Tag Archives: Wirausaha

Program Kartu Prakerja Berdayakan Perempuan Mandiri dan Berdikari

Yogyakarta 15 Oktober 2022 – Partisipasi kebekerjaan perempuan di Indonesia, berdasarkan data Survei Angkatan Kerja Nasional, hanya mencapai 53.34% dibandingkan laki-laki yang mencapai 80%. Namun, kehadiran berbagai macam pelatihan online yang disediakan di ekosistem Kartu Prakerja mendorong kewirausahaan perempuan kembali ke pasar kerja dengan berwirausaha mandiri dari rumah.

Direktur Eksekutif Manajemen Pelaksana Program Kartu Prakerja Denni Puspa Purbasari mengungkapkan hal tersebut dalam acara Mini Temu Raya Kartu Prakerja Fest yang diselenggarakan oleh lembaga pelatihan Baking World di Jogja Expo Center, 15 Oktober 2022. Acara ini diikuti 1.500 peserta, di mana lebih dari 1000 peserta tersebut adalah alumni Program Kartu Prakerja.

Acara ini menjadi ajang bagi Manajemen Pelaksana Program Kartu Prakerja dan lembaga pelatihan Baking World untuk mendengar langsung bagaimana para penerima manfaat Kartu Prakerja menerapkan ilmu membuat makanan dan minum serta bertransformasi kehidupan. Terdapat 26 booth usaha makanan dan minuman alumni Program Kartu Prakerja lulusan Baking World yang mayoritas milik perempuan. Acara ini menjadi ajang promosi produk para alumni selama program pelatihan. Selain itu juga terdapat demo memasak kue chiffon keju dan ragout keju dari Chef Yonas dari MEG Cheese dan Chef Erick, serta kuis berhadiah alat-alat memasak.

Melalui Program Kartu Prakerja yang berjalan secara online sejak awal hingga akhir, perempuan diberikan kesempatan untuk berdaya melalui pelatihan dari rumah sendiri, meski tidak bekerja di perusahaan. Secara nasional, berbagai riset menunjukkan Program Kartu Prakerja berdampak positif dalam aspek peningkatan keterampilan, kemandirian finansial, serta inklusi keuangan. “Senang melihat dan mendengarkan cerita mereka langsung hari ini. Ini jadi kebahagiaan dan definisi sukses bagi saya,” ucap Denni.

Dua contoh pemilik booth yang meramaikan acara adalah Ibu Reni dari Gunung Kidul, Yogyakarta dan Ibu Anny dari Solo. Ibu Reni sebelumnya karyawan swasta. Ia berhenti dari pekerjaannya dan beralih fokus menekuni bisnis berjualan kue dan roti manis setelah ikut pelatihan di Baking World. Produk andalannya adalah roll cake dengan desain batik yang unik dan jadi ciri khas Yogyakarta. Sedangkan Ibu Anny menyajikan cemilan dan keripik berbahan dasar daun bayam Brazil.

Keberhasilan Program Kartu Prakerja tersebut tidak terlepas dari dukungan lembaga-lembaga pelatihan yang ada di dalam ekosistem. Salah satunya adalah Baking World yang tidak hanya memberikan pelatihan membuat kue tapi juga menyeluruh secara bisnis, dari mulai cara menghitung harga pokok, proses pembuatan yang higienis, branding, packaging dan serta cara menjual produk, sehingga tidak merugi.

Lembaga Pelatihan Baking World berdiri pada awal 2018 dengan menawarkan kursus luring atau membuat kue dan memasak yang seluruh materinya melewati proses seleksi. “Ini untuk memastikan resep yang dijelaskan adalah resep yang benar-benar pasti jadi dengan rasa yang enak,” ucap CEO & Founder Baking World, Willy Tandra.

Setelah mengikuti pelatihan, para alumni juga dapat memanfaatkan program pendampingan yang dilakukan oleh lembaga pelatihan. Pendampingan yang Baking World lakukan, antara lain study tour ke pabrik makanan untuk membuka wawasan, mendirikan komunitas alumni yang rajin berinteraksi dan bertukar info dan mengadakan pelatihan tambahan gratis dengan hadiah alat masak seperti oven. “Dengan pendampingan kontinu, harapannya mereka dapat menjalankan usahanya secara mandiri dan berkelanjutan. Karena keberhasilan mereka adalah keberhasilan kami juga sebagai lembaga pelatihan,” Willy Tandra menambahkan.

Denni menegaskan bahwa Kartu Prakerja adalah cerita tentang harapan. Harapan tentang kehidupan yang lebih baik untuk bisa meningkatkan kesejahteraan. Salah satunya adalah dengan meningkatkan keterampilan pekerja lewat pelatihan. “Berhasil tidaknya seseorang dalam belajar mengikuti pelatihan ini semua tergantung dari dirinya. Pertama, tergantung niatnya, kemudian keseriusan dan konsistensi saat belajar itu,” kata Denni.

Tentang Baking World

Baking World adalah platform pertama di Indonesia yang khusus menyediakan kursus baking secara online. Baking World lahir untuk memberikan kesempatan kepada siswa berbahasa Indonesia dari mana pun untuk belajar membuat kue, roti atau pun memasak dengan mudah tanpa perlu menunggu Chef datang ke daerahnya.

Menurut Willy Tandra, ia mendirikan Baking World setelah merasakan bagaimana sulitnya menemukan pelatihan di bidang pastry, bakery dan memasak dengan mudah dan jadwal yang fleksibel. Pelatihan yang ada pada saat itu, seringkali lokasinya jauh dan waktu yang tidak fleksibel. Dengan bantuan teknologi yang memungkinkan kelas online, sekarang peserta di mana pun, kapan pun dan dari mana pun dapat mengikuti pelatihan hanya bermodalkan koneksi internet dan gawai atau ponsel.

Kini Baking World memiliki lebih dari 250 kelas kursus dan 1000 video pelatihan yang sangat variatif yang dapat diikuti secara online. Kelas-kelas kursus itu punya mentor chef atau instruktur profesional dan terbaik dan menyediakan sertifikat bagi mereka yang lulus.

DBS Foundation Kucurkan Dana Hibah SGD 3 Juta kepada 19 Wirausaha Sosial di Asia

Jakarta, 13 Januari 2021 – DBS Foundation, yayasan pertama di Singapura yang ditujukan untuk mendukung kewirausahaan sosial, memberikan sekitar SGD 3 juta kepada 19 wirausaha sosial (Social Enterprise/SE) untuk mengembangkan bisnis dan meningkatkan dampak sosial serta lingkungan mereka. Dua di antaranya merupakan SE asal Indonesia, yaitu Tridi Oasis dan Waste4Change. Dana hibah tahun 2021 ini adalah prakarsa DBS Foundation Social Enterprise Grant Programme, dan pada tahun 2021 ini mengucurkan dana sebesar dua kali lipat dari nilai yang diberikan setiap tahunnya.

Dengan dana hibah DBS Foundation, ke-19 SE tersebut secara bersama-sama akan memberikan dampak pada 24.000 jiwa di seluruh kawasan Asia dengan menyediakan akses ke pelayanan kesehatan dan pendidikan berkualitas, serta meningkatkan mata pencaharian masyarakat sekitar. Bisnis-bisnis tersebut juga akan berusaha untuk mengurangi emisi CO2 sebanyak 160.000 ton, serta mengurangi limbah makanan sebanyak 120.000 ton dan sampah plastik sebanyak 130.000 ton.

Karen Ngui, Group Head, DBS Strategic Marketing and Communications dan Board Member of DBS Foundation, mengatakan, “Jumlah pengusaha muda yang semakin meningkat, bagi kami, mewakili masa depan bisnis. Mereka senantiasa mengembangkan solusi inovatif untuk memecahkan masalah sosial dan lingkungan yang mendesak. Dengan efek ganda yang mereka hasilkan, yaitu laba dan dampak, mereka dapat membuat perbedaan secara berkelanjutan. Kami menganggap mereka sebagai pembuat perubahan yang didorong oleh tujuan positif, yang membuka jalan menuju masa depan lebih berkelanjutan, serta berkomitmen untuk mendukung pertumbuhan mereka. Dengan pandemi berkepanjangan, kami meningkatkan dana hibah kami sebanyak lebih dari dua kali lipat tahun ini untuk membantu lebih banyak SE melewati masa-masa sulit ini, sambil meningkatkan dampak yang bisa diberikan.”

Dipilih dari hampir 700 pendaftar dari Singapura, Tiongkok, Hongkong, India, Indonesia, dan Taiwan, semua bisnis berdampak ini akan menyalurkan dana mereka untuk meningkatkan dan menerapkan inovasi mereka, termasuk masalah perawatan kesehatan, nutrisi, kesenjangan kemampuan kerja dan pendapatan, pendidikan, energi, perlindungan lingkungan dan pengelolaan limbah, yang semuanya relevan dan semakin diperlukan saat ini.

Tridi Oasis dan Waste4Change merupakan dua penerima dana hibah asal Indonesia yang berfokus menangani isu lingkungan melalui pengembangan teknologi dan ilmu pengetahuan. Dana hibah tersebut akan digunakan untuk meningkatkan skala bisnis mereka, serta mengadakan penelitian mendalam dalam pengembangan bisnisnya. Berikut profil singkat mereka:

Tridi Oasis adalah produsen botol plastik daur ulang. Perusahaan ini memproduksi serpihan PET (Polyethylene terephthalate) berkualitas tinggi dan menengah yang dapat dibuat menjadi kemasan dan tekstil berkelanjutan, memungkinkan pelanggan untuk mengembangkan produk dengan kinerja dan tampilan lebih baik serta lebih nyaman digunakan. Tridi Oasis berupaya untuk terus berkontribusi pada ekonomi sirkular dengan menciptakan produk daur ulang dan lapangan pekerjaan berkelanjutan.

Dian Kurniawati, Founder and CEO Tridi Oasis, menyampaikan, “Berkolaborasi dengan DBS membuat kami belajar bagaimana wirausaha sosial dapat membuat perubahan sosial yang lebih besar dengan menerapkan strategi entrepreneurship/bisnis yang tepat. Dana hibah yang diterima sudah kami rencanakan untuk mendanai studi lingkungan terkait proses daur ulang plastik kemasan berlapis yang lebih ramah lingkungan, serta memperbanyak tim kami untuk pengumpulan plastik kemasan berlapis di Tangerang.”

Waste4Change bertujuan untuk mendorong ekosistem pengelolaan sampah berbasis teknologi yang lebih kolaboratif dan bertanggung jawab dalam rangka mendukung penerapan ekonomi sirkular di Indonesia. Waste4Change menyediakan solusi pengelolaan sampah mulai dari riset, edukasi, pengangkutan, dan daur ulang untuk mengurangi volume sampah yang masuk ke tempat pembuangan akhir.

Mohamad Bijaksana Junerosano, Founder dan CEO Waste4Change, menuturkan, “Kami berterima kasih atas kesempatan yang DBS berikan untuk belajar dan tumbuh bersama. Dengan dana hibah yang kami terima dari DBS Foundation, kami berencana untuk bermitra dengan 300 TPS 3R dan Bank Sampah Jabodetabek untuk mengelola lebih banyak sampah. Akan ada peningkatan kapasitas dan asistensi, serta integrasi sistem informasi untuk usaha para mitra. Hal ini bukan hanya mengurangi jumlah sampah yang berakhir di TPA, tetapi juga dapat meningkatkan pemasukan dari para pelaku industri persampahan.”

Mona Monika, Head of Group Strategic Marketing & Communications, PT Bank DBS Indonesia, mengatakan, “Sejak 2015, sebanyak 14 wirausaha sosial Indonesia telah berhasil menerima DBS Foundation Grant. Sejalan dengan salah satu pilar sustainability kami, yaitu Creating Social Impact, ke depannya kami senantiasa berkomitmen untuk menumbuhkembangkan lebih banyak wirausaha sosial guna turut memperkuat pertumbuhan ekonomi sekaligus menjawab berbagai isu sosial di Indonesia.”

Selain itu, DBS akan mendukung SE mencapai target tersebut dengan memanfaatkan akses ke sumber daya bank yang beragam, meliputi pelatihan keterampilan dan pengembangan kapasitas, membuka kesempatan untuk membangun jaringan dan peluang bisnis, pengadaan, serta peningkatan kesadaran melalui berbagai prakarsa dan platform. DBS Foundation juga akan melakukan tinjauan paruh tahun dengan bisnis tersebut untuk memantau kemajuan mereka, dan bekerja sama dengan mereka untuk menyempurnakan dan mengembangkan rencana pertumbuhan mereka.

