Jakarta, 20 April 2021 – PT Trisula Textile Industries Tbk (“BELL”), emiten penyedia kain, seragam, dan fashion berkualitas, terus mencari peluang selama masa pandemi Covid-19 dengan mendorong penjualan di dalam negeri. Menghadapi tantangan pandemi ini, BELL dengan kemampuan customized order terus berinovasi membuat diversifikasi produk yang dibutuhkan para customer mulai dari kain dengan fitur khusus hingga berbagai pakaian untuk menunjang di masa pandemi. BELL mengincar pasar utama di dalam negeri karena pasarnya yang masih luas.
R Nurwulan Kusumawati selaku Sekretaris Perusahaan BELL mengatakan, “Kami bersyukur telah mampu melewati tahun penuh tantangan tersebut dengan baik. Selama tahun 2020 ini kami gencar memasarkan produk di dalam negeri dengan kontribusi per Desember 2020 penjualan lokal kami sebesar 97,3% yang mengalami sedikit kenaikan dari tahun 2019. Ke depan pada tahun 2021 ini seiring dengan pulihnya pandemi Covid-19, BELL akan terus menambah peluang pasar di dalam negeri, serta ekspor.”
Adapun kontribusi penjualan di dalam negeri ini didorong oleh inovasi-inovasi produk. BELL berinisiatif dengan membuat produk Kain Sehat, yaitu kain dengan fitur khusus anti mikroba, anti air, dan breathable. Tidak sampai di situ, BELL juga berpartisipasi dalam upaya pencegahan penularan Covid-19 dengan memproduksi Alat Pelindung Diri (APD) berupa baju hazmat dan masker non-medis. Kemudian, menyambut masa new normal, BELL juga berinovasi dengan membuat produk Jaket Sehat yang tentunya menjadi salah satu kontribusi penjualan dalam negeri.
“Selain dari diversifikasi produk-produk baru tersebut, memang BELL dengan pengalaman lebih dari 50 tahun ini gencar dalam memperluas pasar lokal. Di mana salah satu produk kami adalah seragam yang sudah banyak dipesan oleh customer kami mulai dari Pemerintah hingga swasta. Maka memasuki masa new normal kami berinisiasi membuat Kain Sehat yang produknya juga dapat dijadikan berbagai jenis garmen termasuk seragam.”
Sebagai informasi pada tahun 2020, BELL mendapatkan penjualan sebesar Rp538 Miliar atau terkoreksi 24,6% YoY yang disebabkan diberlakukannya PSBB/PPKM serta lockdown di banyak negara pada masa pandemi, sehingga penjualan dan pemasaran tidak dapat berjalan sebagaimana mestinya. “Diharapkan seiring dengan sudah adanya vaksinasi pada tahun 2021 ini dan kondisi perekonomian yang mulai pulih, BELL optimis ke depan akan mendapatkan kinerja yang lebih baik. Terutama dengan inovasi-inovasi produk dan keahlian yang kami miliki, kami percaya kondisi akan normal kembali. BELL akan terus berinovasi membuat produk berkualitas dan menggali pasar dalam negeri yang masih luas, serta peluang untuk ekspor,” tutup Nurwulan.
Tentang PT Trisula Textile Industries Tbk
PT Trisula Textile Industries Tbk (“Perseroan”) merupakan perusahaan yang bergerak di bidang industri dan perdagangan tekstil yang berkedudukan di Kota Cimahi Jawa Barat. Perseroan memperkuat permodalan melalui penjualan saham kepada publik dan menjadi perusahaan terbuka pada tahun 2017 dengan kode emiten BELL.
Produk utama Perseroan adalah kain atau fabric yang terbuat dari 100% polyester serta kombinasinya dengan rayon dan katun, yang telah dikenal di dalam dan luar negeri dengan berbagai merek antara lain Bellini dan Caterina. Produk jadi Perseroan berupa kain dan seragam didistribusikan melalui jaringan distribusi Anak Perusahaan. Perseroan juga telah mengambil alih bisnis ritel pakaian jadi merek JOBB & Jack Nicklaus dari PT Trisula International Tbk pada tanggal 31 Desember 2019. Selain itu, saat ini Perseroan melakukan diversifikasi produk berupa Kain Sehat untuk jaket lipat, serta memperdagangkan APD baju hazmat dan masker non medis.
Sampai saat ini, Perseroan telah memiliki berbagai merek dagang untuk produk kain, pakaian jadi dan lain lain. Kualitas atas setiap produk dan merek dagang ini terus dipertahankan bahkan ditingkatkan mutunya, sejalan dengan implementasi kegiatan usaha yang bertanggung jawab dan ramah lingkungan.
Jakarta, 20 April 2021 – Perempuan merupakan aktor sentral dan penting dalam berbagai lini kehidupan. Tanpa kehadiran perempuan, akan banyak hal dan urusan yang tidak bisa atau sulit diselesaikan secara cepat dan tepat. Tentunya, peran besar perempuan juga bisa ditemukan dalam industri teknologi atau keuangan digital yang menuntut jiwa inovatif dan adaptif.
Sebagai pelaku industri keuangan digital terdepan di Indonesia, PT Visionet Internasional (OVO) menyadari pentingnya peran dan kehadiran perempuan di dalam industri keuangan digital dan teknologi. Karena itu, sejak awal berdiri, OVO membuka ruang yang luas dan kesempatan sama bagi para perempuan yang hendak berkarir di perusahaan ini.
Bertepatan dengan momen Hari Kartini di Indonesia serta dalam rangka turut mendukung emansipasi perempuan di Indonesia, Jason Thompson, CEO OVO, menjelaskan bahwa OVO senantiasa menghargai peranan dan kemampuan perempuan sama seperti laki-laki.
“Dalam mewujudkan misi OVO untuk melayani dan membuka kesempatan bagi seluruh lapisan masyarakat Indonesia melalui layanan tekfin yang inovatif, seluruh karyawan di OVO memberikan kontribusi penting yang kami hargai tanpa melirik gender,” kata Jason Thompson, CEO OVO.
Pada industri keuangan digital, kehadiran perempuan memang menjadi penting untuk meningkatkan produktivitas dan inovasi perusahaan. “Warna” dari sebuah perusahaan pasti akan berbeda jika ada banyak perempuan yang terlibat dan bekerja di dalamnya. Apalagi, berdasarkan riset yang dilakukan Harvard Business School, ditemukan fakta bahwa kehadiran perempuan dan keberagaman gender di sebuah perusahaan akan berpengaruh besar terhadap tinggi/rendahnya produktivitas di suatu tempat.
“Saya berharap, kesetaraan akses dan kesempatan yang diterapkan pada perusahaan kami, dapat dijadikan contoh atau tolak ukur oleh perusahaan atau institusi lainnya bahwa gender tidak menentukan kualitas kerja seseorang, melainkan semangat dan kegigihan mereka dalam berinovasi dan berkreasi. Harapannya, semoga seluruh perempuan di Indonesia dapat lebih berdaya lagi di jenjang profesional.” lanjut Jason.
Riset yang dilakukan BCG Research menunjukkan, per tahun lalu jumlah perempuan yang bekerja di perusahaan sektor teknologi pada kawasan Asia Tenggara hanya setara 32 persen dari total karyawan industri. Kemudian, persentase perempuan yang mengambil fokus teknologi di perguruan tinggi pada kawasan ASEAN hanya setara 39 persen dari total peserta studi.
Di Indonesia, baru ada 22 persen pekerja perempuan di perusahaan-perusahaan teknologi. Kemudian, secara keseluruhan rasio jumlah pekerja perempuan terhadap total angkatan kerja mencapai 32 persen. Kondisi ini harus segera diatasi, karena riset yang sama menyebut bahwa keberadaan perempuan justru bisa meningkatkan inovasi, kelincahan, dan performa keuangan perusahaan.
“Pada kesempatan ini, bertepatan dengan momen jelang Hari Kartini di Indonesia, OVO mengajak seluruh masyarakat agar terus mendukung keberadaan dan peran perempuan Indonesia di segala lini kehidupan. Dukungan ini perlu diberikan karena selama ini tercatat masih kurangnya peran perempuan di sejumlah lini atau sektor industri, termasuk teknologi.
