Tag Archives: Digitalisasi

Ekspansi Bisnis, PLN Garap ICT Timor Leste

Timor Leste – PT PLN (Persero) melalui subholding beyond kWh PLN Icon Plus menjajaki peluang kerja sama global dengan Sacomtel LDA dari Sacom Grupo untuk menghadirkan layanan Information and Communication Technology (ICT) di Timor Leste.

Sacomtel LDA adalah perusahaan di Timor Leste yang bergerak di bidang ICT, dan merupakan anak usaha dari perusahaan SACOM Grupo.

Hal itu ditandai dengan penandatanganan Head of Agreement (HoA) mengenai ICT dengan Sacomtel LDA, di Dili, Timor Leste.

Direktur Utama PT PLN (Persero), Darmawan Prasodjo mengatakan bahwa komitmen yang telah diinisiasi oleh Icon Plus bersama Sacomtel LDA ini, diharapkan dapat terus berlanjut untuk saling berkolaborasi.

“Kerja sama ini merupakan langkah awal bagi keduanya, semoga kerja sama antara Icon Plus dan Sacomtel ini tidak berhenti di sini, tapi akan terus berlanjut dalam kolaborasi nyata,” ucap Darmawan.

Direktur Utama PLN Icon Plus, Ari Rahmat Indra Cahyadi mengatakan, kepercayaan yang diberikan Sacomtel menjadi kesempatan baik sekaligus tantangan bagi PLN Icon Plus untuk menghadirkan layanan terbaik di Timor Leste.

“Kami mengucapkan terima kasih atas kepercayaan Sacomtel LDA yang memilih PLN Icon Plus sebagai mitra dalam penyedia layanan ICT bagi masyarakat Timor Leste. Suatu kehormatan bagi kami dan semoga hubungan kerja sama ini dapat saling memberi manfaat bagi kedua pihak” ujar Ari.

Ari menambahkan, penandatanganan HoA mengenai ICT ini merupakan langkah awal sinergi bersama PLN Icon Plus dan Sacomtel LDA untuk menyediakan layanan ICT di Timor Leste.

“Kami akan memberikan dukungan layanan terbaik dan berharap kerja sama yang dibangun akan membuka peluang pengembangan solusi ICT lainnya dalam mendukung perkembangan bisnis Sacomtel LDA ke depan dan untuk kepentingan masyarakat Timor Leste” pungkas Ari.

Senada dengan Ari, Presiden Direktur Sacomtel LDA, Abilio Araujo juga menyambut dengan baik kerja sama antara dua perusahaan dari negara bertetangga ini.

“Kita tidak bisa memilih tetangga. Namun, Timor Leste bertetangga dengan Indonesia adalah suatu berkat Tuhan. Termasuk saat ini, semoga adanya kerja sama Sacomtel LDA dengan PLN Icon Plus dari Indonesia bisa mendukung kemajuan dunia digital di Timor Leste,” tutup Abilio Araujo.

PLN Icon Plus dan Sacomtel LDA merupakan perusahaan yang bergerak di bidang ICT, keduanya tumbuh sebagai anak usaha dari sebuah perusahaan energi listrik nasional, dalam hal ini, PT PLN (Persero) dan Sacom Grupo.

PLN Icon Plus dan Sacomtel LDA sepakat untuk menjalin kerja sama Business to Business untuk penyediaan Layanan Internet Gateway di wilayah Timor Leste.

Turut hadir, Presiden Timor Leste, Jose Ramos Horta dalam menyaksikan penandatanganan kerja sama yang masing-masing dilakukan oleh Direktur Utama PLN Icon Plus, Ari Rahmat Indra Cahyadi dengan Abilio Araujo, Presiden Direktur Sacomtel LDA. []

Dukung Digitalisasi Pedesaan, Dirut meresmikan Rumah Digital Pegadaian di desa Mertelu, Gunung Kidul

Yogyakarta, 28 Oktober 2022 – Untuk mendukung program Digitalisasi Pedesaan, Direktur Utama PT Pegadaian meresmikan Rumah Digital Pegadaian (RDP) tepat padai hari Sumpah Pemuda, di Desa Mertelu, Kecamatan Gedangsari, Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jumat (28/10).

