Category Archives: Keuangan

HUT Ke-9 OJK, Tingkatkan Kepercayaan Dan Manfaat Bagi Masyarakat

Jakarta – Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso meminta semua pegawai OJK untuk terus bekerja keras dan menjaga integritas guna menjadikan OJK sebagai lembaga yang kredibel dan bermanfaat bagi pelaku industri jasa keuangan dan masyarakat di usianya yang mencapai 9 tahun.

“OJK harus mendayagunakan soliditas internal untuk meningkatkan bakti dan kontribusi OJK bagi kemajuan sektor jasa keuangan Indonesia dan pemulihan ekonomi nasional,” kata Wimboh saat perayaan HUT ke-9 OJK yang digelar secara virtual di Jakarta, dan diikuti seluruh pegawai OJK di seluruh Indonesia, Minggu.

Presiden RI Joko Widodo dalam videonya menyampaikan ucapan selamat ulang tahun ke-9 kepada OJK dan meminta OJK untuk mengambil tanggung jawab yang lebih besar, berbagi beban untuk membantu para pelaku usaha kecil, menengah maupun besar agar kembali produktif menggerakkan roda perekonomian.

“Selamat ulang tahun ke-9 bagi OJK. Selamat bekerja keras dan memberikan dedikasi terbaiknya bagi kemajuan negeri,” kata Presiden.

Sementara itu Wapres RI Ma’ruf Amin mengatakan OJK memilik peran yang sangat strategis dalam melakukan pengawasan dan pengawasan yang terintegrasi untuk tumbuh dan berkembangnya sektor keuangan termasuk yang berskala ultra mikro, mikro dan kecil.

“Kiranya OJK dapat terus berkontribusi dalam menjaga stabilitas sektor keuangan di Indonesia. Tingkatkan kapasitas dan kolaborasi dengan seluruh pemangku kepentingan di Pusat dan Daerah sehingga hadirnya OJK dapat menjadi solusi bagi permasalahan dan tantangan industri keuangan di masa kini dan masa yang akan dating terutama dalam masa pemulihan ekonomi sebagai dampak dari Covid 19,” kata Wapres.

Perayaan HUT ke-9 OJK kali ini diramaikan dengan konser amal yang menghadirkan beberapa artis ternama untuk mengumpulkan bantuan dana untuk dibagikan kepada pelajar dan mahasiswa yang terdampak pandemi Covid 19.

Sebelumnya, untuk membantu masyarakat yang terdampak pandemi Covid 19, pegawai OJK sudah mengumpulkan dana sebesar Rp20,6 miliar yang berasal dari gaji pegawai yang disisihkan sejak Maret tahun ini.

OJK juga sudah menyalurkan bantuan sebesar Rp4,7 miliar berupa bantuan untuk perbaikan sarana dan infrastruktur bagi masyarakat dan lingkungan di sekitar Kantor OJK di seluruh Indonesia.

Dalam kesempatan itu, Wimboh juga meluncurkan aplikasi UMKM-MU, yaitu platform digital dalam bentuk website dan mobile app yang dikembangkan oleh OJK untuk membantu UMKM binaan dalam memperluas akses pasar secara digital.

UMKM-MU ini merupakan program yang istimewa karena melibatkan partisipasi seluruh Kantor Regional /Kantor OJK di seluruh Indonesia dalam melakukan pembinaan dan pendampingan bagi UMKM, serta melakukan pencarian, pemilihan dan kurasi produk unggulan yang berkualitas di setiap daerah.

”Harapan kami, UMKM-MU ini dapat menjadi bahtera yang mampu membawa UMKM Indonesia menjadi usaha yang berdaya saing tinggi dan terus tumbuh menopang perekonomian Indonesia,” kata Wimboh.

Selain konser amal, OJK pada Minggu pagi juga menggelar lomba lari dan sepeda virtual yang diikuti oleh pegawai, pelaku jasa keuangan, jurnalis dan masyarakat umum.

***

Informasi lebih lanjut:

Deputi Komisioner Humas dan Logistik Anto Prabowo

Telp. 021.29600000  Email: humas@ojk.go.id

BNI Syariah Bersama Prita Ghozie Berikan Tips Investasi di Masa Resesi

Jakarta – BNI Syariah menggelar acara talkshow webinar “Investasi di Masa Resesi” terkait sosialisasi produk investasi Green Sukuk Ritel – Sukuk Tabungan seri ST007, Selasa (17/11). Acara ini bertujuan sebagai sarana sosialisasi produk investasi yang harus disiapkan dan dimiliki terutama di masa resesi.

Dalam webinar yang dihadiri lebih dari 1000 peserta ini hadir Principal Consultant dan CEO ZAP Financial, Prita Hapsari Ghozie; dan Pemimpin Divisi Dana Ritel BNI Syariah Ida Triana Widowati.

Pemimpin Divisi Dana Ritel BNI Syariah Ida Triana Widowati menjelaskan dalam webinar ini, BNI Syariah bekerjasama dengan ZAP Finance terkait dengan apa yang perlu masyarakat siapkan untuk menghadapi masa resesi. “Webinar ini membahas mengenai seberapa perlu dana darurat dan bagaimana tips investasi menghadapi resesi,” kata Ida.

CEO ZAP Financial, Prita Hapsari Ghozie menjelaskan ada lima hal yang harus diperhatikan di masa resesi yaitu earning power yaitu bagaimana mengelola efek resesi terhadap penghasilan dan pendapatan; pengecekan kondisi dana darurat; asuransi kesehatan; serta persiapan dana pendidikan anak dan persiapan dana pensiun. “Di masa resesi ada tiga hal yang menjadi prioritas diantaranya adalah savinginvesting dan protection,” kata Prita Hapsari Ghozie.

Untuk tabungan, menurut Prita Hapsari Ghozie harus dibedakan dari dana darurat. Tabungan lebih kepada pengumpulan uang untuk suatu tujuan, sedangkan dana darurat lebih bersifat pencadangan. Jumlah dana darurat yang ideal di masa resesi saat ini adalah 12 kali pengeluaran rutin bulanan.

Investasi erat kaitannya dengan profil risiko dengan beberapa pilihan instrumen yaitu tabungan, deposito, reksadana dan saham. Proteksi bertujuan untuk melindungi pendapatan pencari nafkah. Terkait proteksi asuransi, harus disesuaikan dengan kemampuan finansial dan pemahaman mengenai produk asuransi.

Prita menjelaskan alternatif instrumen investasi di masa pandemi adalah Sukuk Tabungan seri ST007. “Ketika ingin membeli Sukuk Tabungan seri ST007 diusahakan dana yang ada sudah dialokasikan sampai dua tahun kedepan,” kata Prita.

Kelebihan jenis investasi Sukuk Tabungan seri ST007 ini adalah hampir tidak adanya risiko gagal bayar karena dijamin undang-undang. Selain itu ST007 mempunyai sifat floating the floor artinya jika suku bunga acuan naik, maka returnnya juga mengalami kenaikan.

Ida Triana Widowati mengatakan BNI Syariah telah ditunjuk oleh Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan sebagai salah satu mitra distribusi instrumen investasi terbaru yaitu Sukuk Tabungan seri ST007. ST007 adalah versi syariah dari Saving Bond Ritel (SBR), ditawarkan kepada perseorangan Warga Negara Indonesia di Pasar Perdana domestik, tidak dapat diperdagangkan di pasar sekunder tetapi memiliki fasilitas early redemption.

Harapannya, ST007 bisa mendiversifikasi produk investasi nasabah. Sukuk Tabungan ST007 mempunyai kupon 5,50% diharapkan bisa menjadi pilihan investasi menarik bagi masyarakat, sehingga diharapkan bisa meningkatkan loyalitas nasabah.

BNI Syariah menargetkan penjualan suku bunga ST007 sebesar Rp75 miliar. Untuk mencapai target ini BNI Syariah melakukan strategi diantaranya adalah pemasaran melalui media publikasi online seperti penyediaan influencer, digital marketing, digital flyer/poster, video edukasi hingga media publikasi lainnya seperti website maupun media luar ruang lainnya. Selain itu, untuk meningkatkan penjualan ST007, BNI Syariah menyediakan reward berupa voucher belanja dengan minimal pembelian dalam bentuk fresh fund sebesar Rp100 juta.

Kementerian Keuangan menawarkan Sukuk Tabungan seri ST007 pada 04 November 2020 hingga 25 November 2020. Kupon yang ditawarkan adalah minimal 5,5% per tahun dengan pajak 15% dan tenor 2 tahun. Minimal pembelian adalah Rp1 juta dan maksimal Rp3 miliar.

ST007 menggunakan akad wakalah dengan penggunaan dana untuk kegiatan Investasi berupa pembelian hak manfaat barang milik negara serta pengadaan proyek untuk disewakan kepada pemerintah. Kupon pertama dibayarkan pada 10 Januari 2021 di hari kerja tanggal 10 setiap bulannya. Melalui penerbitan Sukuk Tabungan ST007, pemerintah akan membiayai proyek-proyek ramah lingkungan, seperti transportasi berkelanjutan dan ketahanan terhadap perubahan iklim sebagaimana digariskan dalam Green Bond/Sukuk Framework.

Proses pembelian Sukuk Tabungan ST 007 di BNI Syariah sudah bisa dilakukan dengan sistem online melalui portal https://HaiSBSN.bnisyariah.co.id. HaiSBSN merupakan platform yang disediakan oleh BNI Syariah untuk mengakomodasi investor melakukan transaksi pemesanan Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) Online yang ditawarkan oleh pemerintah. Informasi lebih lanjut bisa mengakses website BNI Syariah www.bnisyariah.co.id.

BI 7-Day Reverse Repo Rate Turun 25 bps Menjadi 3,75%: Bersinergi Mempercepat Pemulihan Ekonomi Nasional

Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 18-19 November 2020 memutuskan untuk menurunkan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 25 bps menjadi 3,75%, suku bunga Deposit Facility sebesar 25 bps menjadi 3,00%, dan suku bunga Lending Facility sebesar 25 bps menjadi 4,50%. Keputusan ini mempertimbangkan prakiraan inflasi yang tetap rendah, stabilitas eksternal yang terjaga, dan sebagai langkah lanjutan untuk mempercepat pemulihan ekonomi nasional. Bank Indonesia tetap berkomitmen untuk mendukung penyediaan likuiditas, termasuk dukungan Bank Indonesia kepada Pemerintah dalam mempercepat realisasi APBN Tahun 2020. Di samping keputusan tersebut, Bank Indonesia menempuh pula langkah-langkah sebagai berikut:
  1. Melanjutkan kebijakan stabilisasi nilai tukar Rupiah agar sejalan dengan fundamental dan mekanisme pasar.
  2. Memperkuat strategi operasi moneter untuk mendukung stance kebijakan moneter akomodatif.
  3. Mempercepat pengembangan pasar valas domestik melalui penguatan pasar Domestic Non Deliverable Forward (DNDF) untuk meningkatkan likuiditas dan mendorong pendalaman pasar keuangan sebagai implementasi Blueprint Pengembangan Pasar Uang (BPPU) 2025.
  4. Melanjutkan kebijakan makroprudensial akomodatif dengan mempertahankan rasio Countercyclical Buffer (CCB) sebesar 0%, Rasio Intermediasi Makroprudensial (RIM) pada kisaran 84-94% dengan parameter disinsentif sebesar 0%, rasio Penyangga Likuiditas Makroprudensial (PLM) sebesar 6% dengan fleksibilitas repo sebesar 6%, dan rasio Loan to Value/Financing to Value (LTV/FTV) untuk kredit/pembiayaan properti sesuai dengan ketentuan yang berlaku saat ini.
  5. Memperkuat kebijakan makroprudensial untuk mendorong pembiayaan inklusif, khususnya kepada UMKM.
  6. Memperkuat digitalisasi sistem pembayaran untuk mendorong momentum pemulihan ekonomi melalui berbagai inisiatif transformasi digital, seperti:
    1. perluasan akses UMKM dan masyarakat kepada layanan ekonomi dan keuangan digital dengan dukungan kolaborasi antara bank dan fintech di seluruh Indonesia;
    2. perluasan akseptasi digital secara spasial dengan memperkuat sinergi kebijakan elektronifikasi keuangan dengan seluruh Pemerintah Daerah dan melanjutkan perluasan akseptasi pembayaran digital melalui kampanye Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) di seluruh wilayah Indonesia.
  7. Mendukung pemulihan ekonomi melalui kebijakan sistem pembayaran:
    1. perpanjangan masa berlaku kebijakan penurunan biaya layanan SKNBI dan penurunan batas minimum pembayaran serta nilai denda keterlambatan pembayaran kartu kredit;
    2. penurunan biaya layanan Sistem BI-RTGS.
Ke depan, Bank Indonesia akan terus mencermati dinamika perekonomian dan pasar keuangan global serta penyebaran COVID-19 dan dampaknya terhadap prospek perekonomian Indonesia dari waktu ke waktu untuk menentukan langkah-langkah kebijakan lanjutan yang diperlukan dalam mempercepat program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN). Koordinasi kebijakan yang erat dengan Pemerintah dan Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) terus diperkuat untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan, serta mempercepat pemulihan ekonomi nasional.
Perbaikan perekonomian global berlanjut setelah pada triwulan III 2020 tumbuh lebih baik. Pertumbuhan ekonomi dunia pada triwulan III 2020 di banyak negara mulai membaik didorong oleh stimulus kebijakan dan peningkatan mobilitas. Ekonomi Tiongkok tumbuh positif, sedangkan perbaikan ekonomi Amerika Serikat (AS), kawasan Eropa, dan Jepang lebih tinggi dari prakiraan awal. Sejumlah indikator dini pada Oktober 2020 mengindikasikan berlanjutnya perbaikan ekonomi global. Hal ini tercermin dari meningkatnya mobilitas masyakarat, berlanjutnya ekspansi PMI manufaktur dan jasa di AS dan Tiongkok, serta membaiknya keyakinan konsumen dan bisnis di AS dan kawasan Eropa. Ke depan, perbaikan ekonomi global diperkirakan terus berlanjut didukung oleh meningkatnya mobilitas masyarakat dan berlanjutnya stimulus kebijakan. Perbaikan ekonomi global ini mendorong kenaikan volume perdagangan dunia dan harga komoditas yang lebih tinggi dari prakiraan sebelumnya. Sementara itu, ketidakpastian pasar keuangan global menurun didorong oleh ekspektasi positif terhadap prospek perekonomian global dan meredanya ketidakpastian pemilu AS. Perkembangan ini kembali meningkatkan aliran modal ke negara berkembang dan mendorong penguatan mata uang berbagai negara, termasuk Indonesia.
Pertumbuhan ekonomi domestik juga membaik sejalan meningkatnya realisasi stimulus fiskal dan mobilitas masyarakat, serta membaiknya permintaan global. Ekonomi Indonesia pada triwulan III 2020 membaik yang tercermin pada pertumbuhan sebesar 5,05% (qtq) dari kontraksi 4,19% (qtq), atau berkurangnya kontraksi pertumbuhan menjadi 3,49% (yoy) dari 5,32% (yoy) pada triwulan sebelumnya. Meningkatnya realisasi stimulus dan membaiknya mobilitas masyarakat menopang perbaikan permintaan domestik secara bertahap baik konsumsi maupun investasi. Sementara itu, kinerja ekspor juga membaik, didorong permintaan global terutama dari AS dan Tiongkok. Perbaikan ekonomi domestik yang terus berlanjut tercermin pada perkembangan positif sejumlah indikator pada Oktober 2020, seperti mobilitas masyarakat, penjualan eceran nonmakanan dan online, PMI Manufaktur, serta pendapatan masyarakat. Pertumbuhan ekonomi diprakirakan meningkat pada 2021 didorong oleh membaiknya perekonomian global serta akselerasi realisasi anggaran Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah, kemajuan dalam program restrukturisasi kredit, serta berlanjutnya stimulus moneter dan makroprudensial Bank Indonesia. Bank Indonesia melalui bauran kebijakannya akan terus memperkuat sinergi dengan Pemerintah dan otoritas terkait agar berbagai kebijakan yang ditempuh semakin efektif mendorong pemulihan ekonomi.
Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) tetap baik sehingga mendukung ketahanan sektor eksternal. NPI triwulan III 2020 diprakirakan mencatat surplus, didorong oleh perbaikan transaksi berjalan dan transaksi modal dan finansial yang kembali surplus. Surplus neraca perdagangan meningkat yang bersumber dari perbaikan ekspor seiring dengan pemulihan ekonomi global dan penyesuaian impor akibat permintaan domestik yang belum kuat. Sementara itu, surplus transaksi modal dan finansial didorong oleh berlanjutnya aliran masuk modal asing sejalan dengan besarnya likuiditas global, tingginya daya tarik aset keuangan domestik, dan terjaganya keyakinan investor terhadap prospek perekonomian domestik. Perkembangan positif ini berlanjut pada Oktober 2020 didukung oleh neraca perdagangan yang kembali mencatat surplus sebesar 3,61 miliar dolar AS dan berlanjutnya aliran masuk modal asing. Pada periode Oktober hingga 16 November 2020, investasi portofolio mencatat net inflows sebesar 3,68 miliar dolar AS. Posisi cadangan devisa Indonesia akhir Oktober 2020 tetap tinggi, yakni 133,7 miliar dolar AS, setara pembiayaan 9,7 bulan impor atau 9,3 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri Pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor. Ke depan, defisit transaksi berjalan keseluruhan tahun 2020 diprakirakan tetap rendah, di bawah 1,5% dari PDB. Pada 2021, defisit transaksi berjalan diprakirakan tetap terkendali sehingga terus mendukung ketahanan sektor eksternal.
Nilai tukar Rupiah menguat didukung langkah-langkah stabilisasi Bank Indonesia dan berlanjutnya aliran masuk modal asing ke pasar keuangan domestik. Nilai tukar Rupiah pada 18 November menguat 3,94% (ptp) dibandingkan dengan level Oktober 2020. Perkembangan ini melanjutkan penguatan pada bulan sebelumnya sebesar 1,74% (ptp) atau 0,67% secara rerata dibandingkan dengan level September 2020. Penguatan Rupiah didorong peningkatan aliran masuk modal asing ke pasar keuangan domestik seiring dengan turunnya ketidakpastian pasar keuangan global dan persepsi positif investor terhadap prospek perbaikan perekonomian domestik. Dengan perkembangan ini, Rupiah sampai dengan 18 November 2020 mencatat depresiasi sekitar 1,33% (ytd) dibandingkan dengan level akhir 2019. Ke depan, Bank Indonesia memandang penguatan nilai tukar Rupiah berpotensi berlanjut seiring levelnya yang secara fundamental masih undervalued. Hal ini didukung defisit transaksi berjalan yang rendah, inflasi yang rendah dan terkendali, daya tarik aset keuangan domestik yang tinggi, dan premi risiko Indonesia yang menurun, serta likuiditas global yang besar. Bank Indonesia terus memperkuat kebijakan stabilisasi nilai tukar Rupiah sesuai dengan fundamentalnya dan bekerjanya mekanisme pasar, melalui efektivitas operasi moneter dan ketersediaan likuiditas di pasar.
Inflasi tetap rendah sejalan permintaan yang belum kuat dan pasokan yang memadai. Indeks Harga Konsumen (IHK) pada Oktober 2020 tercatat 0,07% (mtm) sehingga inflasi IHK sampai Oktober 2020 tercatat 0,95% (ytd). Secara tahunan, inflasi IHK tercatat rendah, yakni sebesar 1,44% (yoy), sedikit meningkat dari inflasi September 2020 sebesar 1,42% (yoy). Inflasi inti melambat sejalan pengaruh permintaan domestik yang belum kuat, konsistensi kebijakan Bank Indonesia dalam mengarahkan ekspektasi inflasi pada kisaran target, harga komoditas dunia yang rendah, dan stabilitas nilai tukar yg terjaga. Inflasi kelompok administered prices tetap rendah terutama didorong oleh penurunan tarif listrik dan berlanjutnya penurunan tarif angkutan udara. Sementara itu, inflasi kelompok volatile food meningkat karena faktor musiman akibat kenaikan harga komoditas hortikultura seiring dengan berlalunya musim panen. Bank Indonesia memprakirakan inflasi 2020 lebih rendah dari batas bawah target inflasi dan kembali ke sasarannya 3,0% ± 1% pada 2021. Bank Indonesia konsisten menjaga stabilitas harga dan memperkuat koordinasi kebijakan dengan Pemerintah, baik di tingkat pusat maupun daerah, guna mengendalikan inflasi sesuai kisaran targetnya.
Sejalan dengan kebijakan moneter dan makroprudensial akomodatif yang ditempuh Bank Indonesia, kondisi likuiditas tetap longgar sehingga mendorong suku bunga terus menurun dan mendukung pembiayaan perekonomian. Hingga 17 November 2020, Bank Indonesia telah menambah likuiditas (quantitative easing) di perbankan sekitar Rp680,89 triliun, terutama bersumber dari penurunan Giro Wajib Minimum (GWM) sekitar Rp155 triliun dan ekspansi moneter sekitar Rp510,09 triliun. Longgarnya kondisi likuiditas mendorong tingginya rasio Alat Likuid terhadap Dana Pihak Ketiga (AL/DPK) yakni 30,65% pada Oktober 2020 dan rendahnya rata-rata suku bunga PUAB overnight, sekitar 3,29% pada Oktober 2020. Longgarnya likuiditas serta penurunan BI7DRR berkontribusi menurunkan suku bunga deposito dan kredit modal kerja pada Oktober 2020 dari 5,18% dan 9,44% pada September 2020 menjadi 4,93% dan 9,38%. Imbal hasil SBN 10 tahun turun dari 6,58% pada akhir Oktober 2020 menjadi 6,13% per 18 November 2020. Dari besaran moneter, pertumbuhan besaran moneter M1 dan M2 pada Oktober 2020 meningkat, yaitu sebesar 18,5% (yoy) dan 12,5% (yoy). Ke depan, ekspansi moneter Bank Indonesia serta percepatan realisasi anggaran dan program restrukturisasi kredit perbankan diharapkan dapat mendorong penyaluran kredit dan pembiayaan bagi pemulihan ekonomi nasional.
Sinergi ekspansi moneter Bank Indonesia dengan akselerasi stimulus fiskal Pemerintah dalam mendorong pemulihan ekonomi nasional terus diperkuat. Bank Indonesia melanjutkan komitmen untuk pendanaan APBN Tahun 2020 melalui pembelian SBN dari pasar perdana dalam rangka pelaksanaan UU No.2 Tahun 2020, baik berdasarkan mekanisme pasar maupun secara langsung, sebagai bagian upaya mendukung percepatan implementasi program PEN, dengan tetap menjaga stabilitas makroekonomi. Sampai dengan 17 November 2020, Bank Indonesia telah membeli SBN di pasar perdana melalui mekanisme pasar sesuai dengan Keputusan Bersama Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Indonesia tanggal 16 April 2020, sebesar Rp72,49 triliun, termasuk dengan skema lelang utama, Greenshoe Option (GSO) dan Private Placement. Sementara itu, realisasi pendanaan dan pembagian beban untuk pendanaan Public Goods dalam APBN Tahun 2020 oleh Bank Indonesia melalui mekanisme pembelian SBN secara langsung sesuai dengan Keputusan Bersama Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Indonesia tanggal 7 Juli 2020, berjumlah Rp270,03 triliun. Selain itu, Bank Indonesia juga telah merealisasikan pembagian beban dengan Pemerintah untuk pendanaan Non Public Goods-UMKM sebesar Rp114,81 triliun sesuai dengan Keputusan Bersama Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Indonesia tanggal 7 Juli 2020. Dengan sinergi ini, Pemerintah dapat lebih memfokuskan pada upaya akselerasi realisasi APBN Tahun 2020 untuk mendorong pemulihan perekonomian nasional.
Ketahanan sistem keuangan tetap terjaga, meskipun risiko dari berlanjutnya dampak COVID-19 terhadap stabilitas sistem keuangan terus dicermati. Rasio kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio/CAR) perbankan triwulan III 2020 tetap tinggi yakni 23,41%, dan rasio kredit bermasalah (Non Performing Loan/NPL) tetap rendah yakni 3,15% (bruto) dan 1,07% (neto). Namun demikian, fungsi intermediasi dari sektor keuangan masih lemah sejalan dengan permintaan domestik yang belum kuat dan kehati-hatian perbankan akibat berlanjutnya pandemi COVID-19. Pertumbuhan kredit pada triwulan III 2020 tercatat sebesar 0,12% (yoy) sedangkan pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) tercatat 12,88% (yoy). Perkembangan terkini menunjukkan pertumbuhan kredit terkontraksi 0,47% (yoy) pada Oktober 2020, sedangkan DPK tumbuh 12,12% (yoy). Ke depan, intermediasi perbankan diprakirakan mulai membaik sejalan dengan prospek pemulihan ekonomi nasional. Kinerja korporasi membaik, tercermin pada peningkatan indikator penjualan dan kemampuan bayar di mayoritas dunia usaha pada triwulan III 2020, dan diprakirakan berlanjut didorong oleh perbaikan ekonomi domestik dan global. Bank Indonesia akan melanjutkan kebijakan makroprudensial akomodatif, dengan senantiasa memperkuat sinergi dan koordinasi kebijakan dengan Pemerintah dan otoritas keuangan lainnya, untuk mendorong pemulihan kinerja intermediasi perbankan dalam rangka mendorong pemulihan ekonomi.
Transaksi Sistem Pembayaran baik tunai maupun nontunai menunjukkan peningkatan sejalan dengan perbaikan ekonomi, disertai dengan percepatan digitalisasi ekonomi dan keuangan. Uang Kartal Yang Diedarkan (UYD) tumbuh meningkat dari 7,20% (yoy) pada September 2020 menjadi 14,61% (yoy) sehingga pada Oktober 2020 tercatat Rp806,8 triliun. Transaksi pembayaran menggunakan ATM, Kartu Debet, dan Kartu Kredit menunjukkan perbaikan dengan lebih rendahnya kontraksi pertumbuhan dari 5,58% (yoy) pada September 2020 menjadi 3,97% (yoy) pada Oktober 2020. Di lain pihak, transaksi ekonomi dan keuangan digital tetap tumbuh positif sejalan dengan penggunaan platform dan instrumen digital di masa pandemi, serta kuatnya preferensi dan akseptasi masyarakat akan transaksi digital. Nilai transaksi UE pada Oktober 2020 tetap tumbuh positif sebesar 14,80% (yoy). Nilai transaksi digital banking mencatat pertumbuhan positif sebesar 10,50% (yoy) pada September 2020. Ke depan, Bank Indonesia memprakirakan tren digitalisasi akan terus berlanjut sehingga memandang pentingnya dorongan positif bagi tren tersebut melalui percepatan implementasi Blueprint Sistem Pembayaran 2025 dan perluasan elektronifikasi keuangan di pusat dan daerah. Kebijakan Sistem Pembayaran diarahkan kepada penguatan momentum pemulihan ekonomi melalui pengurangan biaya layanan infrastruktur pembayaran dan memperkuat transformasi digital melalui penguatan kolaborasi bank dengan fintech, dan perluasan akseptasi digital di seluruh wilayah Indonesia.
Jakarta, 19 November 2020
Kepala Departemen Komunikasi
Onny Widjanarko
Direktur Eksekutif
Informasi tentang Bank Indonesia
Telp. 021-131, Email : bicara@bi.go.id

DJP Lakukan Kerja Sama Integrasi Data Perpajakan Dengan PT Pegadaian (Persero)

Jakarta – Direktorat Jenderal Pajak dan PT Pegadaian (Persero) hari ini menandatangani Nota Kesepahaman tentang integrasi data perpajakan.

Integrasi data perpajakan merupakan konektivitas host-to-host antara platform ERP Wajib Pajak dengan server penyelenggara pelaporan dan pembayaran pajak. Dengan kata lain, sistem perpajakan milik perusahaan sudah terintegrasi langsung dengan sistem DJP.

Sinergi DJP bersama PT Pegadaian (Persero) merupakan bagian dari strategi kepatuhan berbasis kerja sama (cooperative compliance) yang dapat memberikan manfaat saling menguntungkan bagi kedua belah pihak.

Bagi DJP, integrasi data memberikan akses terhadap data keuangan Wajib Pajak serta data transaksi Wajib Pajak dengan pihak ketiga. Dengan adanya data ini maka DJP dapat melakukan penelitian dan pengujian kepatuhan secara elektronik sehingga dapat mengurangi beban administratif terkait pemeriksaan dan juga potensi terjadinya keberatan dan banding. Dengan demikian kerja sama ini meningkatkan efektivitas dan efisiensi pengumpulan penerimaan pajak.

Bagi Wajib Pajak, transparansi perpajakan memiliki manfaat untuk menurunkan beban kepatuhan dan risiko pemeriksaan atau sengketa di kemudian hari yang seringkali mengalihkan sumber daya perusahaan dari aktivitas produktif.

DJP berharap kerja sama dengan PT Pegadaian (Persero) sebagai BUMN sektor keuangan Indonesia yang bergerak pada tiga lini bisnis perusahaan yaitu pembiayaan, emas, dan aneka jasa dapat menjadi contoh bagi para korporasi besar lainnya supaya bisa segera mengikuti langkah transparansi perpajakan. Dengan demikian administrasi pajak korporasi menjadi jauh lebih sederhana dan efisien sekaligus menurunkan risiko sengketa perpajakan.

#PajakKitaUntukKita

Regulator dan Pelaku Industri Ekonomi Digital Wujudkan Sinergi Melalui Indonesia Fintech Summit 2020

Jakarta –  Dengan  dibuka  siang  ini  oleh  Presiden  Republik  Indonesia  bapak Ir. H. Joko Widodo yang membahas seputar “Digital Transformation to Accelerate Indonesia’s Economic Recovery”, Pekan Fintech Nasional 2020 resmi digelar.

Pekan Fintech Nasional (PFN) 2020 yang akan berlangsung dari 11-25 November 2020 diawali dengan kegiatan Indonesia Fintech Summit (IFS) 2020 pada 11-12 November, yang bertemakan “To Survive and To Thrive: Accelerating National Economic Recovery through Concerted Efforts in the Digitization of Indonesia’s Financial Services”.

Fintech telah memberikan kontribusi positif bagi perekonomian nasional dan menambah akses masyarakat terhadap pembiayaan. Namun, masih ada pekerjaan rumah yang besar karena indeks inklusi keuangan kita masih tertinggal dibandingkan beberapa negara lain. Harapannya, para inovator fintech tidak hanya berperan sebagai penyalur pinjaman dan pembayaran online, tetapi sebagai penggerak utama literasi keuangan digital bagi masyarakat,” jelas bapak Joko Widodo.

Fintech juga diharapkan dapat mendampingi perencanaan keuangan serta memperluas UMKM dalam hal akses pemasaran e-commerce. Selain itu, para pelaku industri fintech perlu memperkuat tata kelola yang lebih baik serta memitigasi berbagai potensi risiko yang ada.”

Berfokus untuk mempercepat pemulihan ekonomi nasional dan mendukung transformasi digital, Indonesia Fintech Summit 2020 menjadi upaya sinergi antara para pelaku industri fintech dan regulator. Terutama di tengah masa pandemi, kolaborasi yang dijalin harus semakin gencar sejalan dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia triwulan III 2020 yang membaik, didorong meningkatnya realisasi stimulus Pemerintah serta mulai membaiknya mobilitas masyarakat dan permintaan global.

