Jakarta, 11 Oktober 2021 – PT Asuransi Allianz Life Indonesia (Allianz Life) terus mendukung perkembangan dan pertumbuhan industri keuangan, tidak hanya di tanah air saja tapi juga secara global. Sebagai sebuah perusahaan asuransi yang salah satu fokus bisnisnya adalah asuransi syariah, Allianz Life mewujudkan dukungan tersebut dan baru-baru ini berpartisipasi dalam Online Executive Program yang diselenggarakan oleh Islamic Financial Services Board (IFSB) dengan tema “Managing Digital Transformation Risks for Islamic Finance Institutions (IFIs)”.
Program ini diikuti oleh para anggota IFSB dari berbagai negara. Tujuannya adalah untuk meningkatkan pemahaman peserta tentang risiko operasional, peraturan, pengawasan, pemantauan, termasuk penilaian dan mitigasi risiko komprehensif, serta implementasi terkait percepatan transformasi digital untuk perbankan, pasar modal dan lembaga keuangan syariah lainnya.
Hadir sebagai perwakilan Allianz Life Indonesia dan menjadi salah satu pembicara dalam Online Executive Program ini, Bianto Surodjo, Direktur & Chief of Partnership Distribution Officer Allianz Life Indonesia. Bianto menjelaskan mengenai transformasi digital yang dilakukan oleh perusahaan untuk mengembangkan bisnis syariah pada kanal distribusi bancassurance.
“Dengan jumlah penduduk 270 juta jiwa dan 87% penduduk muslim, Indonesia menawarkan peluang besar bagi bisnis keuangan syariah, karena besarnya populasi dan peningkatan kelas menengah. Di sisi lain, asuransi menawarkan potensi yang menarik karena penetrasinya masih 3% dari PDB, sementara kontribusi syariah hanya 6% dari industri,” Bianto memberikan latar belakang data terkait keuangan dan asuransi di Indonesia.
“Sangatlah penting untuk menggunakan saluran dan cara yang tepat untuk menjangkau banyak masyarakat Indonesia. Peran perbankan masih sangat penting mengingat lebih dari 100 juta masyarakat Indonesia adalah nasabah bank. Bank juga dianggap kredibel bagi nasabah, sehingga bank atau bancassurance masih menjadi saluran yang sangat relevan bagi perusahaan asuransi yang ingin menjangkau sebagian besar Indonesia, termasuk Allianz,” paparnya.
Transformasi digital diawali dengan berkembangnya sistem pembayaran digital, dimana ekosistem yang terbentuk dan keterhubungan telah meningkatkan kemudahan bagi para pengguna. Industri asuransi akan mengalami perjalanan yang mirip dengan sistem pembayaran digital yang dimulai dari pembentukan ekosistem, dan pengguna akan menentukan model operasi tersebut diterima dengan baik atau tidak.
Bisnis digital juga saat ini didominasi oleh e-commerce, sedangkan perbankan mengejar solusi disrupsi yang dilakukan perusahaan digital. Kombinasi dari semuanya menjadi jangkar dalam bisnis digital, karena mereka dapat mencapai lebih dari 100 juta orang secara bersamaan.
Pertumbuhan bisnis dapat terjadi dengan memanfaatkan ekosistem tersebut secara efektif. Bekerja sama dengan pihak lain yang telah memiliki ekosistem digital akan menjangkau masyarakat yang belum tersentuh produk asuransi sebelumnya. Memberikan customer journey yang sederhana, termasuk di dalamnya pembayaran, menjadi sangat penting untuk mencapai tujuan peningkatan angka penetrasi asuransi di Indonesia.
“Ketika membahas mengenai digital, saya ingin mengulangi bahwa digitalisasi tidak dapat diimplementasikan pada semua produk asuransi. Digitalisasi, tidak hanya dalam kerangka penjualan secara full digital, namun juga solusi digital yang sifatnya hybrid karena produk yang lebih kompleks masih memerlukan interaksi antar manusia dalam prosesnya.
Di Allianz, kami menerapkan proses digital secara end-to-end mulai dari proses pembelian polis asuransi dengan tatap muka digital, proses pembayaran dan aktivitas pasca pembelian secara digital, klaim dan layanan transaksi digital untuk nasabah, sampai dengan program loyalty.” Bianto menjelaskan mengenai digitalisasi di Allianz Life Indonesia.
