Jakarta – Proyek pembangunan Jakarta International Stadium (JIS) di kawasan Jakarta Utara sudah mencapai 31,89% memasuki Minggu ke-59 pekan ini. Pembangunan stadion sepak bola bertaraf internasional itu masih sesuai jadwal perencanaan meski di tengah pandemi Covid-19.
Selain merupakan proyek megastruktur berskala global, JIS juga dibangun dengan memperhatikan setiap detail aspek yang berlaku dalam tatanan nilai standar global. Salah satunya ialah bangunan yang menerapkan skema Green Building (ramah lingkungan). Untuk itu, JIS nantinya merupakan stadion pertama di Indonesia yang mengusung konsep sustainability atau keberlanjutan.
Officer Material Coordinator Jakarta International Stadium, Alfitra Libelnedo, mengatakan JIS akan memperoleh sertifikasi atau Greenship level platinum yang dilakukan oleh lembaga sertifikasi Green Building Council Indonesia (GBCI). Untuk itu, JIS akan dilengkapi oleh fasilitas yang ramah lingkungan sekaligus sustainability.
Dari sisi energi misalnya, ia menuturkan, JIS akan menerapkan energy efficiency & conservation atau bagaimana pemakaian energi yang lebih hemat. Misalnya, JIS bakal menggunakan renewable energy sebesar 5,1% dari daya listrik yang dibutuhkan Gedung. Caranya dengan memanfaatkan solar panel.
“Sedangkan 95% kita supply dari PLN,” katanya dalam acara Ngobrolin Jakarta International Stadium (JIS) dengan tema Green Buliding Jakarta International Stadium Part III, yang diselenggarakan secara daring, Selasa (20/10/2020).
Selain itu, ruangan-ruangan di JIS akan menggunakan lampu LED, termasuk juga taman-taman yang ada di kawasan stadion. Alasannya lampu LED lebih hemat energi. Sedangkan di lapangan, nantinya akan memakai sport lighting khsusus untuk menunjang broadcasting penyiaran. Hal ini sesuai dengan standar FIFA. “Secara umum pake lampu LED stadion kita,” ujarnya.
Kemudian, JIS juga akan dilengkapi dengan konsep water conservation atau penhematan penggunaan air. Nantinya, wastafel, kran tembok maupun shower akan dilengkapi dengan fitur auto stop. Itu artinya, setiap fitur di setting sesuai dengan standar yang berlaku. Misalnya, standar penggunaan shower mesti dibawah 9 liter per menit.
Selanjutnya, air limbah di JIS juga nantinya akan dimanfaatkan kembali untuk menyiram tanaman dan rumput lapangan. “Kemudian air yang sudah diolah itu, akan disiram untuk siram taman. Jadi, taman-taman yang ada di kawasan JIS akan menggunakan air limbah. Jadi tidak pakai air PDAM, termasuk flushing toilet juga pake itu,” ujarnya.
Tak hanya itu, JIS juga nantinya akan menerapkan konsep pemanfaatan air hujan. Caranya, air hujan akan dibuatkan Rain Water Tank (RWT), lalu disaring atau Treated Rain Water (TRW), dan air hujan tersebut akan tersimpan di Ground Water Tank (GWT).
“Jadi kita memanfaatkan kondisi iklim kita yang tropical untuk air bersih di luar PDAM. GWT penampungan air yang besar, ada 8 tempat GWT. Jadi semua peanfaatkan air bersih berasal dari GWT itu,” jelasnya.
Fasilitas lainnya yang akan dimiliki, menurut Alfitra, JIS akan menyediakan sensor monitoring CO2. Terutama sensor ini akan ditempatkan pada ruangan-ruangan yang memiliki kepadatan tingg. Seperti ruang player facilities atau ganti pemain, conference room, media room, dan mix zone.