Jakarta – PT Bukit Asam Tbk (PTBA) masih mencetak kinerja positif hingga kuartal III- 2020 meski terimbas pandemi Covid-19 serta menurunnya harga batu bara dunia.
Perseroan berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp 1,7 triliun hingga 30 September 2020. Dari sisi pendapatan, PTBA membukukan sebesar Rp 12,8 triliun.
Aset perusahaan per September 2020 tercatat masih kuat berada di angka Rp 24,5 triliun, dengan komposisi kas dan setara kas termasuk deposito berjangka (lebih dari 3 bulan) sebesar Rp 6,1 triliun atau 25% dari total aset.
Kinerja PTBA hingga kuartal III- 2020 masih terdampak oleh pandemi Covid-19 yang menyebabkan penurunan konsumsi energi akibat diberlakukannya lockdown di beberapa negara tujuan ekspor seperti China dan India. Begitu juga dengan kondisi di dalam negeri yang menjadi pasar mayoritas PTBA. Turunnya konsumsi listrik di wilayah besar Indonesia seperti DKI Jakarta, Banten, Jawa dan Bali juga berdampak turunnya penyerapan batu bara domestik.
Harga batu bara yang terus merosot selama tiga triwulan ini juga menjadi tantangan tersendiri bagi perseroan. Berdasarkan data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), harga batu bara acuan (HBA) ini merosot sekitar 24% dari US$ 65,93 per ton pada bulan Januari 2020 menjadi US$ 49,92 per ton pada bulan September 2020.
Strategi Efisiensi
Efisiensi merupakan salah satu strategi PTBA untuk menjaga dan mencatatkan kinerja positif di tengah volatilitas harga dan berkurangnya permintaan pasokan batu bara.
Beberapa strategi efisiensi yang telah dilakukan PTBA adalah dengan terus melakukan upaya penurunan biaya usaha dan biaya pokok produksi melalui penerapan optimalisasi design tambang.
Kinerja Operasional
Dari sisi produksi, PTBA mampu memproduksi 19,4 juta ton batu bara hingga September 2020 atau 77% dari target tahun ini yang telah disesuaikan menjadi 25,1 juta ton. Kinerja angkutan batu bara juga menunjukkan performa yang terjaga dengan kapasitas angkutan batu bara tercatat mencapai 17,7 juta ton.
Masih terjaganya kinerja operasional perusahaan hingga kuartal III-2020 tak lain merupakan hasil dari penerapan operational excellence yang berkelanjutan dan perluasan pasar yang menjadi strategi perusahaan dalam menjalankan bisnis di tahun ini.
Progress Proyek Pengembangan
Gasifikasi Batu Bara
Sejalan dengan visi Presiden Joko Widodo untuk percepatan peningkatan nilai tambah batu bara, PT Bukit Asam Tbk (PTBA) terus membuktikan dan menjalankan komitmennya sebagai pionir pengembangan usaha hilirisasi batu bara di Indonesia.
Komitmen PTBA tercermin dari keseriusan PTBA mengembangkan hilirisasi batu bara antara lain dengan rencana pembangunan pabrik pemrosesan batu bara menjadi dymethil eter (DME) yang berlokasi di Tanjung Enim, Sumatera Selatan.
Pabrik hilirisasi batu bara tersebut akan mengolah sebanyak 6 juta ton batu bara per tahun dan diproses menjadi 1,4 juta ton DME yang dapat digunakan sebagai bahan bakar alternatif pengganti LPG.
Hadirnya DME sebagai bahan bakar alternatif bisa membantu menekan impor LPG dan menghemat devisa negara. Berdasar hitungan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, potensi penghematan negara bisa mencapai Rp 8,7 triliun.
Persiapan konstruksi proyek hilirisasi direncanakan dimulai pada pertengahan 2021 dan target operasi pada Triwulan-2 Tahun 2024. Proyek hilirisasi ini juga telah disetujui Presiden Joko Widodo sebagai bagian dari Program Prioritas sebagaimana tertuang dalam Peraturan Presiden Nomor 18 Tahun 2020.
PLTU Mulut Tambang Sumsel-8
PLTU Sumsel-8 berkapasitas 2×620 MW merupakan proyek strategis PTBA dengan nilai mencapai US$ 1,68 miliar. PLTU ini merupakan bagian dari proyek 35 ribu MW dan dibangun oleh PTBA melalui PT Huadian Bukit Asam Power (PT HBAP) sebagai Independent Power Producer (IPP). PT HBAP merupakan konsorsium antara PTBA dengan China Huadian Hongkong Company Ltd.
Pengembangan PLTS Bandara dengan AP II
PTBA juga melakukan sinergi dengan PT Angkasa Pura II (AP II) dalam membangun dan mengoperasikan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di Bandar Udara Soekarno-Hatta.
PLTS kerjasama PTBA dan AP II tersebut berupa 720 solar panel system dengan photovoltaics berkapasitas maksimal 241 kilowatt-peak (kWp) dan terpasang di Gedung Airport Operation Control Center (AOCC).
PLTS di Gedung AOCC ini dibangun dan dikelola oleh PTBA yang juga menggandeng grup usaha PT LEN.
PLTS beroperasi penuh pada 1 Oktober 2020. Kesuksesan kerja sama PLTS ini mendorong PTBA dengan AP II untuk menjajaki pembangunan PLTS di sejumlah bandara-bandara lainnya yang dikelola AP II.
PLTS Ombilin
PTBA berencana menggarap proyek pengembangan PLTS di lahan pasca tambang milik perusahaan yang berada di Ombilin, Sumatera Barat. Lahan tambang yang sudah ditetapkan oleh UNESCO sebagai salah satu world heritage ini akan terpasang PLTS dengan kapasitas mencapai 200 MW.
Konstruksi PLTS dilakukan dalam 2 tahap, dan pembangunan tahap pertama ditargetkan bisa rampung dengan kapasitas mencapai 100 Megawatt (MW). Pembangunan tahap I saat ini dalam tahap perencanaan dan studi.
Pembangunan tahap I ditargetkan rampung pada 2023 dan akan dilanjutkan pembangunan tahap II, sehingga total kapasitas PLTS bisa mencapai 200 Megawatt.
Pengembangan Kapasitas Angkutan Batu Bara dengan Pelindo II
PTBA menandatangani Head of Agreement (HoA/Perjanjian Induk) dengan PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) untuk pengembangan kapasitas angkutan batu bara dan/atau komoditas lainnya melalui sungai dan pelabuhan di Sumatera Selatan. Kerjasama pengembangan angkutan batu bara ini dilakukan untuk menyukseskan tujuan pembangunan koridor ekonomi Sumatera Selatan sebagai lumbung energi nasional.
Untuk Informasi lebih lanjut silakan menghubungi:
Apollonius Andwie C Corporate Secretary PT Bukit Asam Tbk www.ptba.co.id