“Jadi untuk mempercepat perkembangan asuransi syariah, diperlukan ekosistem syariah dan keterhubungan antara perusahaan asuransi dengan bank, institusi keuangan lain, fin-tech sampai dengan nasabah. Kemudian edukasi mengenai keuangan dan asuransi syariah juga harus dilakukan secara berkesinambungan.
Kerja sama dan kolaborasi dalam menumbuhkan industri syariah dan digital di berbagai bidang perlu dilakukan, antara lain dalam hal dialog dengan regulator, pencegahan fraud, peraturan yang seimbang dengan industri lain agar seimbang antara perlindungan nasabah, perlindungan perusahaan asuransi, kecepatan dan stimulasi untuk inovasi yang harus dilakukan. Selain itu, dukungan pemerintah dan regulator untuk industri syariah tentu menjadi hal yang sangat krusial sebagai pelengkap keseluruhan upaya ini.” tutup Bianto.
Dalam kesempatan yang sama, dari Indonesia juga hadir Hery Gunardi, Direktur Utama Bank Syariah Indonesia untuk menyampaikan hal senada, bahwa Bank Syariah Indonesia (BSI) terus mendukung perkembangan ekosistem ekonomi syariah yang lebih kuat, salah satunya dengan memaksimalkan teknologi digital dan meningkatkan penggunaan teknologi mobile banking.
Tujuannya tidak lain untuk memperluas jangkauan dan transaksi nasabah, sehingga kebutuhan nasabah dapat terpenuhi baik dari transaksi finansial, sosial yang dapat membantu sesama, sampai dengan kebutuhan spiritual.
Tentang Allianz Indonesia
Allianz memulai bisnisnya di Indonesia dengan membuka kantor perwakilan di tahun 1981. Pada tahun 1989, Allianz mendirikan PT Asuransi Allianz Utama Indonesia, perusahaan asuransi umum. Kemudian, Allianz memasuki bisnis asuransi jiwa, kesehatan dan dana pensiun dengan mendirikan PT Asuransi Allianz Life Indonesia di tahun 1996. Di tahun 2006, Allianz Utama dan Allianz Life memulai bisnis asuransi syariah.
Kini Allianz Indonesia didukung oleh lebih dari 1.300 karyawan dan lebih dari 34.000 tenaga pemasar dan ditunjang oleh jaringan mitra perbankan dan mitra distribusi lainnya. Saat ini, Allianz menjadi salah satu asuransi terkemuka di Indonesia yang dipercaya untuk melindungi lebih dari 8,3 juta tertanggung.
Tentang Allianz di Asia
Asia adalah salah satu wilayah pertumbuhan inti untuk Allianz, yang ditandai dengan keragaman budaya, bahasa dan adat istiadat. Allianz telah hadir di Asia sejak 1910, menyediakan asuransi kebakaran dan maritim di kota-kota pesisir Tiongkok. Saat ini, Allianz aktif di 16 pasar di wilayah tersebut, menawarkan beragam asuransi dengan bisnis inti pada asuransi kerugian, asuransi jiwa, perlindungan dan solusi kesehatan, dan manajemen aset. Dengan lebih dari 36.000 staf, Allianz melayani kebutuhan lebih dari 22 juta nasabah di wilayah ini melalui berbagai saluran distribusi dan platform digital.
Tentang Grup Allianz
Allianz Group adalah perusahaan asuransi dan manejemen aset terkemuka di dunia dengan 100 juta nasabah individu dan perusahaan di lebih dari 70 negara. Nasabah Allianz mendapatkan manfaat dari berbagai layanan asuransi individu dan kumpulan, mulai dari asuransi properti, jiwa dan kesehatan, sampai layanan bantuan asuransi kredit dan asuransi bisnis secara global. Allianz adalah salah satu investor terbesar di dunia, dengan dana kelolaan nasabah asuransi lebih dari 790 miliar Euro.
Sementara manajer aset kami, PIMCO dan Allianz Global Investors mengelola aset tambahan sebesar 1,7 triliun Euro milik pihak ketiga. Berkat integrasi sistematik ekologis dan kriteria sosial pada proses bisnis dan keputusan investasi, Allianz memegang posisi terdepan untuk perusahaan asuransi dalam Dow Jones Sustainable Index. Pada tahun 2020, Allianz Group memiliki lebih dari 150.000 karyawan dan meraih total pendapatan 140 miliar Euro serta laba operasional sebesar 10,8 miliar Euro.