OVO secara khusus mengucapkan selamat Hari Kartini bagi seluruh perempuan di Indonesia atas seluruh kerja keras dan perjuangan mereka. Terlebih, kami ingin menyemangati para wanita berdaya sebagai sosok inspirasional bagi orang terdekat mereka,” ujar Sharly Rungkat, Chief Financial Officer OVO.
“Saya sangat bangga melihat perempuan Indonesia sudah bisa memiliki dan membuktikan kapasitas yang seimbang ataupun bahkan melebihi kapabilitas pria di masa sekarang, yang tentunya tidak terlepas dari dukungan masyarakat termasuk laki-laki di sekitarnya.”
Terlihat jelas dari komposisi pekerja wanita yang belum seimbang ini tidak ditemukan di OVO, sebab saat ini ada lebih dari 40 persen wanita menjadi pemangku kebijakan di tataran manajemen perusahaan. Banyak dari mereka juga memegang jabatan penting, seperti misalnya posisi pengembangan bisnis perusahaan.
Kesetaraan gender di OVO juga tercipta berkat sistem yang dimiliki perusahaan dalam merekrut pekerja baru (fresh graduate). Saat ini, komposisi gender pekerja baru di OVO terbilang seimbang, dengan 47 persen diantaranya merupakan perempuan dan 53 persen sisanya adalah laki-laki.
Tentang OVO
OVO adalah platform pembayaran digital, rewards dan layanan keuangan terkemuka di Indonesia. OVO bisa digunakan untuk mengakses pembayaran, transfer, top up dan tarik dana, serta layanan asuransi, investasi dan pinjaman. Merangkul lebih dari 1 juta merchant dan diterima di lebih dari 426 kota dan kabupaten, kami terus berkomitmen membangun perusahaan pembayaran dan teknologi finansial terbesar di Indonesia.
Jakarta, 20 April 2021 – Kondisi ekonomi yang mulai mengalami perbaikan dari krisis pandemi tahun lalu, yang didukung oleh membaiknya data-data makroekonomi, membaiknya kinerja keuangan emiten pada periode kuartal I-2021, perbaikan harga komoditas, serta proses vaksinasi yang terus berjalan membuat pasar saham menjadi sangat atraktif pada tahun ini. Oleh karena itu, Bareksa Prioritas menyarankan investor High Net Worth Individuals (HNWI) untuk melakukan rebalancing ke reksadana saham dan pendapatan tetap, yang disesuaikan dengan profil risiko investor.
Direktur Bareksa Prioritas, Ricky Rachmatulloh menyarankan bahwa investor dapat mempertimbangkan untuk menambah porsi pada instrumen aset yang lebih agresif (risk-on), melihat adanya beberapa faktor yang menjadi indikasi pemulihan ekonomi. Meskipun pada kuartal pertama tahun ini pasar saham masih terlihat volatil, investor dengan profil risiko agresif saat ini bisa memanfaatkan momentum untuk mendapatkan peluang yang lebih menarik dan atraktif di pasar saham dengan menempatkan atau menambahkan portofolionya di reksadana saham.
Saham Sebagai Opsi Utama Rebalancing Portofolio oleh Investor
Dari indikator makroekonomi, rilis data seperti Produk Domestik Bruto (PDB), Purchasing Manager’s Index (PMI), inflasi, dan data ekonomi lainnya juga menunjukkan adanya pemulihan. International Monetary Fund (IMF) baru-baru ini juga merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi global tahun ini menjadi tumbuh sebesar 6,0 persen YoY (year-on-year), lebih tinggi dari proyeksi sebelumnya sebesar 5,5 persen YoY. Peningkatan proyeksi pertumbuhan ekonomi global ini ditopang oleh proses vaksinasi, perlambatan laju baru kasus Covid-19, stimulus masif fiskal dan moneter, serta pembukaan kembali ekonomi.
Sementara untuk ekonomi Indonesia, IMF memperkirakan tumbuh sebesar 4,3 persen YoY pada tahun 2021, setelah sempat terkontraksi pada tahun lalu. Kemudian, data Markit Manufacturing PMI yang menjadi indikator aktivitas manufaktur di Indonesia konsisten mengalami ekspansi atau pertumbuhan sejak bulan November 2020 lalu. Indonesia juga konsisten mengalami inflasi yang sehat pada rentang target yang ditentukan oleh Bank Indonesia, yaitu 3±1 persen. Indikator-indikator tersebut menunjukkan menjadi sinyal pemulihan ekonomi Indonesia, pasca terpukul akibat pandemi tahun lalu. Membaiknya data ekonomi ini pula yang mendorong aliran modal asing masuk ke Indonesia pada pasar saham. Tercatat hingga 24 Maret 2021, aliran modal asing masuk (capital inflow) sebesar Rp 13,3 triliun.
Dari sektor komoditas, Chief Research and Business Development Bareksa, Ni Putu Kurniasari juga menjelaskan bahwa pasar saham Indonesia mulai bangkit setelah tertekan pada tahun lalu. Saham-saham berbasis komoditas, seperti minyak sawit mentah (CPO), minyak mentah dan batu bara, bisa menopang pergerakan pasar saham seiring dengan meningkatnya harga komoditas.
Grafik Harga CPO dan Brent Oil (31 Des 2020 – 31 Mar 2021)
Sumber: Investing, Bareksa
“Perbaikan harga komoditas seperti minyak sawit mentah dan minyak Brent menjadi salah satu indikator yang mengindikasikan pemulihan ekonomi. Apalagi menjelang masuknya bulan Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri, konsumsi biasanya naik dan mendorong permintaan serta harga komoditas,” jelas Putu.
Prospek obligasi atau Instrumen Pendapatan Tetap
Pasar obligasi negara sempat tertekan sepanjang kuartal pertama tahun ini, seiring dengan meningkatnya imbal hasil (yield) US Treasury dengan tenor 10 tahun yang sempat menyentuh 1,77 persen, karena ekspektasi melonjaknya tingkat inflasi akibat stimulus fiskal senilai USD 1,9 triliun yang diberikan oleh Presiden AS Joe Biden. Hal ini memicu keluarnya dana asing (outflow) dari pasar surat berharga negara Indonesia senilai Rp22 triliun hingga Maret 2021. Outflow tersebut turut mempengaruhi pergerakan nilai tukar Rupiah terhadap Dolar AS yang melemah sekitar 3,5 persen selama tahun berjalan ke level Rp14,572/USD (per 31 Maret 2021).
Grafik Arus Dana Asing di Obligasi Terhadap Nilai Tukar Rupiah (31 Des 2020 – 31 Mar 2021)
Sumber: Investing, Bareksa
Namun, kenaikan imbal hasil SBN Indonesia seri acuan diperkirakan akan terbatas, karena valuasinya terbilang sudah murah sehingga ini menjadi peluang bagi investor untuk mengambil posisi reksadana pendapatan tetap yang mayoritas asetnya adalah obligasi negara atau SBN. Per akhir Maret 2021, yield SBN tenor 10 tahun Indonesia berada di kisaran 6,8 persen, sehingga tingkat imbal hasil instrumen pendapatan tetap Indonesia masih menjadi yang tertinggi di antara negara-negara kawasan Asia lainnya. Selain itu, spread dari tingkat yield obligasi negara atau SBN tenor 10 tahun dengan yield U.S. Treasury tenor 10 tahun pada kisaran 5 hingga 6 persen, menambah rasional mengapa SBN Indonesia menjadi lebih menarik dibandingkan negara Emerging Markets lain.
Dengan tingkat imbal hasil SBN saat ini, pasar obligasi terbilang cukup menarik, menimbang real yield yang ditawarkan oleh obligasi berdenominasi rupiah ini. Saat ini, inflasi Indonesia masih terbilang cukup rendah dan inflasi tahunan diperkirakan ada di kisaran 3 persen. Sementara itu, imbal hasil yang ditawarkan SBN tenor 10 tahun cukup tinggi di 6,8 persen saat ini sehingga ada selisih (real yield) dengan inflasi sekitar 3 persen.
