Category Archives: Industri

Walau di Tengah Pandemi, WIKA Tetap Mampu Catatkan Kinerja Positif, Raih Laba Bersih Rp322,34 Miliar pada Tahun 2020

Jakarta, 26 Maret 2021 — PT WIJAYA KARYA (Persero) Tbk. [WIKA]membukukan laba bersih sebesar Rp322,34 Miliar pada tahun 2020 yang didukung oleh penjualan sebesar Rp16,54 Triliun sesuai laporan keuangan hingga 31 Desember 2020. Catatan tersebut mencerminkan keberhasilan WIKA dalam merealisasikan laba bersih 54,81% lebih tinggi dari review target Perseroan akibat penyebaran pandemic Covid-19.

Kontribusi terbesar dari penjualan didapat dari sektor infrastruktur dan Gedung yang kemudian diikuti secara berturut-turut oleh sektor industri, energi & industrial plant serta properti.

Meskipun berada di tengah pandemi Covid-19, kondisi keuangan Perseroan terbukti tetap sehat yang tercermin lewat arus kas positif dari aktivitas operasinya sebesar Rp141,28 Miliar.

Kinerja Perseroan yang melampaui ekspektasi ini dimaknai oleh Direktur Utama WIKA, Agung Budi Waskito sebagai buah dari kemampuan adaptif dan budaya inovatif yang telah lama tertanam sekaligus berbagai langkah untuk menciptakan efisiensi.

“Kami ingin memastikan bahwa kondisi WIKA tetap sehat dimana langkah yang kami ambil adalah melakukan proses bisnis yang adaptif dan tangguh bertahan di tengah pandemi. Sebagai kontraktor, WIKA pun membangun komunikasi aktif dan berusaha untuk menselaraskan kepentingannya dengan kepentingan pemilik proyek. Dengan demikian, schedule maupun progress proyek tetap terjaga dan meminimalisasi terjadinya cost overrun,” jelas Agung Budi Waskito

Berbagai langkah efisiensi juga ditempuh dengan melakukan penghematan biaya usaha dan operasional. Langkah ini diambil salah satunya untuk menjaga agar tidak terjadi pemutusan hubungan kerja terhadap karyawannya.

“Kami percaya SDM jadi modal utama untuk menggerakan bisnis WIKA sehingga kelak siap lepas landas ketika kondisi semakin membaik,” ujar Direktur Utama.

WIKA pada tahun 2021 menargetkan untuk memperoleh kontrak baru sebesar Rp40,12 Triliun dengan target perolehan kontrak di tangan (order book) sebesar Rp115,02 Triliun.

“Proyek-proyek tersebut menjadi modal produksi hingga beberapa tahun mendatang, sehingga dengan kapasitas yang ada sekarang, WIKA akan terus tumbuh. Kami yakin dengan menjalankan protokol pencegahan Covid-19 dan perilaku hidup sehat, target yang telah ditetapkan bisa tercapai dan melanjutkan torehan berbagai prestasi,” pungkas Agung Budi Waskito, Direktur Utama.

#Qualityleadstobetterlife
#Sehatberprestasi

Corporate Communication
Sekretariat Perusahaan
PT WIJAYA KARYA (Persero) Tbk.

Facebook : PT Wijaya Karya
Twitter : @PTWijayaKarya
Instagram : ptwijayakarya
Youtube : WIJAYA KARYA TV

Sinergi Bikin Kinerja Pegadaian Makin Berenergi

Jakarta, 19 Maret 2021 – Manajemen PT Pegadaian (Persero) mendukung program Holding BRI-Pegadaian-PNM yang diinisiasi oleh Kementerian BUMN sebagai upaya untuk mewujudkan Pemulihan Ekonomi Nasional sesuai tagline BUMN Untuk Indonesia. Holding tersebut juga akan memperkuat data base pelaku UMi dan UMKM yang sangat bermanfaat dalam mendukung suksesnya program-program Pemerintah dalam pembangunan ekonomi.

Direktur Utama PT Pegadaian (Persero) Kuswiyoto menyampaikan bahwa holding BUMN tersebut memilikii tujuan utama untuk penguatan bisnis Umi dan UMKM serta kemudahan akses terhadap pembiayaan di Pegadaian. Perluasan akses ini terjadi karena masing-masing institusi dapat saling memanfaatkan outlet, agen, dan tenaga pemasar secara terintegrasi, sehingga daerah-daerah yang belum terjangkau oleh outlet Pegadaian dapat dilayani di outlet BRI, agen BRIlink, dan PNM.

“Holding ini juga akan  menciptakan efisiensi karena penggunaan teknologi dapat dilakukan secara terintegrasi. Dengan integrasi ini maka transaksi nasabah ketiga perusahaan semakin cepat, akurat, mudah dan hemat. Di sisi lain ketiga institusi juga bisa saling memafaatkan Gedung kantor/outlet dan agen masing-masing perusahaan untuk memasarkan produk secara cross selling”.

Lebih lanjut Kuswiyoto meyakini bahwa holding BUMN ini memberikan dampak positif tidak hanya kepada pelaku Umi dan UMKM tetapi juga meningkatkan kesejahteraan agen ketiga perusahaan.

“Karyawan juga tidak perlu khawatir karena holding tidak akan menimbulkan dampak negatif seperti PHK, penutupan outlet ataupun pengurangan pendapatan. Bahkan sebaliknya jika bisnis semakin sehat maka kesejahteraan karyawan pun semakin meningkat”.

Sementara itu Menteri BUMN Erick Thohir menegaskan pihaknya sudah mendapatkan restu dari sejumlah otoritas berkaitan dengan rencana pembentukan Holding Ultra Mikro (Umi) tiga BUMN di bawah PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) yang membawahi PT Pegadaian (Persero) dan PT Permodalan Nasional Madani (Persero) atau PNM.

Erick mengatakan dukungan tersebut berasal dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Bank Indonesia (BI), Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK), dan Komite Privatisasi yang dipimpin langsung oleh Menko Perekonomian Airlangga Hartarto.

“Alhamdulillah dari audiensi kami dan rapat-rapat yang ada di berbagai pihak saat ini kami sudah mendapat dukungan dari OJK, Bank Indonesia, LPS, KSSK dan juga terakhir dirapatkan di komite privatisasi yang dipimpin langsung oleh Menko Perekonomian sebagai pimpinan dari komite tersebut,” kata Erick dalam Rapat Kerja (Raker) bersama Komisi VI DPR RI, Kamis (18/3/2021).

PT Synnex Metrodata Indonesia dan SUSE Jalin Kemitraan Strategik Sebagai Value Added Distributor Untuk Perkuat Lini Hybrid Cloud

Jakarta, Indonesia, 17 Maret 2021—PT Synnex Metrodata Indonesia (“SMI”)—salah satu entitas anak Metrodata Group yang fokus
dibidang Distribusi Teknologi, Informasi dan Komunikasi (TIK), pada hari ini mengumumkan kemitraan strategik baru sebagai Value Added Distributor (“VAD”) oleh SUSE— perusahaan global yang inovatif, dapat dipercaya dan perusahaan solusi open-source bermutu.

