Category Archives: Perbankan

BNI Gelar Virtual Expo Perumahan Internasional

Jakarta – Setelah sukses dengan BNI Griya Expo Online pada Juli hingga Agustus 2020 lalu, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI) kembali mengadakan acara virtual expo. Dengan tetap menggandeng rumah.com, kali ini BNI menggelar Asia Virtual Property Expo (AVPE) 2020 yang merupakan virtual expo dengan skala Asia. AVPE secara virtual dihadiri oleh pengembang dari 10 negara dan menampilkan lebih dari 300 proyek.

Demikian benang merah konferensi pers virtual yang dipusatkan di Jakarta, Selasa (10 November 2020). Hadir pada kesempatan tersebut sebagai salah satu pembicara, Direktur Bisnis Konsumer BNI Corina Leyla Karnalies, dan turut disaksikan oleh Direktur Layanan dan Jaringan BNI Ronny Venir.

Corina mengatakan bahwa AVPE 2020 akan diadakan pada 11 November hingga 12 Desember 2020 menampilkan konsep  3D dan membuat pengunjung seakan akan berada di pameran property offline. Siapapun bisa mengakses AVPE.PropertyGuru.com untuk memilih dan mendapatkan informasi hunian yang diinginkan di Virtual Expo tanpa harus keluar rumah. Terdapat pula fitur chat dengan pengembang yang beroperasi secara real time sehingga memudahkan pengunjung berkomunikasi langsung dengan developer.

“BNI hadir dengan memberikan beragam promo menarik pada event AVPE 2020 dengan TagLine ‘Bebas Angsuran Pokok Hingga 2 tahun, Langsung Pindah Rumah’, seperti suku bunga KPR 4,74%; pemberian Grace Periode maksimal 2 tahun; bebas biaya administrasi, diskon propisi sebesar 74% serta pengajuan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) BNI Griya secara online melalui e-form BNI yang telah terintegrasi dengan sistem pemrosesan KPR di BNI. Nasabah hanya perlu mengakses e-Form di website BNI (www.bni.co.id-Digital Services), BNI Mobile Banking, atau melalui tautan http://bit.ly/eFormBNIGriya ,” ujarnya.

Corina mengatakan, selain BNI Griya, BNI juga menawarkan produk BNI lain seperti BNI Emerald, BNI Digital Opening Account serta Promo Penggunaan Kartu Kredit BNI dan Kartu Debit BNI di Decoruma, Fabelio, Ace Hardware, dan Electronic City.

“AVPE 2020 tidak hanya diikuti oleh 51 developer Indonesia dengan 116 proyek perumahan, namun juga diikuti oleh developer dari negara Asia seperti Singapura, Malaysia, Thailand, Vietnam,  Kamboja, Myanmar, Filipina, bahkan Britania Raya dan Australia. Warga Negara Indonesia (WNI) yang berada di luar negeri pun dapat membeli properti di Indonesia melalui acara ini,” ujar Corina.

Sementara itu Ronny menyebutkan, AVPE 2020 akan mendapat dukungan dari 17 Kantor Wilayah dan 2.245 Jaringan Kantor Cabang BNI di seluruh Indonesia, serta 6 Kantor Cabang Luar Negeri.

“Pandemi ini telah mengubah mindset kita semua untuk berinovasi, termasuk dalam memenuhi kebutuhan nasabah. Diharapkan AVPE 2020 dapat mendorong pertumbuhan bisnis. Apalagi industri properti memang salah satu penggerak perekonomian Indonesia,” tutup Ronny.

 

Untuk informasi lebih lanjut, dapat menghubungi:

Corporate Secretary BNI

Telp: 021-5728387

Email: bni@bni.co.id

Dorong Literasi, BNI Syariah Gelar Webinar dengan Mitra Pondok Pesantren

Jakarta – BNI Syariah menggelar Webinar Kegiatan Edukasi dan Literasi Keuangan Syariah kepada  pimpinan, pengurus dan guru Pondok Pesantren Mitra BNI Syariah, Jumat (5/11). Acara ini bertujuan sebagai sarana implementasi pengembangan ekonomi dan keuangan syariah berbasis ekosistem pondok pesantren yang telah diluncurkan pemerintah.  Selain itu dengan acara ini diharapkan dapat meningkatkan inklusi dan literasi keuangan syariah, serta mendukung upaya pemulihan ekonomi nasional menghadapi pandemi COVID-19.

Hadir dalam acara ini, Asisten Deputi (Direktur) Keuangan Inklusif dan Keuangan Syariah, Kemenko Perekonomian, Erdiriyo; Direktur Grup Sistem Pembayaran Nilai Besar dan Perizinan Sistem Pembayaran Ritel/Departemen Kebijakan Sistem Pembayaran Bank Indonesia, Ameriza M. Moesa; Kepala Bagian Informasi Otoritas Jasa Keuangan, Anugrah Sutejo; Kepala Seksi Iklim Usaha, Direktorat Pemasaran dan Penggunaan Produk Dalam Negeri, Kementerian Perdagangan, Farrid Prihawanto; SEVP Bisnis SME dan Komersial BNI Syariah, Babas Bastaman; dan Pemimpin Divisi Dana Ritel BNI Syariah, Ida Triana Widowati.

SEVP Bisnis SME dan Komersial BNI Syariah, Babas Bastaman berharap dengan acara ini dapat berkontribusi dalam meningkatkan tingkat inklusi dan literasi keuangan syariah di lingkungan pesantren. “Hal ini demi menciptakan  ekosistem pesantren yang swadaya dengan segala sumberdaya dan dengan didukung oleh peran perbankan syariah dalam hal ekonomi,” kata Babas.

Babas menjelaskan pesantren saat ini menjadi salah satu penggerak ekonomi umat.  Sebagai Hasanah Banking Partner, BNI Syariah berkomitmen untuk menjalankan Hasanah Way, yang ditunjukkan dengan dukungan terhadap implementasi ekosistem pengembangan ekonomi dan keuangan syariah kepada pondok pesantren yang ada di seluruh wilayah Indonesia. BNI Syariah berharap bisa lebih berkontribusi positif bagi pesantren yang swadaya dan berkontribusi pada perekonomian bangsa Indonesia secara luas.