Program ini disambut antusias oleh masyarakat desa dengan mempersembahkan tarian tradisional diiringi gamelan. Kegiatan ini dihadiri oleh Direktur Utama PT Pegadaian, serta camat Gedangsari selaku perwakilan warga desa Mertelu. Rumah Digital Pegadaian merupakan wadah untuk membantu masyarakat setempat mewujudkan impian, sejalan dengan program pemulihan dan transformasi ekonomi nasional yang digagas Kementerian BUMN.

Direktur Utama PT Pegadaian, Damar Latri Setiawan, mengatakan Rumah Digital Pegadaian merupakan bagian dari akselerasi kapabilitas pendidikan digital bagi masyarakat untuk memberikan produktivitas melalui bantuan sarana dan prasarana  berupa perpustakaan digital bagi generasi muda desa untuk pendidikan dan pembelajaran secara daring.

“Saya berharap, kehadiran Rumah Digital Pegadaian dapat dimanfaatkan sebaik mungkin oleh masyarakat setempat, serta dapat mencerdaskan melalui perluasan jangkauan jaringan internet, agar anak-anak di desa lebih melek digital,” jelas Damar.

Damar menambahkan, selain untuk pendidikan Rumah Digital Pegadaian juga dapat menjadi wadah untuk promosi bagi pelaku umkm, sejalan dengan program digitalisasim UMKM yang tengah dijalankan oleh pemerintah.

Adapun bantuan sarana prasarana dan bantuan yang dapat dinikmati oleh masyarakat Mertelu meliputi bangunan Rumah Digital Pegadaian, laptop, printer, meja dan kursi, koneksi internet, sosialisasi edukasi internet, buku bacaan, bantuan alat produksi ke kelompok kerajinan bambu dan pelatihan branding serta packaging untuk pelaku UMKM. Ruangan ini juga menjadi tempat belajar anak-anak khususnya pada masa pandemi Covid-19, untuk belajar bersama-sama sambil  berdiskusi, sambil  memanfaatkan internet untuk menyaksikan materi secara online.

Kepala Desa Mertelu Eko Krisdiyanto menyampaikan ucapan terimakasih kepada Pegadaian atas komitmen yang tinggi terhadap masyarakat, khususnya masyarakat Mertelu. Ia  berharap, dengan adanya jaringan internet dapat dimanfaatkan oleh pelajar di Mertelu dan masyarakat umum.

“Ucapan rasa terima kasih disampaikan oleh warga desa, karena Pegadaian telah membangun ruang digital bagi anak dan masyarakat desa untuk mengurangi kesenjangan pemanfaatan arus teknologi informasi dan komunikasi”.

Hingga saat ini Rumah Digital Pegadaian telah hadir di Desa Mertelu-Gunung Kidul,  Desa Cihaur-Kabupaten Sukabumi, Kecamatan Kabanjahe-Kabupaten Karo, Desa Siri Sori-Maluku, dan Desa Oemofa Kabupaten Kupang-NTT.

Tindak Kejahatan Keuangan 4.0 Menghantui Pesatnya Digitalisasi Industri Jasa Keuangan Indonesia

JAKARTA, 15 FEBRUARI 2022 – GBG (AIM:GBG), perusahaan teknologi global dalam bidang identitas digital, yang membantu berbagai perusahaan mencegah fraud dan memenuhi syarat kepatuhan, merilis 4 hal terkait tindak kejahatan dan penipuan finansial digital yang diprediksikan akan berkembang dalam industri perbankan dan jasa keuangan di tahun 2022 ini.

Dua tahun lalu setelah dimulainya pandemi Covid-19, baik bank maupun lembaga keuangan (LK) di Asia Pasifik mulai mendapatkan gambaran yang jelas tentang lingkup penipuan yang diakibatkan oleh krisis global. Menurut studi IDC yang dilakukan bersama GBG tentang Next Gen Financial Crime Management Solution, kejahatan identitas dan pencucian uang akan terus menjadi ancaman bagi industri, sementara meningkatnya perdagangan mata uang kripto berpotensi meningkatkan risiko penipuan di pasar tersebut.