Kemitraan ini akan membuka layanan dalam industri TI Indonesia yang artinya menambahkan laju pertumbuhan rata-rata
(CAGR) sebesar 12,2% menurut kajian dari MarketResearch.com “Layanan TI di Indonesia”*). Sebagai VAD SUSE, SMI akan
menyasar segmen Mid-Market & Enterprise dengan pangsa pasar industri manufaktur dan jasa. Dalam satu dekade terakhir, tren teknologi informasi saat ini banyak mengalami perubahan bahkan berubah fungsi yang awalnya sebagai IT Support, kini berubah
menjadi IT Enabler. Untuk mengakomodasi transformasi tersebut, SUSE menyediakan enterprise-grade Linux, Kubernetes untuk
mengatur workloads di dalam containerkontainer tesebut yang berhubungan dengansoftware defined storage dan edge software solutions, dimana menyediakan essential software infrastructure yang dibutuhkan baik oleh aplikasi tradisional maupun modern untuk bergerak dari data centre ke cloud, ataupun final destinasi lain nya. Solusi-solusi tersebut membantu mempermudah dan mengoptimalkan lingkungan TI mereka, membawa aplikasi dan
data komputasi menjadi modern, dan akselerasi transformasi bisnis melalui kekuatan dari piranti lunak open-source.

“Kami sangat bangga dapat menjalin kemitraan strategik dan ditunjuk oleh SUSE sebagai Value Added Distributor dan kami menantikan kemitraan strategik ini untuk memasarkan lini produk Hybrid Cloud di Indonesia. Sebagai salah satu perusahaan terkemuka yang fokus pada open-source solutions, solusi yang
ditawarkan SUSE sangat sesuai dan relevan saat ini dalam menghadapi tantangan dan problem teknologi yang dihadapi oleh end user agar dapat tetap kempetitif, memberikan layanan dengan cepat kepada pelanggan. Sehingga kami juga membantu proses
percepatan digital transformasi serta dapat mempercepat jalannya,” kata Lie Heng, Solution Business Director, PT Synnex
Metrodata Indonesia. “Disamping itu, kami akan terus memperkuat posisi kami sebagai Value Added Future Proof IT Distributor melalui
komitmen dengan menambah kemitraan yang memiliki solusi kelas dunia serta dapat menyelesaikan problematika teknologi saat
ini,”.

“Kami begitu bersemangat menyambut PT Synnex Metrodata Indonesia sebagai ValueAdded Distributor, sejalan dengan rencana ekspansi SUSE dan berkomitmen untuk memberikan keberhasilan pelanggan di Indonesia. Penunjukan ini merupakan salah satu inisiatif strategik untuk pertumbuhan perkembangan kami di Asia Tenggara, dimana kami melihat ada potensi pertumbuhan dan
permintaan solusi open-source guna memenuhi usaha kebutuhan TI pada saat transformasi digital,” kata Isabella Kusumawati, Vice President and Managing Director for SUSE Southeast Asia. “PT Synnex Metrodata Indonesia telah melayani pasar Indonesia selama lebih dari 40 tahun. Dengan jangkauan mereka yang luas dalam masyarakat TI di Indonesia, saya yakin bahwa kemitraan kami akan memberikan manfaat bagi masyarakat untuk mempermudah dan
memodernisasi lingkungann TI mereka dan mempercepat akselerasi pertumbuhan bisnis mereka. Dalam memasarkan piranti lunak SUSE, SMI akan menyediakan saluran bisnis kepada SUSE
agar dapat di distribusikan di seluruh Indonesia, mulai dari pasar TI tradisional maupun pasar modern di e-commerce dan digital platform. SMI akan menjalankan strategi Go to Market Framework sejalan dengan pengembangan pengenalan pasar serta pendayagunaan peluang Channel Sales yang menjangkau lebih dari 150 kota di 20 wilayah strategis di Indonesia melalui
dukungan lebih dari 5.200 channel partners.

*) https://www.marketresearch.com/MarketLinev3883/Services-Indonesia-13229762/

Tentang PT Synnex Metrodata Indonesia
PT Synnex Metrodata Indonesia (“SMI”) adalah perusahaan patungan (joint venture agreement) antara PT Metrodata Electronics,Tbk (IDX: MTDL) dan Synnex Technology International Corp yang dibentuk pada awal tahun 2011. SMI fokus di bidang distribusi TIK dengan dua lini bisnis yaitu Solusi dan Distribusi, dan bermitra dengan perusahaan TI kelas dunia. SMI memiliki tujuh sentra distribusi antara lain di Jakarta, Bandung, Surabaya, Semarang, Yogyakarta, Medan, dan Makassar serta didukung kantor logistic center and sales force yang tersebar di seluruh kotakota besar di Indonesia. Dengan layanan yang efisien dan efektif, serta didukung oleh dealer dan reseller, SMI siap melayani berbagai kebutuhan para pelanggannya. Informasi lengkap mengenai SMI, kunjungi
www.synnexmetrodata.com.

Tentang SUSE
SUSE adalah pemimpin global dalam inovasi open-source sejati, berkolaborasi dengan mitra, komunitas, dan pelanggan untuk menyampaikan dan mendukung solusi perangkat lunak open-source yang kuat. Penawaran SUSE Linux, Kubernetes, container,
dan cloud yang terkemuka di pasar memungkinkan pelanggan untuk berinovasi di mana saja – dari pusat data, hingga cloud,
hingga edge dan seterusnya. SUSE mengembalikan konsep “open” ke dalam opensource, memberikan kemudahan kepada
pelanggan untuk mengatasi tantangan inovasi hari ini dan kebebasan untuk mengembangkan strategi dan solusi mereka besok. Untuk informasi lebih lanjut, kunjungi
www.suse.com.

Keterangan foto:

(Kiri) Lie Heng, Solution Business Director, PT Synnex Metrodata Indonesia menerima plakat Distributorship yang diserahkan oleh Isabella Kusumawati, Vice President and Managing Director for SUSE Southeast Asia (Kanan) melalui virtual.

Untuk keterangan lebih lanjut, silahkan
hubungi:
Melani Dwi Nastiti
Public Relations Officer
PT Metrodata Electronics Tbk
Telp: (62-21) 29345 888 ext. 2008
Email: melani.nastiti@metrodata.co.id

Info.Metrodata@metrodata.co.id
www.metrodata.co.id
Yulinny Christina
Marketing Communication Manager
PT Synnex Metrodata Indonesia
Telp: (62-21) 29345800 ext. 6674
Email: yulinny.christina@metrodata.co.id,
ContactUs@metrodata.co.id
www.synnexmetrodataindonesia.com
Sara Stephens
Head of External Communications, SUSE
Email: sara.stephens@suse.com

Dukung Pemerintah, GAPKI Bentuk Satgas Percepatan PSR

JAKARTA – Mendukung program pemerintah guna mempercepat realisasi peremajaan sawit rakyat (PSR), GAPKI (Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia) membentuk satgas percepatan PSR. Satgas ini bertugas membantu dan mendukung persiapan, pelaksanaan, hingga pemantauan PSR pada perkebunan sawit rakyat yang menjadi mitra (plasma) perusahaan-perusahaan sawit anggota GAPKI.

