Jakarta – Petrokimia Gresik, perusahaan Solusi Agroindustri anggota holding Pupuk Indonesia mendapatkan sertifikat Sistem Manajemen Pengamanan (SMP) dengan kategori “Gold Reward“. Sertifikat diserahkan langsung oleh Kepala Badan Pemeliharaan Keamanan (Kabarhakam) Polri, Komjen Pol Agus Andrianto kepada Direktur Utama Petrokimia Gresik, Dwi Satriyo Annurogo di Gedung Barhakam Polri, Jakarta, Selasa (29/12).
Dwi Satriyo mengungkapkan bahwa sertifikat kategori “Gold Reward” ini didapatkan Petrokimia Gresik setelah melalui rangkaian audit SMP yang dilaksanakan oleh tim Barhakam Polri dengan skor 89 persen beberapa waktu lalu. Sertifikat ini berlaku untuk jangka waktu 3 (tiga) tahun, dan tim auditor akan melakukan evaluasi tiap tahunnya.
“Untuk itu seluruh Insan Petrokimia Gresik berkomitmen menjaga keamanan fasilitas negara, sehingga sertifikat ini benar-benar bisa kami pertanggungjawabkan,” ujar Dwi Satriyo.
Menurutnya, SMP ini sangat penting bagi Petrokimia Gresik yang merupakan Objek Vital Nasional (Obvitnas), dimana operasional bisnis Petrokimia Gresik tidak boleh terganggu dalam rangka menjaga ketahanan pangan Indonesia, serta dukungan bagi program pemulihan perekonomian nasional di tengah wabah Covid-19.
“Pengamanan ini diperlukan untuk menjaga kelancaran operasional Petrokimia Gresik, dan akan menjadi problem besar jika kita semua abai,” tandas Dwi Satriyo.
Lebih lanjut ia menjelaskan bahwa Petrokimia Gresik saat ini memiliki aset sebesar Rp47 triliun yang harus benar-benar dijaga pengamanannya demi kelancaran penyaluran pupuk bersubsidi, sesuai dengan amanah yang diberikan oleh pemerintah.
Seperti diketahui, pemerintah telah menambah alokasi pupuk bersubsidi nasional sebanyak 1 juta ton pada awal musim tanam Oktober-Maret (Okmar), atau dari 7,9 juta ton menjadi 8,9 juta ton sepanjang tahun 2020. Sedangkan penugasan Petrokimia Gresik bertambah 258.832 ton, naik dari 4,7 juta ton menjadi 4,9 juta ton.
Dwi Satriyo memastikan bahwa tim SMP Petrokimia Gresik telah berupaya optimal mengamankan aset, apalagi Petrokimia Gresik berdiri di tengah permukiman masyarakat atau berdampingan langsung dengan delapan desa dan kelurahan, antara lain Desa Roomo, Kelurahan Tlogopojok, Lumpur, Kroman, Karangturi, Karangpoh, Sukorame, dan Kelurahan Ngipik.
“Dari sisi jarak, pabrik Petrokimia Gresik sangat dekat, bahkan berdampingan langsung sehingga risikonya sangat tinggi,” ujar Dwi Satriyo.
Ditambah lagi, Gresik dikenal dengan Kawasan Industri (Kasantri). Ketika ada demonstrasi terkait ketenagakerjaan, sentralnya ada di Gresik. Untuk itu, ia memastikan bahwa Memorandum of Understanding (MoU) dengan Polda Jawa Timur untuk pengerahan pasukan akan segera direalisasikan.
Petrokimia Gresik juga akan menambah titik CCTV guna memperketat pengawasan sehingga sistem pengamanan di perusahaan sesuai dengan standar atau rekomendasi tim auditor Barhakam.
Sementara itu, kategori “Gold Reward” tersebut diperoleh Petrokimia Gresik dari elemen penilaian Komitmen dan Kebijakan, Pola Pengamanan, Konfigurasi Pengamanan, Standar Kemampuan Pelaksana Pengamanan, serta Monitoring dan Evaluasi. Dwi Satriyo pun memastikan masukan dari tim auditor untuk peningkatan pengamanan dari masing-masing elemen di Petrokimia Gresik akan segera dilaksanakan.
“Sistem Manajemen Pengamanan ini menjadi salah satu prioritas demi kelancaran bisnis perusahaan dalam mencapai tujuan menjadi market leader dan dominant player di sektor agroindustri,” tutup Dwi Satriyo.
PT Petrokimia Gresik
Untuk keterangan lebih lanjut hubungi :
Yusuf Wibisono (Sekretaris Perusahaan)
(031) 3981811 Ext. 2218
Email : wibisono@petrokimia-gresik.com