Pemimpin Divisi Dana Ritel BNI Syariah, Ida Triana Widowati mengatakan saat ini jumlah pesantren yang sudah bekerjasama dengan BNI Syariah sebanyak 1000 pesantren dengan dana kelolaan sebanyak Rp172 miliar. “BNI Syariah terus berupaya memberikan double benefit kepada nasabah yaitu dari sisi halal dan berkah dalam produk dan layanan diantaranya adalah BNI KUR iB Hasanah, pembiayaan modal kerja, supply chain financingasset based financingrent/lease based financingcash management, dan transactional banking,”  kata Ida.

Asisten Deputi (Direktur) Keuangan Inklusif dan Keuangan Syariah, Kemenko Perekonomian, Erdiriyo mengatakan kegiatan webinar Literasi Keuangan Inklusif bagi Pondok Pesantren mempunyai nilai yang strategis. “Hal ini karena pondok pesantren mempunyai potensi yang sangat besar,” kata Erdiriyo.

Dengan webinar ini, Erdiriyo berharap BNI Syariah bisa meningkatkan pemahaman terhadap produk perbankan syariah. Selain itu, pondok pesantren diharapkan bisa mengakses pembiayaan dari perbankan.

Direktur Grup Sistem Pembayaran Nilai Besar dan Perizinan Sistem Pembayaran Ritel/Departemen Kebijakan Sistem Pembayaran Bank Indonesia, Ameriza M. Moesa merekomendasikan bank syariah untuk memanfaatkan teknologi digital salah satunya standar Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) untuk memperluas ekosistem digital di pesantren dan ekonomi digital secara umum. “Teknologi QRIS berpotensi untuk dikembangkan pesantren karena memiliki sifat inklusif, mudah, cepat, dan handal,” kata Ameriza M. Moesa.

Kepala Bagian Informasi Otoritas Jasa Keuangan, Anugrah Sutejo memberikan saran terkait dengan pengelolaan keuangan terutama untuk mengatur arus kas dan pengeluaran pondok pesantren di masa pandemi. “Dengan webinar ini diharapkan bisa meningkatkan literasi masyarakat sehingga bisa mengurangi resiko menggunakan produk keuangan syariah tanpa mengetahui

Kepala Seksi Iklim Usaha, Direktorat Pemasaran dan Penggunaan Produk Dalam Negeri, Kementerian Perdagangan, Farrid Prihawanto mengatakan dukungan pemerintah untuk pengembangan ekosistem pesantren diantaranya mengenai kebijakan dan sinergi yang dilakukan untuk memberdayakan ekonomi pesantren.

“Ada empat hal yang dilakukan Kementerian Perdagangan untuk memfasilitasi pengembangan ekonomi pesantren diantaranya peningkatan kapasitas produk dan sumber daya, bantuan sarana dan perdagangan; kampanye dan sosialisasi; dan promosi dan pemasaran,” kata Farrid Prihawanto.

Saat ini, sudah ada beberapa kerjasama yang sudah dilakukan antara BNI Syariah dengan mitra pondok pesantren diantaranya kerjasama antara Kemenko Perekonomian bersama Sekretariat Wakil Presiden dan Bank BNI Syariah. BNI Syariah juga telah melakukan penandatangan nota kesepahaman (memorandum of understanding) dan penandatangan perjanjian kerjasama (PKS) antara BNI Syariah dengan Serikat Ekonomi Pesantren (SEP) atau Yayasan Simpul Energi Pesantren.

Pada hari Santri 2020 di empat Pondok Pesantren yaitu Pesantren Syekh An-Nawawi Tanara, Serang Banten; Pesantren Madinatunnajah, Tangerang Selatan; Pesantren Investa Cendikia Amanah, Depok; dan dan Pesantren Al-Ittifaq, Bandung, BNI Syariah aktif melakukan kolaborasi dan pemberian bantuan kepada pondok pesantren dengan nilai total Rp1,2 miliar dalam rangka ketahanan pangan dan penguatan ekonomi pesantren melalui pelatihan entrepreneur dan bantuan modal usaha kepada para santri.

Untuk mendorong transaksi dan memperluas pasar UMKM, BNI Syariah menyediakan produk dan layanan melalui inovasi digital diantaranya adalah BNI iB Hasanah Card untuk memfasilitasi transaksi nasabah melalui kartu pembiayaan. BNI iB Hasanah Card  juga bisa digunakan untuk bertransaksi di merchant dengan bidang usaha halal.

BNI Syariah juga mengembangkan uang elektronik HasanahKu yang menjadi salah satu flagship positioning BNI Syariah dalam digitalisasi dan payment system. HasanahKu dipasarkan sebagai value added product pada area atau segmen yang menjadi kekuatan BNI Syariah yaitu ekosistem halal, lembaga pendidikan, lembaga kesehatan dan lembaga Ziswaf.

Dalam upaya pengembangan wakaf, BNI Syariah juga mempunyai platform digital yaitu Wakaf Hasanah. Platform Wakaf Hasanah merupakan wakaf melalui uang untuk project wakaf yang dapat diakses wakif melalui website dan aplikasi Wakaf Hasanah dengan pembayaran melalui transfer ke rekening Virtual Account. Wakaf uang yang terkumpul dari wakif melalui wakaf hasanah akan didistribusikan kepada nazhir dengan proyek yang sudah wakif pilih.

Saat ini ada total 27 nazhir yang bergabung di dalam Wakaf Hasanah dengan total wakif sebanyak 7.198. Total dana terhimpun melalui Wakaf Hasanah sebesar Rp 8,25 miliar dari 61 proyek wakaf yang sudah berjalan.

Untuk kenyamanan nasabah bertransaksi saat pandemi COVID-19, BNI Syariah juga menghimbau segenap nasabah menggunakan layanan E-Banking (BNI Mobile Banking, BNI SMS Banking, BNI Internet Banking, dan BNI SMS Banking).

Didukung Dana Murah, BNI Syariah Berhasil Catat Kinerja Positif di Triwulan III 2020

Jakarta – BNI Syariah sampai triwulan III tahun 2020 berhasil mencatat kinerja positif didukung dengan pencapaian Dana Pihak Ketiga (DPK) sebesar Rp45,65 triliun atau naik 21,76% secara year on year (yoy) dibandingkan periode sama tahun 2019 sebesar Rp37,49 triliun.