Pembentukan Satgas Percepatan PSR oleh GAPKI ini menyusul penandatanganan MoU (Nota Kesepahaman) PSR tahun 2021 oleh Kementerian Koordinator bidang Perekonomian, Direktorat Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian, dan BPDP-KS.

Penandatangan MoU ini dilaksanakan sebagai upaya pemerintah untuk mempercepat program PSR dalam mengembangkan potensi petani kelapa sawit Indonesia. Kegiatan ini melibatkan 18 Koperasi juga Kelompok Tani dan 7 perusahaan anggota GAPKI. Nota kesepahaman ini menghimpun setidaknya 18,214 Ha perkebunan kelapa sawit yang akan diremajakan atau 10% dari target tahunan.

“Industri kelapa sawit Indonesia tidak hanya memiliki peran penting untuk perekonomian Indonesia, namun minyak sawit Indonesia juga menjadi penyokong dalam ketahanan pangan dunia. Setidaknya 33% minyak nabati dunia berasal dari Indonesia,” kata Musdhalifah M. Deputi II Kemenko Perekonomian.

Subsektor perkebunan kelapa sawit memberikan kontribusi positif untuk pertumbuhan ekonomi Indonesia, namun masih memiliki banyak tantangan dalam pengembangannya. Salah satunya adalah produktivitas yang masih sebesar 3,6 ton CPO/ha per tahun padahal potensi produktivitas mampu mencapai 6-8 ton CPO/ha per tahun.

“Rendahnya produktivitas perkebunan kelapa sawit Indonesia dikarenakan oleh banyak faktor diantaranya minimnya penggunaan bibit unggul, kurangnya pengetahuan mengenai Good Agricultural Practices (GAP), lemahnya kelembagaan, serta keterbatasan akses modal,” ujar Musdhalifah.

Berdasarkan Kepmentan No.833 tahun 2019, luas lahan tutupan kelapa sawit nasional mencapai 16,38 juta Ha. Luas tutupan kelapa sawit didominasi oleh perkebunan rakyat sebesar 41%. Karenanya, Musdhalifah meyakini peran perkebunan rakyat dalam industri sawit nasional tidak bisa lagi dipandang sebelah mata.

“Perkebunan rakyat harus diperkuat, salah satunya melalui program Peremjaan Sawit Rakyat (PSR) atau replanting sebagai upaya peningkatan produktivitas, penguatan sumber daya manusia serta meningkatkan kesejahteraan petani. Keberhasilan PSR membutuhkan dukungan dan kerjasama dari berbagai pihak,” tegasnya.

Ketua Umum GAPKI Joko Supriyono mendukung kolaborasi untuk akselerasi PSR tersebut. Menurutnya, sinergi berbagai pihak merupakan kunci utama untuk mewujudkan kesuksesan pencapaian target PSR yang telah ditentukan oleh Presiden yaitu 180.000 ha/tahun.

“Kerjasama ini diyakini sebagai program strategis nasional. Tidak saja untuk meningkatkan produktivitas petani, namun juga meningkatkan kesejahteraan petani kelapa sawit Indonesia,” tuturnya.

Ia melanjutkan pola kemitraan PSR mulai terjalin sejak tahun 2016. Joko Supriyono mengungkapkan GAPKI sepenuhnya mendukung program pemerintah, tidak hanya melalui kerjasama namun juga terus berkontribusi dan mencari model pola kemitraan terbaik. Saat ini, GAPKI sedang mengembangkan pilot pola kemitraan di Sumatera Utara agar mencari pola paling efektif untuk membangun sinergi perusahaan dan petani melalui kerjasama kemitraan dalam memfasilitasi petani-petani untuk mewujudkan percepatan PSR.

Selanjutnya, GAPKI dengan dukungan Kemenko bidang perekonomian juga membentuk Forum PSR yang akan memonitor, mengevaluasi serta mengimprove proses di lapangan yang lebih efektif. Joko Supriyono menutup sambutannya dengan appresiasi seluruh pihak yang terlibat dalam mewujudkan industri kelapa sawit yang keberlanjutan melalui program percepatan PSR ini. (*)

Bareksa Gandeng TV Host-Youtuber Boy William untuk Edukasi Smart Investing di Kalangan Profesional-Milenial

Boy William sebagai Brand Ambassador Bareksa, dengan aplikasi Bareksa

Jakarta, 3 Maret 2021 – Bareksa, marketplace investasi terbesar di Indonesia, menggandeng aktor dan Youtuber ternama yang juga seorang investor, Boy William , sebagai Brand Ambassador. Tujuannya untuk mengedukasi investor dan calon investor ritel Indonesia menerapkan prinsip-prinsip smart investing
(investasi-cerdas). Selain Boy, Bareksa juga berkolaborasi dengan sejumlah key opinion leaders (KOL) lainnya yang berpengalaman dan kredibel di ranah investasi, seperti: financial planner Prita Ghozie, analis-keuangan Felicia Putri Tjiasaka, financial coach Jonathan End, dan KOL-investor Asoka Remadja. Boy William adalah TV Host, Youtuber sekaligus investor yang telah berinvestasi di pasar modal beberapa tahun terakhir. Mengawali karir sebagai presenter di acara TV, kini Boy memiliki 3,6 juta pengikut di channel YouTube dan 3,9 juta pengikut di Instagram, serta telah membintangi sejumlah film nasional. *Embed video Boy William & Bareksa di Youtube Bareksa (di sini: http://bit.ly/BareksaBoyWilliam )*”Saya sangat bangga bisa berkolaborasi dengan Bareksa sebagai pionir marketplace reksadana dan investasi di Indonesia. Saya sejalan dengan semangat Bareksa yang mendukung literasi keuangan untuk meningkatkan taraf kesejahteraan masyarakat di Indonesia,” ujar Boy William.

Co-founder/CEO Bareksa Karaniya Dharmasaputra mengatakan, “Kami memilih Boy William karena dia
adalah seorang public figure yang bukan hanya memiliki puluhan juta pengikut, tapi juga merupakan
sosok yang cerdas, humble , tech savvy , dan juga seorang investor berpengalaman. Ini penting buat kami
karena Bareksa sangat mendukung arahan Komisioner OJK Bpk. Hoesen agar investor pemula jangan
cuma sekadar ikut-ikutan dalam berinvestasi. Kami berharap Boy bersama Mbak Prita, Felicia, Jonathan,
Asoka dll. dapat mengedukasi nasabah dan calon nasabah Bareksa untuk melakukan smart investing,
berinvestasi secara cerdas dan bijak.” Karaniya menambahkan, “Boy William adalah representasi investor Bareksa saat ini, yang mayoritas adalah investor muda berusia 25-44 tahun yang sophisticated , yang berasal dari berbagai kalangan, mulai dari milenial, profesional muda, entrepreneur muda, hingga ibu rumah tangga.” Investor ritel bertumbuh dengan pesat.