1. Tindak penipuan akan tumbuh dalam wujud teknologi canggih maupun rendah

Tidak diragukan lagi bahwa Kejahatan Keuangan 4.0 akan terus tumbuh dan berkembang di tahun 2022, terutama dengan semakin banyaknya bank dan layanan keuangan yang merilis produk/layanan digital baru seperti pertukaran kripto dan penawaran pinjaman. Semakin banyaknya layanan keuangan yang masuk ke platform digital membuat para pelaku kejahatan finansial menyatukan diri mereka ke dalam lingkaran penipuan global yang kompleks, di mana mereka saling berbagi intelijen dalam ekosistem yang saling terhubung, serta dengan mulusnya mengkoordinasikan kejahatan identitas, pencucian uang, dan kampanye rekayasa siber.

Secara bersamaan, saat taktik digital mereka sudah lebih canggih, para pelaku kejahatan finansial juga diperkirakan akan menggandakan jumlah tenaga kerja mereka. Memanfaatkan sumber daya manusia di negara-negara dengan biaya rendah, para penipu berteknologi rendah dan psikologis tinggi ini akan mempercanggih phishing bot otomatis yang membuat baik penyedia solusi manajemen kejahatan finansial maupun konsumen kesulitan untuk membedakan antara mana informasi yang sah dan berbahaya. Selain itu, meningkatnya keterampilan rekayasa sosial, contohnya kasus penipu yang berpura-pura menjadi penasihat keuangan di Australia, akan semakin memperparah situasi keamanan finansial.

2. Bank dan Lembaga Keuangan mengandalkan perluasan dan peningkatan data guna mengatasi semakin canggihnya kejahatan keuangan

Pembelajaran Mesin (Machine Learning) dan Kecerdasan Buatan (Artificial Intelligence) akan terus menjadi teknologi utama. Menurut studi IDC, 48,9% bank dan lembaga keuangan mempertimbangkan machine learning tidak tersupervisi sebagai fungsi yang penting. Karena performa model tersebut dipengaruhi oleh data yang ada, akan diperlukan adanya peningkatan permintaan terhadap kumpulan data yang lebih kaya dan luas, seiring meningkatnya permintaan terhadap machine learning dan artificial intelligence.

Studi yang sama menemukan bahwa bank dan lembaga keuangan telah mengeksplorasi sumber data baru bagi solusi penipuan dan kebijakan mereka, termasuk kecerdasan perangkat dari ponsel dan tablet, pencocokan identitas media sosial dan jaringan profesional, serta data telekomunikasi seperti informasi panggilan yang bersifat real-time. Sumber data yang semakin luas ini memungkinkan bank dan lembaga keuangan memperkuat lini pertahanan mereka terhadap penipu yang meluncurkan serangan dari banyak saluran digital, termasuk situs web, panggilan teks, email, dan aplikasi seluler.

Selain pemanfaatan rentang data yang lebih luas dari dalam institusi, bank dan lembaga keuangan juga akan mempertimbangkan untuk bekerja sama dengan data pihak ketiga melalui vendor. Hal ini akan melengkapi model machine learning dan artificial intelligence mereka dengan kemampuan prediksi yang lebih kuat guna mencegah dan melindungi institusi dari bentuk kejahatan finansial dan penipuan yang baru maupun berkembang.

3. Bank dan Lembaga Keuangan lebih memilih untuk membeli dan menyewa sistem manajemen kejahatan keuangan dibanding membangun sendiri

Memasuki tahun yang baru, diprediksi bahwa minat bank dan lembaga keuangan terhadap kepemilikan penuh dan membangun sistem internal dari  nol dalam memerangi penipuan, akan mengalami penurunan. Studi IDC menemukan bahwa 76,8% bank dan lembaga keuangan lebih memilih untuk membeli solusi manajemen kejahatan finansial atau memanfaatkan jasa dari penyedia solusi untuk memerangi sumber penipuan di masa depan, meningkat dari 63% pada saat ini.

Bank dan lembaga keuangan semakin melihat penyedia solusi manajemen kejahatan finasial sebagai mitra konsultatif dan mempercayai mereka untuk menyediakan tinjauan sistem berkala, manajemen yang lebih baik, dan pemantauan secara terus-menerus. Selain itu, bank dan lembaga keuangan juga mengandalkan efektifitas vendor-vendor tersebut untuk mengimplementasikan solusi manajemen kejahatan finansial mereka dengan lebih cepat dibanding menunggu hingga sistem deteksi dan pencegahan penipuan selesai dibangun.