“Investor obligasi dan investor yang memiliki profil risiko moderat juga tetap bisa memanfaatkan reksadana pendapatan tetap dikarenakan tren kebijakan suku bunga rendah masih akan dipertahankan, sehingga yield obligasi masih akan menarik. Apalagi jika dibandingkan dengan yield obligasi negara-negara lainnya, obligasi Indonesia merupakan salah satu yang masih menawarkan tingkat yield yang lebih atraktif,” jelas Ricky.
Sepakat dengan Ricky, CIO Jagartha Advisors, Erik Argasetya turut menambahkan bahwa apabila yield dari SBN berada di atas 7 persen menjadi sinyal positif bagi investor untuk memasuki pasar obligasi karena imbal hasilnya yang atraktif.
Selain itu, Erik berkomentar bahwa penambahan alokasi di saham juga patut dipertimbangkan karena ekspektasi dari membaiknya laporan keuangan emiten terutama setelah pandemi tahun 2020. Sepinya arus dana (capital flow) investor asing cenderung lebih mempengaruhi pergerakan harga saham emiten berkapitalisasi besar. Sehingga, hal ini justru memberikan kesempatan bagi para investor domestik untuk dapat pula berinvestasi di saham-saham dengan kapitalisasi pasar menengah dan kecil dengan fundamental yang baik. Tingginya minat dari para emiten baru juga ditunjukkan melalui penawaran umum (IPO) di bursa yang terlihat dengan penambahan 51 emiten baru di tahun 2020.
Dalam momentum pemulihan ekonomi global saat ini, investor yang memiliki aset dalam denominasi Dolar AS juga dapat memanfaatkan peluang tersebut dengan menempatkan alokasi di instrumen-instrumen yang memiliki eksposur ke pasar saham regional dan global, dengan kawasan Asia Pasifik dan China sebagai motor pertumbuhan ekonomi global serta pasar negara maju seperti AS dan Eropa saat ini juga sedang berada dalam momentum awal pemulihan ekonomi.
Terlebih jika melihat kondisi vaksinasi dapat terus berjalan sesuai dengan yang diharapkan, laju baru kasus Covid-19 yang terus menurun, dan terciptanya pertumbuhan yang berkesinambungan, maka tidak mungkin bahwa tingkat imbal hasil pada pasar saham atau obligasi akan menjadi lebih menarik. Hal ini juga diharapkan mampu mendorong aliran modal asing masuk yang cukup besar untuk menjadi katalis tambahan bagi pasar saham dan obligasi di Indonesia.
Saat ini, Bareksa Prioritas merupakan salah satu platform investasi yang juga menyediakan reksadana berdenominasi Dolar AS yang lengkap dan beragam. Layanan pengelolaan kekayaan melalui Bareksa Prioritas selama ini masih menjadi pilihan bagi para nasabah HNWI. Sebab, layanan investasi bisa dilakukan dengan cepat, aman, akurat, paperless dan digital.
* * *
Tentang Bareksa Prioritas
Bareksa Prioritas merupakan anak perusahaan platform e-investasi bareksa (www.bareksa.com). Bareksa Prioritas adalah platform Wealth Management Digital bagi Nasabah HNW Pertama di Indonesia. Didirikan sejak 2018 sebagai kerja sama antara Bareksa Portal Investasi dan Jagartha Advisors, Bareksa Prioritas membantu nasabah memaksimalkan investasinya dengan pendampingan penasihat investasi secara intensif dan pengelolaan aset secara digital.
Tentang Bareksa
Bareksa adalah marketplace finansial dan investasi terintegrasi pertama di Indonesia, yang telah mendapat lisensi resmi sebagai Agen Penjual Reksa Dana dari Otoritas Jasa Keuangan sejak 2016. Kini, Bareksa menjual lebih dari 120 produk reksa dana dari 33 manajer investasi di Indonesia dan memiliki lebih dari 1,6 juta akun investor. Selain menjual produk reksa dana, Bareksa juga merupakan salah satu mitra distribusi yang dipercaya oleh Kementerian Keuangan RI untuk menjual Surat Berharga Negara (SBN) ritel secara online. Bareksa juga menyediakan berbagai layanan untuk penggunanya seperti: data market, konten, riset, analisis, news, dan banyak lainnya. Untuk lebih jelasnya, kunjungi www.bareksa.com dan instal aplikasi Bareksa.
Jakarta, 19 April 2021 – Pandemi Covid-19 tidak hanya memberi dampak signifikan terhadap siklus migrasi tenaga kerja, tetapi juga mendisrupsi upaya pengembangan ekonomi yang dilakukan oleh komunitas perempuan mantan pekerja migran.
Dalam mendukung pemulihan ekonomi komunitas tersebut, Migrant CARE dengan dukungan Tokopedia meluncurkan program ‘Berkembang bersama Tokopedia: Recover Together, Empower for Better!’. Program dijalankan bersama komunitas Desa Peduli Buruh Migran (Desbumi) di empat kabupaten, yakni Indramayu (Jawa Barat), Wonosobo (Jawa Tengah), Jember dan Banyuwangi (Jawa Timur).
“Melalui kolaborasi ini kami ingin mendorong usaha-usaha yang dilakukan komunitas perempuan purna migran masuk ke dalam ekosistem ekonomi digital,” ucap Wahyu Susilo, Direktur Eksekutif Migrant CARE.
Selama pandemi Covid-19 komunitas Desbumi telah menunjukan resiliensinya dengan beradaptasi pada pasar. Mereka memproduksi masker, APD (Alat Pelindung Diri) dan ragam jamu tradisional untuk memperkuat daya tahan tubuh.
Hal ini diakui oleh Jumiatun, mantan pekerja migran yang aktif menjadi Ketua Pusat Pelayanan Terpadu (PPT) Desbumi Dukuhdempok, Kabupaten Jember. “Selama masa pandemi kegiatan kami tidak berhenti, tetapi banyak penyesuaian mulai dari protokol kesehatan sampai strategi penjualan,” ujarnya.
Bukan hanya beradaptasi dari segi usaha, tetapi komunitas juga turut andil berkontribusi pada masyarakat dengan membagikan masker kepada warga dan menyumbangkan APD pada petugas kesehatan di daerahnya.
Direktur Kebijakan Publik dan Hubungan Pemerintah Tokopedia, Astri Wahyuni mengungkapkan, “Kolaborasi ini merupakan komitmen Tokopedia untuk mengembangkan kapasitas masyarakat khususnya dalam kegiatan ekonomi produktif. Hal ini kami lakukan dengan membangun pusat pengembangan UMKM demi mendorong aktivitas produksi skala mikro untuk 237 perempuan penggerak komunitas Desbumi.”
Tokopedia juga terus memberdayakan berbagai kelompok masyarakat dengan menyediakan platform teknologi yang dapat membantu pegiat usaha, termasuk perempuan purna migran, mengembangkan bisnis mereka, khususnya saat pandemi, sekaligus mendorong belanja produk lokal.
“Kami berharap program ini dapat membantu tidak hanya pegiat usaha, tetapi mendorong lebih banyak masyarakat Indonesia agar memakai produk lokal demi bersama-sama berkontribusi memulihkan ekonomi negeri yang saat ini terdampak pandemi.” tambah Astri.
Inisiatif dari Tokopedia dan Migrant CARE ini juga mendapat sambutan baik dari Kementerian Koperasi dan UKM RI. Dalam catatan mereka, UMKM yang terkoneksi ke platform digital lah yang dapat bertahan di masa pandemi.
Kemenkop juga berharap praktik baik ini dapat menjadi model pemberdayaan ekonomi kelompok perempuan purna migran yang berkelanjutan, menimbang kontribusi remitansi dari Pekerja Migran Indonesia yang cukup signifikan.
“Kalau remitansi diinvestasikan di kampung halaman, komunitas bisa menginisiasi koperasi yang mengelola bisnis mereka sehingga masuk dalam skala ekonomi tidak lagi perorangan. Pembiayaannya bisa dibantu Kemenkop karena ada dana bergulir untuk koperasi,” ujar Menteri Koperasi dan UKM, Teten Masduki.
Berdasarkan World Migration Report 2019, Indonesia adalah negara 10 teratas di Asia yang menerima remitansi tinggi dari pekerja migran, namun akibat pandemi, Bank Dunia memperkirakan terjadi penurunan 20 persen arus remitansi dari pekerja migran secara global.
