Jakarta, 3 Mei 2021 – Toko kelontong menyimpan banyak cerita di masyarakat, bahkan menjadi saksi perubahan yang dinamis dan silih berganti. Sebagai bagian dari sektor Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM), keberadaan toko kelontong telah memberikan banyak pelajaran dan dampak positif, baik dari sisi ekonomi maupun sosial. Berbasis segmentasi pasar yakni masyarakat dari lingkungan sekitar, memampukan toko kelontong menjadi penyelamat perekonomian bahkan di tengah krisis.
Melihat rekam jejak dan pengalaman panjang toko kelontong dalam menggerakkan ekonomi baik di daerah maupun nasional, SRC komunitas toko kelontong masa kini berinisiatif menghadirkan kampanye #DekatBerdampak. Kampanye ini merupakan lanjutan dari program SRC sebelumnya, untuk memperkuat semangat pelaku UMKM dalam menghadapi situasi ketidakpastian.
Komisaris PT SRC Indonesia Sembilan (SRCIS), M. Arsjad Rasjid P.M menjelaskan toko kelontong menjadi warisan budaya yang sangat dekat dengan masyarakat Indonesia sejak ratusan tahun lalu, termasuk toko kelontong SRC. Selama itu pula toko kelontong SRC hadir dan berdampak bagi kehidupan masyarakat. Tidak hanya sekadar transaksi jual beli, toko kelontong juga menyimpan kisah dan memori yang terus terekam lewat kehadirannya di sekitar tempat tinggal.
“Atas dasar itulah kami menghadirkan kampanye #DekatBerdampak. Filosofi ini diambil karena toko kelontong SRC hadir ditengah kita dan menciptakan multiplier effect secara luas bagi masyarakat sekitarnya. Dampaknya nyata bagi masyarakat dari zaman ke zaman khususnya dalam pemenuhan kebutuhan hidup sehari-hari.
Ini membuktikan toko kelontong SRC turut membangun kehidupan masyarakat, sekaligus menjadi wadah bagi para pedagang kelontong untuk meningkatkan penghasilan dan berperan serta dalam menggerakkan ekonomi daerah yang pada akhirnya berkontribusi pada perekonomian nasional,” jelas Arsjad di Jakarta (3/5).
Melalui kampanye #DekatBerdampak, SRC ingin menularkan semangat gotong royong dan mengajak masyarakat untuk turut mendukung keberadaan toko kelontong salah satunya selalu berbelanja ke toko kelontong terdekat. Apalagi dalam perjalanannya, toko kelontong membuktikan bahwa bisnis kecil ini terus berinovasi agar tetap bertahan dan bertumbuh di tengah persaingan.
Salah satu wujud inovasi yang akan dilakukan yakni menyiapkan kompilasi video yang menggambarkan SRC dari masa ke masa. Inisiatif ini sekaligus proses edukasi kepada masyarakat terhadap keberadaan toko kelontong yang terus naik kelas dan mampu beradaptasi dengan perubahan zaman yang dinamis.
“Banyak cerita dan kisah bagaimana toko kelontong menjadi tumpuan bagi keluarga. Walaupun kecil, toko kelontong telah menjadi sandaran bagi 6 juta keluarga di Indonesia dan membawa dampak kepada setiap rumah,” kata Arsjad.
Adapun, selama 12 tahun SRC sebagai bagian dari pelaku UMKM di Indonesia juga turut serta mengoptimalkan kehadiran dan peran toko kelontong bagi kehidupan masyarakat. Toko kelontong SRC juga tetap setia menemani kehidupan masyarakat dengan tetap melakukan berbagai penyesuaian dan perubahan agar tetap eksis dan berdampak.
Direktur PT SRC Indonesia Sembilan (SRCIS) Rima Tanago menjelaskan dalam paparan hasil survei kerjasama SRC dengan lembaga survey di tahun 2020, omzet toko SRC berkontribusi sebesar Rp 69,3 trilyun per tahun terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) ritel nasional.
Hasil survei menunjukkan perubahan positif yang dirasakan oleh pemilik toko SRC terhadap kenaikan transaksi penjualan hingga 58% dan omzet yang meningkat hingga 54% setelah bergabung dengan SRC. Bahkan, tercatat sebanyak 84% pemilik toko SRC mendapatkan sumber penghasilan utamanya dari SRC.
“Kami SRC menyaksikan perkembangan toko kelontong di Indonesia, bagaimana mereka ingin terus berperan aktif dalam membangkitkan ekonomi,” jelas Rima.
Saat ini Pemerintah melalui Kementerian Koperasi dan UKM telah menyiapkan rancangan peta jalan pengembangan koperasi dan UMKM masa depan di 2021-2024. Harapannya, peta jalan ini akan dijadikan acuan bagi seluruh koperasi dan UMKM, termasuk toko kelontong untuk bangkit, naik kelas dan memberikan dampak signifikan kepada masyarakat luas.
Rima menegaskan rangkaian kampanye #DekatBerdampak merupakan penegasan kontribusi SRC untuk mendukung Pemerintah dalam memajukan ekonomi kerakyatan dan meningkatkan kesejahteraan bangsa. Hal ini menjadi sangat penting, mengingat saat pandemi Covid – 19, sektor UMKM terkena imbas secara signifikan.
“Kami bersyukur SRC memiliki ketahanan menghadapi krisis dan terus menjalankan aktivitasnya didukung penjualan secara digital yang memampukan jangkauan dan akses masyarakat lebih terbuka dan luas terhadap SRC. Kami siap menjadi bagian dari program Pemerintah yakni pemulihan ekonomi nasional melalui toko kelontong.”
Mencapai hal itu menurut Rima, diperlukan kolaborasi dari pemerintah pusat dan daerah untuk membangkitkan UMKM lewat berbagai gerakan seperti UMKM Go Digital dan bantuan langsung, yang diharapkan dapat mendongkrak sektor ini.
Itulah sebabnya SRC Indonesia juga turut berpartisipasi dalam membangun kesadaran masyarakat akan pentingnya mendukung toko kelontong sebagai elemen penting yang paling dekat dengan kehidupan masyarakat.
“Toko kelontong SRC akan terus bergerak produktif, terus berinovasi dan memberikan kontribusi yang dekat dan berdampak untuk kesejahteraan masyarakat Indonesia,” tegas Rima.
Tentang SRC
SRC adalah Toko Kelontong Masa Kini yang tergabung dalam program pembinaan kemitraan PT SRC Indonesia Sembilan (SRCIS), dan bertujuan untuk meningkatkan daya saing para pemilik Toko Kelontong melalui pendampingan usaha yang berkelanjutan. Toko yang tergabung dalam SRC menggambarkan Toko Kelontong Masa. Kini dengan tampilan yang mudah dikenali, toko yang tertata lebih rapi, bersih, terang, dan memberi rasa nyaman bagi pelanggan nya dibandingkan toko kelontong pada umumnya.
Program SRC yang sudah dimulai sejak tahun 2008, saat ini memiliki jaringan SRC mencapai lebih dari 130.000 toko dan menyebar di seluruh wilayah di Indonesia. Persebaran SRC adalah di 408 kabupaten/kota di 34 Provinsi di seluruh Indonesia.