Ikhtisar
- Laba bersih per saham menurun 49% (belum termasuk keuntungan penjualan saham Bank Permata)
- Penjualan mobil menurun 51%, sementara penjualan sepeda motor turun 38%
- Peningkatan provisi kerugian pinjaman di Jasa Keuangan
- Penurunan harga batu bara memengaruhi penjualan alat berat dan volume kontraktor penambangan
- Agribisnis diuntungkan oleh peningkatan harga minyak kelapa sawit
- Posisi neraca keuangan yang kuat
“Keseluruhan kinerja Grup Astra (Grup) selama sembilan bulan pertama tahun 2020 lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun lalu, terutama akibat dari pandemi COVID-19, meskipun kinerja Grup pada kuartal ketiga menunjukkan beberapa perbaikan dibandingkan dengan kinerja pada kuartal kedua karena sebagian pembatasan terkait pandemi mulai dilonggarkan. Neraca keuangan Grup tetap kuat.
Pandemi ini, dan langkah-langkah yang diambil untuk mengendalikan dampaknya, diperkirakan masih akan berlanjut untuk beberapa waktu mendatang dan masih akan memengaruhi kinerja Grup hingga akhir tahun ini.”
Djony Bunarto Tjondro
Presiden Direktur
Kinerja Keuangan Konsolidasi
|
Untuk periode yang berakhir 30 September |
2020
Rp miliar |
2019
Rp miliar |
Perubahan
% |
Pendapatan bersih |
130.349 |
177.044 |
(26) |
Laba bersih (belum termasuk keuntungan penjualan saham Bank Permata) |
8.158 |
15.868 |
(49) |
Laba bersih* |
14.039 |
15.868 |
(12) |
|
Rp |
Rp |
|
Laba bersih per saham (belum termasuk keuntungan penjualan saham Bank Permata) |
202 |
392 |
(49) |
Laba bersih per saham |
347 |
392 |
(12) |
|
30 September 2020
Rp miliar |
31 Desember 2019
Rp miliar |
Perubahan
% |
Ekuitas yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk |
154.727 |
147,847 |
5 |
|
Rp |
Rp |
|
Nilai aset bersih per saham |
3.822 |
3.652 |
5 |
* Laba bersih adalah laba yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk, yaitu pemegang saham Astra International dan termasuk keuntungan penjualan saham Bank Permata.
Kinerja keuangan selama sembilan bulan pertama yang berakhir pada 30 September 2020 dan 2019 serta posisi keuangan per 30 September 2020 disusun berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia dan tidak diaudit. Posisi keuangan per 31 Desember 2019 disusun sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia dan telah diaudit sesuai dengan standar audit yang ditetapkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia.
LAPORAN PRESIDEN DIREKTUR
Kinerja
Pendapatan bersih konsolidasian Grup pada sembilan bulan pertama tahun 2020 sebesar Rp130,3 triliun, menurun 26% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Laba bersih, setelah memasukkan keuntungan dari penjualan saham Bank Permata, sebesar Rp14,0 triliun, menurun 12% dibandingkan dengan sembilan bulan pertama tahun 2019. Tanpa memasukkan keuntungan dari penjualan tersebut, laba bersih Grup menurun 49% menjadi Rp8,2 triliun, terutama karena penurunan kinerja divisi otomotif, alat berat dan pertambangan, dan jasa keuangan, yang disebabkan oleh dampak pandemi COVID-19 dan penerapan langkah-langkah penanggulangannya, serta penurunan harga batu bara.
Nilai aset bersih per saham pada 30 September 2020 sebesar Rp3.822, meningkat 5% dari nilai aset bersih per saham pada 31 Desember 2019.
Kas bersih, tidak termasuk anak perusahaan jasa keuangan Grup, mencapai Rp4,4 triliun pada 30 September 2020, dibandingkan utang bersih sebesar Rp22,2 triliun pada akhir tahun 2019, setelah diterimanya hasil penjualan saham Bank Permata pada bulan Mei 2020.
Utang bersih anak perusahaan jasa keuangan Grup menurun dari Rp45,8 triliun pada akhir tahun 2019 menjadi Rp43,0 triliun pada 30 September 2020.