(foto dari kiri ke kanan, Baris 1: Fardhan Ramzy – Moderator-Staf CSR & Social Impact Tokopedia; Wahyu Susilo, Direktur Eksekutif Migrant CARE; Astri Wahyuni, Direktur Kebijakan Publik dan Hubungan Pemerintah Tokopedia ;; Baris ke-2; Riza Damanik, Staf Khusus Menteri Koperasi dan UKM RI; Teten Masduki, Menteri Koperasi dan UKM RI; Ipuk Fiestiandani, Bupati Banyuwangi ;; Baris ke-3: Mutiah, Anggota Komunitas Desbumi di Banyuwangi; Miftahul Munir, Kepala Desa Dukuhdempok, Kabupaten Banyuwangi)
Siaran ulang peluncuran program ‘Berkembang bersama Tokopedia: Recover Together, Empower for Better!’, dapat diakses di https://youtu.be/NPMh13aawzE.
Jakarta, 12 April 2021 – Sektor pariwisata menjadi salah satu sektor yang terimbas akibat adanya pandemi COVID-19 di Indonesia. Sejumlah desa wisata yang pada saat kondisi normal dapat mendatangkan ratusan wisatawan lokal maupun mancanegara, saat ini jumlah kunjungannya tidak stabil. Mencermati kondisi tersebut, PT Bank Central Asia Tbk (BCA) melalui Bakti BCA berkolaborasi dengan Kementerian Pariwisata Indonesia mengadakan kegiatan Desa Wisata Award 2021.
Rangkaian kegiatan kompetisi ini dibuka secara virtual oleh Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja, Direktur BCA Gregory Hendra Lembong, EVP CSR BCA Inge Setiawati, Direktur Tata Kelola Destinasi dan Pariwisata Berkelanjutan Kementerian Pariwisata Indonesia Indra Ni Tua dan Pengamat, Ahli & Deputi Pengembangan Destinasi 2020-2021 Hari Santosa Sungkari melalui platform Zoom pada Senin (12/4). Selain itu hadir pula melalui video sambutan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Indonesia Sandiaga Salahuddin Uno. Kegiatan ini juga diramaikan oleh sejumlah perwakilan desa wisata di Indonesia.
“Keprihatinan terhadap sektor pariwisata di Indonesia mendorong BCA untuk membangkitkan motivasi masyarakat yang memiliki usaha di sekitar desa wisata. Selain itu, Desa Wisata juga menjadi salah satu skala prioritas pembangunan yang dicanangkan oleh pemerintah. BCA memiliki salah satu pilar CSR yaitu Solusi Bisnis Unggul yang mendukung program pembinaan terhadap komunitas dan desa yang mempunyai potensi pariwisata & edukasi budaya. Desa Wisata Award 2021 dihadirkan bagi seluruh desa wisata yang ada di 33 provinsi Indonesia dengan kurun waktu sekitar 3 bulan,” ungkap Jahja.
Kegiatan Desa Wisata Award 2021 direncanakan akan menghimpun peserta desa wisata yang ada di seluruh provinsi Indonesia. Terdapat empat kategori yang nantinya akan dilombakan diantaranya Desa Wisata Berbasis Alam, Desa Wisata Berbasis Budaya, Desa Wisata Berbasis Kreatif, dan Desa Wisata Berbasis Digital. Setiap provinsi diharapkan dapat mengirimkan empat perwakilan dari desa wisata yang ada di daerahnya. Nantinya peserta lomba akan menyusun materi program baik new business concept maupun continuous improvement program yang akan dipresentasikan ke dewan juri untuk penentuan pemenang.
Jahja menegaskan kegiatan ini merupakan program yang bermanfaat dan pertama kali diadakan, sehingga akan memberikan pelajaran bagi segenap perangkat desa untuk mengadaptasi wisata dengan protokol normal baru. Selain itu, apresiasi pembinaan dan pengembangan akan diberikan kepada Desa Wisata yang terpilih sebagai pemenang.
Hari Sungkari mengatakan “Peranan swasta untuk desa wisata ini adalah swasta bagian dari ekosistem dan dapat menjadi executor yang menjalankan secara kesinambungan. Desa wisata pada akhirnya akan menjadi business unit karena itu peranan swasta menjadi penting dalam ekosistem ini,”
Sebagai tambahan informasi, BCA melalui Bakti BCA sudah mengembangkan 12 desa wisata binaan yang tersebar di berbagai wilayah Indonesia. Adapun, ke-12 desa binaan tersebut adalah Wirawisata Goa Pindul; Desa Wisata Pentingsari; Wisata Wayang Desa Wukirsari; Kampung Batik Gemah Sumilir; Doesoen Kopi Sirap; Desa Wisata Tamansari; Desa Wisata Pucak Tinggan; Desa Wisata Gunong Lumut; Desa Wisata Bukit Peramun; Desa Wisata Aik Rusa Berehun; Kampung Adat Sijunjung; serta Nagari Silokek.
“Semoga kegiatan ini bisa menjaring peserta dari berbagai desa dan dapat menjadi ladang pengembangan wisata di Indonesia. Tentunya kita sama-sama berharap kegiatan ini dapat membangkitkan pemulihan ekonomi nasional melalui sektor pariwisata,” tutup Jahja.
BCA selenggarakan Desa Wisata Award 2021 – (atas, kiri-kanan) Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja, Direktur Tata Kelola Destinasi dan Pariwisata Berkelanjutan Kementerian Pariwisata Indonesia Indra Ni Tua, Direktur BCA Gregory Hendra Lembong, (bawah, kiri-kanan) EVP CSR BCA Inge Setiawati dan Pengamat, Ahli & Deputi Pengembangan Destinasi 2020-2021 Hari Santosa Sungkari pada virtual press conference Desa Wisata Award 2021 yang diadakan Senin (12/04).
***
Tentang PT Bank Central Asia Tbk (per 31 Desember 2020)
BCA merupakan salah satu bank terkemuka di Indonesia yang fokus pada bisnis perbankan transaksi serta menyediakan fasilitas kredit dan solusi keuangan bagi segmen korporasi, komersial, UKM, dan konsumer. Pada akhir Desember 2020, BCA melayani 25 juta rekening nasabah dan memproses sekitar 32 juta transaksi setiap harinya, didukung oleh 1.248 kantor cabang, 17.623 ATM, serta layanan internet & mobile banking dan contact center Halo BCA yang dapat diakses 24 jam. Kehadiran BCA didukung oleh sejumlah entitas anak yang berfokus pada pembiayaan kendaraan, perbankan Syariah, sekuritas, asuransi umum dan jiwa, perbankan digital, pengiriman uang, dan pemodal ventura. BCA berkomitmen untuk membangun relasi jangka panjang dengan nasabah, mengutamakan kepentingan Bersama, dan menciptakan dampak positif pada masyarakat luas. Dengan lebih dari 24.000 karyawan, visi BCA adalah untuk menjadi bank pilihan utama andalan masyarakat yang berperan sebagai pilar penting perekonomian Indonesia.
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI) menegaskan kembali perannya sebagai penyedia solusi finansial terintegrasi berbasis digital dengan keunggulan internasional. Kali ini, penguatan peran tersebut dilakukan dengan pembukaan kantor cabang Seoul yang baru dan pembentukan Korea Desk BNI.
Kehadiran kantor baru dan Korea Desk ini akan menjadikan Kantor Cabang Luar Negeri (KCLN) sebagai trade & investment centre, dan memperkuat dukungan upaya UMKM Indonesia untuk menembus pasar global. Untuk itu, BNI menempatkan kantor-kantor cabang luar negeri di central business district strategis sehingga memudahkan akses kepada pemangku kepentingan bisnis internasional.
Peresmian kantor BNI Seoul yang baru dan pembentukan Korea Desk dilaksanakan pada tanggal 16 April 2021 dengan pusat acara di Seoul. Hadir pada kesempatan tersebut Duta Besar RI untuk Korea Selatan Umar Hadi. Rangkaian acara tersebut juga dihadiri secara virtual oleh Wakil Direktur Utama BNI Adi Sulistyowati dan Direktur Treasury dan beberapa jajaran Direksi BNI dari Jakarta.