Fintech atau ekonomi digital dinilai mampu mendukung pemulihan ekonomi khususnya selama diberlakukannya pembatasan sosial skala besar (PSBB) berkat kontribusinya bagi individu dan UMKM untuk bertransaksi. “Fintech memegang peranan yang penting saat ini, bahkan AFTECH mencatat sebanyak 55 inisiatif dari 52 perusahaan fintech menyasar masyarakat sebesar 47,3%, UMKM sebesar 45,4%, pemerintah 5,5%, dan 1,8% lainnya guna mengurangi dampak ekonomi COVID-19,” jelas Niki Luhur, Ketua Asosiasi Fintech Indonesia (AFTECH).

Dukungan lainnya juga terlihat dari kontribusi bagi lembaga keuangan seperti memfasilitasi pelaku bisnis untuk memiliki alat pembayaran, penyelesaian dan kliring, mewujudkan implementasi investasi yang lebih efisien, memitigasi risiko dari sistem pembayaran konvensional serta menabung dan mendanai. Beberapa topik bahasan yang menjadi sorotan diskusi dalam IFS 2020 antara lain: (i) Digitalisasi sistem pembayaran Indonesia dan dampaknya terhadap perekonomian; (ii) Inovasi keuangan digital: SupTech dan RegTech; (iii) Teknologi dan infrastruktur fintech; dan (iv) Perkembangan Fintech Syariah di Indonesia.

Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo pun memaparkan bahwa dua poin menuju Indonesia Maju, yaitu Optimis dan Digitalisasi. Optimis, bahwa seperti diketahui pertumbuhan ekonomi Indonesia triwulan III 2020 membaik begitu pula proyeksi di triwulan IV, dan optimis bahwa pertumbuhan ekonomi tahun depan akan mencapai 5% dan lima tahun ke depan mencapai 6%. Digitalisasi, merupakan salah satu kunci sumber pertumbuhan ekonomi ke depan. Selaras dengan transformasi digital yang digagas oleh Presiden RI, BI pada tahun 2019 memulai transformasi digital pada sistem pembayaran dengan meluncurkan Blueprint Sistem Pembayaran Indonesia (BSPI) 2025, yang sekarang telah mengalami kemajuan yang luar biasa dengan inisiatif-inisiatif sebagai berikut : 1) QRIS, yang telah mencapai lebih dari 5 juta merchant di seluruh Indonesia, 2) mendorong digitalisasi perbankan dan interlink dengan fintech melalui standarisasi API, 3) BI-FAST yang mendukung infrastruktur SP ritel yang real-time, 24/7, dan efisien, serta 4) reformasi pengaturan pembayaran digital. Digitalisasi sistem pembayaran berperan sangat penting untuk mendukung transformasi digital ekonomi dan keuangan.

Wimboh Santoso, Ketua Dewan Komisioner OJK mengatakan, digitalisasi Sektor Jasa Keuangan harus didukung dengan iklim regulasi yang memadai untuk menghindari regulatory arbitrage dan praktik moral hazard serta tetap melindungi kepentingan konsumen namun tetap kondusif mendukung inovasi. Sehingga ke depannya penting untuk disiapkan percepatan penerbitan UU Perlindungan Data Pribadi dan UU Keamanan dan Ketahanan Siber, melakukan enhancement ketentuan dengan prinsip Same Business-Same Risks-Same Rules, memperkuat pengawasan berbasis teknologi (Suptech) bagi seluruh LJK dan Perusahaan Fintech, melakukan enhancement regulatory sandbox dan mengoptimalkan peran SRO seperti AFTECH dan AFPI dalam pelaksanaan pengawasan market conduct.

Dalam kesempatan ini, Menteri Keuangan Republik Indonesia Sri Mulyani Indrawati juga menjelaskan bahwa IFS 2020 merupakan momentum yang tepat bagi seluruh pelaku industri fintech dan regulator terkait untuk bersama-sama saling mendukung, mengedukasi dan meliterasi keuangan digital kepada masyarakat.

“Indonesia memiliki potensi yang sangat luar biasa di bidang ekonomi digital, namun potensi ini tidak akan menjadi sesuatu yang konkrit apabila kita tidak membangun submission dan necessary condition. Hal ini berarti kita perlu memiliki infrastruktur yang memungkinkan untuk seluruh masyarakat agar tidak mengalami ketertinggalan. Berdasarkan riset dari World Economic Forum, potensi kita berada pada empat kunci, yakni infrastruktur, SDM, institusi, dan regulasi.”

Tidak hanya wawasan dari dalam negeri, dua hari pelaksanaan IFS 2020 ini juga akan diramaikan oleh pembicara dari kancah internasional seperti Direktur Pembiayaan MPOWER Scott Mackenzie Wallace, Pejabat Program Layanan Keuangan untuk masyarakat Miskin Yayasan Bill & Melinda Gates Brooke Patterson, Direktur Regional Wechat Pay Aaralyn Tong.

“Sejumlah pembicara yang hadir tidak hanya dari dalam, tetapi juga luar negeri karena kami melihat penting untuk tidak hanya belajar dari negeri sendiri. Kini waktunya melangkah lebih besar dengan saling bertukar wawasan, sehingga kita dapat mewujudkan sinergi yang lebih baik bagi ekosistem fintech,” tutup Niki Luhur.

Informasi lebih lanjut mengenai rangkaian kegiatan IFS 2020 dan PFN 2020 serta beragam promosi menarik dapat dilihat melalui situs www.fintechsummit.co.id.

*****

Tentang Pekan Fintech Nasional 2020

Pekan Fintech Nasional 2020 merupakan rangkaian acara yang menjadi wadah bagi pemerintah/regulator, fintech start-up, dan pemangku kepentingan utama lainnya di ekosistem keuangan digital Indonesia (termasuk platform e-commerce) untuk melakukan upaya bersama dalam mempercepat pemulihan ekonomi nasional melalui adopsi fintech. Memanfaatkan momentum promosi Hari Belanja Online Nasional (Harbolnas), 11 November menandai kick-off dari Pekan Fintech Nasional 2020, yang diawali dengan pelaksanaan Indonesia Fintech Summit 2020 pada tanggal 11-12 November, dan diakhiri dengan acara penutupan pada 25 November. Selama dua minggu berturut-turut (11-25 November), para Penyedia Jasa Keuangan / Penyedia Jasa Keuangan Digital, khususnya fintech akan menawarkan beragam insentif, diskon dan promosi khusus kepada pelanggan.

Tentang Indonesia Fintech Summit 2020

Indonesia Fintech Summit 2020 akan diselenggarakan pada 11-12 November 2020. Topik bahasan dari acara tersebut akan berfokus pada langkah-langkah percepatan digitalisasi jasa keuangan Indonesia, dengan tujuan khusus untuk mempercepat pemulihan ekonomi nasional. Sorotan diskusinya meliputi: (i) Digitalisasi sistem pembayaran Indonesia dan dampaknya terhadap perekonomian; (ii) Inovasi keuangan digital: SupTech dan RegTech; (iii) Teknologi dan infrastruktur fintech; dan (iv) Perkembangan Fintech Syariah di Indonesia.

Tentang Asosiasi Fintech Indonesia (AFTECH)

Asosiasi Fintech Indonesia (AFTECH) merupakan asosiasi penyelenggara inovasi keuangan digital yang telah secara resmi ditunjuk oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) berdasarkan POJK No.13/2018. Saat ini, AFTECH memiliki lebih dari 350 anggota, yang terdiri dari 359 perusahaan fintech, 24 institusi keuangan, 13 mitra riset, dan enam mitra teknologi. AFTECH memiliki visi untuk mendorong inklusi keuangan melalui layanan keuangan digital, mengacu pada tiga indikator utama inklusi keuangan, yakni: (i) Akses; (ii) Penggunaan; dan (iii) Kualitas.

Tentang Asosiasi Fintech Syariah Indonesia (AFSI)

Asosiasi Fintech Syariah Indonesia (AFSI) merupakan asosiasi penyelenggara inovasi keuangan digital yang telah secara resmi ditunjuk oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) berdasarkan POJK No.13/2018 pada 24 Agustus 2020. Saat ini, AFSI memiliki lebih dari 62 anggota, yang terdiri dari 51 perusahaan fintech, 2 institusi keuangan, 4 mitra riset, dan 5 mitra teknologi. AFSI memiliki visi untuk menjadi wadah dalam mewujudkan kemerataan dan keadilan ekonomi, serta mengakselerasi perkembangan ekonomi Syariah melalui inovasi finansial teknologi untuk kemaslahatan masyarakat Indonesia.

