Bandung – Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) meraih dua penghargaan di The Hitachi Global Foundation Asia Innovation Award 2020 sebagai Best Innovation Award yang jatuh kepada Kepala Loka Penelitian Teknologi Bersih, Ajeng Arum Sari dan Encouragement Award yang diperoleh peneliti Pusat Penelitian Kimia, Muhammad Hanafi. LIPI mengirimkan lima aplikasi proposal di mana dua aplikasi proposal berhasil terpilih menjadi yang terbaik.
The Hitachi Global Foundation Asia Innovation Award 2020 merupakan penghargaan kepada innovator atas pencapaian luar biasa dalam bidang penelitian & pengembangan sains dan teknologi serta dampak sosialnya dalam mencapai Sustainable Development Goals (SDG’s). Penghargaan ini diberikan oleh Hitachi Global Foundation yang memandang ASEAN sebagai representasi dunia sebagai mercusuar harapan bagi umat manusia dalam memperjuangkan keanekaragaman, inklusi, pembangunan ekonomi, dan kelestarian lingkungan. Hanya universitas dan institusi riset dari enam negara ASEAN terpilih yang bisa mengajukan aplikasi proposal.
Ajeng mengaku bangga dan yakin bahwa ini adalah salah satu cara agar hasil riset LIPI di bidang lingkungan dapat semakin mendunia sehingga lebih diakui “Ini seperti momentum bagi saya bahwa LIPI bisa lebih banyak berbicara di bagian lingkungan,” ungkap pemenang Best Innovation Award Dr. Ajeng Arum Sari, Rabu (4/11) di Gedung 50 Kawasan Multisatker LIPI Bandung.
Di sela sela kesibukannya, Ajeng menceritakan mengenai proses seleksi yang dilaluinya. Dirinya mengatakan bahwa tantangan terberatnya saat itu adalah menyatukan berbagai penelitian menjadi satu skema riset lintas disiplin yang komprehensif dan mampu menjawab problematika lingkungan di Indonesia. “Saya optimis ini tuh bagus karena kita dari lintas disiplin, tapi seperti bisa memecahkan masalah besar dari monitoring sampai teknologi yang termanfaatkan dan memiliki keuntungan bagi masyarakat,” jelasnya.
Adapun delapan penelitian yang menjadi bagian dari Environment Team pemenang Best Innovation Award adalah: (1) Monitoring plastik Sungai Citarum oleh Muhammad Reza Cordoba, (2) Daur ulang limbah plastik dan (3) Pengembangan Bioplastik oleh Muhammad Ghozali dan Agus Haryono, (4) Teknologi enzim untuk pengolahan air limbah oleh Ajeng Arum Sari dan Dede Heri Yuli Yanto, (5) Lutor Nanobubble oleh Anto Tri Sugiarto, (6) Teknologi pengolahan air limbah anaerobik dan (7) Riset Composting Toilet dari Neni Sintawardani, serta (8) Floating Treatment Wetland oleh Cynthia Henny. “Tim mencermati mulai dari monitoringnya hingga implementasi teknologi yang dimiliki oleh LIPI,” ujar Ajeng.
Tahapan seleksi sendiri berlangsung sejak April 2020 saat pengumuman penerimaan aplikasi proposal dibuka. Masa seleksi kemudian berlangsung pada Juli hingga Agustus 2020 dan menghasilkan beberapa kandidat terpilih untuk wawancara secara online pada 1 Oktober. Hitachi Global Foundation lalu merilis pengumuman pemenang pada 30 Oktober 2020. Peraih Best Innovation Award (2 orang) berhak mendapatkan ¥ 3.000.000, Outstanding Innovation Award (10 orang) sebesar ¥ 1.000.000 dan Encouragement Award (10 orang) sebesar ¥ 500.000.
Sejatinya, seremoni penyerahan penghargaan akan dihelat pada Januari 2021 di Jepang. Namun, pandemi COVID-19 memaksa pengumuman penghargaan dilakukan secara online. Meskipun baru saja mendapat apresiasi internasional, Ajeng dan tim lingkungan LIPI langsung bergegas cepat menetapkan target selanjutnya. Termasuk mengunjungi beberapa lokasi yang menjadi tempat pengembangan dan implementasi teknologi riset yang dijalankan seperti IPAL di Sumedang. “Kita akan diskusi apa yang bisa kita explore,” tuturnya.
Sumber : Humas LIPI
Sivitas Terkait : Dr. Ajeng Arum Sari