Dalam kata sambutannya, Menteri BUMN RI Erick Tohir mengatakan, keberadaan BNI di Seoul memiliki makna yang lebih dalam dibandingkan sekadar peran ekonominya. Keberadaan BNI di Seoul merupakan salah satu bukti kedekatan kerjasama antara Indonesia dan Republik Korea, dimana hubungan diplomatik kedua negara sudah 48 tahun lamanya. Eratnya hubungan dan kerja sama bilateral tersebut membuka peluang kerja sama di berbagai sektor.
“Untuk itu, saya sangat mendukung setiap upaya memperbaiki kapasitas yang dilakukan BNI agar dapat meningkatkan pelayanan di Seoul dan sekitarnya. BNI Seoul ini menjadi salah satu etalase Indonesia di Korea, selain tentunya korps diplomatik kita. Saya berharap BNI Seoul dapat berperan besar dalam memfasilitasi layanan perbankan perusahaan – perusahaan Indonesia yang mengembangkan usahanya ke pasar Korea Selatan dan juga melayani diaspora. Selamat atas Kantor Baru BNI Seoul, dan Selamat atas Korea Desk BNI. Saya yakin ini adalah salah satu langkah baik dan konkrit menuju masa depan Indonesia yang lebih maju,” ujarnya.
Pada kesempatan tersebut turut hadir beberapa perusahaan Korea Selatan yang telah berkolaborasi dengan BNI, antara lain Lotte Mart, Samsung dan LG. Saat ini kerjasama yang telah berjalan dari sisi bisnis konsumer antara lain produk co-branding kartu kredit, program support pada saat produk launching dan juga advisory.
Mulai tanggal 22 Maret 2021, BNI memindahkan kantor KCLN Seoul yang berlokasi Gedung Korea Chamber of Commerce & Industry (KCCI) lantai 2 dan 5, 39 Sejong-daero, Jung-gu, Seoul. “Pemindahan lokasi kantor ini dilakukan BNI karena lokasi yang lebih strategis dan gedung KCCI secara rutin menyelenggarakan trade & investment forum, dimana KCLN dapat memanfaatkan untuk menggelar business matching serta serta mempertemukan perusahaan dan UMKM Indonesia dengan para trader dan investor di Korea Selatan,” imbuh Adi Sulistyowati.
Kantor baru tersebut menempati ruangan yang lebih luas dibandingkan kantor sebelumnya dengan fasilitas yang lebih lengkap. Nasabah akan dimanjakan banking hall BNI Seoul yang dilengkapi pojok perdagangan dan investasi, dengan konsep digital untuk mempromosikan produk dan proyek investasi Indonesia. Kantor baru ini juga menyediakan pojok ekshibisi yang dapat digunakan oleh UMKM Indonesia memamerkan produk-produk unggulannya.
Khusus untuk melayani kebutuhan perusahaan Korea Selatan saat melakukan pertemuan bisnis dengan perusahaan Indonesia, BNI Seoul juga menyediakan empat buah ruang rapat dan satu buah lounge. Ruangan – ruangan tersebut yang dilengkapi dengan fasilitas untuk melakukan pertemuan secara daring dengan mitra di Indonesia.
Keterikatan hubungan antara Korea Selatan dan Indonesia yang sangat kuat didorong oleh kegiatan investasi dan perdagangan antara keduanya. Korea Selatan merupakan mitra dagang terbesar ke-5 Indonesia dengan volume perdagangan mencapai lebih dari USD 13,335 juta. Keberadaan BNI di Seoul ini bertujuan untuk menangkap peluang tersebut.
Dalam upaya meningkatkan aktivitas perdagangan, BNI Seoul berkomitmen untuk menjadi mediator bagi perusahaan Indonesia yang memiliki produk-produk berorientasi ekspor, terutama pada segmen UMKM. KCLN Seoul secara rutin mendata nasabah BNI Indonesia beserta produk-produknya dan bekerja sama dengan ITPC dan KBRI untuk dipertemukan dengan buyer potensial di Korea Selatan.
BNI juga menyediakan Total Financial Solution baik kepada UMKM di Indonesia maupun buyer di Korea Selatan yang bertujuan menekan biaya transaksi dan lebih meningkatkan volume perdagangan ke depannya.
Henry Panjaitan menjelaskan, “Bagi diaspora Indonesia di Korea Selatan yang memiliki bisnis seperti usaha kuliner maupun impor produk Indonesia, terdapat berita baik karena kami sedang menggarap produk UMKM Diaspora agar bisnis para diaspora tersebut dapat bersaing dengan perusahaan lokal dan menjadi pemain global,” katanya.
Korea Desk
Peningkatan layanan di BNI Seoul, diperkuat dengan dukungan Korea Desk yang memiliki cakupan layanan cukup luas. Dengan adanya Desk baru ini, BNI menyediakan layanan untuk investor Korea Selatan sejak tahap pre-incorporation dan post-incorporation.
Dubes RI untuk Korea Selatan Umar Hadi mengatakan pihaknya selalu memegang prinsip Indonesia Incorporated, yakni semua elemen yaitu Pemerintah, BUMN dan swasta bergerak dalam satu kesatuan langkah.
“Jika dilihat tren investasi dari Korea Selatan ke Indonesia, kemudian tren ekspor-impor juga, maka sudah sepantasnya operasi BNI ini diperbesar di Korea Selatan. Saya senang ada Korean Desk yang bisa melayani langsung nasabah-nasabah untuk kegiatan-kegiatan transaksi bisnis antara Indonesia dengan Korea Selatan,” jelasnya.
Pada tahap pre-incorporation, BNI memberikan pendampingan bagi investor dalam memulai set-up bisnis dari sisi legal di Indonesia. Dengan memanfaatkan hubungan yang erat dengan berbagai institusi pemerintah, jaringan kerjasama dengan pihak ketiga dan network cabang yang luas, lebih dari 2.000 cabang di dalam negeri dan 6 KCLN di luar negeri, BNI dapat memaksimalkan layanan melalui Korea Desk. Dengan customer base yang besar, BNI juga dapat mereferensikan local partner dan prospective client kepada para investor.
Pada tahap post-incorporation, BNI mendampingi pertumbuhan bisnis di Indonesia dengan menyediakan produk dan layanan perbankan yang sesuai kebutuhan. “BNI Korea Desk hadir untuk memberikan one-stop service bagi perusahaan-perusahaan Korea dalam mendirikan dan mengekspansi bisnisnya di Indonesia, serta memberikan produk dan layanan perbankan yang sesuai dengan kebutuhan,” ujar Henry Panjaitan.
Jakarta, 15 April 2021 – Meneguhkan semangat Senantiasa di Sisi Anda, PT Bank Central Asia Tbk (BCA) menggelar kegiatan virtual BCA UMKM Fest, festival dan pameran offline to online yang diikuti ribuan UMKM Indonesia dengan lebih dari 18.000 produk unggulan. BCA UMKM Fest dilaksanakan mulai 16 April hingga 8 Mei 2021 di laman umkmfest.bca.co.id.
Rangkaian kegiatan BCA UMKM Fest diawali dengan Virtual Press Conference yang dihadiri oleh Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja, Direktur BCA Santoso, EVP Commercial & SME BCA sekaligus Ketua Panitia BCA UMKM Fest Freddy Iman, serta EVP Secretariat & Corporate Communication BCA Hera F. Haryn yang bertindak sebagai moderator pada Kamis (15/04). Hadir secara virtual, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan, Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo, Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso, dan Anggota Komisi XI DPR RI Indah Kurnia.
“Sebagai institusi keuangan yang lekat dengan masyarakat, BCA berkomitmen untuk memberikan nilai tambah dan memiliki daya saing dengan kebutuhan pasar terkini bagi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) sebagai salah satu pendorong pergerakan ekonomi nasional. Mulai Jumat (16/4) hingga tiga minggu ke depan, kami menyediakan ruang berkarya end-to-end bagi pegiat UMKM melalui BCA UMKM Fest. Selain memberikan tempat untuk memasarkan produk unggulannya melalui platform digital yang kami siapkan, BCA juga memberikan pendampingan melalui beragam webinar, mentoring, hingga sesi Business Matching yang membuka akses pasar bagi pegiat UMKM untuk melakukan ekspor. Kami sungguh berharap, produk UMKM tidak hanya menjadi tuan rumah di negeri sendiri dengan populasi terbesar di ASEAN dan ke-4 di dunia, tapi juga mampu berekspansi menembus pasar internasional,” ujar Jahja.