Kegiatan Bisnis
Laba bersih Grup pada kuartal ketiga tahun 2020 meningkat dibandingkan dengan kuartal kedua, didukung oleh segmen Otomotif dan Agribisnis. Namun demikian, kinerja operasional dari sebagian besar segmen bisnis masih tertekan secara signifikan. Laba bersih yang diatribusikan kepada pemegang saham PT Astra International Tbk dari tiap-tiap segmen bisnis adalah sebagai berikut:
|
Laba Bersih yang Diatribusikan Kepada PT Astra International Tbk |
Untuk periode yang berakhir 30 September |
2020
Rp miliar |
2019
Rp miliar |
Perubahan
% |
Otomotif |
1.796 |
6.060 |
(70) |
Jasa Keuangan |
2.759 |
4.306 |
(36) |
Alat Berat, Pertambangan, Konstruksi dan Energi |
3.086 |
5.140 |
(40) |
Agribisnis |
464 |
89 |
421 |
Infrastruktur dan Logistik |
(59) |
155 |
N/A |
Teknologi Informasi |
26 |
77 |
(66) |
Properti |
86 |
41 |
110 |
Laba bersih konsolidasian (belum termasuk keuntungan penjualan saham Bank Permata) |
8.158 |
15.868 |
(49) |
Keuntungan penjualan saham Bank Permata |
5.881 |
– |
N/A |
Laba bersih konsolidasian |
14.039 |
15.868 |
(12) |
Otomotif
Laba bersih segmen otomotif Grup menurun 70% menjadi Rp1,8 triliun, yang mencerminkan penurunan volume penjualan yang signifikan. Segmen otomotif Grup kembali mencatatkan keuntungan pada kuartal ketiga setelah mengalami kerugian bersih pada kuartal kedua, akibat dari peningkatan volume penjualan menyusul pelonggaran penerapan langkah- langkah penanggulangan pandemi yang menyebabkan penutupan sementara pabrik dan dealer pada kuartal kedua. Berikut adalah ikhtisarnya:
- Penjualan mobil nasional menurun 51% menjadi 372.000 unit pada sembilan bulan pertama tahun 2020 (sumber: Gaikindo). Penjualan mobil Astra pada periode tersebut menurun 51% menjadi 192.400 unit, dengan pangsa pasar stabil sebesar 52%. Pada kuartal ketiga tahun 2020, penjualan mobil Astra meningkat menjadi 53.000 unit, dari 9.700 unit pada kuartal kedua. 13 model baru dan 15 model revamped telah diluncurkan pada periode sembilan bulan pertama tahun 2020.
- Penjualan sepeda motor secara nasional menurun 42% menjadi 2,9 juta unit pada sembilan bulan pertama tahun 2020 (sumber: Kementerian Perindustrian). Penjualan Astra atas sepeda motor Honda menurun 38% menjadi 2,3 juta unit. Pada kuartal ketiga tahun 2020, penjualan sepeda motor Astra meningkat menjadi 849.000 unit, dari 244.000 unit pada kuartal kedua. 4 model baru dan 9 model revamped telah diluncurkan pada periode sembilan bulan pertama tahun 2020.
- Bisnis komponen otomotif Grup dengan kepemilikan 80%, PT Astra Otoparts Tbk (AOP), mencatatkan rugi bersih sebesar Rp243 miliar dibandingkan laba bersih sebesar Rp512 miliar pada periode yang sama tahun lalu, terutama disebabkan oleh penurunan pendapatan dari segmen pabrikan (OEM/original equipment manufacturer), pasar suku cadang pengganti (REM/replacement market) dan segmen ekspor.
Jasa Keuangan
Laba bersih bisnis jasa keuangan Grup menurun 36% menjadi Rp2,8 triliun selama periode ini, terutama disebabkan oleh peningkatan provisi guna menutupi peningkatan kerugian kredit bermasalah pada bisnis pembiayaan konsumen dan alat berat. Berikut adalah ikhtisarnya:
- Bisnis pembiayaan konsumen Grup mengalami penurunan nilai pembiayaan baru sebesar 21% menjadi Rp50,7 triliun. Kontribusi laba bersih dari Grup perusahaan yang fokus pada pembiayaan mobil menurun 39% menjadi Rp669 miliar, sementara kontribusi laba bersih dari PT Federal International Finance (FIF) yang fokus pada pembiayaan sepeda motor menurun 37% menjadi Rp1,2 triliun. Kedua penurunan tersebut disebabkan oleh provisi kerugian pinjaman yang lebih tinggi, karena peningkatan kredit bermasalah.