Kenaikan DPK tersebut berkontribusi terhadap total aset BNI Syariah yang mencapai Rp52,39 triliun sampai triwulan III tahun 2020, naik sebesar 19,30% secara tahunan atau year on year (yoy) yaitu Rp43,92 triliun.

Direktur Utama BNI Syariah, Abdullah Firman Wibowo mengatakan, pertumbuhan DPK ini didorong oleh pertumbuhan dana murah (CASA) dalam bentuk giro dan tabungan. Rasio CASA BNI Syariah pada triwulan III tahun 2020 sebesar 65,15%, naik dibandingkan periode sama tahun 2019 sebesar 61,95%.

Pertumbuhan dana murah BNI Syariah didukung oleh transaksi Mobile Banking  sampai triwulan III tahun 2020 sebanyak 33,8 juta transaksi naik sebesar 119% secara year on year (yoy) dibandingkan periode yang sama tahun 2019 yaitu 15,4 juta transaksi. Sejalan dengan pertumbuhan transaksi melalui Mobile Banking yang dilakukan oleh Nasabah, transaksi Zakat, Infaq, Shadaqah dan Wakaf (ZISWAF) melalui channel Mobile Banking juga tumbuh secara signifikan sebesar 182% secara year on year (yoy) sampai triwulan III tahun 2020.

Sedangkan jumlah transaksi e-banking BNI Syariah yang berasal dari BNI Mobile Banking, BNI SMS Banking, dan BNI Internet Banking meningkat 108% secara year on year (yoy) menjadi 36,1 juta hingga triwulan III tahun 2020. E-Banking merupakan salah satu bentuk layanan digital yang diberikan BNI Syariah dalam rangka memberikan kenyamanan dan kemudahan bertransaksi bagi Nasabah.

Pada tahun ini, BNI Syariah mempunyai beberapa strategi untuk meningkatkan DPK diantaranya adalah optimalisasi penghimpunan dana murah melalui layanan digital banking Hasanah Mobile; kerjasama dengan institusi untuk layanan payroll dan cash management; pemanfaatan dana program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN); memaksimalkan potensi tindak lanjut implementasi Qanun LKS Aceh; serta optimalisasi ekosistem halal melalui kegiatan Pelatihan Manajemen Masjid maupun kerjasama dengan instansi pendidikan atau pesantren.

Dari sisi pembiayaan, BNI Syariah mencatat realisasi pembiayaan sebesar Rp32,28 triliun dengan komposisi pembiayaan yang seimbang dimana pada triwulan III tahun 2020, segmen Konsumer berkontribusi sebesar Rp16,40 triliun menyumbang 50,80%, diikuti segmen Komersial sebesar Rp7,74 triliun (23,97%), segmen Kecil dan Menengah Rp6,18 triliun (19,15%).

Saat ini BNI Syariah tetap fokus untuk memberikan yang terbaik bagi segenap nasabah dan stakeholders melalui produk, layanan, dan inovasi.  BNI Syariah juga memberikan layanan sesuai prinsip syariah diantaranya penghapusan denda, layanan sholat tepat waktu di seluruh outlet BNI Syariah, hasanah reward yaitu tunjangan hafiz qur’an kepada karyawan, dan menyediakan akses layanan Ziswaf melalui e-channel BNI (ATM, mobile banking, internet banking, dan sms banking) serta website dan aplikasi Wakaf Hasanah.

BNI Syariah juga memiliki fasilitas, produk, dan layanan transaksi e-channel yang didukung oleh teknologi dan jaringan BNI, sehingga lebih efisien dan nasabah akan mendapatkan pengalaman yang sama ketika menggunakan produk dan layanan BNI Syariah. Selain sinergi dari sisi teknologi, BNI Syariah juga bersinergi dengan BNI terkait jaringan, dimana 1.747 outlet milik BNI dapat melayani transaksi syariah melalui produk-produk BNI Syariah.

Kinerja Kuartal 3-2020 BNI, Memperkuat Fundamental, Tumbuh Dengan Sehat, dan Berkelanjutan

Jakarta – Di tengah kondisi perekonomian nasional yang penuh tantangan, perseroan terus mengambil langkah yang diperlukan untuk melakukan penguatan fundamental dengan tetap menjalankan fungsi intermediasi dengan baik, dengan pertumbuhan yang selektif dan terukur. Hingga akhir September 2020, Total Aset tumbuh 12,5% year on year (yoy) terutama dikontribusi oleh pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) yang tumbuh sebesar 21,4% yoy dari Rp 580,9 triliun pada Kuartal 3 – 2019 menjadi Rp 705,1 triliun pada Kuartal 3 – 2020.

Upaya menghimpun DPK dilakukan dengan menjadikan dana murah (CASA) sebagai prioritas utama yang dimaksudkan untuk dapat terus menekan cost of fund.  Saat ini CASA BNI berada pada level 65,4% dengan cost of fund 2,86%, atau membaik 30 bps dibandingkan posisi yang sama tahun lalu sebesar 3,24%. DPK tersebut menopang penyaluran kredit BNI yang tumbuh 4,2% yoy, dari Rp 558,7 triliun pada Kuartal 3 tahun 2019 menjadi Rp 582,4 triliun pada Kuartal 3 tahun 2020.

Namun dalam hal ini, Manajemen lebih berfokus pada perbaikan kualitas aset, salah satunya dengan cara melakukan assessment secara komprehensif dan intens untuk memantau debitur-debitur, mengingat kondisi ekonomi yang menantang di tengah pandemi ini.

Perseroan mencatat Pendapatan Bunga Bersih pada Kuartal 3 tahun 2020 tumbuh negatif yaitu -0,8% yoy. Namun penurunan tersebut dapat diimbangi dengan upaya penurunan beban bunga yang signifikan sebesar -8,0% yoy sehingga NIM pada Kuartal 3 tahun 2020 mencapai 4,3%.

