Jakarta – Pada hari ini Rabu, 17 Februari 2021 diresmikan Program Kolaborasi Akselerasi Mencetak 500.000 Eksportir Baru di 2030 disingkat “Program Kolaborasi 500K Eksportir Baru” oleh Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi dan Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki secara luring di SMESCO yang diawali dengan penandatangan Nota Kesepahaman Kolaborasi oleh Benny Soetrisno Ketum GPEI, Adhi Lukman Ketum GAPMMI, Roy Mandey Ketum APRINDO yang diwakili Rudy Sumampouw, Bima Laga Ketum idEA, Alphonzus Widjaja Ketum APPBI dan Dr. Handito Joewono Kepala Sekolah Ekspor.
Pada hari ini juga diresmikan Sekolah Ekspor UKM dan Ekonomi Kreatif yang merupakan kerjasama antara Gabungan Perusahaan Ekspor Indonesia (GPEI) dan Yayasan Sekolah Ekspor Nasional yang mengelola SEKOLAH EKSPOR. Sekolah Ekspor UKM dan Ekonomi Kreatif menyelenggarakan pelatihan ekspor berjenjang dan bersertifikasi dari BNSP (Badan Nasional Sertifikasi Profesi) bagi peserta yang sudah memenuhi persyaratan. Tersedia 3 (tiga) jenjang Sekolah Ekspor UKM dan Ekonomi Kreatif yaitu level pengenalan ekspor, level ekspor dasar, dan level ekspor lanjutan.
Program Kolaborasi 500K Eksportir baru dilakukan sebagai bentuk keterpanggilan dunia usaha bersama pemerintah untuk mendorong pelaku usaha berskala kecil dan menengah (UKM) agar berkontribusi nyata pada ekspor Indonesia. Di masa depan, perlu dilakukan upaya-upaya terencana dan sistematis untuk menciptakan eksportir baru. Dengan keterbukaan perekonomian sebagai implementasi berbagai kesepakatan perdagangan bebas membuat pasar Indonesia terkoneksi nyaris sempurna dengan pasar global dan membuka peluang lebih besar bagi ekspor Indonesia termasuk produk UKM.
Dalam rangka menyiapkan pelaku usaha berskala kecil dan menengah memasuki persaingan global, GPEI dan Sekolah Ekspor melalui Sekolah Ekspor UKM dan Ekonomi Kreatif berinisiatif mengajak pelaku usaha yang tergabung dalam beberapa asosiasi usaha dengan dukungan KADIN dan Kementerian/Lembaga terkait bersepakat meluncurkan Program Kolaborasi Akselerasi Mencetak 500.000 Eksportir Baru di 2030, disingkat 500K Eksportir Baru.
Kolaborasi
Menurut Handito Joewono, Kepala Sekolah Ekspor yang juga Ketua Komite Pengembangan Ekspor KADIN Indonesia dan Direktur Sekolah Ekspor UKM dan Ekonomi Kreatif sebagai pelaksana Program Kolaborasi 500K Eksportir Baru, langkah kolaboratif ini merupakan wujud kebersamaan berbagai unsur dunia usaha terkait ekspor yaitu GPEI (Gabungan Perusahaan Ekspor Indonesia), GAPMMI (Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia), APRINDO (Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia), idEA (Indonesia E-Commerce Association), APPBI (Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia) dan Sekolah Ekspor serta para asosiasi usaha yang akan bergabung kemudian dengan dukungan KADIN dan Kementerian/Lembaga dan terkait untuk meningkatkan ekspor Indonesia secara signifikan melalui penambahan eksportir baru. Melalui Program Kolaborasi 500K Eksportir Baru, dilakukan berbagai langkah strategis dan praktis untuk menyiapkan usaha berskala kecil dan menengah agar mampu ekspor melalui pengembangan produk berkualitas ekspor, menjadi pedagang ekspor dan kegiatan-kegiatan lain untuk mendukung ekspor dengan mengoptimalkan akses pasar online, ritel dan pusat perbelanjaan di dalam dan luar negeri sejalan dengan program UKM Go Ritel Go Digital Go Global.
Program 500K Eksportir Baru diadakan untuk memfasilitasi lahirnya 500.000 eksportir baru di tahun 2030 agar berhasil on-boarding di marketplace internasional, masuk ke jaringan peritel dan pusat perbelanjaan nasional dan internasional, serta melakukan ekspor secara berkelanjutan. Program ini dilakukan melalui pelatihan dan pendampingan secara daring dan luring. Dalam tiga tahun pertama sampai akhir 2023 diharapkan setidaknya tercetak 100.000 eksportir baru yang mampu melakukan ekspor secara luring dan daring.
Jakarta, 17 Februari 2021
Informasi lebih lanjut:
Dr. Handito Joewono, Kepala Sekolah Ekspor, 0811870815/081510410500