- Total pembiayaan baru yang disalurkan oleh unit usaha Grup yang fokus pada pembiayaan alat berat turun sebesar 15% menjadi Rp2,7 triliun. Kontribusi laba bersih dari segmen ini menurun 54% menjadi Rp35 miliar.
- PT Asuransi Astra Buana (Asuransi Astra), perusahaan asuransi umum Grup, mencatat penurunan laba bersih sebesar 3% menjadi Rp785 miliar, disebabkan penurunan underwriting income. Perusahaan patungan asuransi jiwa Grup, PT Astra Aviva Life (Astra Life) menambah lebih dari 1.012.000 nasabah baru asuransi jiwa perorangan dan 55.000 nasabah baru asuransi program kesejahteraan karyawan selama periode ini.
Alat Berat, Pertambangan, Konstruksi dan Energi
Laba bersih Grup dari divisi alat berat, pertambangan, konstruksi dan energi menurun sebesar 40% menjadi Rp3,1 triliun, terutama disebabkan oleh penjualan alat berat dan volume kontrak penambangan yang lebih rendah, akibat melemahnya harga batu bara. Berikut adalah ikhtisarnya:
- PT United Tractors Tbk (UT), yang 59,5% sahamnya dimiliki Perseroan, melaporkan penurunan laba bersih sebesar 38% menjadi Rp5,3 triliun.
- Penjualan alat berat Komatsu menurun 54% menjadi 1.191 unit. Pendapatan dari suku cadang dan jasa pemeliharaan juga menurun.
- Bisnis kontraktor penambangan, PT Pamapersada Nusantara (PAMA), mencatat penurunan volume pengupasan lapisan tanah (overburden removal) sebesar 16% menjadi 631 juta bank cubic metres dan penurunan produksi batu bara sebesar 12% menjadi 85 juta ton.
- Anak perusahaan UT di bidang pertambangan melaporkan peningkatan penjualan batu bara sebesar 11% menjadi 7,1 juta ton, termasuk penjualan 1,2 juta ton coking coal. Namun, kinerja bisnis ini juga terdampak harga batu bara yang lebih rendah.
- PT Agincourt Resources, anak perusahaan yang 95% sahamnya dimiliki UT, melaporkan penurunan penjualan emas sebesar 16% menjadi 256.000 ons.
- Perusahaan kontraktor umum yang 64,8% sahamnya dimiliki UT, PT Acset Indonusa Tbk (Acset), melaporkan rugi bersih sebesar Rp753 miliar terutama karena perlambatan penyelesaian beberapa proyek yang sedang berjalan dan berkurangnya pekerjaan konstruksi proyek selama masa pandemi COVID-19.
- Pada bulan September 2020, Acset memperoleh dana sebesar Rp1,5 triliun dari rights issue untuk mengurangi pinjaman dan memperkuat struktur permodalannya. Sesudah rights issue, kepemilikan UT di Acset meningkat dari 50,1% menjadi 64,8%.
Agribisnis
Laba bersih dari segmen agribisnis Grup mencapai Rp464 miliar, meningkat secara signifikan dibandingkan laba bersih pada sembilan bulan pertama tahun 2019, terutama karena harga minyak kelapa sawit yang lebih tinggi. Berikut adalah ikhtisarnya:
- PT Astra Agro Lestari Tbk (AAL) yang 79,7% sahamnya dimiliki Perseroan, melaporkan peningkatan laba bersih dari Rp111 miliar menjadi Rp583 miliar, terutama disebabkan oleh meningkatnya harga minyak kelapa sawit sebesar 27% menjadi Rp8.194/kg.
- Volume penjualan minyak kelapa sawit dan produk turunannya menurun sebesar 12% menjadi 1,5 juta ton.
Infrastruktur dan Logistik
Segmen infrastruktur dan logistik Grup mencatat rugi bersih Rp59 miliar pada sembilan bulan pertama tahun 2020, dibandingkan dengan laba bersih sebesar Rp155 miliar pada periode yang sama tahun lalu, disebabkan penurunan pendapatan jalan tol dan penurunan marjin operasi pada PT Serasi Autoraya (SERA). Berikut adalah ikhtisarnya:
- Astra mempunyai kepemilikan saham di 350 km ruas jalan tol yang telah beroperasi sepanjang jaringan jalan tol Trans-Jawa dan tol lingkar luar Jakarta.
- Terjadi penurunan volume lalu lintas sebesar 15% pada konsesi jalan tol Grup.