Namun begitu, sangat penting bagi bank dan lembaga keuangan untuk memilih vendor yang memiliki alat lengkap dan tenaga subjek ahli serta kapabilitas yang melingkupi seluruh tahapan yang dilalui nasabahnya, dari proses onboarding hingga manajemen investigasi, guna memastikan bahwa solusi mereka mampu menghadapi tantangan di masa depan.

4. Adopsi cloud publik meningkat di kalangan bank dan Lembaga Keuangan di Asia Pasifik dan Indonesia

Migrasi ke layanan cloud juga akan menjadi tren yang meningkat di sektor ini, melihat 68% dari bank dan layanan keuangan yang saat ini menggunakan solusi lokal yang dikelola oleh tim TI internal diprediksi untuk beralih ke solusi berbasis cloud di 2022 menurut studi IDC. Selain itu, studi ini juga menunjukan bahwa adopsi cloud publik, yang dikelola oleh vendor internal, akan mencapai 66% dari seluruh bank dan lembaga keuangan, yang mana angka tersebut naik dari 53% pada saat ini.

Pergeseran ke cloud merupakan langkah besar bagi bank dan lembaga keuangan, karena mereka memanfaatkan infrastruktur untuk bereaksi cepat terhadap perubahan cakupan di seluruh jaringan mereka. Fitur cloud seperti kontainerisasi juga menyediakan kemampuan untuk mengukur sumber daya mereka sesuai dengan permintaan real-time. Selain itu, penggunaan cloud juga memungkinkan mereka untuk memperkuat keamanan data, mitigasi bencana, dan mempertahankan keseragaman pengelolaan terhadap pembaruan sistem dan fitur baru di berbagai lokasi di seluruh dunia.

Saat beralih ke platfom berbasis cloud, bank dan lembaga keuangan juga harus mempertimbangkan fungsi seperti memory streaming real-time yang dapat membantu mereka memproses dan menganalisa transaksi dengan cepat, juga pemanfaatan berbagai teknologi peningkatan privasi guna memungkinkan pertukaran data tanpa harus mengorbankan identitas pribadi nasabah.

 

2022 akan menjadi tahun penyempurnaan strategi digital

Setelah memutuskan untuk masuk ke dalam digitalisasi, bank dan lembaga keuangan akan bekerja keras melewati fase awal transformasi digital mereka guna menangani miliaran transaksi yang terjadi hampir secara real-time. Hal ini akan membuat mereka mengadopsi infrastruktur baru, memanfaatkan solusi, dan menyerap lebih banyak sumber data untuk memberikan perlindungan yang lebih besar dan pengalaman yang lebih mulus bagi nasabah mereka.

Dev Dhiman, Managing Director, APAC at GBG menjelaskan, “Setelah memasuki fase digitalisasi, bank dan Lembaga keuangan perlu mempertimbangkan strategi investasi manajemen kejahatan keuangan dengan lebih berhati-hati. Pada dasarnya, perlu adanya pendekatan yang lebih berkelanjutan dan holistik dalam hal memastikan sumber daya TI memadai, dan memiliki skalabilitas yang cepat untuk menumbuhkan saluran dan model bisnis baru, mampu mengelola kompleksitas tipologi fraud saat ini dan yang akan datang, agar dapat melindungi para nasabahnya dengan lebih baik”

Tentang GBG

GBG menawarkan serangkaian solusi yang membantu organisasi dengan cepat memvalidasi dan memverifikasi identitas dan lokasi pelanggan mereka. Melalui teknologi, data, dan keahlian kami yang teruji, kami dapat membantu pengguna dalam meningkatkan akses digital, memberikan pengalaman tanpa batas dan membangun kepercayaan sehingga mereka dapat bertransaksi dengan cepat, aman dan aman dengan konsumen secara online.

Berkantor pusat di Inggris dengan lebih dari 1.000 karyawan di 16 negara, kami bekerja dengan 20.000 pelanggan di lebih dari 70 negara. Beberapa bisnis terkenal di dunia bergantung pada GBG untuk menyediakan layanan digital dan membuat ekonomi terus bergerak, dari raksasa e-commerce di AS ke bank terbesar di Asia sampai ke brand brand terkenal Eropa.

Untuk mengetahui lebih lanjut tentang bagaimana kami membantu pelanggan kami membangun kepercayaan dengan konsumen, kunjungi http://www.gbgplc.com/apac dan kanal media sosial kami di LinkedIn dan Twitter @gbgplc