Untuk Business Matching, BCA bekerja sama dengan Kedutaan Besar Republik Indonesia, Konsulat Jenderal Republik Indonesia, International Trade Promotion Center, dan Bank Koresponden untuk menghadirkan calon buyer yang berasal dari 30 negara. Saat ini 80 seller BCA siap untuk ekspor, nantinya para UMKM siap Ekspor akan melakukan pertemuan dan diskusi bisnis dalam sesi tersebut. Tak hanya itu, dalam webinar dengan topik UMKM siap ekspor, para peserta akan mendapatkan edukasi dan pelatihan sebagai bekal menjadi eksportir andal dari narasumber kredibel.
Selain memberikan nilai tambah bagi merchant peserta dari pegiat UMKM, pengunjung dapat mengeksplorasi lebih dari 18.000 produk unggulan dari 1.700 merchant peserta; di antaranya ada lebih dari 7.500 produk food & beverage, 5.800 produk fashion, 1.500 produk hobby, 1.300 produk kesehatan dan kecantikan, 400 produk aksesoris dan perhiasan, dan masih banyak produk menarik lainnya. Selain itu, pengunjung juga dimanjakan dengan potongan harga, program lelang, dan subsidi ongkir.
Pentingnya posisi UMKM bagi Indonesia terlihat dari besarnya jumlah tenaga kerja yang terserap di sektor ini. Berdasarkan data Kementerian Koperasi dan UKM, hingga 2018 lalu ada 116,97 juta orang atau 98% tenaga kerja berkegiatan di sektor ini. Sementara itu, UMKM berkontribusi 61,07% pada PDB. Komitmen BCA dalam mengembangkan UMKM agar semakin tumbuh dan berdaya saing ini, selaras dengan percepatan realisasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs) di Indonesia.
“BCA mendukung penuh peran UMKM dalam misi membangkitkan perekonomian Indonesia. Karena keterbatasan ruang gerak yang ada saat ini, kami menghadirkan BCA UMKM Fest secara online, sebuah gerakan nyata dengan tujuan mulia yaitu untuk membangkitkan motivasi dan optimisme penggiat UMKM di Indonesia, serta mempercepat realisasi SDGs,” tutup Jahja.
BCA Menggelar BCA UMKM Fest 2021 – BCA UMKM Fest dilaksanakan mulai 16 April hingga 8 Mei 2021 di laman umkmfest.bca.co.id. Untuk membuka gelaran tersebut, hari ini terselenggara virtual press conference yang dihadiri secara virtual oleh (atas kiri-kanan) Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh, Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan, Anggota Komisi XI DPR RI Indah Kurnia, beserta (bawah, kiri-kanan) EVP Commercial & SME BCA sekaligus Ketua Panitia BCA UMKM Fest Freddy Iman, Direktur BCA Santoso, Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja dan EVP Secretariat & Corporate Communication BCA Hera F. Haryn yang bertindak sebagai moderator, pada Kamis (15/04).
Tentang PT Bank Central Asia Tbk (per 31 Desember 2020)
BCA merupakan salah satu bank terkemuka di Indonesia yang fokus pada bisnis perbankan transaksi serta menyediakan fasilitas kredit dan solusi keuangan bagi segmen korporasi, komersial, UKM, dan konsumer. Pada akhir Desember 2020, BCA melayani 25 juta rekening nasabah dan memproses sekitar 32 juta transaksi setiap harinya, didukung oleh 1.248 kantor cabang, 17.623 ATM, serta layanan internet & mobile banking dan contact center Halo BCA yang dapat diakses 24 jam. Kehadiran BCA didukung oleh sejumlah entitas anak yang berfokus pada pembiayaan kendaraan, perbankan Syariah, sekuritas, asuransi umum dan jiwa, perbankan digital, pengiriman uang, dan pemodal ventura. BCA berkomitmen untuk membangun relasi jangka panjang dengan nasabah, mengutamakan kepentingan Bersama, dan menciptakan dampak positif pada masyarakat luas. Dengan lebih dari 24.000 karyawan, visi BCA adalah untuk menjadi bank pilihan utama andalan masyarakat yang berperan sebagai pilar penting perekonomian Indonesia.
JAKARTA: Untuk keluar dari perangkap negara berpenghasilan menengah menjadi berpenghasilan tinggi, Indonesia perlu terus menambah jumlah entrepreneurnya. Para entrepreneur tersebut berperan penting dalam menciptakan lapangan kerja. Ini pada gilirannya akan mendorong peningkatan kinerja perekonomian suatu negara. Jika perekonomian negara tersebut terus meningkat, ini akan berkontribusi pada terciptanya masyarakat madani dan sejahtera, serta stabilitas bagi negara tersebut.
Merujuk laporan Global Entrepreneuship Index 2018 (GEI) yang dirilis oleh The Global Entrepreneurship Development Institute (GEDI), Indonesia masih menempati peringkat ke-94 dari 137 negara. Merujuk laporan GEI, Indeks Entrepreneurship Indonesia masih kalah dibandingkan dengan beberapa negara tetangga, seperti Brunei Darussalam #53, Malaysia (peringkat 58), Thailand #71, bahkan Filipina #84, dan Vietnam #87.
Laporan GEI ini membahas keterkaitan antara entrepreneurship, pembangunan ekonomi, dan kesejahteraan. Menurut GEDI, entrepreneurship berperan penting dalam menciptakan lapangan kerja, kinerja ekonomi dan stabilitas di negara tersebut.
Laporan GEI 2018 juga memasukkan data tentang Human Capital Score. Merujuk laporan tersebut, Human Capital Score Indonesia juga masih terbilang rendah, yakni 16%. Bandingkan dengan Thailand yang Human Capital Score-nya 49%, Malaysia 63% atau AS yang 100%.
Kondisi itulah yang membuat Prof. Neil Towers, project leader Growth Indonesia – a Triangular Approach (GITA), menyatakan bahwa masih Indonesia perlu terus menambah jumlah entrepreneurnya. “Skor Human Capital Indonesia masih relatif lebih rendah jika dibandingkan dengan beberapa negara tersebut,” kata Prof. Towers yang juga pakar retail marketing dari University of Gloucestershire, United Kingdom, dalam Konferensi Internasional GITA yang diselenggarakan secara virtual pada 8-9 April 2021.
Prof. Towers menambahkan, salah satu tempat untuk mencetak pengusaha-pengusaha baru adalah perguruan tinggi. Di beberapa negara maju, memang banyak pengusaha yang lahir di lingkungan kampus. Mark Zuckerberg mendirikan Facebook saat masih kuliah di Harvard University. Perusahaan-
perusahaan seperti Yahoo! Inc., Google, Facebook, FedEx adalah bisnis-bisnis yang lahir dari kampus. Di Amerika Serikat, Stanford University adalah universitas yang banyak melahirkan pebisnis dari lingkungan kampus.
Upaya untuk melahirkan lebih banyak pengusaha dari lingkungan kampus itulah yang dilakukan oleh konsorsium GITA yang dipimpin oleh Prof. Towers. Konsorsium ini beranggotakan tujuh universitas dari Indonesia dan empat universitas dari Eropa. Pada konferensi internasional GITA, Prof. Towers selaku melaporkan bahwa GITA telah melahirkan 112 perusahaan rintisan (startup) baru dengan nilai bisnis mencapai Rp115,4 miliar. Ini adalah bukti nyata keberhasilan GITA dalam melahirkan pengusaha-pengusaha baru dari lingkungan kampus.
Selain itu, pada ajang konferensi internasional tersebut konsorsium GITA juga mengumumkan pemenang kompetisi mahasiswa tingkat nasional untuk proposal bisnis yang berkelanjutan dan pembentukan asosiasi yang melibatkan perguruan-perguruan tinggi anggota konsorsium GITA.