- Laba bersih SERA menurun sebesar 56% menjadi Rp65 miliar, terutama karena marjin operasi yang lebih rendah dan penurunan volume penjualan mobil bekas, walaupun jumlah kontrak sewa kendaraan naik sebesar 2% menjadi 22.900 unit.
Teknologi Informasi
Laba bersih dari segmen teknologi informasi Grup menurun 66% menjadi Rp26 miliar, terutama disebabkan oleh penurunan pendapatan dari bisnis solusi dokumen dan layanan perkantoran PT Astra Graphia Tbk (AG), yang 76,9% sahamnya dimiliki Perseroan.
Properti
Segmen properti Grup melaporkan peningkatan laba bersih dari Rp41 miliar menjadi Rp86 miliar, terutama karena tingkat hunian yang lebih tinggi di Menara Astra dan pengakuan laba dari proyek pengembangan Asya Residences.
Prospek Bisnis
Pandemi ini, dan langkah-langkah yang diambil untuk mengendalikan dampaknya, diperkirakan masih akan berlanjut untuk beberapa waktu mendatang dan masih akan memengaruhi kinerja Grup hingga akhir tahun ini.
Djony Bunarto Tjondro
Presiden Direktur
26 Oktober 2020
Untuk informasi lebih lanjut,mohon hubungi:
PT Astra International Tbk
Riza Deliansyah, Chief of Corporate Affairs
Tel: + 62 – 21 – 508-43-888
-Selesai-
Tentang Astra
PT Astra International Tbk didirikan di Jakarta pada tahun 1957 sebagai sebuah perusahaan perdagangan umum dengan nama Astra International Inc. Pada tahun 1990, dilakukan perubahan nama menjadi PT Astra International Tbk, dalam rangka penawaran umum perdana saham Perseroan kepada masyarakat, yang dilanjutkan dengan pencatatan saham Perseroan di Bursa Efek Indonesia dengan menggunakan kode saham ASII.
Astra telah mengembangkan bisnisnya dengan menerapkan model bisnis yang berbasis sinergi dan terdiversifikasi pada tujuh segmen usaha, terdiri dari: 1) Otomotif, 2) Jasa Keuangan, 3) Alat Berat, Pertambangan, Konstruksi & Energi, 4) Agribisnis, 5) Infrastruktur dan Logistik, 6) Teknologi Informasi dan 7) Properti.
Kegiatan operasional bisnis Grup Astra yang tersebar di seluruh Indonesia dikelola melalui lebih dari 235 perusahaan, termasuk anak perusahaan, ventura bersama dan entitas asosiasi, serta didukung oleh lebih dari 190.000 karyawan, berdasarkan data per September 2020.
Sebagai salah satu grup usaha terbesar nasional saat ini, Astra telah membangun reputasi yang kuat melalui penawaran rangkaian produk dan layanan berkualitas, dengan memperhatikan pelaksanaan tata kelola perusahaan dan tata kelola lingkungan yang baik. Astra senantiasa beraspirasi untuk menjadi perusahaan kebanggaan bangsa yang berperan serta dalam upaya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat Indonesia.
Oleh karena itu, kegiatan bisnis Astra berupaya menerapkan perpaduan yang berimbang dalam aspek komersial bisnis dan sumbangsih non-bisnis melalui 9 yayasan yang dibinanya, juga melalui beragam program tanggung jawab sosial berkelanjutan Astra Untuk Indonesia Sehat, Astra Untuk Indonesia Cerdas, Astra Untuk Indonesia Hijau and Astra Untuk Indonesia Kreatif.
Astra menginisiasi program Semangat Astra Terpadu Untuk (SATU) Indonesia Awards yang tahun ini memasuki tahun kesebelas dan telah mengapresiasi 305 anak muda, yang terdiri dari 59 penerima tingkat nasional dan 246 penerima tingkat provinsi di lima bidang, yakni Kesehatan, Pendidikan, Lingkungan, Kewirausahaan, dan Teknologi. Astra juga membina 112 Kampung Berseri Astra dan 753 Desa Sejahtera Astra di 34 provinsi di seluruh Indonesia.
Untuk informasi lebih lanjut, kunjungi www.astra.co.id & www.satu-indonesia.com, serta ikuti kegiatan Astra melalui Instagram (@SATU_Indonesia), Youtube (SATU Indonesia), Facebook (Semangat Astra Terpadu) dan Twitter (@SATU_Indonesia).