Jakarta, 13 Agustus 2021 – Bank syariah terbesar di Indonesia PT Bank Syariah Indonesia Tbk berkolaborasi dengan Laznas Bangun Sejahtera Umat mengadakan Workshop Islamic Sociopreneur Development Program (ISDP) Internship Series yang merupakan bagian dari program Islamic Sociopreneur Development Program (ISDP) tahun 2020. Workshop ini merupakan wujud komitmen BSI untuk mendukung pengembangan UMKM di Indonesia.
Direktur Utama BSI, Hery Gunardi mengatakan program ISDP 2020 merupakan program lanjutan beasiswa sekaligus inkubator bisnis angkatan ketiga yang menyiapkan mahasiswa menjadi wirausaha muslim yang memiliki kepedulian sosial dan berefek positif ke masyarakat.
“Program ISDP diharapkan bisa melahirkan wirausaha muda muslim yang memiliki kemandirian ekonomi, dimana bisnis yang dibangun mampu melakukan pemberdayaan dan edukasi kepada masyarakat. Diharapkan juga dapat membuka lapangan kerja baru sehingga membantu kesejahteraan ekonomi bagi masyarakat di sekitarnya,” kata Hery.
Program beasiswa inkubator bisnis yang sudah dimulai dari Januari 2021 ini diikuti oleh 40 mahasiswa dari dua perguruan tinggi yaitu Universitas Airlangga dan Universitas Andalas. Dalam workshop ini hadir beberapa pengusaha yang akan menjadi mentor mahasiswa diantaranya Founder Baba Rafi, Hendy Setiono; Founder Vosco Coffee, Hendy Suryo; Commusioner PT Sila Agri Inovasi, Iriana Ekasari; Founder Luberger, Andi M Aprillah; CEO Bikinbareng Creative, Bintang Wijaya dan Praktisi Bisnis Sosial & Founder The Local Enablers, Dwi Purnomo.
Dalam program ini, mahasiswa mendapat seri pelatihan dan pendampingan bisnis dari pelaku bisnis yang harapannya bisa menjadi mitra strategis yang dapat diandalkan dalam pemberdayaan UKM ditengah masyarakat.
Mahasiswa juga akan mendapat pembinaan dan magang sesuai dengan kebutuhan penguatan bisnis dan permodalan. Dalam program ini BSI dan Laznas Bangun Sejahtera Umat akan memberikan bantuan UKT dan uang saku bulanan selama menjalani program selama dua tahun.
Ketua Umum Yayasan Bangun Sejahtera Mitra Umat Suhendar mengatakan, LAZ BSMU berupaya untuk menjadi Lembaga pengelola ZISWAF (Zakat, Infaq, Shodaqoh, dan Wakaf) dan dan dana sosial serta dana CSR yang terpercaya, terdepan, dan modern. “Dengan bersinergi dengan Bank Syariah Indonesia, ISDP diharapkan dapat menciptakan unit usaha sosial yang berkontribusi pada ekonomi, sosial, atau lingkungan sesuai dengan nilai islami,” tutur Suhendar.
Program ISDP mempunyai beberapa tahapan diantaranya adalah proses rekrutmen, pembekalan, permodalan, dan implementasi serta wisuda. Untuk proses rekrutmen sendiri kurang lebih berlangsung 2 bulan yang terdiri dari seminar sociopreneur, walk in interview, assessment psikologi dan presentasi bisnis.
Untuk pembekalan yang merupakan tahap paling lama yaitu 14 bulan terdiri dari serial workshop, pendampingan usaha, wawasan keislaman dan pemagangan. BSI juga melakukan tahap permodalan dan implementasi yang dilakukan 10 bulan yang materinya terdiri dari permodalan, bisnis pemula dan monitoring dan evaluasi.
Wisuda program ini akan diberikan kepada mahasiswa yang telah mengikuti program pembinaan kurang lebih dua tahun dan mempunyai sustainability bisnis yang bagus.
Program ISDP sudah berjalan selama 3 tahun dengan jumlah 130 peserta dan bermitra dengan 7 kampus yaitu IPB University, Universitas Gajah Mada, Universitas Hasanuddin, UIN Jakarta, Sekolah Tinggi Ekonomi Islam SEBI – Depok, Universitas Airlangga dan Universitas Andalas.
Sebelumnya, ISDP telah meluluskan sebanyak 77 peserta dari 90 angkatan 1 (ISDP IPB dan UGM) dan angkatan kedua (ISDP Universitas Hasanuddin, UIN Jakarta dan Sekolah Tinggi Ekonomi Islam SEBI – Depok).
Dari jumlah tersebut, 3 diantaranya terpilih menjadi pemenang yaitu Latifriansyah – Kiwae Food, Koes Hendra & Benny Akbar – Sugeng Jaya Farm dan Bintang Wijaya – Bikin Bareng Creative. Kategori wirausaha pada program ISDP ini meliputi fashion, handy craft & industry kreatif, kuliner, jasa, peternakan & pertanian dan kesehatan. Pemenang dipilih dengan berbagai kriteria penilaian diantaranya proses pemasaran, produksi, keuangan, membangun SDM, pemberdayaan sociopreneur yang melibatkan masyarakat dan ramah lingkungan.
Sebagai wujud komitmen Bank Syariah Indonesia dalam mendukung UMKM naik kelas, per Juni 2021 BSI telah menyalurkan pembiayaan UMKM mencapai Rp36,8 triliun, setara 22,9% dari total pembiayaan BSI.
Tentang PT Bank Syariah Indonesia Tbk
PT Bank Syariah Indonesia Tbk (“Bank Syariah Indonesia”) adalah bank hasil penggabungan dari tiga bank Syariah milik BUMN yakni PT Bank Syariah Mandiri, PT Bank BNI Syariah, dan PT Bank BRIsyariah Tbk. yang mulai beroperasi pada 1 Februari 2021. Penggabungan ini menyatukan kekuatan ketiga bank syariah tersebut dan bertujuan untuk mengoptimalkan potensi keuangan dan ekonomi syariah Indonesia yang besar.
Didukung sinergi dengan perusahaan induk (Mandiri, BNI, BRI) serta komitmen pemerintah melalui Kementerian BUMN, Bank Syariah Indonesia memiliki visi untuk menjadi salah satu dari 10 bank Syariah terbesar di dunia dari sisi kapitalisasi pasar dalam 5 tahun ke depan.
Bank Syariah Indonesia berstatus sebagai perusahaan terbuka yang tercatat sebagai emiten di Bursa Efek Indonesia (ticker code: BRIS). Pasca merger, Bank Syariah Indonesia adalah bank syariah terbesar di Indonesia. Per Juni 2021, Bank Syariah Indonesia memiliki total aset mencapai sekitar Rp247,3 triliun, Dana Pihak Ketiga (DPK) mencapai Rp 216 triliun, serta total pembiayaan Rp161 triliun.
Dengan kinerja finansial tersebut, Bank Syariah Indonesia masuk dalam daftar 10 besar bank terbesar di Indonesia dari sisi aset. Dari sisi jaringan, Bank Syariah Indonesia didukung oleh lebih dari 1.300 outlet dan lebih dari 2.400 jaringan ATM yang tersebar di seluruh Nusantara.
Seluruh aset dan kekuatan ini akan dioptimalkan Bank Syariah Indonesia untuk memberikan layanan dan produk finansial syariah yang lengkap dalam satu atap untuk memenuhi bermacam-macam kebutuhan nasabah dari berbagai segmen, mulai dari UMKM, ritel, komersial, wholesale, dan korporasi baik dalam maupun luar negeri.