Ingin melihat lebih jauh kondisi sosial masyarakat di sekitar areal industri hulu migas, SKK MIGAS Perwakilan Sumbagut menginisiasi sebuah karya buku yang diterbitkan Rajawali Pers sebagai literasi sosial di wilayah industri hulu migas. Secara simbolis buku telah dilaporkan dan diserahkan kepada jajaran manajemen SKK Migas.
Sumber tulisan buku berasal dari hasil karya penelitian 25 mahasiswa bidang sosial dari 7 Universitas yang merupakan implementasi program bersama KKKS dibawah Departemen Humas – KKKS Sumbagut dengan tajuk “Studi Penelitian dan Karya Tulis Mahasiswa” dalam bagian Rencana kerja Tahun 2021 bagian Pendidikan dari kontribusi 11 KKKS di wilayah Sumbagut.
Penelitian dilakukan pada masyarakat di 17 Desa yang tersebar di 12 Kabupaten Wilayah Operasi KKKS di 4 Provinsi: Aceh, Sumut, Riau, dan Kepulauan Riau dengan tema etnografi, bertujuan untuk memotret dinamika kehidupan dan kearifan tradisional masyarakat lokal serta membangun image inklusif.
Program ini bekerjasama dengan Asosiasi Antropologi Indonesia – AAI Pengda Riau dan 7 Universitas ternama serta MIGAS Centre, dimana dilakukan proses rekrutmen, bimbingan pelatihan dan fasilitasi pendampingan penelitian hingga terbit buku dan juga artikel-artikel ilmiah di Jurnal nasional dan international.
Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto menanggapi karya ini dan menyarankan jajaran pimpinan KKKS perlu memahami masyarakat dan kearifan lokal masyarakat di sekitar wilayah operasi hulu migas sebagai bagian dari rencana portofolio investasi. “Buku ini bisa juga menjadi souvenir khas bagi SKK Migas dan juga KKKS untuk para stakeholder,” ujarnya.
“Buku ini sangat bagus bagi industri hulu migas untuk pemahaman tentang masyarakat di sekitar operasional hulu migas yang beraneka ragam adat istiadat dan budaya, ujar Deputi Dukungan Bisnis, Rudi Satwiko.
Kepala Perwakilan SKK Migas Sumatera Bagian Utara, Rikky Rahmad Firdaus mengatakan timnya akan melakukan bedah buku dan diskusi secara terbuka untuk membahass hasil penelitian mahasiswa tersebut. “Kami berharap dari buku ini akan ditemukan solusi dan langkah-2 baik untuk membangunan daerah dari Industri Hulumigas,” kata Rikky.
Menurut Rikky, bedah buku akan dilakukan pada bulan Agustus dan akan dihadiri oleh mahasiswa, KKKS, Aparat pemerintah daerah dan kota di wilayah Sumbagut dan Manajemen SKK Migas.
“Kami juga berharap buku ini bisa menjadi acuan dan barometer SKK Migas perwakilan yang lain, untuk sama-sama membangun Industri Hulumigas dengan pendekatan Etnografi,” Kata Rikky.
Secara simbolis, Buku tentang etnografi ini diserahkan Kepala perwakilan sumatera bagian utara, kepada Manajemen dan Kepala SKK Migas, Dwi Soetjipto.
Buku ini telah menyebar ke sejumlah tempat seperti Perpustakaan SKK Migas, MIGAS Centre di 4 Provinsi Wilayah Sumbagut untuk menjadi bahan literasi para mahasiswa di Universitas Andalas (Aceh), Universitas Malikul Shaleh (Aceh), Universitas Putra Batam (di kepulauan Riau), Universitas Islam Riau (di Riau). Selamat membaca buku dengan iringan lagu Iwan Fals, “Buku ini (bisa) Aku Pinjam” di Perpustakaan SKK Migas.. (*)
==============================================================================
TENTANG SKK MIGAS
Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) adalah institusi yang dibentuk oleh pemerintah Republik Indonesia melalui Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 9 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Pengelolaan Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi. SKK Migas bertugas melaksanakan pengelolaan kegiatan usaha hulu minyak dan gas bumi berdasarkan Kontrak Kerja Sama. Pembentukan lembaga ini dimaksudkan supaya pengambilan sumber daya alam minyak dan gas bumi milik negara dapat memberikan manfaat dan penerimaan yang maksimal bagi negara untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat.