Jakarta – PT Kalbe Farma Tbk (Kalbe) bekerjasama dengan Kementerian Riset dan Teknologi/Badan Riset dan Inovasi Nasional (Kemenristek/BRIN) menyelenggarakan program Ristek/BRIN Kalbe Science Awards (RKSA) 2021 sebagai upaya memperkuat hilirisasi penelitian di Indonesia. Program RKSA 2021 merupakan program pemberian dana penelitian bagi para peneliti di Indonesia dengan tema kesehatan, farmasi, pangan fungsional, teknologi informasi atau life science. Dana penelitian akan diberikan kepada proposal terbaik yang telah dipilih oleh Dewan Juri RKSA 2021 dan diharapkan hasil penelitian tersebut dapat mencapai proses hilirisasi untuk menjadi produk atau layanan yang dapat dinikmati oleh masyarakat. Pada kesempatan yang sama juga dipaparkan 5 hasil penelitian penerima dana penelitian RKSA 2018 – 2020 yang telah melewati proses monitoring dan evaluasi oleh dewan juri sebagai bagian dari penutupan program RKSA 2018-2020. Acara RKSA kali ini dihadiri oleh Menteri Riset dan Teknologi/Kepala BRIN Prof. Bambang P.S. Brodjonegoro, Ph.D, sekaligus menjadi bagian dari rangkaian kegiatan Inovasi Indonesia Expo (IIE) 2020 yang diadakan oleh Kemenristek/BRIN.
“Indonesia harus bertransformasi, dari resource driven economy kepada innovation driven economy dimana percepatan pemulihan perekonomian nasional harus berbasis pemanfaatan teknologi, dan menjadikan Indonesia sebagai negara maju melalui pemanfaatan inovasi dan teknologi,“ kata Menteri Riset dan Teknologi/Kepala BRIN Prof. Bambang P.S. Brodjonegoro, Ph.D dalam sambutannya pada peluncuran RKSA 2021.
Menteri Ristek/BRIN Prof Bambang P.S Brodjonegoro, Ph.D melanjutkan bahwa kunci utama penguatan inovasi adalah melalui sinergi triple helix di mana peneliti, inovator, akademisi, dunia usaha maupun komunitas perekayasa teknologi dan pemerintah mendukung pelaksanaan riset serta menghasilkan produk inovasi yang secara bertahap menjadikan bangsa Indonesia dapat mandiri, terutama menghadapi dan mencegah meluasnya pandemi Covid-19 sekaligus memberikan solusi bagi berbagai masalah terutama di bidang kesehatan, ekonomi dan pendididikan.
“RKSA atau Ristek BRIN Kalbe Science Awards merupakan hasil kolaborasi Kemenristek/BRIN dan Kalbe dalam meningkatkan hilirisasi penelitian di bidang kesehatan yang sekaligus memperkuat kolaborasi antara Akademisi, Industri, Pemerintah dan Komunitas Penelitian lainnya. Hilirisasi penelitian akan turut berkontribusi positif dalam peningkatan layanan kesehatan bagi masyarakat dan peningkatan nilai ekonomi nasional,” ujar Vidjongtius selaku Direktur PT Kalbe Farma Tbk. “Kalbe terus berkomitmen melanjutkan RKSA ini untuk ke -7 kalinya di tahun 2021 dengan memberikan dana penelitian untuk proposal penelitian di bidang kesehatan, serta akan memberikan perhatian khusus pada penelitian yang memiliki keterkaitan dengan Covid-19,” lanjut Vidjongtius.
“Proses Penelitian adalah menemukan suatu yang baru, oleh sebab itu, ketika penelitian sudah melalui proses invensi dan inovasi, yang terpenting kemudian adalah proses hilirisasi atau komersialisasi. Pada unsur hilirisasi inilah, unsur bisnis atau perusahaan memegang peranan penting agar penelitian yang dilakukan oleh para akademisi dapat dinikmati secara nyata oleh masyarakat. Pemerintah sebagai pemegang kebijakan juga berperan penting dalam memperlancar proses penelitian di Indonesia,“ kata dr. Boenjamin Setiawan Ph.D, pendiri PT Kalbe Farma Tbk.
“Kami berharap melalui program RKSA ini bisa mendukung produk-produk penelitian yang siap dihilirisasi, khususnya penelitian dengan TRL di atas 5. Dengan demikian, RKSA dapat merangsang para peneliti untuk lebih giat lagi menterjemahkan hasil penelitian menjadi produk atau barang atau jasa yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat,“ kata Prof. Dr. Amin Subandrio, PhD, Sp.MK, Ketua Dewan Juri RKSA 2018-2020.
