metrodata Electronics Tbk (“MTDL”), emiten Teknologi Informasi dan Komunikasi (“TIK”) khususnya di bidang digital solution & distribution siap memperluas langkahnya untuk berinvestasi di perusahaan-perusahaan start-up dengan prioritas di Indonesia. MTDL telah menandatangani kesepakatan dalam bentuk subscription agreement dengan jumlah sebesar USD 500.000. Dalam investasi ini, MTDL bermitra dengan Arise Fund sebagai Fund Entity dan Metra Digital Innovation Pte Ltd (MDI) sebagai Fund Manager.

Adapun dana sebesar USD 500.000 akan disetorkan secara bertahap sesuai dengan kebutuhan investasi yang akan dilakukan berdasarkan Capital Call dari Arise Fund.

Investasi tersebut sejalan dengan strategi besar MTDL untuk terlibat secara penuh dalam Transformasi Digital di Indonesia. Tidak menutup kemungkinan MTDL akan melakukan investasi lebih lanjut dan memperoleh nilai tambah investasi pada perusahaan yang telah diinvestasikan oleh Arise Fund dan MDI.

Susanto Djaja selaku Presiden Direktur MTDL mengatakan, “MTDL merupakan bagian dari ekosistem digital. Kami memiliki tujuan besar untuk mendukung penuh transformasi digital di Indonesia. Saat ini, menyadari potensi pertumbuhan yang berasal dari perusahaan start-up dengan kehadiran pasar lokal yang kuat, ini akan menjadi peluang bagus untuk menciptakan sinergi berkelanjutan dengan perusahaan start-up ini.” 

Hingga saat ini, MTDL telah membantu memasarkan dan mendistribusikan Solusi Karya Anak Bangsa (Start-up), membangun kemitraan dengan vendor lokal, yang juga sejalan dengan visi Pemerintah untuk mewujudkan Indonesia 4.0.

 

Tentang PT Metrodata Electronics Tbk

PT Metrodata Electronics Tbk (“Perseroan”) perusahaan publik yang sahamnya tercatat di Bursa Efek Indonesia sejak tahun 1990 (IDX: MTDL) merupakan perusahaan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) terkemuka di Indonesia yang bermitra dengan perusahaan-perusahaan TIK kelas dunia. Perseroan pada saat ini memiliki unit bisnis utama yaitu Bisnis Distribusi (Providing World-Class ICT Hardware and Software) yang menangani bidang usaha distribusi kepada dealer dan perusahaan solusi TIK termasuk menjalankan bisnis e-commerce. Jaringan distribusinya ada di lebih dari 150 kota di Indonesia dan memiliki lebih dari 5.200 channel partner dan memiliki lebih dari 100 brand produk dan jasa TI kelas dunia; Bisnis Solusi & Konsultasi (Digital Solution Provider to Help Companies Achieving Digital Transformation) yang menyediakan solusi lengkap TIK berdasarkan 8 Pilar Solusi Digital Metrodata, yang terdiri dari Cloud Services, Big Data & Analytics, Hybrid IT Infrastructure, Security, Business Application, Digital Business Platform, Consulting & Advisory Services, dan Managed Services untuk mendukung transformasi digital bisnis.

Bukalapak Resmi Melantai di Pasar Modal di Bulan Kemerdekaan Indonesia

Jakarta, 6 Agustus 2021 – Sesuai dengan pengumuman tanggal 27 Juli 2021, saham PT Bukalapak.com Tbk (“Bukalapak”) hari ini secara resmi telah tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) hari ini dengan kode “BUKA”, tepat menjelang hari kemerdekaan Republik Indonesia di tanggal 17 Agustus 2021 mendatang.

Acara peresmian dan serah terima sertifikat pencatatan saham Bukalapak digelar secara virtual dan dihadiri oleh Direktur Utama BEI Inarno Djajadi dan segenap jajaran direksi, Komisaris Utama Bambang Brodjonegoro dan jajaran komisaris lainnya, Direktur Utama Bukalapak Rachmat Kaimuddin serta jajaran direksi lainnya, Teddy Oetomo, Natalia Firmansyah dan Willix Halim.