Menurut data Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), jumlah investor reksadana per Januari 2021
sudah menembus 3,5 juta investor. Angka itu meningkat 10,7 persen atau bertambah sekitar 340.000
hanya dalam 1 bulan, dibandingkan Desember 2020 yang mencapai 3,16 juta orang.
Fenomena pertumbuhan investor reksadana yang pesat ini terlihat sejak 2020. Meski Indonesia sedang
dalam masa pandemi, jumlah investor reksadana tumbuh 78,4 persen sepanjang tahun lalu. Data KSEI
juga menunjukkan bahwa sebagian besar investor pasar modal (2,1 juta investor) memiliki rekening di
perusahaan fintech , seperti Bareksa .

Sumber: KSEI, diolah Bareksa

Menurut Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan Otoritas Jasa Keuangan, Indeks Inklusi Keuangan
Indonesia pada 2019 mencapai 76,19 persen, naik dari 67,8 persen pada 2016. Namun, Literasi
Keuangan Indonesia masih di 38,03 persen pada 2019, naik dari 29,7 persen pada 2016. Adapun literasi
keuangan di sektor pasar modal, masih sangat kecil, hanya 4,92 persen pada 2019. Hal ini menunjukkan
bahwa lebih banyak masyarakat yang sudah mendapatkan akses layanan jasa keuangan, tetapi mereka
belum memiliki pengetahuan yang cukup untuk mengambil keputusan dalam mengelola keuangan.

 

* * *
Tentang Bareksa
Bareksa adalah marketplace finansial dan investasi terintegrasi pertama di Indonesia, yang telah mendapat lisensi
resmi sebagai Agen Penjual Reksa Dana dari Otoritas Jasa Keuangan sejak 2016. Kini, Bareksa menjual lebih dari
200 produk reksa dana dari 40 manajer investasi di Indonesia dan memiliki 1,3 juta nasabah. Selain menjual produk
reksa dana, Bareksa juga merupakan salah satu mitra distribusi yang dipercaya oleh Kementerian Keuangan RI
untuk menjual Surat Berharga Negara (SBN) ritel secara online . Bareksa juga menyediakan berbagai layanan untuk
penggunanya seperti: data market, konten, riset, analisis, news, dan banyak lainnya.

Untuk lebih jelasnya, kunjungi

www.bareksa.com dan instal aplikasi Bareksa.
Kontak:
Nitya 0812-8248-3999
Gadis 0811-1601-500
marketing@bareksa.com

PT Synnex Metrodata Indonesia & Intel Kerja Bareng Selenggarakan “Indonesia Edge AI Challenge 2021”

Jakarta, 23 Februari 2021—Berbekal pengalaman atas keberhasilan menyelenggarakan kompetisi berbasiskan Artificial Intelligence (AI), PT Synnex Metrodata Indonesia (“SMI”)—salah satu entitas anak Metrodata Group yang fokus dibidang Distribusi Teknologi, Informasi dan Komunikasi bersama Intel kembali menyelenggarakan kompetisi bergengsi yaitu Indonesia Edge AI Challenge 2021 (“Edge.AI Challenge”), dimana kompetisi ini akan menyasar bagi perusahaan (korporasi) dan Independent Software Vendor (ISV) yang sudah menggunakan teknologi AI dalam aplikasi dan solusi yang dikembangkan dan siap dipasarkan.

Saat ini industri kreatif nasional harus mampu merebut pasar global, bersaing dengan negara-negara lain dan menjadi duta Indonesia di kancah internasional. Kecerdasan buatan (AI) memungkinkan bagi mesin untuk belajar dari pengalaman, menyesuaikan dengan hal-hal baru dan melakukan pekerjaan yang dilakukan manusia.

Berdasarkan laporan IDC, Artificial Intelligence Global Adoption Trends & Strategies (IDC #US45120919), merangkum hasil survei global dari 2.473 organisasi yang menggunakan solusi kecerdasan buatan (AI) dalam operasi mereka. Oleh karenanya SMI bersama Intel ingin mengembangkan ekosistem ISV agar lebih berkembang dan lebih banyak Market Ready Solution di Indonesia.

“Tawaran menarik dari Intel untuk menyelenggarakan kompetisi Indonesia Edge AI Challenge 2021 ini sangat menantang. Kami akan fokus mencari mitra bisnis/ISV yang sudah memiliki solusi-solusi yang siap di pasar. Selain itu, kami harus terus berinovasi dan memberikan ide-ide baru yang berdampak dapat mengembangkan pasar dan tentunya ini juga berkat keberhasilan kami dalam menyelenggarakan Kompetisi OpenVINO Hackathon selama 2 tahun berturut-turut. Nilai tambah lainnya dari kompetisi ini adalah kami akan menawarkan kontrak kerjasama distribusi atas solusi terbaik mereka”, kata Lie Heng, Solution Business Director, PT Synnex Metrodata Indonesia.

“Kami mendorong perusahaan-perusahaan lokal dari Indonesia untuk memulai ekosistem teknologi untuk hadir dengan solusi AI-IOT inovasi mereka pada 10 kategori dalam EDGE AI. Intel dan SMI sangat bersemangat dalam kesempatan ini dapat bekerjasama dengan mereka untuk menampilkan teknologi AI-IOT Indonesia pada dunia”, kata Arunava Chakrabarty, Director, APJ Territory Channel Scale and Partners.

Dalam Indonesia Edge AI Challenge 2021 telah ditetapkan beberapa kategori yaitu AI Bots/Chat bots, Transportation – Logistics & Tracking, Emotion & Behavioral AI – Situational Monitoring, Financial, Asset & Operations Optimization, Healthcare AI – Human Wellness Monitoring, Consumer/Retail/AI Technology – Interactive Displays, Energy Monitoring & Management, Environment Monitoring, Control Optimization & Automation, Manufacturing – Machine Condition Monitoring, dan Product Inspection.

Kompetisi Indonesia Edge AI Challenge 2021 akan dibagi dalam 3 (tiga) tahap:

TAHAP 1. Pendaftaran akan dibuka  sampai dengan tanggal 28 Februari 2021 (untuk semua korporasi yang memiliki solusi dengan teknologi apapun). Kemudian akan dipilih 10 (sepuluh) dari masing-masing kategori untuk penentuan 1 (satu) pemenang yang akan mendapatkan hadiah senilai Rp 10 juta/pemenang.

TAHAP 2. Pemenang dalam Tahap 1 mendapat kesempatan mengikuti pelatihan tentang ecosystem dan materi lainnya bersama Intel, serta diberi kesempatan untuk mengembangkan dengan menggunakan produk Intel.