Ekosistem Kewirausahaan
Menurut catatan Financial Times (2015), sebanyak 46% lulusan dari program MBA Babson College, AS, langsung membuka usaha sendiri setamat kuliah. Lalu, 34% lulusan Stanfords Graduate School of Business juga langsung berbisnis sendiri setelah lulus. Di Harvard Business School, sebanyak 28% lulusannya yang langsung berwirausaha. Sementara di Massachusetts Institute of Technology (MIT) Sloan School of Management angkanya mencapai 26%.
Di Inggris, ada 27% dari lulusan Oxford University yang memilih untuk berkarier sebagai pengusaha. Sementara, di London Business School sebanyak 25% lulusannya juga memilih berkarier sebagai wirausaha.
Di masa mendatang, angka ini diperkirakan bakal terus meningkat. Di Inggris, sebagaimana dikutip www.sifted.eu, saat ini sekitar 25% mahasiswa di sana berencana memulai usaha sambil terus kuliah. Itu survei tahun 2019. Angka tersebut meningkat lebih dari 30% ketimbang tahun 2016. Hasil survei inilah yang mendorong banyak kampus di Inggris mendirikan inkubator bisnis dan program-program lainnya untuk mendorong mahasiswanya agar berani mendirikan perusahaan rintisan, terutama yang berbasis teknologi.
Rektor President University Prof. Dr. Jony Oktavian Haryanto mengatakan jika ingin menjadi negara maju, sejajar dengan negara-negara seperti AS, Inggris, atau Jerman, Indonesia harus menjadikan kampus-kampusnya sebagai kawah candradimuka untuk mencetak lahirnya pengusaha-pengusaha baru.
“Untuk sampai ke sana, tentu banyak hal yang harus dilakukan oleh perguruan tinggi. Kami di President University, misalnya, bahkan sampai merombak kurikulum dengan memasukkan mata kuliah Entrepreneurship sedini mungkin. Kami juga mendirikan inkubator bisnis, menggandeng para praktisi
bisnis untuk menjadi mentor dan investor bagi bisnis-bisnis yang dirintis oleh mahasiswa.”
Itu semua belum cukup. Lanjut Prof. Jony, kampus juga perlu memiliki paradigma kewirausahaan dan harus mampu membangun ekosistem entrepreneurial yang melekat dalam praktik bisnisnya sehari-hari. Intinya, kampus perlu bertransformasi menjadi Entrepreneurial University.
Upaya kampus-kampus untuk melahirkan lebih banyak pengusaha baru tersebut mendapat sejalan dengan kebijakan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) melalui program Merdeka Belajar, Kampus Merdeka. Dirjen Pendidikan Tinggi, Kemendikbud, Prof. Ir. Nizam, M.Sc., DIC, Ph.D., menjelaskan bahwa melalui program Merdeka Belajar, Kampus Merdeka perguruan tinggi dituntut untuk mempersiapkan kompetensi mahasiswanya. Salah satunya adalah kompetensi untuk menjadi seorang wirausahawan.
“Salah satu program dari Merdeka Belajar, Kampus Merdeka adalah memberikan hak kepada mahasiswa untuk belajar di luar program studinya selama tiga semester. Selama kurun waktu tersebut, mahasiswa boleh memilih serangkaian aktivitas. Di antaranya, melakukan kegiatan wirausaha dengan bimbingan dosen,” papar Prof. Nizam.
Prof Ismunandar, Pelaksana Tugas Deputi Penguatan Riset dan Pengembangan serta staf ahli bidang Pembangunan Berkelanjutan, Kementerian Riset dan Teknologi/Badan Riset dan Inovasi Nasional, menjelaskan Indonesia baru bisa menjadi negara maju kalau jumlah pengusahanya terus bertambah.
“Saat ini baru sekitar 3% dari seluruh penduduk Indonesia yang menjadi pengusaha. Jumlah ini masih terlalu sedikit. Amerika Serikat dan Jepang menjadi negara maju karena lebih dari 10% penduduknya yang berwirausaha. Untuk itu Kemenristek/BRIN akan terus mendorong kampus-kampus agar mampu mencetak lebih banyak lagi pengusaha baru. Untuk itu kampus perlu membangun ekosistem kewirausahaan.”
***
Tentang GEI dan GEDI
GEI adalah Global Entrepreneurship Index, sebuah laporan dari hasil riset yang dilakukan oleh The Global Entrepreneurship Development Institute (GEDI). Laporan tersebut dipublikasikan setiap tahun. Sedang GEDI adalah organisasi non profit yang berkantor pusat di Washington DC, Amerika Serikat (AS). Organisasi ini didirikan oleh para pengusaha terkemuka lulusan London School of Economics (LSE) dan Imperial College London (keduanya dari United Kingdom), George Mason University dari AS dan University of Pécs dari Hongaria. Dalam melaksanakan kegiatannya, GEDI didukung oleh Uni Eropa, Bank Dunia serta bank-bank dan perusahaan-perusahaan besar.
Data GEI 2018 menunjukkan AS menempati peringkat pertama dengan skor GEI 83,6, disusul oleh Swiss (80,4), Kanada (79,2), Inggris (77,8) dan Australia (75,5). Bagaimana dengan peringkat negara-negara Asia? Hongkong menempati peringkat ke-13 dengan skor GEI 67,3, disusul oleh Taiwan ke-18 (59,5), Korea Selatan ke-21 (54,2), Uni Emirat Arab ke-26 (53,5 ) dan Singapura peringkat 27 (52,7). China, yang perekonomiannya terus bertumbuh, pada tahun 2018 menempati peringkat ke-43 (skor GEI 41,1).
Di kawasan Asia Tenggara, Singapura masih teratas peringkat 27, (52,7), disusul oleh Brunei Darussalam ke 53 (34,3) dan Malaysia ke 58 ( 32,7), Thailand ke 71 (27,4), Filipina ke 84 (24,1) dan Vietnam peringkat 87 (23,2). Bagaimana dengan Indonesia? Pada tahun 2018 negara kita berapa di peringkat ke-94 dengan skor 21.
Tentang GITA Erasmus
GITA adalah konsorsium yang terdiri dari tujuh perguruan tinggi nasional (President University, Universitas Padjadjaran, Universitas Negeri Semarang, Universitas Islam Indonesia Yogyakarta, Universitas Ahmad Dahlan, Universitas Brawijaya, dan STIE Malangkucecwara) dan empat universitas dari Eropa (University of Gloucestershire dari UK, Institute of Technology (Irlandia), Fachhochschule des Mittelstandes (Jerman), dan Univerisity of Insbruck dari Austria). Konsorsium ini bertujuan mendorong sebanyak mungkin pengusaha yang lahir dari lingkungan kampus. Sesuai dengan tagline-nya, triangular approach, hal tersebut dilakukan dengan tiga pendekatan, yakni pengembangan hubungan kerja sama yang efektif antara perguruan tinggi dan perusahaan, menanamkan jiwa kewirausahaan pada seluruh pemangku kepentingan di universitas, serta membangun perusahaan baru dari ide-ide dan inovasi yang berkontribusi pada ekonomi lokal maupun daerah.
Untuk informasi lebih jauh, hubungi:
Ir. Dwi Nita Aryani, MM, Ph.D
Cellphone : +62 812-4967-266
Email : dwinita@stie-mce.ac.id
Jakarta, 7 April 2021 – PT WIJAYA KARYA (Persero) Tbk. [WIKA] menjadi BUMN Karya yang terus dipercaya oleh para pemberi kerja luar negeri. Selain dipercaya untuk membangun infrastruktur di berbagai negara yang tersebar di Asia, Pasifik, Timur Tengah hingga Afrika, WIKA juga mendorong ekspor produk-produk industrinya.
Direktur Utama WIKA Agung Budi Waskito, menyampaikan bahwa ekspor luar negeri WIKA turut membawa nama Indonesia khususnya BUMN ke kancah global, sehingga membuktikan bahwa BUMN Karya Indonesia mempunyai daya saing yang tidak kalah dengan perusahaan multi nasional lainnya, disamping turut menjaga kinerja Perseroan.