“Pada acara ini Kalbe juga melanjutkan proses hilirisasi terhadap penelitian Prof. Dr. Ir. Made Astawan, MS dari Institut Pertanian Bogor dengan tema Pemanfaatan Tempe Segar, Semangit dan Bosok dari Kedelai Tergermenasi Sebagai Pangan Fungsional Hipoglikemik,“ kata Pre Agusta, Direktur R & D PT Kalbe Farma Tbk, yang juga mewakili panitia RKSA 2021. “Kami berharap proses hilirisasi ini dapat menghasilkan produk yang dapat dinikmati masyarakat,” kata Pre Agusta lagi.
Selanjutnya Pre Agusta menjelaskan mengenai proses penyelenggaraan RKSA 2021 akan melalui beberapa tahap, yakni tahap penerimaan proposal penelitian Januari – April 2021, kemudian masa penilaian proposal Mei – Juni 2021. Tahap berikutnya adalah presentasi proposal penelitian terpilih pada Agustus 2021, dan pengumuman proposal penelitian yang akan menerima dana penelitian pada September 2021. Kemudian selama setahun penelitian akan melalui proses monitoring dan evaluasi oleh dewan juri RKSA 2021.
Dewan juri RKSA 2021 terdiri dari Prof. Dr. Amin Soebandrio, Ph.D, Sp.MK (Direktur Lembaga Biologi Molekuler Eijkman), Dr. Ir. Bambang Setiadi, IPU (Ketua Dewan Riset Nasional), Dr. Ir. Roy Alexander Sparringa, M.App.SC. (Senior Advisor BPPT), Dr. Lucia Rizka Andalusia, Apt,. M. Pharm, MARS, (Direktur Registrasi Obat Badan Pengawas Obat dan Makanan), dr. Sandy Qlintang (Direktur Stem Cell and Cancer Institute & Pharma Metric Labs PT Kalbe Farma Tbk) dan juga juri kehormatan dari Kementerian Ristek/BRIN dan Pendiri PT Kalbe Farma Tbk Dr. Boenjamin Setiawan, Ph.D.
Sedangkan para peneliti RKSA 2018-2020 yang telah terpilih melalui monitoring dan evaluation dan hadir pada acara Peluncuruan RKSA 2021 yaitu (1) Dr. Anggraini Barlian dengan judul penelitian Aplikasi Micropatterning untuk Peningkatan Proliferasi dan Diferensiasi Human Wharton’s Jelly Mesenchymal Stem Cells, (2) Dessy Natalia, Ph.D dengan judul penelitian Peningkatan Kinerja Alat Uji Cepat Deteksi Demam Dengue Melalui Variasi Komponen Antigen Dengue, (3) Dr. dr. Rahyussalim, SpOT(K) dengan judul penelitian Efektivitas dan Keamanan Terapi Sel Punca Mesenkimal pada Pasien Degenerasi Diskus Intervertebralis, (4) Prof. Dr. Ir. Made Astawan, MS dengan judul penelitian Pemanfaatan Tempe Segar, Semangit dan Bosok dari Kedelai Tergerminasi Sebagai Pangan Fungsional Hipoglikemik, dan (5) Prof. Dr. Endang Sutriswati Rahayu, MS dengan judul penelitian Pengaruh Konsumsi Probiotik Indigenous Powder dalam Mengatasi Obesitas.
Informasi dan pendaftaran peserta program RKSA 2021 dapat dilihat di www.kalbe-rksa.com.
Sekilas tentang Kalbe
PT Kalbe Farma Tbk (“Kalbe”) berdiri sejak tahun 1966 dan merupakan salah satu perusahaan farmasi terbuka terbesar di Asia Tenggara. Kalbe memiliki empat divisi utama yang menangani portofolio merek yang handal dan beragam; divisi obat resep (Cefspan, Brainact, Broadced, dll); divisi produk kesehatan yang menangani obat bebas (Promag, Mixagrip, Komix, Woods, Fatigon, dll) dan minuman supplemen dan siap saji (Hydro Coco, Extra Joss), divisi nutrisi (ChilKid, Prenagen, Diabetasol, Zee, dll); dan divisi distribusi. Kalbe kini memiliki 43 anak perusahaan dan 15 fasilitas produksi berstandar internasional, mempekerjakan sekitar 16.000 karyawan dan mempunyai 76 cabang distribusi & logistik di seluruh Indonesia. Sejak tahun 1991, saham Kalbe tercatat di Bursa Efek Indonesia (IDX:KLBF).