Mengidentifikasi para pembuat perubahan melalui DBS Foundation Social Enterprise Programme

Pandemi kian memperdalam masalah kesenjangan sosial. Ketika kesadaran akan hal ini terus meningkat, demikian pula halnya dengan harapan para pemangku kepentingan yang mulai bertransformasi agar bisnis lebih dari sekadar untuk mencari untung, melainkan juga untuk menjalankan peran lebih berarti di masyarakat. Bisnis semakin dituntut untuk fokus pada bagaimana mereka dapat mendorong transisi menuju dunia yang lebih berkelanjutan, sebuah tujuan yang sangat selaras dengan DBS.

Melalui program hibah ini, DBS bertujuan untuk mengidentifikasi, mendukung, dan mendorong pertumbuhan wirausaha sosial tahap awal yang inovatif, sehingga dapat mendorong perubahan positif dari akar rumput dengan solusi visioner dan berpotensi menciptakan terobosan besar.

Mendorong perubahan kolektif menuju dunia lebih sadar akan keberlanjutan

Sejak 2015, DBS Foundation Social Enterprise Grant telah memberikan dana hibah lebih dari 10 juta dolar Singapura kepada 93 wirausaha sosial di seluruh kawasan. Ini di luar bentuk dukungan lebih luas yang diberikan oleh bank, termasuk peluang bisnis, membangun jaringan, dan kesempatan pembelajaran untuk mengarungi lingkungan bisnis yang terus berubah. Sebagai contoh, DBS baru-baru ini mengadakan lokakarya penyegaran data dan kesehatan siber untuk 400 karyawan SE untuk meningkatkan kemampuan bisnis tersebut di dunia yang semakin digital.

Di luar program hibah, DBS juga mendukung ekosistem wirausaha sosial yang lebih luas dengan berbagai cara. Selama bertahun-tahun, DBS telah membina lebih dari 800 SE melalui bentuk dukungan non-moneter. DBS juga berfokus pada pendalaman kemitraan ekosistem untuk membekali UKM dengan keterampilan dan dukungan yang mereka butuhkan untuk bertumbuh, dan secara kolektif menciptakan pondasi lebih kuat untuk sektor ini.

Tentang DBS

DBS adalah grup jasa keuangan terkemuka di Asia, dengan kehadiran di 18 negara, berkantor pusat dan terdaftar di Singapura. DBS berada dalam tiga sumbu pertumbuhan utama Asia: Tiongkok, Asia Tenggara, dan Asia Selatan. Peringkat kredit “AA-” dan “Aa1” DBS termasuk yang tertinggi di dunia.

DBS dikenal dengan kepemimpinan globalnya, dinobatkan sebagai “World’s Best Bank” oleh Euromoney, “Global Bank of the Year” oleh The Banker dan “Best Bank in the World” oleh Global Finance. DBS berada di garis terdepan dalam memanfaatkan teknologi digital untuk membentuk masa depan perbankan, yang terpilih sebagai “World’s Best Digital Bank” oleh Euromoney dan “Most Innovative in Digital Banking” di dunia oleh The Banker. Selain itu, DBS mendapatkan penghargaan  “Safest Bank in Asia”  dari Global Finance selama 13 tahun berturut-turut sejak 2009 hingga 2021.

DBS menyediakan berbagai layanan lengkap untuk Nasabah, UKM, dan juga perbankan korporasi. Sebagai bank yang lahir dan dibesarkan di Asia, DBS memahami seluk-beluk berbisnis di pasar paling dinamis di kawasan itu. DBS bertekad membangun hubungan langgeng dengan nasabah dan berdampak positif terhadap masyarakat melalui dukungan wirausaha sosial dengan cara bank Asia. DBS juga mendirikan yayasan dengan dana senilai SGD50 juta untuk memperkuat upaya tanggung jawab sosial perusahaan di Singapura dan di seluruh Asia.

Dengan jaringan operasional ekstensif di Asia dan menitikberatkan pada keterlibatan dan pemberdayaan stafnya, DBS menyajikan peluang karir menarik.