TAHAP 3. Bagi pemenang yang mengikuti Tahap 2 mengirimkan proposal (sudah menggunakan produk Intel) dan akan dipilih 3 (tiga) pemenang terbaik dan berhak mendapatkan hadiah uang tunai. Selain itu, pemenang juga akan mendapatkan pendampingan dalam memasarkan solusinya guna meningkatkan solusi mereka yang telah diverifikasi oleh Intel menjadi Market Ready Solution (MRS). Bagi korporasi/ISV  yang berminat mengikuti Edge.AI Challenge dapat mendaftar melalui situs resmi https://edgeaichallenge.id/

SMI akan menyediakan hadiah dengan total nilai Rp 100 juta untuk 10 (sepuluh) kategori (pajak hadiah ditanggung oleh pemenang) dan berkesempatan mendapat bimbingan langsung dari para ahli untuk pengembangan produk mereka, serta dukungan dari sisi pemasaran. Selain itu, peserta juga akan mengikuti program ‘inkubasi’ guna memperluas solusi dan jangkauan pasar hingga ke seluruh dunia. Juridalam Edge.AI Challenge adalah juri yang kompeten dibidangnya, diantaranya dari Kantor Pusat Intel & SMI. Diharapkan Grand Final dapat diumumkan pada bulan September 2021.

Saat ini SMI memiliki pusat distribusi yang tersebar di 20 wilayah strategis di Indonesia meliputi 150+ kota dan 5.200+ channel partner didukung dengan tenaga penjualan dan logistik termasuk di dalamnya tim Technical Advisor dan Professional Engineers yang mampu memberikan solusi bagi mitra bisnisnya. SMI juga memastikan dapat memberikan ragam layanan produk dan solusi dengan kualitas kelas dunia.

Tentang PT Synnex Metrodata Indonesia

PT Synnex Metrodata Indonesia (“SMI”) adalah perusahaan patungan (joint venture agreement) antara PT. Metrodata Electronics, Tbk (IDX: MTDL) dan Synnex Technology International Corp yang dibentuk pada awal tahun 2011. SMI fokus di bidang distribusi TIK dengan 2 (dua) lini bisnis yaitu Solusi dan Distribusi, dan bermitra dengan perusahaan TI kelas dunia. SMI memiliki tujuh sentra distribusi antara lain di Jakarta, Bandung, Surabaya, Semarang, Yogyakarta, Medan, dan Makassar serta didukung kantor logistic center and sales force yang tersebar di seluruh kota-kota besar di Indonesia. Dengan layanan yang efisien dan efektif, serta didukung oleh dealer dan reseller, SMI siap melayani berbagai kebutuhan para pelanggannya. Informasi lengkap mengenai SMI, kunjungi www.synnexmetrodata.com.

Untuk keterangan lebih lanjut, silahkan hubungi:

Melani Dwi Nastiti

Public Relations Officer

PT Metrodata Electronics Tbk

Telp: (62-21) 29345 888 ext. 2008

Email: Melani.Nastiti@metrodata.co.id

www.metrodata.co.id

Yulinny Christina

Marketing Communications Manager

PT Synnex Metrodata Indonesia

Telp: (62-21) 29345800 ext. 6674

Email: Yulinny.Christina@metrodata.co.id

www.synnexmetrodataindonesia.com

 

 

Fintech Bertumbuh Pesat, Unika Atma Jaya, OVO, dan Bareksa Luncurkan Fintech Academy sebagai Bagian dari Program “Kampus Merdeka”

Jakarta, 16 Februari 2021 – Universitas Katolik Indonesia (UNIKA) Atma Jaya, OVO, dan Bareksa hari ini secara resmi memperkenalkan inisiatif Fintech Academy sebagai upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia, mendorong literasi keuangan digital di Indonesia sekaligus pengejawantahan program Kampus Merdeka yang diinisiasi oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Untuk merealisasikan visi Indonesia sebagai negara ekonomi digital terkuat di Asia Tenggara, institusi pendidikan tinggi harus berkolaborasi dengan  pelaku industri untuk mempersiapkan Sumber Daya Manusia yang kompeten dan siap menjadi ujung tombak bergeraknya roda ekonomi digital Indonesia.

Peluncuran Fintech Academy ditandai dengan penandatanganan kerja sama antara Rektor Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya, Dr. A. Prasetyantoko dengan Presiden Direktur OVO yang juga Co-Founder dan CEO Bareksa, Karaniya Dharmasaputra dan disaksikan oleh Plt Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, Prof. Ir. Nizam, M.Sc., DIC, Ph.D. Kuliah perdana Fintech Academy sendiri akan dilaksanakan pada awal Maret 2021 dengan tema Perkembangan Industri Fintech Indonesia dan Global yang akan ditayangkan melalui Youtube Universitas Katolik Atma Jaya.

Dalam sambutannya, Plt Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, Prof. Ir. Nizam, M.Sc., DIC, Ph.D, mengucapkan selamat atas peluncuran program Fintech Academy yang digagas oleh  antara Unika Atma Jaya, OVO, dan Bareksa. Transformasi ekonomi digital telah membawa Indonesia ke dalam lompatan – lompatan baru di dalam pembangunan ekonomi. Dalam kurang dari satu dasawarsa, 5 dari 10 perusahaan unicorn dan decacorn di Asia Tenggara berasal dari Indonesia.

“Riset McKinsey menyatakan teknologi digital, terutama Artificial Intelligence (AI) dan Fintech di dalamnya, berpotensi meningkatkan PDB nasional hingga 12-18 persen dengan nilai mencapai US$366 miliar dalam 10 tahun ke depan. Untuk mencapai potensi yang sangat besar ini, kebutuhan kompetensi di bidang ekonomi digital, terutama fintech, akan sangat dibutuhkan masyarakat dan menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia ke depan. Harapan kami program Fintech Academy dapat menjadi bagian program kampus merdeka untuk membangun talenta sumber manusia unggul untuk Indonesia maju, Indonesia jaya,” katanya.

Rektor Unika Atma Jaya, Dr. A. Prasetyantoko, menyatakan “Unika Atma Jaya, OVO dan Bareksa secara aktif berkontribusi terhadap pendidikan Indonesia dan industri fintech, melalui pembentukan kurikulum yang mengacu pada perkembangan industri. Kami berkomitmen mengembangkan kurikulum fintech yang komprehensif, tidak hanya mata kuliah namun juga kesempatan untuk belajar langsung dari perusahaan fintech terbaik Indonesia dan mendapatkan mentor sesuai bidang eksplorasi yang dipilih,” katanya.

Presiden Direktur OVO / Founder & CEO Bareksa, Karaniya Dharmasaputra, menjelaskan Fintech Academy merupakan bentuk nyata atensi OVO dan Bareksa dalam menjawab masalah utama sumber daya manusia di industri fintech. Data AFTECH menunjukkan hingga Januari 2021 terdapat 375 perusahaan startup fintech di Indonesia dengan lebih dari 20 model bisnis. Indonesia telah menjadi salah satu negara dengan jumlah startup fintech terbesar di ASEAN, untuk itu Fintech Academy dapat menjadi wadah untuk mempersiapkan dan mencetak sumber daya manusia untuk industri fintech, khususnya kepada Generasi Z di Indonesia yang saat ini jumlahnya mencapai 27,94 persen.

