Jakarta, 12 Januari 2022. Perum Perhutani mendukung upaya penguatan ekosistem Pangan, rantai pasok pangan dan Kesejahteraan petani, peternak, petambak, dan nelayan melalui berbagai upaya dari hulu-hilir yang diwujudkan Kementerian BUMN dengan membentuk Holding Pangan Indonesia atau ID Food serta penandatanganan Nota Kesepahaman (MOU) kelanjutan Program Makmur sebagai salah satu bentuk sinergi BUMN antara Perum Perhutani bersama 6 Perusahaan BUMN di Museum Fatahillah, Jakarta Barat pada Rabu (12/1).
Acara dihadiri oleh Menteri BUMN Erick Thohir, Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi, Wakil Menteri I BUMN Pahala Nugraha Mansury, Dirut PT Rajawali Nusantara Indonesia Arief Prasetyo Adi (RNI selaku induk dari Holding Pangan Indonesia), segenap Komisaris, Direktur Utama dan Jajaran Direksi BUMN, Pejabat Struktural di Lingkungan Kementerian BUMN, Kementerian Koordinator Perekonomian, Kementerian Keuangan, Kementerian Pertanian, Kementerian Kelautan dan Perikanan, Kementerian Perindustrian, Kementerian Perdagangan, Kementerian Hukum dan HAM, Kementerian Sekretariat Negara dan Sekretariat Kabinet, Para ketua asosiasi dan CEO swasta nasional mitra BUMN holding pangan, serta tamu undangan lainnya.
MOU Program Makmur
Pada acara Peluncuran tersebut, Holding Pangan Indonesia juga menandatangani nota kesepahaman (MOU) dalam rangka melanjutkan Program Makmur dengan enam BUMN antara lain Perum Perhutani, PT Pupuk Indonesia, PTPN III, BRI, PT Asuransi Kredit Indonesia. Program Makmur merupakan ekosistem yang menghubungkan produsen pangan hulu dengan segala kebutuhan, mulai dari ketersediaan pupuk, penjamin serapan, pasar, modal kerja, asuransi, hingga teknologi.
Direktur Utama Perum Perhutani Wahyu Kuncoro menyampaikan bahwa Perhutani sangat membuka diri untuk melakukan kerjasama dengan pihak manapun sesuai dengan Visi Perhutani yaitu ‘Menjadi Perusahaan Pengelola Hutan Berkelanjutan dan Bermanfaat bagi Masyarakat dan Lingkungan.’
“Kami sangat mendukung upaya memperkuat ekosistem Pangan Indonesia dan kesejahteraan petani, peternak, petambak, dan nelayan melalui peningkatan produktivitas hasil pertanian, rantai pasok, akses pembiayaan, dan teknologi, “ jelas Wahyu sesuai penandatangan MOU, Rabu (12/1).
Hal ini diwujudkan dengan penandatanganan Nota Kesepahaman Bersama tentang Pelaksanaan Program Makmur.
Menurut Wahyu, tujuan Nota Kesepahaman yang akan berlaku selama 2 tahun kedepan tersebut adalah untuk menjajaki rencana kerjasama dalam rangka bidang penyaluran pendanaan pertanian dan perkebunan dan juga asuransinya, yang meliputi implementasi Program Makmur di areal pertanian/perkebunan di wilayah kerja RNI, PTPN III, PERHUTANI dan/atau anak perusahaannya dalam rangka meningkatkan produktivitas hasil pertanian dan kesejahteraan petani.
Selain memperkuat ekosistem dan rantai pasok pangan, Wahyu menambahkan Perhutani juga terus mengembangkan digitalisasi dan inovasi setiap lini bisnis agar tidak terdisrupsi. “Digitalisasi dan inovasi teknologi adalah keniscayaan, “jelas dia.
Hal ini, lanjut Wahyu, untuk menghadapi tantangan sektor pangan yang semakin berat seperti perubahan cuaca, musiman, serta kenaikan sejumlah harga komoditas dan lonjakan biaya logistik serta produksi. “Ini problem global,” tukasnya.
Ekosistem Pangan untuk Ketahanan Pangan & Kesejahteraan
Dalam sambutannya Erick Thohir menyampaikan bahwa Negara Indonesia harus mempunyai ekosistemnya sendiri, atau Road Map Indonesia dengan bergotong royong untuk membangun ekosistem Indonesia mulai dari Pemerintah Pusat, Pemerintah daerah, Swasta, Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM), petani, termasuk BUMN.
Dia juga menuturkan bahwa di lingkup BUMN telah melakukan perbaikan ekosistem digital dengan mendorong Telkom untuk menjadi lokomotif, kemudian ekosistem UMKM dengan mendorong bank BRI agar keberpihakan kepada UMKM yang mulanya 20% (persen) dari permodalan perbankan dapat meningkat menjadi 50% (persen), serta ekosistem perkotaan dan ecotourism dengan mendorong bank Mandiri menjadi ekosistem besarnya untuk meluncurkan produk-produk yang friendly kepada digital.
“ID Food akan kita di dorong untuk melakukan perbaikan terhadap supply chain pangan BUMN, selanjutnya perlu adanya sinergitas dengan Himbara, PTPN, Perhutani, PT Pupuk untuk melakukan pendampingan terhadap Petani, peternak dan juga nelayan serta adanya solusi pembiayaan dan data yang benar. Kemudian dengan hadirnya pihak swasta, kita akan menjadi off taker bersama untuk menjual sebagai produk unggulan Indonesia, serta yang terakhir kita harus terbuka dengan inovasi dan teknologi,” jelas Erick.