Sementara itu, dari sisi pendapatan non bunga (Fee Based Income), BNI mencatatkan pertumbuhan sebesar 7,2% yoy, membaik dibandingkan kuartal kedua yang lalu yang tumbuh 3,2%. Adapun laba bersih hingga Kuartal 3 tahun 2020 dibuku sebesar Rp 4,32 triliun atau turun -63,9% yoy. Penurunan ini merupakan bagian dari upaya BNI untuk memperkuat fundamental keuangan bank dalam menghadapi ketidakpastian ekonomi di masa mendatang, yaitu dengan melakukan pembentukan pencadangan yang lebih konservatif sehingga rasio kecukupan pencadangan atau coverage ratio hingga Kuartal 3 tahun 2020 berada pada level 206,9% lebih besar dibandingkan Kuartal 3 tahun 2019 yang sebesar 159,2%.

Optimalisasi Layanan Digital

Kebutuhan layanan perbankan digital semakin meningkat selama masa pandemi ini, antara lain BNI Mobile Banking yang menjadi salah satu preferensi utama bagi nasabah untuk bertransaksi. Hingga September 2020, volume transaksi melalui BNI Mobile Banking tumbuh 80,4% yoy. Adapun jumlah transaksi meningkat dari 142 juta pada Kuartal 3 tahun 2019 menjadi 211 juta transaksi pada Kuartal 3 tahun 2020 atau meningkat 48,1%.

Kedepannya layanan perbankan digital akan semakin menjadi ujung tombak. Pengembangan Digital Banking akan dilakukan tidak hanya untuk menghasilkan produk dan layanan keuangan digital yang mendukung inklusi keuangan dan meningkatkan customer engagement, namun juga digitalisasi pada proses bisnis internal yang melahirkan produktivitas dan efisiensi.

Partisipasi Aktif dalam Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN)

Dalam menghadapi dampak pandemi, BNI secara aktif melakukan restrukturisasi kredit terhadap debitur yang berkinerja baik namun bisnisnya terdampak Covid-19. Dalam perkembangannya, hingga akhir September 2020, BNI telah memberikan restrukturisasi kredit sebesar Rp 122,0 triliun atau 22,2% dari total pinjaman yang diberikan, kepada 170,591 debitur, yang mayoritas adalah debitur sektor perdagangan, restoran, dan hotel, sektor jasa usaha, serta manufaktur.

Selain itu, BNI juga mendukung upaya pemerintah dalam program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) melalui optimalisasi penempatan dana dari pemerintah dalam bentuk penyaluran pinjaman modal kerja pada pelaku usaha yang berorientasi ekspor, padat karya, dan ketahanan pangan. Pada tahap pertama, pemerintah telah menempatkan dana sebesar Rp 5 triliun, kemudian pada tanggal 24 September 2020, pemerintah kembali memberikan tambahan penempatan sebesar Rp 2,5 triliun. Tujuan dari penempatan dana ini diharapkan akan menambah daya ungkit penyaluran kredit oleh perseroan hingga 3 kali. Hingga 20 Oktober 2020, BNI telah menyalurkan pinjaman sebesar Rp 21,1 triliun, yang mayoritas (70%) disalurkan pada segmen kecil terutama melalui program Kredit Usaha Rakyat (KUR).

Hingga akhir September 2020, BNI telah menyalurkan KUR senilai Rp 15,05 triliun dan disalurkan untuk 170.569 debitur. KUR BNI ini tersalurkan pada berbagai sektor ekonomi, antara lain ke sektor pertanian sebesar Rp 3,95 triliun; sektor perdagangan Rp 7,37 triliun; sektor jasa usaha Rp 2,44 triliun; serta untuk sektor industri pengolahan senilai Rp 1,08 triliun.

Pemberian restrukturisasi kredit dan tambahan modal kerja ini kami harapkan dapat meningkatkan ketahanan bisnis debitur ditengah krisis akibat pandemi covid-19. Harapannya, saat Covid-19 dapat ditanggulangi, bisnis debitur dapat kembali ke arah yang lebih baik.

Tumbuh Dengan Sehat & Hati-Hati

Manajemen telah menelaah seluruh situasi terkini yang penuh tantangan dan menetapkan hal-hal yang menjadi prioritas bagi perusahaan dalam melangkah ke depan. Pertama, melanjutkan pengawasan dan Analisa terhadap kualitas kredit, serta menyiapkan pencadangan yang sesuai. Kedua, memperkuat manajemen risiko melalui transformasi proses perkreditan dan peningkatan budaya risiko. Ketiga, pertumbuhan bisnis yang tidak hanya fokus pada segmen korporasi, namun juga pada segmen kecil dan konsumer. Keempat, mempertajam kemampuan layanan digital sebagai ujung tombak dalam meningkatkan bisnis.

Implementasi dan paduan kebijakan ini akan dapat membantu perseroan untuk menghadapi tantangan bisnis kedepan. Manajemen akan terus mencermati perkembangan dari pandemi covid-19 ini serta memastikan perbaikan fundamental dapat tercapai sebagai basis pertumbuhan yang kuat untuk perseroan di masa mendatang.

Likuiditas yang Solid di Tengah Berbagai Tantangan

Jakarta – PT Bank Central Asia Tbk (IDX: BBCA) dan entitas anak melaporkan kinerja keuangan selama sembilan bulan pertama tahun 2020 dengan laba bersih Rp20,0 triliun, turun 4,2% dibandingkan dengan Rp20,9 triliun pada tahun sebelumnya disebabkan meningkatnya biaya pencadangan. Di tengah pandemi dan sejumlah tantangan ekonomi, BCA mencatat pertumbuhan positif laba sebelum provisi dan pajak (PPOP) yang ditopang oleh pertumbuhan dana giro dan tabungan (CASA), penurunan biaya dana (CoF) dan penurunan biaya operasional. PPOP meningkat 13,5% YoY menjadi Rp33,8 triliun.