“Fintech Academy merupakan cara untuk menyiapkan SDM yang “siap-kerja” untuk mengantisipasi perkembangan fintech yang pesat di Indonesia. Harapan kami kolaborasi ini dapat menjadikan Gen Z tidak hanya menjadi konsumen digital, namun menjadi generasi yang dapat memberikan inovasi dalam industri fintech dan dapat mengatasi masalah kesenjangan SDM di industri ini yang perlu ditangani secara kolaboratif,” kata Karaniya.

Pada tahap awal, Unika Atma Jaya, OVO, dan Bareksa akan memulai Fintech Academy dengan memberikan mata kuliah fintech dengan materi seperti big data, blockchain, e-money, e-investment, insurtech, P2P Lending, alternative credit scoring, dan lain-lain yang akan dibawakan langsung oleh pakar fintech dari OVO dan Bareksa. Sesi mata kuliah fintech akan terbagi dalam sesi kuliah umum dan MOOC (Massive Open Online Courses / perkuliahan daring yang menawarkan akses terbuka melalui internet) yang memberikan kesempatan pada masyarakat untuk mengakses langsung materi ajar. Dalam jangka panjang, Fintech Academy akan mengembangkan Early Learning Program (ELP) Fintech untuk anak SMA, program magang di fintech, dan membuat program inkubasi startup untuk mahasiswa.

Pakar fintech, Poltak Hotradero yang juga menjadi salah satu dosen dalam program Fintech Academy mengatakan “ Ditopang oleh penetrasi internet yang berkembang pesat dan didukung oleh kelompok masyarakat yang belum tersentuh layanan perbankan maka industri fintech di Indonesia akan terus mengalami perkembangan yang signifikan dalam beberapa tahun ke depan. Pemanfaatan fintech yang tumbuh tinggi harus diimbangi oleh sumber daya manusia yang mumpuni agar dapat bekerja di sektor fintech. Industri fintech membutuhkan generasi muda yang merupakan penduduk usia kerja untuk mendorong berbagai inovasi solusi jasa keuangan agar dapat memenuhi kebutuhan masyarakat.”

 

***

 

Tentang Universitas Katolik Indonesia (UNIKA) Atma Jaya

Unika Atma Jaya yang berdiri tanggal 1 Juni 1960 kini memiliki 20 program studi sarjana (S1) dan 14 program Pascasarjana serta 4 Prodi Profesi.   Berbagai penghargaan telah diraih antara lain tahun 2019 meraih  bintang lima, kategori tertinggi pada bidang Social Responsibility dan Employability, serta bintang lima untuk kategori online learning pada tahun 2020. Pemeringkatan dilakukan oleh lembaga peringkat dunia berbasis di London, QS Stars.   Unika Atma Jaya memiliki 3 lokasi yaitu Kampus Semanggi sebagai Center for Nation Development.  Mengembangkan beragam kajian yang sangat relevan dengan sinergi Bisnis-Pemerintah-Masyarakat.   Kampus Pluit sebagai Center for Health Development.  Menyelenggarakan pendidikan Kedokteran dan Farmasi yang unggul, berkualitas, dan bereputasi internasional melalui metode experiental learning hospital bersama Rumah Sakit Atma Jaya. Kampus BSD sebagai Center for Human Development di BSD.  Berfokus pada pengembangan dan pembentukan karakter mahasiswa sebagai penerus bangsa.  http://atmajaya.ac.id

 

Tentang OVO

OVO merupakan platform pembayaran digital, rewards dan layanan finansial terdepan di Indonesia. Kini, OVO telah hadir di 115 juta perangkat dan bisa digunakan untuk mengakses pembayaran, transfer, top up dan tarik dana, serta manajemen aset dan investasi. OVO diterima di lebih dari 426 kota di Indonesia dan kami berkomitmen untuk membangun perusahaan pembayaran dan teknologi finansial terbesar di Indonesia.

 

Tentang Bareksa

Bareksa adalah marketplace finansial dan investasi terintegrasi pertama di Indonesia, yang telah mendapat lisensi resmi sebagai Agen Penjual Reksa Dana dari Otoritas Jasa Keuangan sejak 2016. Kini, Bareksa menjual lebih dari 200 produk reksa dana dari 40 manajer investasi di Indonesia dan memiliki lebih dari 1,3 juta akun nasabah. Selain menjual produk reksa dana, Bareksa juga merupakan salah satu mitra distribusi yang dipercaya oleh Kementerian Keuangan RI untuk menjual Surat Berharga Negara (SBN) ritel secara online. Bareksa juga menyediakan berbagai layanan untuk penggunanya seperti: data market, konten, riset, analisis, news, dan banyak lainnya. Untuk lebih jelasnya, kunjungi www.bareksa.com dan instal aplikasi Bareksa.

Untuk informasi lebih lanjut, silahkan hubungi:

 

Divisi Humas Unika Atma Jaya

corcomm@atmajaya.ac.id

Hans – 0812 1219 6056

 

Pusat Media OVO

pr@ovo.id

 

Bareksa

marketing@bareksa.com

Nitya – 0812 8248 3999

XL Axiata Terus Kembangkan Jaringan Uji Coba Teknologi Open RAN Integrasi ke Jaringan Eksisting

Jakarta, 10 Februari 2021. PT XL Axiata Tbk (XL Axiata) terus berkomitmen untuk mendukung pemerintah dalam melakukan pemerataan penyediaan jangkauan jaringan pita lebar ke seluruh Indonesia.  Berbagai upaya terus dilakukan XL Axiata untuk mewujudkan komitmen tersebut, termasuk dengan melakukan implementasi inovasi dan inisiatif penerapan teknologi baru yang lebih efektif dan efisien yakni Open RAN (Radio Access Network). Implementas ini diawali dengan melakukan ujicoba Open RAN yang berhasil dilakukan diintegrasikan ke jaringan yang sudah ada (existing network) di Ambon pada bulan Februari ini.

Direktur & Chief Technology Officer XL Axiata, I Gede Darmayusa mengatakan ,“ Kami serius dan terus melakukan berbagai upaya untuk mewujudkan komitmen kami mendukung pemerintah membangun dan menyediakan jaringan telekomunikasi ke berbagai wilayah di Indonesia. Salah satu upayanya adalah dengan mencoba mengimplementasikan teknologi Open RAN ini, dengan melakukan ujicoba terlebih dahulu. Harapan kami penerapan teknologi ini bisa menjadi solusi untuk pembangunan jaringan secara lebih efisien dan efektif khususnya di area-area pelosok luar Jawa.

Saat ini uji coba sedang berada pada tahap uji layanan, fungsionalitas, kapabilitas, dan performance. Progres uji coba test call pada jaringan 3G (CS fallback) dan OTT call di jaringan  4G juga telah berhasil dilakukan, dan saat ini dalam proses monitoring untuk kinerja dan kestabilan. Untuk uji coba ini kami melakukannya bersama Mavenir sebagai partner penyedia teknologinya.”