Narahubung Media:

Onny Widjanarko
Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia
021 131, bicara@bi.go.id

Anto Prabowo
Deputi Komisioner Hubungan Masyarakat dan Logistik Otoritas Jasa Keuangan

021 29600000, humas@ojk.go.id
William
Director of Marketing, Communication, and Community Development Asosiasi Fintech Indonesia (AFTECH)
+62 821 3784 9975, william@fintech.id

Zadid
Market Support Asosiasi Fintech Syariah Indoensia

+62 821 5000 3870, info@fintechsyariah.id

DJP Bersama Dengan Pelindo I, Pelindo II, dan Pelindo IV Melakukan Kerja Sama Integrasi Data Perpajakan

Jakarta – Direktorat Jenderal Pajak dan Pelindo I, Pelindo II, dan Pelindo IV hari ini menandatangani Nota Kesepahaman tentang integrasi data perpajakan. Sebelumnya, pada tanggal 17 Juli 2020, Ditjen Pajak telah menandatangani dokumen yang sama dengan Pelindo III di Semarang.

Kerja sama ini merupakan kelanjutan dari program bersama Kementerian Keuangan dan Kementerian BUMN untuk meningkatkan tata kelola perusahaan BUMN khususnya dalam hal transparansi perpajakan sehingga dapat menjadi contoh bagi sektor korporasi di Indonesia sekaligus meningkatkan efektivitas dan efisiensi administrasi perpajakan.

Integrasi data merupakan bagian dari strategi kepatuhan berbasis kerja sama (cooperative compliance) yang menekankan sinergi dan upaya bersama otoritas dan wajib pajak untuk memberikan manfaat yang saling menguntungkan bagi kedua belah pihak.

Bagi wajib pajak, transparansi perpajakan membawa manfaat nyata yaitu menurunkan beban kepatuhan dan risiko pemeriksaan atau sengketa di kemudian hari yang seringkali merupakan proses panjang dan mahal karena mengalihkan sumber daya perusahaan dari aktivitas produktif.

Bagi DJP, integrasi data memberikan akses terhadap data keuangan wajib pajak serta data transaksi wajib pajak dengan pihak ketiga. Dengan adanya data ini maka DJP dapat melakukan penelitian dan pengujian kepatuhan secara elektronik sehingga dapat mengurangi beban administratif terkait pemeriksaan dan juga potensi terjadinya keberatan dan banding. Dengan demikian kerja sama ini meningkatkan efektivitas dan efisiensi pengumpulan penerimaan pajak.

DJP berharap para korporasi besar dengan administrasi pajak yang kompleks dapat segera mengikuti langkah transparansi perpajakan seperti yang telah dilaksanakan Pelindo I, Pelindo II, Pelindo III, Pelindo IV, dan sejumlah perusahaan BUMN lainnya sehingga menjadi jauh lebih sederhana dan efisien sekaligus menurunkan risiko sengketa perpajakan.

#PajakKitaUntukKita

Bank DBS Indonesia dan Manulife Indonesia Meluncurkan Dana Investasi Real Estat

  • Manulife Dana Investasi Real Estat Asia Pasifik Dollar diluncurkan untuk melengkapi kebutuhan perlindungan asuransi dan investasi terkait bagi masyarakat Indonesia

  • Portofolio real estate yang beragam dengan rekam jejak Asia Pasifik untuk pertumbuhan dana yang optimal

Jakarta – Memenuhi kebutuhan proteksi dan investasi para nasabah di tengah kondisi pandemi, PT Bank DBS Indonesia (“Bank DBS Indonesia”) dan PT Asuransi Jiwa Manulife Indonesia (“Manulife Indonesia”) meluncurkan Manulife Dana Investasi Real Estat Asia Pasifik Dollar (MDIREAPD), sebuah pilihan dana investasi khusus untuk produk unit link yang ditempatkan di sektor properti Asia Pasifik.

“Nasabah menggali beragam cara untuk mengoptimalkan perencanaan keuangan mereka guna menghadapi pasar yang semakin bergejolak dan ketidakpastian saat ini. Dengan MDIREAPD, nasabah Bank DBS Indonesia dapat melakukan diversifikasi aset propertinya dengan tetap menikmati perlindungan asuransi jiwa. Dengan menciptakan produk baru ini bersama Manulife Indonesia, kami memberikan kesempatan kepada nasabah untuk mendapatkan benefit dari beragam jenis aset real estat, fungsi dan lokasi properti di seluruh kawasan Asia Pasifik dengan jumlah modal awal yang fleksibel,” ujar Paulus Sutisna, Presiden Direktur PT Bank DBS Indonesia.

Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan angka pertumbuhan ekonomi Indonesia terkontraksi hingga minus 5,32% pada kuartal II/2020. Selain itu, BPS juga menyebutkan ada tujuh sektor dari 17 sektor lapangan usaha, yang masih tumbuh positif secara tahunan. Sektor real estat atau properti dan jasa keuangan adalah dua sektor yang termasuk dalam pertumbuhan positif di tengah pandemi.

Ryan Charland, Presiden Direktur dan CEO Manulife Indonesia mengatakan, “Manulife Indonesia dan Bank DBS Indonesia tetap berkomitmen untuk memenuhi kebutuhan finansial keluarga Indonesia yang terus berubah. Kami menawarkan MIDREAPD sebagai cara bagi nasabah unit- linked kami untuk memanfaatkan peluang pertumbuhan di sektor properti di Asia Pasifik dan menjaga tujuan keuangan dan impian-impian masa depan mereka berjalan sesuai dengan yang diharapkan.”

Saat ini, pilihan dana investasi unit link MDIREAPD tersedia pada produk asuransi MiTreasure Optimax Protection (MiTOP). Produk MiTOP merupakan solusi yang memberikan manfaat perlindungan jiwa menyeluruh, serta perencanaan peninggalan berharga bagi orang terkasih. Produk ini memberikan manfaat tutup usia dan investasi yang saling melengkapi, dimana ketika tutup usia, nasabah akan mendapatkan Nilai Pertanggungan secara otomatis serta Nilai Polis akan menyesuaikan dengan nilai investasi yang terbentuk. MDIREAPD mulai dipasarkan sejak 12 Oktober 2020.

Sejak kerjasama yang terjalin di 2016, Bank DBS Indonesia dan Manulife Indonesia telah menghadirkan beragam rangkaian produk, mulai dari unit link, asuransi jiwa, hingga asuransi kesehatan, memenuhi beragam kebutuhan finansial keluarga Indonesia. MiTreasure Optimax Protection (MiTOP) diluncurkan pada 2018.

***

Tentang DBS 

DBS adalah grup jasa keuangan terkemuka di Asia, dengan kehadiran di 18 pasar, berkantor pusat dan terdaftar di Singapura, DBS berada dalam tiga sumbu pertumbuhan utama Asia: Cina, Asia Tenggara, dan Asia Selatan. Peringkat kredit “AA-” dan “Aa1” DBS termasuk yang tertinggi di dunia.

Dikenal dengan kepemimpinan globalnya, DBS dinobatkan sebagai “ World’s Best Bank” oleh Euromoney, “Global Bank of the Year” oleh The Banker dan “Best Bank in the World” oleh Global Finance. DBS berada di garis terdepan dalam memanfaatkan teknologi digital untuk membentuk masa depan perbankan, yang terpilih sebagai “ World’s Best Digital Bank” oleh Euromoney. Selain itu, DBS telah mendapatkan penghargaan “Safest Bank in Asia” dari Global Finance selama 12 tahun berturut-turut sejak 2009 hingga 2020.

DBS menyediakan berbagai layanan lengkap untuk nasabah, SME dan juga perbankan perusahaan. Sebagai bank yang lahir dan dibesarkan di Asia, DBS memahami seluk-beluk berbisnis di pasar paling dinamis di kawasan. DBS bertekad membangun hubungan langgeng dengan nasabah, dan berdampak positif terhadap masyarakat melalui dukungan perusahaan sosial dengan cara bank-bank Asia. DBS juga telah mendirikan yayasan dengan total dana senilai SGD50 juta untuk memperkuat upaya tanggung jawab sosial perusahaan di Singapura dan di seluruh Asia.

Dengan jaringan operasional ekstensif di Asia dan menitikberatkan pada keterlibatan dan pemberdayaan stafnya, DBS menyajikan peluang karir yang menarik. DBS mengakui gairah, tekad, dan semangat 29.000 karyawannya, yang mewakili lebih dari 40 kebangsaan. Untuk informasi lebih lanjut, silakan kunjungi www.dbs.com.

Tentang Manulife Indonesia

 Didirikan pada tahun 1985, PT Asuransi Jiwa Manulife Indonesia (“Manulife Indonesia”) merupakan bagian dari Manulife Financial Corporation, grup penyedia layanan keuangan dari Kanada yang beroperasi di Asia, Kanada dan Amerika Serikat. Manulife Indonesia menawarkan beragam layanan keuangan termasuk asuransi jiwa, asuransi kecelakaan dan kesehatan, layanan investasi dan dana pensiun kepada konsumen individu maupun pelaku usaha di Indonesia. Melalui jaringan lebih dari 9.000 karyawan dan agen profesional yang tersebar di 26 kantor pemasaran, Manulife Indonesia melayani lebih dari 2 juta nasabah di Indonesia.

Manulife Indonesia terdaftar dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Untuk informasi lebih lengkap mengenai Manulife Indonesia, termasuk tautan untuk mengikuti kami di Facebook, Twitter, Instagram, YouTube, atau kunjungi www.manulife.co.id.

Tentang Manulife

 Manulife Financial Corporation (”Manulife Corporation”) merupakan grup jasa keuangan internasional terkemuka yang membantu masyarakat membuat keputusan lebih mudah serta hidup lebih baik. Manulife Corporation dikenal sebagai John Hancock di Amerika Serikat dan Manulife di negara-negara lain. Manulife Corporation menyediakan nasihat keuangan, solusi asuransi dan jasa manajemen aset dan manajemen kekayaan untuk konsumen individu, konsumen kumpulan dan institusi-institusi. Pada akhir tahun 2019, Manulife Corporation memiliki 35.000 karyawan, lebih dari 98.000 agen dan ribuan mitra distributor yang melayani lebih dari 30 juta konsumen. Hingga 30 Juni 2020, Manulife Corporation memiliki lebih dari $1,2 triliun (US$0,8 triliun) dana kelolaan dan administrasi, dan pada 12 bulan terakhir Manulife Corporation membayar sebesar $30,6 miliar klaim serta manfaat lainnya kepada nasabah Manulife Corporation. Manulife Corporation beroperasi di Asia, Kanada dan Amerika Serikat dimana Manulife Corporation telah melayani konsumen selama lebih dari 155 tahun. Dengan berkantor pusat di Toronto, Kanada, Manulife

Corporation diperdagangkan dengan simbol ‘MFC’ di bursa saham Toronto, New York dan Filipina, dan

dengan simbol ‘945’ di Hong Kong.

Kontak Media:

Dahlya Maryana Ruthania Martinelly

External Communications  Head of Corporate Communications & PR Group Strategic Marketing and Communications                        PT Asuransi Jiwa Manulife Indonesia PT Bank DBS Indonesia

Email: ruthania_martinelly@manulife.com

Email: dahlyamaryana@dbs.com

Tingkatkan Likuiditas Perdagangan Exchange-Traded Fund melalui Penyesuaian Maximum Price Movement

Jakarta – Perdagangan Exchange-Traded Fund (ETF) berkembang cukup signifikan sejak tahun 2017 sampai dengan saat ini. Hal ini ditandai oleh 45 ETF yang telah tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) sampai dengan Oktober 2020 dan Asset Under Management (AUM) ETF yang mencapai Rp13,3 triliun. Saat ini, tercatat Perdagangan ETF sudah menarik minat 22 Manajer Investasi dan 7 Anggota Bursa yang terdaftar sebagai Dealer Partisipan. 

Dengan melihat perkembangan ETF yang cukup pesat di Pasar Modal Indonesia, maka pada 9 November 2020, BEI kembali melakukan inovasi dengan menyesuaikan Maximum Price Movement dalam Perdagangan ETF. Maximum Price Movement sebelumnya hanya ditetapkan sebanyak 10 tick atau 10 kali fraksi harga ETF, dan sekarang telah disesuaikan menjadi tidak terbatas sebagaimana diatur dalam Peraturan Nomor II-C tentang Perdagangan Unit Penyertaan Reksa Dana Berbentuk Kontrak Investasi Kolektif Di Bursa.  

Direktur Pengembangan BEI Hasan Fawzi menyampaikan, “Dengan ditetapkannya Maximum Price Movement Perdagangan ETF menjadi tidak terbatas, diharapkan Investor akan lebih efisien dan efektif dalam melakukan permintaan beli dan/atau penawaran jual ETF.” Inovasi tersebut juga diharapkan akan lebih memudahkan Dealer Partisipan ETF dalam memberikan kuotasi ETF sesuai dengan volatilitas pasar dan spread yang diperlukan oleh Dealer Partisipan. Hasan menambahkan, “Kami juga berharap perdagangan ETF akan semakin likuid dan lebih banyak transaksi yang dapat terjadi di Pasar Sekunder. 

Selain melakukan penyesuaian Maximum Price Movement, BEI juga secara aktif melakukan sosialisasi serta edukasi kepada masyarakat dan investor di seluruh Indonesia. Hal ini bertujuan agar masyarakat dan investor dapat bertransaksi ETF dengan didasari value yang ditawarkan oleh Perdagangan ETFyaitu efisien, transparan dan fleksibel. Perdagangan ETF bersifat efisien karena dapat ditransaksikan di Pasar Primer maupun Pasar Sekunder BEI, dengan portofolio yang terdiversifikasi dan penyelesaiannya sama dengan Saham (T+2). Isi Portofolio ETF yang selalu diumumkan pada Website BEI meningkatkan transparansi perdagangan dan Konstituen ETFTidak hanya itutransaksi ETF yang dapat dilakukan kapan pun dan di mana pun selama jam perdagangan Bursa, baik pada Pasar Primer maupun Pasar Sekunder BEI, membuat transaksi ETF menjadi sangat mudah dan fleksibel.  

“Harapan kami, pada masa mendatang, selain diharapkan agar semakin likuid, ETF juga dapat menjadi pilihan menarik bagi investor dalam berinvestasi di Pasar Modal Indonesia”, pungkas Hasan.   

Demikian untuk diketahui publik. 

SEKRETARIS PERUSAHAAN
PT BURSA EFEK INDONESIA
YULIANTO AJI SADONO
TELP: 021- 5150515
TOLL FREE: 0800-100-9000 (National)
FAX: 021- 5150330
EMAIL: callcenter@idx.co.id
WEBSITE: www.idx.co.id 

Percepat Pemulihan Ekonomi Daerah OJK Resmikan Kantor OJK Nusa Tenggara Barat

Mataram – Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso, Senin meresmikan Kantor OJK Nusa Tenggara Barat di Kota Mataram sebagai upaya memperkuat peran OJK dalam mengawasi sektor jasa keuangan dan menggerakkan perekonomian daerah NTB.

“Semoga kantor OJK ini memberikan manfaat lebih besar lagi untuk masyarakat NTB. Kantor ini harus menjadi pusat sinergi OJK, Pemda, Industri Jasa Keuangan dan masyarakat untuk bersama membangun NTB,” kata Wimboh Santoso saat peresmian Kantor OJK NTB.

Peresmian Kantor OJK NTB yang dilakukan dengan protokol kesehatan Covid 19 dihadiri juga oleh Gubernur NTB Zulkieflimansyah dan Anggota Komisi XI DPR RI Wartiah.