Permintaan kredit di sektor perbankan masih dalam proses pemulihan, sejalan dengan berlanjutnya pandemi yang membatasi mobilitas dan mempengaruhi iklim bisnis. Pada akhir September 2020, total kredit BCA tercatat sebesar Rp581,9 triliun, turun 0,6% YoY. Pertumbuhan positif pada kredit korporasi menopang penyaluran kredit BCA secara keseluruhan di tengah pelemahan kredit segmen lainnya. Kredit korporasi tercatat sebesar Rp252,0 triliun, meningkat 8,6% YoY, sementara kredit komersial dan UKM turun 4,9% YoY menjadi Rp182,7 triliun. Pada portofolio kredit konsumer, KPR turun 3,1% YoY menjadi Rp89,3 triliun dan KKB turun 19,3% YoY menjadi Rp38,6 triliun. Saldo outstanding kartu kredit turun 18,5% YoY menjadi Rp10,9 triliun. Total portofolio kredit konsumer turun 9,4% YoY menjadi Rp141,7 triliun. Dari total portofolio kredit, sekitar 20% atau Rp114 triliun merupakan portofolio kredit keuangan berkelanjutan dalam rangka mendukung impelementasi ESG (Enviromental, Social, and Governance) dan komunitas UKM.

“Pada sisi penyaluran kredit, BCA berfokus untuk membantu nasabah dalam merestrukturisasi kreditnya sejak awal pandemi. Sampai dengan pertengahan Oktober 2020, BCA memproses Rp107,9 triliun pengajuan restrukturisasi kredit atau sekitar 19% dari total kredit, yang berasal dari 90.000 nasabah. Total kredit yang direstrukturisasi pada akhir 30 September 2020 adalah sebesar Rp90,7 triliun, atau 16% dari total kredit pada semua segmen. Kami sangat bersyukur atas program relaksasi dari regulator yang membantu perbankan dan nasabah dalam melewati masa yang sulit untuk mencapai pemulihan” tutur Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk, Jahja Setiaatmadja,.

Dari sisi pendanaan, BCA berhasil mencatat kinerja yang solid pada sembilan bulan pertama 2020. CASA tumbuh 16,1% YoY, mencapai Rp596,6 triliun, menghasilkan total dana pihak ketiga dengan pertumbuhan sebesar 14,3% YoY menjadi Rp780,7 triliun. Sementara itu, deposito berjangka meningkat sebesar 8,8% YoY mencapai Rp184,1 triliun. Pertumbuhan dana pihak ketiga yang solid tersebut telah mendukung pertumbuhan total asset BCA menembus level seribu triliun atau tepatnya Rp 1003, 6 Triliun, meningkat 12,3% YoY.

Franchise perbankan transaksi BCA yang didukung oleh besarnya jumlah nasabah dan pengembangan berbagai layanan digital, telah memperkokoh kontribusi CASA sebagai dana inti Bank. CASA memberikan kontribusi sebesar 76,4% dari total dana pihak ketiga. BCA memproses sekitar 33 juta transaksi per hari selama sembilan bulan pertama tahun 2020, meningkat dari 26 juta transaksi per hari pada periode yang sama tahun sebelumnya. Kami terus melihat perkembangan yang pesat pada jumlah transaksi melalui mobile dan internet banking.

Pada laporan laba rugi, terlepas dari pertumbuhan stagnan pada pendapatan bunga, BCA mencatat pertumbuhan pendapatan bunga bersih sebesar 9,0% YoY menjadi Rp40,8 triliun selama sembilan bulan pertama tahun 2020, terutama ditopang oleh beban bunga yang rendah. BCA telah menurunkan suku bunga berbagai produk pendanaan, sejalan dengan kebijakan suku bunga rendah dari Bank Indonesia. Pendapatan selain bunga tercatat sebesar Rp15,1 triliun, meningkat 3,0% YoY. Total pendapatan operasional selama sembilan bulan pertama tahun 2020 mencapai sebesar Rp55,9 triliun, tumbuh 7,3% YoY. Beban operasional tercatat sebesar Rp22,1 triliun atau turun sebesar Rp216 miliar dibanding tahun lalu. Sejalan dengan hal ini, PPOP meningkat sebesar Rp4,0 triliun atau 13,5% menjadi Rp33,8 triliun dan dapat menjadi penyangga atas meningkatnya biaya pencadangan. BCA membukukan biaya pencadangan sebesar Rp9,1 triliun, meningkat sebesar Rp5,6 triliun (160,6%) YoY, sejalan dengan peningkatan risiko penurunan kualitas kredit. Secara keseluruhan, laba bersih turun Rp886 miliar atau 4,2% YoY menjadi Rp20,0 triliun.

Rasio keuangan BCA berada pada kondisi yang tetap kokoh untuk melewati pandemi yang berkepanjangan, dengan rasio kecukupan modal (CAR) sebesar 24,7% pada September 2020, lebih tinggi dari ketetapan regulator, dan rasio LDR yang sehat sebesar 69,6%. Rasio kredit bermasalah (NPL) terjaga pada level 1,9% dibandingkan tahun lalu yang sebesar 1,6%. Rasio pengembalian terhadap aset (ROA) tercatat sebesar 3,4% dan pengembalian terhadap ekuitas (ROE) sebesar 16,9% pada sembilan bulan pertama tahun 2020.

“Pandemi COVID-19 tidak hanya menciptakan tantangan di berbagai aspek, namun juga mengharuskan kita untuk mengelola ketidakpastian. Terlepas dari tantangan-tantangan yang ada, pandemi juga memberikan peluang dalam meningkatkan layanan digital kami untuk dapat melayani nasabah dengan lebih baik. Kedepannya, kami memperkirakan akan lebih banyak lagi transaksi non-tunai dan tanpa kartu yang akan menjadi bagian signifikan dalam kehidupan normal baru. BCA akan terus berinovasi menyiapkan berbagai inisiatif untuk mendukung kebutuhan nasabah terkini” tutur Bapak Jahja Setiaatmadja.

Sejak awal mula pandemi, BCA telah mengambil berbagai langkah untuk melindungi karyawan dan nasabah dari imbas pandemi COVID-19. Inisiatif tersebut termasuk pemeriksaan suhu di kantor cabang, mengatur physical distancing, menerapkan kebijakan work from home bergiliran, menerapkan pembagian operasional kerja (split operation), sterilisasi ruangan dan ozonisasi disinfektan secara berkala, pemasangan wastafel, dan penerapan penilaian mandiri atas risiko COVID-19 bagi karyawan dan pengunjung.

