Pandemi Covid-19 yang telah berlangsung lebih dari 1,5 tahun telah membuat sektor pariwisata lumpuh. Banyak objek wisata maupun tempat rekreasi sepi dan kehilangan pengunjung. Salah satunya dirasakan oleh kawasan wisata Ancol, Jakarta, yang dikelola PT Taman Impian Jaya Ancol (TIJA) salah satu Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) DKI Jakarta.
Sales ticketing Ancol Tuti Alawiyah mengatakan sebelum pandemi, rata-rata pengunjung Ancol lebih dari 10 ribu orang per hari. Saat akhir pekan, jumlah pengunjung Ancol bahkan bisa mencapai lebih dari 30 ribu orang. Namun jumlah pengunjung Ancol merosot tajam hingga lebih dari 50% atau 5 ribu orang per hari akibat penerapan kebijakan pembatasan kegiatan yang dilakukan pemerintah mulai dari PSBB hingga PPKM berjenjang.
Saat ini, TIJA mengelola beberapa objek wisata seperti Dunia Fantasi (Dufan), Pantai Ancol, Ocean Dream Samudera, Sea World, Ecopark, dan Atlantis Water Adventures dengan jumlah pekerja lebih dari 2 ribu orang. Pekerja yang menggantungkan hidupnya di Ancol beragam jenis mulai dari karyawan tetap, mitra tenaga alih daya, hingga mitra restoran.
Divisi Retail F&B Ancol Heri Priyadi mengaku bersyukur operasional Ancol tetap berjalan dengan baik di tengah pandemi Covid-19. “Meski pendapatan perusahaan turun dratis akibat pandemi namun gaji karyawan tidak dipotong dan tidak ada karyawan Ancol yang terkena pemutusan hubungan kerja (PHK),” katanya.
Menurut Heri, keberhasilan Ancol mempertahankan kinerja di tengah pandemi tidak lepas dari peran Geisz Chalifah sebagai anggota Dewan Komisaris TIJA yang banyak melakukan inovasi dan perbaikan. Geisz Chalifah juga mampu meningkatkan hubungan karyawan dengan perusahaan menjadi makin harmonis.
“Geisz Chalifah adalah seorang komisaris perusahaan yang sangat welcome dengan seluruh karyawan. Tidak pernah membatasi berbaur dengan karyawan level terendah sekalipun. Sejak kehadiran Geisz Chalifah di Ancol, banyak perubahan yang terjadi. Ide-ide sederhana seperti mengubah lahan kosong di belakang Ecovention menjadi taman yang asyik untuk bekerja. Hingga yang fenomenal, Pembangunan Masjid Apung dan revitalisasi taman di sepanjang Ancol Timur Symphony of The Sea, yang tak pernah terpikirkan oleh pemimpin sebelumnya,” ungkap Heri.
Geisz Chalifah, lanjut Heri, telah menciptakan budaya kerja yang unik dan mampu mengajak seluruh karyawan menyatu dalam kebersamaan di saat badai pandemi yang melemahkan Ancol. Tanpa basa-basi Geisz selalu terus mengajak karyawan berjuang bersama untuk Ancol agar bisa bangkit kembali.
“Cuma Geisz Chalifah yang bisa mengajak kita merayakan kesedihan. Meresapi dan menikmati badai pandemi dengan cara dan rasa yang berbeda. Dan saya menamainya “The Lord of Inspiration,” jelas Heri.
Pendapat serupa dikatakan Vice President Divisi IT Ancol Martua Hami Siregar (Ucok). Menurutnya, Geisz Chalifah telah memberikan warna dan wajah baru di Ancol sejak kehadirannya sebagai Dewan Komisaris TIJA. Infrastruktur wisata Ancol banyak yang diperbaiki dan dilengkapi mulai dari Symphony of The Sea (taman di Ancol Timur), revitalisasi Putri Duyung, dan Masjid Apung Ancol.
“Keberpihakan Pak Geisz Chalifah kepada karyawan sangat besar. Salah satunya ditandai dengan dibangunnya Taman Lestari di belakang Gedung Ecovention. Padahal taman tersebut tak termanfaatkan namun oleh Pak Geisz diubah fungsi dan direnovasi menjadi taman seperti di hotel bintang lima, menjadi tempat berinteraksi Insan Ancol selama jam istirahat,” jelas Ucok yang pernah menjadi Ketua Umum Serikat Pekerja Ancol tahun 2016-2019.
Penataan ruang kerja karyawan, tambah Ucok, ikut menjadi perhatian Geisz Chalifah. Bahkan masalah beasiswa untuk anak karyawan yang kerap menjadi keresahan bagi karyawan tuntas berkat peran serta Geisz Chalifah. Keberpihakan nyata Geisz Chalifah pada karyawan membuat Ancol menjadi teduh, interaksi karyawan dengan direksi menjadi cepat dan setiap permasalahan bisa segera diselesaikan dengan cairnya komunikasi yang efektif.
“Posisi Pak Geisz sebagai Komisaris tidak menjadikan jarak antara dengan Insan Ancol sampai di level paling bawah sekalipun, dari penjaga pintu gerbang, satpam hingga tukang sapu di Pasar Seni bisa berbincang dgn rileks tanpa ada sekat.
Ucok menjelaskan, totalitas Geisz Chalifah dalam bekerja dan memikirkan kemajuan Ancol terlebih saat ini dalam suasana pandemi, selalu memberikan semangat bagi karyawan Ancol untuk bertahan dan bangkit kembali menjadi bukan saja kebanggaan DKI Jakarta namun sekaligus Ancol menjadi Brand of Indonesia. “Bagi saya, Pak Geisz Chalifah adalah Komisaris rame rasanya. Layaknya permen yang sangat saya sukai di masa kecil,” tegasnya. []
Oleh: Fauzi Jamal