Wimboh menjelaskan peran Kantor OJK di daerah juga harus menjadi pusat literasi dan inklusi keuangan sehingga masyarakat bisa semakin mudah mendapatkan akses keuangan yang murah dan menguntungkan serta melindungi masyarakat dari berbagai produk investasi dan keuangan ilegal yang berpotensi merugikan masyarakat.

Menurutnya, Bank Wakaf Mikro (BWM) bisa menjadi contoh upaya meningkatkan pembiayaan bagi usaha mikro yang sangat mudah dan murah serta bisa dikembangkan di berbagai daerah termasuk NTB yang baru memiliki satu BWM.

Gubernur NTB menyampaikan keberadaan kantor OJK baru di NTB diharapkan bisa meningkatkan kontribusi OJK dalam membangun perekonomian NTB termasuk dengan meningkatkan inklusi keuangan di masyarakat NTB.

“Literasi keuangan menjadi tantangan, karena banyak masyarakat NTB masih buta keuangan. Kehadiran OJK yang handal diharapkan bisa meningkatkan kontribusinya bagi NTB,” katanya.

Anggota Komisi XI DPR RI Wartiah mengharapkan keberadaan kantor baru OJK bisa meningkatkan kinerja OJK dalam membangun ekonomi daerah seperti dengan menambah jumlah BWM yang sangat dibutuhkan masyarakat.

Sehari sebelumnya saat dialog dengan Gubernur NTB di kawasan Mandalika Wimboh menawarkan upaya pemulihan ekonomi NTB melalui pembangunan kluster-kluster ekonomi yang terintegrasi dari hulu ke hilir sehingga meningkatkan nilai ekonomi dari produk yang dihasilkan dan bisa menarik perhatian sektor jasa keuangan seperti perbankan ataupun pasar modal.

“Pertemuan ini untuk melihat ruang-ruang yang OJK bersama industri jasa keuangan bisa bantu ekonomi NTB bangkit, karena dampak pandemi ini harus diatasi dengan kebijakan yang tidak biasa,” kata Wimboh.

Menurutnya, pemulihan ekonomi nasional bisa dipercepat dengan mendorong bergeraknya perekonomian di daerah yang masih memiliki banyak potensi sektor ekonomi untuk dikembangkan.

Data IJK yang beroperasi di NTB antara lain 31 Bank Umum, 32 BPR,  33 Perusahaan Asuransi (termasuk BPJS), 32 Perusahaan Pembiayaan, 3 Modal Ventura, 2 Dana Pensiun, 2 Usaha Pergadaian, 2 Perusahaan Penjaminan, 5 Sekuritas 5 dan 3 Bank Wakaf Mikro.

Sampai September 2020, pertumbuhan kredit di NTB masih tumbuh positif 21,22 persen, sementara aset tumbuh 21,27 persen dan DPK tumbuh 7,91 persen. Tingginya pertumbuhan kredit di NTB berasal dari kontribusi kredit konsumsi dengan porsi sebesar 43%, kredit ke sektor pertambangan dan penggalian sebesar 23%, dan kredit ke sektor perdagangan besar dan eceran sebesar 22%. Sedangkan NPL perbankan tumbuh rendah melandai 1,35 persen (yoy) pada September ini.

Sebelum ke NTB, Ketua Dewan Komisioner OJK terlebih dahulu mengunjungi Labuan Bajo, NTT dan Bali untuk berdialog dengan Gubernur setempat untuk mendengar langsung kondisi perekonomian di dua daerah tersebut dan menawarkan upaya solutif untuk memulihkan perekonomian dari dampak pandemi Covid-19.

Kepada Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat dan Gubernur I Wayan Koster, Wimboh menawarkan bantuan untuk pendampingan dari OJK dalam membangun skema ekosistem perekonomian yang bisa dihubungkan dengan sektor jasa keuangan sehingga bisa mempercepat pemulihan ekonomi daerah.

 

***

Informasi lebih lanjut:

Deputi Komisioner Humas dan Logistik Anto Prabowo

Telp. 021.29600000  Email: humas@ojk.go.id

Insentif Tax Allowance Laris Dimanfaatkan Investor

Jakarta, 2 November 2020 – Sejak pengajuan insentif investasi Tax Allowance melalui sistem Online Single Submission (OSS) berlaku efektif mulai 11 Agustus 2020, Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat telah ada 13 pengajuan dari perusahaan. Secara akumulasi, total perusahaan yang mengajukan Tax Allowance sejak 1 Januari hingga 1 November 2020 telah mencapai 26 pengajuan. Jika dibandingkan dengan tahun 2019, nilai ini mencapai dua kali lipat dari tahun lalu, di mana total pengajuan sebanyak 13 perusahaan.

Pelayanan insentif investasi melalui OSS sejalan dengan Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 96/PMK/0.10/2020 tentang Perubahan atas Perubahan PMK Nomor 11/PMK.011/2020 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 78 Tahun 2019 tentang Fasilitas Pajak Penghasilan untuk Penanaman Modal di Bidang Tertentu dan/atau Daerah-Daerah Tertentu. Dengan pengajuan melalui sistem OSS, proses evaluasi menjadi lebih cepat, sehingga keputusan pemberian insentif pun lebih pasti dan cepat.

Deputi Bidang Pelayanan Penanaman Modal Achmad Idrus mengatakan bahwa BKPM berusaha memberikan iklim investasi yang nyaman bagi investor. Tanpa mengubah persyaratan dan kriteria pemberian fasilitas Tax Allowance sebelumnya, proses yang awalnya dilakukan oleh Direktur Jenderal Pajak (Dirjen Pajak) Kementerian Keuangan, menjadi dilaksanakan oleh Kepala BKPM atas nama Menteri Keuangan.

“Seluruh proses perizinan hingga pengajuan insentif dipusatkan melalui sistem OSS. Kita lihat jumlah pengajuan Tax Allowance di tahun ini lebih banyak dari tahun lalu. Ini pertanda baik, bahwa perusahaan sudah mulai bisa memanfaatkan fasilitas yang pemerintah berikan,” ujar Achmad Idrus.

Tax Allowance yang diajukan pada periode 1 Januari – 1 November 2020 berasal dari total nilai rencana investasi sebesar Rp28,3 triliun. Fasilitas Tax Allowance diberikan kepada 166 bidang usaha dalam Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI) dan untuk 17 KBLI di berbagai wilayah sesuai sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 78 Tahun 2019.

“Kami perkirakan perusahaan yang mengajukan Tax Allowance masih akan terus bertambah hingga akhir tahun ini. Walaupun pandemi COVID-19 belum usai, kegiatan investasi sudah mulai bangkit. Terlihat pada kuartal II 2020, jumlah pengajuan hanya 3 perusahaan. Kemudian di kuartal III meningkat menjadi 10 perusahaan, dan di kuartal IV (hingga 1 November 2020) saat ini sudah ada 3 perusahaan,” imbuh Idrus.

Tax Allowance adalah fasilitas keringanan pajak yang diberikan kepada investasi yang memenuhi kualifikasi, di antaranya menyerap tenaga kerja yang besar, memiliki nilai investasi yang tinggi untuk ekspor, serta memiliki tingkat kandungan lokal yang tinggi. Keringanan pajak yang diberikan berupa pengurangan penghasilan neto sebesar 30 persen dari jumlah nilai penanaman modal untuk 6 tahun masing-masing sebesar 5%; penyusutan yang dipercepat atas aktiva tetap berwujud dan amortisasi yang dipercepat atas aktiva tak berwujud; pengenaan Pajak Penghasilan atas dividen sebesar 10 persen; dan kompensasi kerugian yang lebih lama dari 5 tahun tetapi tidak

lebih dari 10 tahun. Beberapa bidang usaha yang telah mendapatkan Tax Allowance di tahun 2020 di antaranya berasal dari sektor industri makanan dan minuman, industri kimia dasar, serta industri pembuatan logam dasar bukan besi. (*)

 

–Selesai–

 

Untuk keterangan lebih lanjut dapat menghubungi:

Tina Talisa

Juru Bicara BKPM

Jl. Jend. Gatot Subroto No.44 Jakarta 12190

Telp         : 021-5269874

E-mail : tina.talisa@bkpm.go.id