Untuk komunitas, ‘Bakti BCA’ menyediakan bantuan sosial dan donasi, termasuk bantuan alat kesehatan seperti alat pelindung diri (APD) dan ventilator untuk beberapa rumah sakit, serta kebutuhan dasar masyarakat yang didistribusikan melalui cabang BCA di seluruh indonesia. BCA berkomitmen untuk menjadi responsible corporate citizen serta memperhatikan nilai-nilai ESG (Enviromental, Social, and Governance). BCA menghargai nilai ‘good health and well-being’ sebagai salah satu elemen dari SDG (Social Development Goals) yang disponsori oleh PBB.

 

Tentang PT Bank Central Asia Tbk (per 30 September 2020)

BCA merupakan salah satu bank terkemuka di Indonesia yang fokus pada bisnis perbankan transaksi serta menyediakan fasilitas kredit dan solusi keuangan bagi segmen korporasi, komersial & SME dan konsumer. Pada akhir September 2020, BCA melayani 23,0 juta rekening nasabah dan memproses sekitar 33 juta transaksi setiap harinya didukung oleh 1.249 kantor cabang, 17.415 ATM, serta layanan internet & mobile banking dan contact center Halo BCA yang dapat diakses 24 jam. Kehadiran BCA didukung oleh sejumlah entitas anak yang berfokus pada pembiayaan kendaraan, perbankan Syariah, sekuritas, asuransi umum dan jiwa, perbankan digital, pengiriman uang, dan pemodal ventura. BCA berkomitmen untuk membangun relasi jangka panjang dengan nasabah, mengutamakan kepentingan Bersama, dan menciptakan dampak positif pada masyarakat luas. Dengan lebih dari 24.000 karyawan, visi BCA adalah untuk menjadi bank pilihan utama andalan masyarakat yang berperan sebagai pilar penting perekonomian Indonesia.

PT BANK CENTRAL ASIA TBK

Divisi Sekretariat & Komunikasi Perusahaan

Biro Hubungan Masyarakat

Alamat                       : Jl. MH Thamrin No. 1. Menara BCA Lt. 20. Jakarta 10310

Telepon                     : (021) 2358-8000

Fax                             : (021) 2358-8339

E-mail                         : humas@bca.co.id

Presiden Tegaskan Lima Hal Penting dalam Pengendalian Inflasi

Jakarta – Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo, menekankan lima hal penting terkait upaya pengendalian inflasi. Pertama, kebijakan pengendalian inflasi tidak hanya fokus pada upaya-upaya pengendalian harga, namun juga diarahkan pada upaya untuk memastikan terjaganya daya beli masyarakat melalui penguatan perlindungan sosial dan dukungan terhadap sektor UMKM. Kedua, Pemerintah Daerah diharapkan memperkuat kebijakan Pemerintah Pusat dengan mempercepat realisasi APBD terutama belanja bantuan sosial dan belanja modal yang mendukung pemulihan ekonomi termasuk sektor UMKM. Ketiga, penguatan sinergi antara Pemerintah Pusat dan Daerah dilakukan dengan mengarahkan belanja pada produk-produk dalam negeri, baik produk pertanian maupun UMKM. Keempat, ketersediaan data informasi pangan yang akurat diperlukan untuk mendukung perumusan kebijakan tingkat pusat dan daerah, mengatasi permasalahan keterbatasan pasokan pangan, mendorong perdagangan, serta memperkuat kerja sama antardaerah. Kelima, Pemerintah Daerah diharapkan dapat membangun optimisme pemulihan ekonomi dengan terus memberikan informasi kepada masyarakat mengenai langkah-langkah kebijakan dan penanganan pandemi COVID-19 di pusat dan daerah. Hal tersebut disampaikan Presiden RI pada Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Pengendalian Inflasi, yang dilakukan secara virtual pada 22 Oktober 2020 di Jakarta.

Upaya menjaga stabilitas harga tersebut juga menjadi elemen penting dalam mempercepat proses pemulihan ekonomi pascapandemi COVID-19. Inflasi 2020 diprakirakan tetap terkendali, meskipun lebih rendah dari batas bawah target inflasi sejalan permintaan domestik yang belum kuat, di tengah pasokan barang dan jasa yang tetap memadai dan diprakirakan kembali ke dalam sasarannya 3,0% ± 1% pada 2021. Hal ini disampaikan pada kesempatan yang sama oleh Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, yang juga secara khusus menyampaikan apresiasi atas sinergi berbagai pemangku kebijakan sehingga inflasi tetap terkendali sesuai dengan perkembangan perekonomian di era pandemi COVID-19 pada 2020. Inflasi yang terkendali menjadi momentum untuk meningkatkan peran UMKM dalam memperkuat rantai pasokan lokal (local supply chain) dengan mengoptimalkan pesatnya digitalisasi. Peningkatan peran UMKM dapat terus dilakukan melalui pengembangan korporatisasi, peningkatan kapasitas dan penyediaan pembiayaan, serta pemanfaatan teknologi digital. Ke depan, Bank Indonesia, Pemerintah Pusat, dan Pemerintah Daerah terus berkomitmen melakukan sinergi untuk mengembangkan ekosistem digital UMKM secara terintegrasi dari hulu hingga hilir, sehingga dapat mempercepat transformasi UMKM.

Rakornas Pengendalian Inflasi kali ini mengambil tema “Transformasi Digital UMKM Pangan untuk Mendukung Pemulihan Ekonomi dan Stabilitas Harga menuju Indonesia Maju”.Turut memberikan sambutan dalam kegiatan dimaksud Menko Perekonomian selaku Ketua Tim Pengendalian Inflasi Nasional (TPIN), Gubernur Bank Indonesia, Menteri Keuangan, Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah, serta Menteri Dalam Negeri. Selain itu, Rakornas juga dihadiri oleh 542 Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) dari 34 provinsi dan 508 kabupaten/kota. Pada Rakornas tersebut, penghargaan TPID diberikan kepada beberapa daerah dengan kinerja terbaik dan berprestasi di tahun 2019, rincian sebagaimana terlampir.

Kepala Departemen Komunikasi
Onny Widjanarko
Direktur Eksekutif

Informasi tentang Bank Indonesia
Telp. 021-131, Email : bicara@bi.go.id

BNI Tebar Miliaran Rupiah bagi Nasabah E-Commerce

Jakarta – Pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) memiliki peran penting dalam mendorong laju perekonomian masyarakat dan menjadi salah satu pilar penting perekonomian Indonesia. UMKM turut membantu pemerintah dalam menyerap tenaga kerja usia produktif, yang diharapkan mendukung upaya pemulihan ekonomi nasional.

Dengan mengemban peran penting tersebut, UMKM membutuhkan dukungan dari jaringan pasar melalui transaksi jual-beli online atau e-commerce. Tidak hanya untuk operasionalisasi bisnis, e-commerce memudahkan pelaku UMKM memasarkan produknya lebih luas. Apalagi pandemi telah menjadikan masyarakat lebih bergantung pada e-commerce untuk berbelanja dari rumah.

Melihat hal tersebut, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI menjalin kerja sama dengan Tokopedia dengan menjadi bank partner bagi seller untuk pencairan hasil penjualan transaksi di toko daring itu. Kerja sama tersebut didorong oleh komposisi nasabah wirausaha BNI saat ini, yang sebesar 12 persen dari total nasabah BNI.

Demikian penjelasan Direktur Bisnis Konsumer BNI Corina Leyla Karnalies di Jakarta, Rabu, 21 Oktober 2020.

“BNI mengadakan program promo bagi para seller Tokopedia yang memilih BNI Taplus Bisnis sebagai rekening pencairan hasil penjualannya dengan total hadiah mencapai Rp 1,4 miliar. Semakin sering seller melakukan pencairan hasil penjualannya di BNI Taplus Bisnis, semakin besar pula kesempatannya untuk mendapatkan hadiah,” ujar Corina.

Corina menambahkan bahwa hadiah tersebut terdiri atas tabungan sebesar Rp 543 juta, voucher gift Tokopedia setiap bulan, serta reward berupa BNI Poin+  sehingga total hadiah yang disiapkan BNI sebesar Rp. 1,4 miliar. BNI berharap hadiah yang berupa tabungan dapat dimanfaatkan sebagai tambahan modal usaha.

BNI dan Tokopedia juga berkolaborasi memberikan berbagai macam promo menarik untuk pembeli yang menggunakan kartu debit ataupun kartu kredit BNI sebagai alat pembayaran secara daring untuk transaksi di Tokopedia. Bagi pembeli dan seller yang belum mempunyai rekening BNI, saat ini pembukaan rekening BNI dapat dilakukan secara daring di aplikasi Tokopedia. Buka tabungan lebih mudah, tidak perlu datang ke kantor cabang BNI, dan bisa mendapatkan reward hingga Rp 46.000.

“Dana pihak ketiga yang BNI himpun melalui produk tabungan tumbuh sebesar 9,6% secara year to date dan 12,8% secara year on year per September 2020.,” kata Corina.

 

Untuk informasi lebih lanjut, dapat menghubungi:

Corporate Secretary BNI

Telp: 021-5728387

Email: bni@bni.co.id

Regenerasi Kepemimpinan Berlanjut, Darmawan Junaidi Jadi Bank Mandiri 1

Jakarta – Bank Mandiri melanjutkan regenerasi kepemimpinan dengan mulus pasca penunjukkan talenta internal sebagai nahkoda salah satu bank beraset terbesar di Indonesia tersebut.

Dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPS LB) Bank Mandiri di Jakarta, Rabu (21/10), Darmawan Junaidi diberikan mandat menjadi Direktur Utama perseroan, menggantikan Royke Tumilaar yang diangkat menjadi Direktur Utama BNI pada September lalu.

Pemegang saham juga merestui Alexandra Askandar menjadi Wakil Direktur Utama Bank Mandiri, sedangkan Sigit Prastowo akan menjabat Direktur Keuangan dan Strategi. Alexandra sebelumnya adalah Direktur Corporate Banking Bank Mandiri dan Sigit sebelumnya pernah menjabat Direktur Keuangan di BNI.

Selain tiga posisi tersebut, RUPS LB juga menyetujui pengangkatan Rohan Hafas menjadi Direktur Hubungan Kelembagaan, dan Susana Indah Kris Indriati menjadi Direktur Corporate Banking. Adapun posisi Direktur Operations akan dijabat oleh Tony Eko Boy Subari.

Dengan demikian, susunan direksi perseroan menjadi sebagai berikut:

Direktur Utama Darmawan Junaidi.

Wakil Direktur Utama Alexandra Askandar.

Direktur Manajemen Risiko Ahmad Siddik Badruddin.

Direktur Information Technology Rico Usthavia Frans.

Direktur Kepatuhan dan Sumber Daya Manusia (SDM) Agus Dwi Handaya.

Direktur Commercial Banking Riduan.

Direktur Treasury dan International Banking Panji Irawan.

Direktur Jaringan dan Retail Banking Aquarius Rudianto.

Direktur Hubungan Kelembagaan Rohan Hafas.

Direktur Corporate Banking Susana Indah Kris Indriati.

Direktur Operations Tony Eko Boy Subari.

Direktur Keuangan dan Strategi Sigit Prastowo.

Adapun Hery Gunardi mendapatkan tugas dari Kementerian BUMN untuk menyelesaikan merger bank-bank BUMN Syariah. Penugasan tersebut dilatarbelakangi kecakapan dan pengalaman Hery dalam mengawal proses merger pembentukan Bank Mandiri sebelumnya sehingga diharapkan akan membantu proses merger bank-bank BUMN syariah agar berjalan mulus.

Corporate Secretary Bank Mandiri Rully Setiawan mengemukakan, penunjukkan bankir internal untuk mengisi pucuk pimpinan perseroan merupakan bentuk kepercayaan pemegang saham kepada sistem pengembang sumber daya manusia di Bank Mandiri dalam pembentukan talenta terbaik untuk dapat membawa Bank Mandiri menjadi institusi keuangan terbaik di Tanah Air.

“Dengan komposisi direksi ini, kami optimis jajaran direksi akan semakin solid dan kompak dalam membawa Bank Mandiri mengarungi kondisi perekonomian di tengah pandemi covid-19. Apalagi tantangan di industri perbankan terus meningkat karena ketidakpastian ekonomi ke depan, persaingan usaha yang semakin ketat serta perkembangan teknologi finansial dalam berbagai aspek kehidupan sehingga dibutuhkan solusi inovatif untuk memastikan pertumbuhan bisnis yang sehat dan berkesinambungan,” kata Rully Setiawan.