Sebelumnya, Bukalapak telah menyelesaikan proses penawaran awal (bookbuilding) dan roadshow dari tanggal 9-19 Juli 2021 serta penawaran umum dari tanggal 27-30 Juli 2021. Sebagai hasil dari antusiasme yang besar dari para investor umum, tercatat jumlah pemesanan yang tinggi (melalui metode pooling allotment), mencapai sekitar Rp 4.8 triliun.

Bukalapak telah menambah porsi pooling allotment bagi investor retail dari semula 2.5% ke 5% dari total pemesanan yang tersedia. Oleh karena itu, nilai dari saham yang dialokasikan untuk porsi pooling allotment bagi investor retail naik dari yang sebelumnya Rp 547.5 miliar menjadi sekitar Rp 1.1 triliun.

“Kami sangat bersyukur bahwa proses Initial Public Offering (IPO) dapat berjalan dengan baik sesuai rencana. Hari ini, di bulan yang sangat baik bagi bangsa Indonesia, Bukalapak secara resmi tercatat di BEI. Hal ini dimungkinkan oleh dukungan yang terus menerus dari seluruh pemangku kepentingan, termasuk Pemerintah, OJK, BEI, para profesi penunjang, seluruh karyawan, mitra dan pelapak kami, dan berbagai pihak lainnya. Pada kesempatan ini, kami ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya atas dukungan luar biasa bagi Bukalapak ini,” ujar Rachmat Kaimuddin, Direktur Utama PT Bukalapak.com Tbk.

Ia melanjutkan,“Walaupun IPO Bukalapak dilakukan di tengah berlangsungnya pandemi COVID-19, minat terhadap saham Bukalapak tetap tinggi. Hal ini mencerminkan kepercayaan terhadap Bukalapak, perusahaan yang berfokus kepada pemberdayaan UMKM yang merupakan penggerak utama ekonomi Indonesia serta kunci potensi ekonomi negara kita.

Melalui IPO ini, kami di Bukalapak percaya bahwa kami dapat mendorong pertumbuhan UMKM ke tingkatan selanjutnya.”

Sesuai dengan ketentuan dalam penawaran umum perdana saham, Bukalapak menawarkan 25.765.504.800 lembar saham dengan harga penawaran sebesar Rp 850,- setiap sahamnya. Dana yang berhasil dihimpun dari IPO ini, sekitar Rp 21,9 triliun, akan digunakan untuk modal kerja Bukalapak dan anak-anak usahanya guna melakukan investasi di beragam produk dan layanan untuk meningkatkan kinerja, profitabilitas, serta keberlangsungan.

Silva Halim, Plt. Direktur Utama Mandiri Sekuritas yang bertindak sebagai Penjamin Pelaksana Emisi Efek (Joint Lead Managing Underwriters) dalam IPO Bukalapak mengatakan, ”Bukalapak berhasil melalui proses IPO ini dan diterima dengan amat baik oleh para investor domestik dan internasional. Tercatat bahwa penawaran saham Bukalapak (melalui metode pooling) mengalami kelebihan permintaan sekitar 8,7 kali lipat, dengan pemesanan dari hampir 100.000 investor.”

Nicolo Magni, Head of Global Banking for Southeast Asia and India, UBS mengatakan, “Kami sangat bangga dapat mendukung Bukalapak dalam IPO yang amat bersejarah ini. IPO Bukalapak sebesar USD 1.5 Miliar adalah yang terbesar sepanjang sejarah pasar modal Indonesia, sekaligus pencatatan perdana saham pertama oleh unicorn teknologi di bursa efek di Asia Tenggara.

Dukungan yang sangat besar dari blue-chip global dan investor regional dan domestik adalah bukti dari peran Bukalapak dalam mengantarkan usaha mikro, kecil, dan sedang ke era digital baru untuk dapat membantu merealisasikan potensi ekonomi negara. IPO ini juga menunjukkan bahwa perusahaan-perusahaan teknologi Asia Tenggara dapat mencapai valuasi premium untuk bertumbuh dengan permintaan yang signifikan serta menciptakan platform bagi perusahaanperusahaan lain agar bisa memiliki penawaran yang besar dan sukses untuk dicatatkan di BEI atau bursa efek regional lainnya”.

Sementara itu, Inarno Djajadi, Direktur Utama BEI mengatakan,“Kami sangat bangga menyambut Bukalapak ke dalam daftar ternama perusahaan publik di BEI. Momen ini merupakan sebuah tonggak sejarah dan era baru bagi BEI, di mana untuk pertama kalinya sebuah perusahaan startup teknologi unicorn secara resmi mencatatkan sahamnya di BEI. Selain itu, dengan jumlah dana yang berhasil dikumpulkan sebesar Rp 21,9 triliun, menjadikan IPO Bukalapak sebagai yang terbesar dalam sejarah bursa saham di Indonesia.”

”Kami berharap langkah Bukalapak ini akan diikuti oleh perusahaan-perusahaan teknologi lain guna semakin meningkatkan kapitalisasi pasar modal Indonesia,” ujar Inarno.

Bukalapak menunjuk UBS AG Singapore Branch dan Merrill Lynch (Singapore) Pte. Ltd sebagai Koordinator Global Gabungan dan Agen Penjual Internasional (Joint Global Coordinators and International Selling Agents) untuk memasarkan IPO pada investor internasional. Sementara itu, PT Mandiri Sekuritas dan PT Buana Capital Sekuritas ditunjuk sebagai Penjamin Pelaksana Emisi Efek (Joint Lead Managing Underwriters).

Adapun Penjamin Emisi Efek adalah PT UBS Sekuritas Indonesia, PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia, PT Bahana Sekuritas, PT BCA Sekuritas, PT BNI Sekuritas, PT BRI Danareksa Sekuritas, PT Ciptadana Sekuritas Asia, PT Investindo Nusantara Sekuritas, PT Lotus Andalan Sekuritas, PT Panin Sekuritas Tbk., PT Philip Sekuritas Indonesia, PT Samuel Sekuritas Indonesia, PT Sinarmas Sekuritas, PT Sucor Sekuritas, PT Trimegah Sekuritas Indonesia Tbk., PT Valbury Sekuritas Indonesia, PT Victoria Sekuritas Indonesia, PT Wanteg Sekuritas, dan PT Yuanta Sekuritas Indonesia.

Tentang Bukalapak

Kami adalah perusahaan teknologi yang berpusat di Indonesia yang didirikan pada tahun 2010 dengan fokus untuk membantu menciptakan kesetaraan perekonomian bagi seluruh masyarakat. Melalui platform perdagangan online maupun offline kami, kami ingin memberikan pilihan dan kesempatan untuk semua orang agar dapat hidup dengan lebih baik. Melayani lebih dari 6 juta pedagang, 6,9 juta rekan Mitra
Bukalapak dan lebih dari 100 juta pengguna, kami juga menambah layanan kami dengan meluncurkan lini bisnis B2B e-procurement melalui Buka Pengadaan Indonesia (“BPI”) di tahun [2016] serta sebuah agen penjual efek reksa dana berbasis digital bernama Buka Investasi Bersama (“BIB”) yang diluncurkan di tahun 2020.

Pencapaian kami lainnya di antaranya Tanda Kehormatan Satyalancana Wira Karya para pendiri kami, Achmad Zaky di 2016 dan Fajrin Rasyid di tahun 2019, berada di peringkat ke-14 dalam daftar Perusahaan dengan Tingkat Pertumbuhan Tinggi di Asia Pasifik oleh Financial Times di tahun 2020, Best Companies to Work For berturut-turut di tahun 2019 dan 2020 dari HR Asia, The Most Caring Company di tahun 2020 dari HR Asia, serta The Best Contact Center Indonesia berturut-turut di tahun 2018 dan 2019 oleh Indonesia Contact Center Association (ICCA).