Berdasarkan laporan keuangan 2020 (audited), Perseroan membukukan laba kotor dari kinerja operasi sebesar Rp1,52 Triliun meskipun mengalami tekanan pandemi Covid-19. Rasio utang berbunga pun masih berada pada angka 1,58x dari covenant 2,5x. Kepercayaan publik juga tercermin pada tingginya permintaan terhadap Penawaran Umum Berkelanjutan Obligasi dan Sukuk WIKA tahap 2 pada Maret 2021 yang mengalami oversubscribed 2,3 kali.
Agung Budi Waskito, Direktur Utama, mengungkapkan bahwa WIKA Group gencar mendorong ekspor produk-produk industrinya memasuki pasar mancanegara selain proyek yang saat ini tengah berjalan di dalm negeri. Belum lama ini, anak usaha WIKA yaitu WIKA Beton (WTON) jresmi melakukan ekspansi global pertama dengan mengekspor tiang pancang ke Taiwan. Produk tiang pancang atau spun pile dengan panjang 8 meter itu diekspor untuk dapat digunakan dalam proyek infrastruktur yang tengah digalakkan Pemerintah Taiwan.
Diraihnya tender ekspansi global ini didasarkan pada besaran kapasitas produksi yang dapat dijamin WTON dibandingkan beberapa eksportir negara lainnya di Asia Tenggara, seperti Vietnam dan Malaysia. Kegiatan ekspor WTON ini juga mengukuhkan visi WTON sebagai perusahaan terkemuka di bidang Engineering, Production, Installation (EPI) industri beton di Asia Tenggara.
Langkah WTON ini meneruskan kesuksesan dari entitas anak WIKA yang lain, WIKA Industri Konstruksi (Wikon) yang juga telah melakukan ekspor struktur girder baja untuk jembatan yang digunakan pada proyek di Filipina bekerjasama dengan Matiere dari Perancis. Saat ini, Wikon juga berpotensi untuk melanjutkan ekspor produk tersebut.
Agung Budi Waskito mengungkapkan bahwa langkah keberhasilan produk industri WIKA Group masuk ke pasar ekspor ditopang oleh kapasitas produksi, kualitas yang unggul, dengan harga yang kompetitif dibandingkan para pesaing sejenis.
Istana Presiden Niger Segera Selesai
Catatan impresif Perseroan di Luar Negeri ditunjukkan melalui Proyek Istana Presiden Niger yang menjadi proyek prestisius di Afrika. WIKA telah berhasil mengerjakan proyek ini hingga mencapai 91% dan dijadwalkan selesai pada pertenganan 2021 ini.
Menjadi proyek pertama di Republik Niger, WIKA bertanggung jawab sepenunya menyelesaikan empat bangunan meliputi ballroom, head of state (bangunan pendukung di sekitar ballroom), service building (pusat kontrol) dan pavillion of president (tempat tinggal presiden beserta keluarga)
“Proyek ini akan menjadi buah karya anak Indonesia dan cerminan kepercayaan dari benua Afrika untuk BUMN Indonesia,” jelas Direktur Utama Perseroan, Agung Budi Waskito.
Karya Pertama di Pulau Pasifik
Salah satu proyek WIKA di luar negeri lainnya adalah Multi Purpose Sport Complex di Kepulauan Solomon. Kelak, bangunan ini akan menjadi venue untuk kejuaraan internasional Pacific Games 2023 yang mengikutsertakan berbagai negara di sekitar pulau Pasifik. Proyek dengan lingkup rancang bangun ini berdiri dengan luas 5.800 meter persegi dengan fleksibilitas fungsi untuk dijadikan sebagai venue Futsal, Basket maupun Voli.
Selain mengerjakan proyek, WIKA juga mendorong penggunaan material dari Indonesia untuk digunakan di proyek tersebut, selain tetap memperhatikan kandungan material lokal.
“Progress sampai saat ini mencapai 27% dengan target selesai pada Desember 2022. WIKA sedang fokus pada pekerjaan sub structure sambil menunggu kedatangan struktur baja sehingga bisa dilakukan erection baja pada Mei 2021,” jelas Agung Budi Waskito
Selain dua proyek di atas, WIKA juga tengah menggarap Proyek Indonesia Pavillion di Dubai Expo yang saat ini progressnya telah mencapai 60% di mana pavillion tersebut akan siap digunakan pada bulan Oktober 2021. Dubai Expo sendiri akan berlangsung selama 6 bulan sampai Maret 2022.
#Qualityleadstobetterlife
#Sehatberprestasi
Corporate Communication
Sekretariat Perusahaan
PT WIJAYA KARYA (Persero) Tbk.
Facebook : PT Wijaya Karya
Twitter : @PTWijayaKarya
Instagram : ptwijayakarya
Youtube : WIJAYA KARYA TV
JAKARTA – Menanggapi diskriminasi minyak sawit Indonesia oleh Uni Eropa (EU) pemerintah menuntut keadilan dalam konteks sustainable vegetable oil. Dimana seharusnya penekanan standarisasi diberlakukan menyeluruh untuk seluruh minyak nabati yang sama atau yang kompeptitif, juga pendekatan lingkungan hidup yang lebih holistik.
“Masalah lingkungan bukan hanya deforestasi walau deforestasi juga penting. Laju deforestasi di Indonesia sendiri menurun secara signifikan salah satunya didukung oleh keberhasilan inpres moratorium,” ujar Wakil Menteri Luar Negeri, Mahendra Siregar dalam webinar #INAPalmoil Talkshow bertajuk ‘Strategic Partnership EU-ASEAN dan implikasinya terhadap Industri Minyak Sawit’ yang diselenggarakan oleh Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) pada Rabu (31/3/2021).
Hal tersebut dikonfirmasi oleh laporan World Resources Institute (WRI) mengenai laju deforestasi yang terjadi di Indonesia terus menurun, sementara negara-negara di Eropa dan Australia naik hingga 10%. Indonesia juga terus menjaga komitmennya dalam penurunan emisi yang saat ini telah mencapai 29% dari dari kondisi semula, dan akan ditingkatkan penurunannya hingga 41% dengan dukungan internasional.
“Dari laporan mengenai comparable study tersebut dapat terlihat sawit telah berkontribusi terhadap penurunan karbondioksida (CO2) sedangkan rapeseed dan minyak nabati lainnya tidak kontributif dalam pengurangan CO2,” tegas Mahendra
Lebih lanjut, Mahendra memaparkan sejak tahun 1995 komoditas sawit telah menerapkan dan menaati hampir 700 jenis sertifikasi, sementara untuk minyak rapeseed, kedelai ataupun minyak matahari hanya 30 sertifikasi dalam periode yang sama. Segala requirement yang telah ditaati melalui beragam sertifikasi tersebut tidak menyelesaikan diskriminasi terhadap sawit.
Menurutnya untuk melawan diskriminasi komoditas sawit terutama kebijakan yang akan mem-phase out komoditas ini oleh Uni Eropa. Saat ini, pemerintah melalui ASEAN melakukan pendekatan holistik untuk membawa komoditas sawit dalam pembandingan minyak nabati yang keberlanjutan melalui studi berbasis ilmiah di ASEAN maupun negara-negara produsen lainnya. Sementara, SDGs menjadi tolak ukur utama dalam mempromosikan pendekatan yang berimbang antara pembangunan ekonomi, kemajuan sosial dan lingkungan hidup.
Hingga saat ini, perundingan minyak nabati yang berkelanjutan terus digulirkan melalui Joint Working Group yang dibentuk setelah penandatanganan EU-ASEAN Strategic Partnership pada desember lalu. Sepuluh negara yang tergabung dalam ASEAN sepakat mengusung kepentingan untuk sektor pertanian, maupun masyarakat pedesaan (rural communities), karena esensi dari sektor pertanian dan minyak nabati bagi ekonomi negara ASEAN utamanya di kawasan pedesaan sangat penting.
Secara ekonomi, ASEAN merupakan salah satu wilayah penting di dunia baik dari segi potensi pasar juga sumber daya. Sementara dari segi politik, ASEAN menjadi kawasan yang strategis baik secara geopolitik maupun geostrategis. “Kita (ASEAN) bukanlah masalah, melainkan bagian daripada solusi. Kita pastinya merupakan solusi yang memimpin dengan contoh dan teladan yang baik,” tutup Mahendra Siregar dengan tegas.(*)