Dia melanjutkan, pengurus baru juga diyakini akan dapat mendukung berbagai program nasional untuk menyelamatkan ekonomi Indonesia, baik melalui program penyaluran pembiayaan dalam rangka Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN), program restrukturisasi kredit UMKM, maupun program bantuan sosial kepada masyarakat terdampak covid-19.

“Atas kerja keras, sumbangsih dan dedikasi yang diberikan, tak lupa Bank Mandiri juga menyampaikan ucapan terimakasih dan apresiasi yang dalam kepada pengurus perseroan sebelumnya serta mendoakan keberhasilan dalam pekerjaan ataupun mandat lain yang diberikan,” kata Rully.

BRI Permudah Masyarakat Terima Bantuan BPUM Dari Pemerintah

Jakarta – PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk terus melakukan inovasi dan terobosan untuk menyukseskan program – program pemerintah dalam kaitannya percepatan pemulihan ekonomi nasional (PEN). Yang terbaru perseroan membuat website khusus yang bisa diakses oleh masyarakat untuk memastikan apakah mendapatkan BPUM dari pemerintah atau tidak.

Corporate Secretary BRI Aestika Oryza Gunarto menjelaskan masyarakat bisa mengakses website eform.bri.co.id/bpum dan cukup memasukkan nomor EKTP untuk mengetahui hasilnya.“Apabila orang tersebut tercatat mendapatkan BPUM maka dapat segera langsung mendatangi kantor BRI terdekat dengan membawa identitas diri. Sedangkan, untuk pencairan dana BPUM dapat dilakukan selama nasabah telah melengkapi dokumen Surat Pernyataan dan/ kuasa Penerimaan dana BPUM serta Surat Pernyataan Tanggung Jawab Mutlak (SPTJM),” urai Aestika.

Dengan adanya kemudahan ini diharapkan masyarakat bisa mengecek dari rumah dan tanpa datang ke kantor BRI sehingga mengurangi antrian dan mengurangi potensi kerumunan.

Sebelumnya secara aktif BRI telah mengirimkan SMS notifikasi kepada para penerima bantuan untuk memudahkan masyarakat mendapatkan informasi. “Bagi penerima BPUM yang tidak memiliki nomor telepon seluler didatangi oleh tenaga pemasar BRI yang tersebar di seluruh Indonesia,” imbuhnya.

Sejak diluncurkan oleh Presiden RI Joko Widodo pada 24 Agustus 2020 yang lalu, BRI telah menyalurkan BPUM sebesar Rp. 10,3 Triliun kepada 4,3 juta penerima. “Perseroan berkomitmen untuk mendukung penuh program ini dengan tujuan untuk memompa kembali denyut nadi perekonomian melalui pelaku usaha mikro,” pungkas Aestika.

Gairahkan Sektor Transportasi, Bank Mandiri Gelontorkan Kredit PEN Kepada Supplier PELINDO IV

Jakarta – Bank Mandiri menegaskan komitmen dalam mendukung agenda Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) dari dampak Coronavirus. Kali ini, Bank Mandiri menyiapkan fasilitas pembiayaan kredit produktif program PEN kepada Supplier/Vendor PT Pelabuhan Indonesia (PELINDO) IV dan memberikan layanan perbankan untuk menunjang operasional PELINDO IV.

Fasilitas ini merupakan pinjaman untuk membiayai pengerjaan proyek yang diterima dari PELINDO IV agar dapat diselesaikan sesuai komitmen, khususnya pada masa pandemi COVID-19 ini. Adapun plafon pinjaman yang diberikan untuk supplier/vendor adalah sebesar Rp350 Miliar.

Selain fasilitas kepada Supplier/Vendor, Bank Mandiri bersama perusahaan anak juga berkomitmen untuk berkolaborasi dalam rangka penyediaan produk dan jasa keuangan kepada PELINDO IV. Layanan keuangan tersebut antara lain transactionbanking, asuransi, serta pembiayaan retail bagi karyawan.

Adapun perjanjian kerjasama pembiayaan ditandatangani oleh Direktur Keuangan PELINDO IV Choirul Anwar dan Direktur Bisnis & Jaringan Bank Mandiri Aquarius Rudianto, sedangkan MoU pemanfaatan layanan keuangan ditandatangani oleh Direktur Utama PELINDO IV Prasetyadi dan Wakil Direktur Utama Bank Mandiri Hery Gunardi serta disaksikan Direktur Corporate Banking Bank Mandiri Alexandra Askandar secara virtual sesuai protokol kesehatan di Jakarta dan Makassar secara bersamaan pada Senin (19/10).

“Sejalan dengan visi Bank Mandiri menjadi mitra finansial utama pilihan nasabah, Kami berharap fasilitas ini dapat mendukung pelaksanaan proyek-proyek strategis PELINDO IV agar dapat selesai sesuai target sekaligus memperkuat likuiditas para supplier/vendor PELINDO IV dalam pengembangan usaha,” kata Hery.

Di samping pembiayaan produktif, dia menambahkan, pihaknya juga siap mendukung supplier/vendor melalui layanan transaksional yang dapat meningkatkan efisiensi.

Saat ini, ungkap Hery, pihaknya terus meningkatkan menyalurkan pembiayaan valuechain yang dikelola oleh segmen usaha kecil dan menengah kepada jejaring bisnis nasabah segmen Corporate Banking. Hasilnya, Bank Mandiri telah menyalurkan kredit program PEN kepada nasabah segmen usaha kecil dan menengah hingga sebesar Rp13,2 triliun kepadalebihdari 3 ribu debitur per 16 Oktober 2020.

Nilai penyaluran tersebut setara dengan 29% dari total penyaluran kredit program PEN Bank Mandiri yang telah mencapai Rp45,2 triliun kepada lebih dari 157 ribu debitur.

“Bank Mandiri akan sangat siap untuk berkolaborasi berbagai korporasi untuk mensukseskan program PEN, mengingat program ini dapat menjadi solusi permodalan bagi pelaku usaha yang terdampak pandemi covid-19, agar roda perekonomian dapat terus berjalan,” tambah Hery.