Gede menambahkan, serangkaian uji coba yang dilakukan saat ini baru merupakan tahap awal.  Eksplorasi lebih lanjut diperlukan untuk benar benar memahami karakteristik Open RAN ini, termasuk memahami mekanisme operasional jaringannya. Dalam uji coba ini, sejumlah aspek yang dicermati antara lain meliputi layanan, fungsionalitas, kapabilitas,  dan performance dari perangkat Open RAN ini. Untuk itu, dilakukan uji coba untuk call services, data browsing, upload dan download, aksesibilitas dan retainability, availabilitas dan mobilitas (handover), serta utilisasi dan kualitas jaringan.

Menurut Gede, pada tahun 2021 ini, XL Axiata berencana melakukan uji coba Open RAN dengan partner teknologi lainnya guna mendapatkan lebih banyak pilihan sebelum implementasi. Uji coba tersebut sekaligus guna membandingkan kualitas kinerja dan kemampuan dari partner teknologi. Proses selanjutnya setelah uji coba tahap awal ini adalah pilot project deployment Open RAN untuk memastikan lebih lanjut seberapa besar manfaat yang bisa dihadirkan teknologi ini.

“Ambon kami pilih sebagai lokasi uji coba Open RAN dengan pertimbangan bahwa area ini memiliki potensi bisnis yang cukup baik untuk ekspansi jaringan di masa mendatang. Dengan berhasilnya uji coba di Ambon membuka peluang implementasi Open RAN di seluruh area rural Indonesia, termasuk di Kawasan Indonesia Timur. Ini nanti memang akan kami terapkan guna mendukung upaya memperluas jaringan di peloso-pelosok daerah, termasuk dalam mendukung program pemerintah dalam penyediaan jaringan internet ke desa-desa terpencil,” lanjut Gede.

Teknologi Open RAN adalah teknologi perangkat radio akses yang mengadopsi konsep open interface, di mana operator dapat menggunakan kombinasi perangkat radio, seperti radio unit dan baseband, tanpa terikat pada salah satu merk/brand yang spesifik.

Dengan konsep Open RAN ini, diharapkan dapat mendorong tumbuhnya pemain baru pada perangkat radio akses yang saat ini hanya didominasi oleh beberapa partner penyedia teknologi saja. Dengan tumbuhnya pemain pemain baru, inovasi dapat berkembang lebih cepat dan membantu menurunkan beban perangkat dan operasional yang ditanggung oleh operator.

Teknologi Open RAN menawarkan potensi inovasi dan struktur harga yang lebih bersaing. XL Axiata berharap dapat memperluas jaringan dan layanan dengan biaya yang lebih sehat dan di saat yang sama tetap bisa memberikan kualitas layanan yang bagus bagi pelanggan. Dengan efisiensi beban biaya, operator akan bisa secara terus memperluas jaringan untuk bisa menjangkau masyarakat yang lebih luas, bahkan untuk area area di pelosok.

Tentang XL Axiata

PT XL Axiata Tbk (XL Axiata) adalah salah satu perusahaan telekomunikasi terkemuka di Indonesia. XL Axiata fokus menyediakan layanan digital guna memberikan kemudahan bagi aktifitas kehidupan masyarakat serta mendorong perkembangan ekonomi digital Indonesia. Mulai beroperasi secara komersial sejak 8 Oktober 1996, XL Axiata saat ini menyediakan beragam layanan bagi pelanggan ritel dan korporat yang didukung jaringan luas dan berkualitas di seluruh Indonesia.

Sejak Desember 2014, XL Axiata telah mengimplementasikan jaringan 4G LTE, yang dilanjutkan dengan pengembangan 4G LTE komersial skala nasional pada bulan Juli 2015.  XL Axiata merupakan bagian dari Axiata Group bersama dengan Celcom (Malaysia), Dialog (Sri Lanka), Robi (Bangladesh), Smart (Cambodia), dan Ncell (Nepal)

 

Pintek Membantu Permodalan Lembaga Pelatihan Kerja untuk Mendorong Terwujudnya Sumber Daya Manusia Unggul di Tahun 2021  

Jakarta, 11 Februari 2021 – Pintek, sebuah perusahaan teknologi finansial yang memberikan pembiayaan untuk sektor pendidikan, memberikan solusi permodalan untuk kebutuhan peningkatan fasilitas Lembaga Pelatihan Kerja (LPK). Pintek mendukung penuh melalui permodalan kebutuhan untuk membantu LPK dalam menciptakan Sumber Daya Manusia (SDM) Unggul agar mampu bersaing di pasar tenaga kerja.

Untuk mensosialisasikan kepada LPK, Pintek menghadirkan acara “Pintek Edutalk: Sukses Ciptakan & Salurkan SDM Unggul 2021,” turut mengundang Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri Kementerian Perindustrian, yang diwakili oleh Kapusdiklat Industri, Drs. Dadi Marhadi, MM sebagai pembuka. Acara ini diharapkan menjadi sarana bertukar pikiran, berdiskusi, dan mencari informasi bagi LPK maupun BDI (Badan Diklat Indonesia) mengenai program-program Pemerintah untuk LPK, juga pengenalan produk permodalan dari Pintek.

Dalam rangka pemenuhan kebutuhan sektor industri saat ini, Kementerian Perindustrian secara konsisten menginisiasi program dan kegiatan strategis untuk meningkatkan kompetensi SDM. Sesuai arahan Presiden Joko Widodo, pembangunan nasional saat ini difokuskan pada pembangunan SDM yang berkualitas, sehingga perlu dilakukan berbagai program pendidikan dan pelatihan vokasi secara lebih masif. Untuk hal itu, Kemenperin melalui BDI Jakarta mendukung kegiatan pendidikan dan pelatihan vokasi industri.

Salah satu program unggulan BPSDMI yang mengedepankan konsep pelatihan, sertifikasi dan penempatan kerja. Pelatihan berbasis kompetensi tersebut berfokus pada kemampuan kerja yang mencakup pengetahuan, keterampilan, dan sikap sesuai dengan standar yang ditetapkan dan persyaratan di tempat kerja.

Menurut Tommy Yuwono, Co-Founder dan Direktur Utama Pintek mengatakan, “Saat ini, adanya kebutuhan kualitas tenaga kerja mendorong LPK untuk membenah diri dalam perbaikan fasilitas danoperasionalnya. Selain itu, adanya kriteria dari program Diklat 3 in 1, juga mendorong LPK untuk memenuhi kebutuhan dan fasilitas menjadi lebih baik lagi. Hal ini yang mendorong kami untuk menyasar LPK agar dapat mengikuti program Diklat 3 in 1 melalui dana talangan yang ditawarkan oleh Pintek.”

“Melalui dana talangan yang ditawarkan oleh Pintek, diharapkan dapat membantu permodalan bagi LPK untuk meraih kualitas pendidikan lebih baik melalui peningkatan peratalan praktik, laboratorium, maupun untuk talangan operasional. Kami juga berharap produk Pintek dapat berkontribusi terhadap terwujudnya kualitas SDM yang dapat berperan lebih baik di kemudian hari,” tambah Tommy.

Tentang Pintek

Pintek merupakan perusahaan teknologi finansial (Peer-to-Peer Lending) yang memiliki misi mendorong transformasi pendidikan melalui inovasi layanan keuangan dan terus berkomitmen untuk menjadi salah satu roda penggerak pendidikan di Indonesia. Terdaftar dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sejak 2018, Pintek bergerak dalam menyediakan akses keuangan kepada seluruh masyarakat dan lembaga pendidikan akan kebutuhan pendidikan di Indonesia. Pintek juga terdaftar di Kementerian Komunikasi dan Informatika dan merupakan anggota AFPI (Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia).

 

Link Net, Perusahaan Pertama di Indonesia yang Raih Predikat Great Place to Work 2021

Jakarta, 11 Februari 2021 – Mengawali tahun kerja 2021, PT Link Net Tbk atau lebih dikenal dengan brand First Media sukses mengantongi sertifikasi Great Place to Work dari Great Place To Work (GPTW), salah satu badan penetapan standar berskala global yang memberikan sertifikasi andemicnal kepada organisasi di dunia dengan budaya kerja terbaik.

Perolehan sertifikasi ini merupakan bukti nyata perusahaan dalam melakukan pengembangan dan peningkatan kinerja secara menyeluruh, melingkupi pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) Link Net, dimana setiap karyawan disebut sebagai First Squad.

Dengan semboyan “I am First Squad”, setiap First Squad memiliki komitmen untuk menanamkan serta mencerminkan nilai dan budaya yang diterapkan perusahaan, dalam memberikan pelayanan yang terbaik kepada pelanggan.

Presiden Direktur dan CEO PT Link Net Tbk Marlo Budiman mengungkapkan, “Kami merasa bersyukur dan bangga mendapat kepercayaan menjadi perusahaan terbaik untuk bekerja dan perusahaan pertama di Indonesia yang mendapatkan sertifikasi ini di tahun 2021. Sertifikasi kami dedikasikan kepada seluruh First Squad yang telah bekerja keras dan ikut berkolaborasi dalam peningkatan dan pengembangan baik secara andemicnal ataupun personal, sehingga membuat kami dapat menciptakan peningkatan di berbagai lini, mulai dari SDM yang kompeten, solusi layanan dan produk-produk inovatif, hingga lingkungan kerja kondusif yang mendukung produktivitas.”

Yosafat Hutagalung, Chief Human Capital PT Link Net Tbk turut menyampaikan bahwa seluruh talent dan leader di Link Net memegang peran kunci dalam mewujudkan visi dan misi perusahaan. Sejalan dengan Rencana Strategis (Renstra) perusahaan, Link Net pun terus memberikan kesempatan dan mendukung seluruh First Squad untuk mengembangkan dan meningkatkan kompetensinya melalui program-program pemberdayaan serta pengembangan SDM andemicnal.

Dalam hal pengembangan dan pemberdayaan karyawan, selama dua tahun terakhir Link Net secara berkelanjutan terus menghadirkan dan menjalankan beragam inisiatif baru diantaranya seperti, program pengembangan berbasis kompetensi melalui aplikasi belajar mobile PeX (Purposeful Experience), serta meluncurkan First Squad Connect sebagai ruang digital untuk memfasilitasi kolaborasi dan komunikasi antar karyawan saat bekerja jarak jauh atau tidak bisa bertemu secara langsung.

Tidak hanya itu saja, Link Net juga mengeluarkan kebijakan mobilitas kerja guna mendukung efektivitas dan memudahkan karyawan jika harus bekerja jarak jauh. Kebijakan ini memberikan dampak positif terutama terhadap efisiensi kerja karyawan selama masa andemic.

Di sisi lain sebagai bagian dari implementasi program pemberdayaan, Link Net memberikan apresiasi dan penghargaan kepada First Squad atas pengabdian dan kontribusi kepada perusahaan. Hal ini sejalan dengan riset O.C. Tanner Company yang menunjukkan bahwa employee recognition berdampak positif kepada inovasi dan produktivitas karyawan sebesar 53%. Employee recognition membuat karyawan merasa diapresiasi baik sebagai individu maupun atas kontribusinya. Dari riset yang sama, 64% karyawan mengatakan apresiasi dan pengakuan menjadi lebih penting saat melakukan Work From Home di tengah masa andemic.

Program sertifikasi Great Place To Work, dilaksanakan melalui metode survei kepada seluruh First Squad yang telah memiliki masa kerja satu tahun atau lebih, untuk mengukur pengalaman bekerja mereka sekaligus melihat apakah perusahaan layak dinyatakan sebagai Great Place To Work.

Menurut organisasi global yang melakukan survei tersebut (Great Place To Work®), sertifikasi ini diberikan kepada perusahaan yang karyawannya memiliki tingkat kepercayaan yang tinggi kepada pemimpinnya, bangga terhadap pekerjaan yang dilakukan di perusahaan tersebut, dan menikmati bekerja di lingkungan tersebut bersama dengan rekan kerja mereka.

Dari survei yang dilakukan pada bulan Desember 2020 lalu menunjukkan sebanyak 88% First Squad telah berpartisipasi dan melengkapi Trust Index© Employee Survey, dengan 90% diantaranya mengatakan bahwa PT Link Net Tbk merupakan Great Place To Work, dan juga 85% karyawan menyatakan bangga bekerja di PT Link Net Tbk.

“Melalui sertifikasi ini, kami berharap dapat semakin meningkatkan kebahagiaan dan kesejahteraan First Squad, serta mendukung produktivitas Link Net. Semoga semangat First Squad yang positif, dapat mendorong kami untuk semakin memberikan pengalaman yang jauh lebih baik bagi pelanggan dan membawa ke tingkat kepuasan yang lebih tinggi lagi.” Tutup Marlo Budiman.

Tentang Link Net – First Media

PT Link Net Tbk (“Link Net”), didirikan pada tahun 2000, merupakan penyedia layanan via kabel yang terbesar di Indonesia, yang menyediakan layanan televisi berbayar dengan kualitas tinggi, koneksi broadband berkecepatan tinggi, dan komunikasi data untuk pelanggan retail dengan merek “First Media” dan pelanggan korporasi dengan merek “First Media Business”.

Link Net memiliki dan mengoperasikan jaringan kabel Hybrid Fiber Coaxial (“HFC”) & jaringan kabel Fiber-To-The-Home (“FTTH”) yang menyediakan layanan akses internet berkecepatan tinggi. Link Net juga mengoperasikan layanan televisi berbayar dengan berkolaborasi dengan PT First Media Television (“FMTV”).

Tentang Great Place To Work

Great Place To Work® (GPTW) adalah organisasi global berbasis di Amerika Serikat yang telah melakukan survei sertifikasi Great Place To Work di lebih dari 10.000 organisasi setiap tahunnya di 60 negara seluruh dunia.