Jakarta – Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif mengapresiasi peluncuran buku “Kepariwisataan NTT Menuju Kelas Dunia” karya Frans Teguh dan Sapta Nirwandar.
Sekretaris Kemenparekraf/Sekretaris Utama Baparekraf, Ni Wayan Giri Adnyani, dalam sambutannya secara daring di acara Launching Buku “Kepariwisataan NTT Menuju Kelas Dunia” dan Bincang Pariwisata Indonesia di Pullman Hotel, Jakarta Pusat, Selasa (22/12/2020) mengatakan buku ini merupakan buah pemikiran kedua penulis yang mendokumentasikan berbagai potensi wisata di Nusa Tenggara Timur (NTT). Selain itu, Giri juga mengatakan sektor pariwisata di NTT menunjukkan performa yang sangat baik dan berkontribusi besar terhadap perekonomian daerah.
“Melalui pariwisata, kita dapat melestarikan alam, budaya, dan nilai-nilai kehidupan masyarakat,” kata Giri.
Kepariwisataan, lanjut Giri, juga dapat meningkatkan kebhinekaan dan persatuan bangsa. Selain itu, Giri mengungkapkan buku ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pembangunan pariwisata berkelanjutan dan pariwisata yang berkualitas bagi Indonesia, khususnya NTT dan Labuan Bajo yang telah ditunjuk menjadi destinasi super premium oleh Presiden Joko Widodo.
“Buku ini juga memberikan harapan bagi kita dan tantangan bagi semua stakeholder. Kiranya, dukungan kerja sama dan kolaborasi dari pemerintah pusat dan pemerintah daerah dapat terus berlanjut, begitu juga dukungan dari dunia industri dan masyarakat,” ungkap Giri.
Sementara itu, Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat, menuturkan NTT merupakan salah satu provinsi yang punya kekayaan atraksi alam dan budaya. Sehingga, buku ini dapat menjadi pengayaan bagi pemerintah daerah dan pelaku pariwisata di NTT dalam membangun pariwisata serta menjadikan pembangunan memberikan dampak yang merata bagi masyarakat.
“Pariwisata yang punya keberlanjutan dengan pendekatan lingkungan dan ekosistem yang baik itu akan membawa Nusa Tenggara Timur lebih maju. Saya berterima kasih kepada Bapak Sapta Nirwandar dan Bapak Frans Teguh yang terus-menerus memberikan pemikirannya dalam membangun pariwisata di Nusa Tenggara Timur,” ujar Viktor.
Pada saat yang sama, Frans Teguh mengatakan pembangunan pariwisata berkelanjutan dan community based tourism adalah langkah yang tepat dalam upaya membangun pariwisata di NTT.
“Keseimbangan ekologi, sosial, budaya, dan spiritual itu menjadi pilihan ke depan. Barangkali di situlah sumbangan NTT untuk memberikan pilihan bagi pergerakan wisata masa depan, karena wisatawan Indonesia maupun internasional pasti akan mencari tempat-tempat yang eksotik tapi juga memperhatikan budaya, alam, dan lingkungan. Dan saya kira ini sesuai dengan kecenderungan global dan menjadi tantangan kita hari ini,” ujar Frans Teguh yang juga menjabat sebagai Staf Ahli bidang Pembangunan Berkelanjutan dan Konservasi Kemenparekraf/Baparekraf.
Acara ini juga dihadiri oleh sejumlah tokoh asal NTT. Di antaranya mantan Menteri Perindustrian periode 2014-2016, Saleh Husin; dan Anggota Komisi X DPR RI, Andreas Hugo Pareira.
Agustini Rahayu
Kepala Biro Komunikasi
Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif