Jakarta – BNI Syariah menggelar Webinar Kegiatan Edukasi dan Literasi Keuangan Syariah kepada pimpinan, pengurus dan guru Pondok Pesantren Mitra BNI Syariah, Jumat (5/11). Acara ini bertujuan sebagai sarana implementasi pengembangan ekonomi dan keuangan syariah berbasis ekosistem pondok pesantren yang telah diluncurkan pemerintah. Selain itu dengan acara ini diharapkan dapat meningkatkan inklusi dan literasi keuangan syariah, serta mendukung upaya pemulihan ekonomi nasional menghadapi pandemi COVID-19.
Hadir dalam acara ini, Asisten Deputi (Direktur) Keuangan Inklusif dan Keuangan Syariah, Kemenko Perekonomian, Erdiriyo; Direktur Grup Sistem Pembayaran Nilai Besar dan Perizinan Sistem Pembayaran Ritel/Departemen Kebijakan Sistem Pembayaran Bank Indonesia, Ameriza M. Moesa; Kepala Bagian Informasi Otoritas Jasa Keuangan, Anugrah Sutejo; Kepala Seksi Iklim Usaha, Direktorat Pemasaran dan Penggunaan Produk Dalam Negeri, Kementerian Perdagangan, Farrid Prihawanto; SEVP Bisnis SME dan Komersial BNI Syariah, Babas Bastaman; dan Pemimpin Divisi Dana Ritel BNI Syariah, Ida Triana Widowati.
SEVP Bisnis SME dan Komersial BNI Syariah, Babas Bastaman berharap dengan acara ini dapat berkontribusi dalam meningkatkan tingkat inklusi dan literasi keuangan syariah di lingkungan pesantren. “Hal ini demi menciptakan ekosistem pesantren yang swadaya dengan segala sumberdaya dan dengan didukung oleh peran perbankan syariah dalam hal ekonomi,” kata Babas.
Babas menjelaskan pesantren saat ini menjadi salah satu penggerak ekonomi umat. Sebagai Hasanah Banking Partner, BNI Syariah berkomitmen untuk menjalankan Hasanah Way, yang ditunjukkan dengan dukungan terhadap implementasi ekosistem pengembangan ekonomi dan keuangan syariah kepada pondok pesantren yang ada di seluruh wilayah Indonesia. BNI Syariah berharap bisa lebih berkontribusi positif bagi pesantren yang swadaya dan berkontribusi pada perekonomian bangsa Indonesia secara luas.
Pemimpin Divisi Dana Ritel BNI Syariah, Ida Triana Widowati mengatakan saat ini jumlah pesantren yang sudah bekerjasama dengan BNI Syariah sebanyak 1000 pesantren dengan dana kelolaan sebanyak Rp172 miliar. “BNI Syariah terus berupaya memberikan double benefit kepada nasabah yaitu dari sisi halal dan berkah dalam produk dan layanan diantaranya adalah BNI KUR iB Hasanah, pembiayaan modal kerja, supply chain financing, asset based financing, rent/lease based financing, cash management, dan transactional banking,” kata Ida.
Asisten Deputi (Direktur) Keuangan Inklusif dan Keuangan Syariah, Kemenko Perekonomian, Erdiriyo mengatakan kegiatan webinar Literasi Keuangan Inklusif bagi Pondok Pesantren mempunyai nilai yang strategis. “Hal ini karena pondok pesantren mempunyai potensi yang sangat besar,” kata Erdiriyo.
Dengan webinar ini, Erdiriyo berharap BNI Syariah bisa meningkatkan pemahaman terhadap produk perbankan syariah. Selain itu, pondok pesantren diharapkan bisa mengakses pembiayaan dari perbankan.
Direktur Grup Sistem Pembayaran Nilai Besar dan Perizinan Sistem Pembayaran Ritel/Departemen Kebijakan Sistem Pembayaran Bank Indonesia, Ameriza M. Moesa merekomendasikan bank syariah untuk memanfaatkan teknologi digital salah satunya standar Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) untuk memperluas ekosistem digital di pesantren dan ekonomi digital secara umum. “Teknologi QRIS berpotensi untuk dikembangkan pesantren karena memiliki sifat inklusif, mudah, cepat, dan handal,” kata Ameriza M. Moesa.
Kepala Bagian Informasi Otoritas Jasa Keuangan, Anugrah Sutejo memberikan saran terkait dengan pengelolaan keuangan terutama untuk mengatur arus kas dan pengeluaran pondok pesantren di masa pandemi. “Dengan webinar ini diharapkan bisa meningkatkan literasi masyarakat sehingga bisa mengurangi resiko menggunakan produk keuangan syariah tanpa mengetahui
Kepala Seksi Iklim Usaha, Direktorat Pemasaran dan Penggunaan Produk Dalam Negeri, Kementerian Perdagangan, Farrid Prihawanto mengatakan dukungan pemerintah untuk pengembangan ekosistem pesantren diantaranya mengenai kebijakan dan sinergi yang dilakukan untuk memberdayakan ekonomi pesantren.
“Ada empat hal yang dilakukan Kementerian Perdagangan untuk memfasilitasi pengembangan ekonomi pesantren diantaranya peningkatan kapasitas produk dan sumber daya, bantuan sarana dan perdagangan; kampanye dan sosialisasi; dan promosi dan pemasaran,” kata Farrid Prihawanto.
Saat ini, sudah ada beberapa kerjasama yang sudah dilakukan antara BNI Syariah dengan mitra pondok pesantren diantaranya kerjasama antara Kemenko Perekonomian bersama Sekretariat Wakil Presiden dan Bank BNI Syariah. BNI Syariah juga telah melakukan penandatangan nota kesepahaman (memorandum of understanding) dan penandatangan perjanjian kerjasama (PKS) antara BNI Syariah dengan Serikat Ekonomi Pesantren (SEP) atau Yayasan Simpul Energi Pesantren.
Pada hari Santri 2020 di empat Pondok Pesantren yaitu
Untuk mendorong transaksi dan memperluas pasar UMKM, BNI Syariah menyediakan produk dan layanan melalui inovasi digital diantaranya adalah BNI iB Hasanah Card untuk memfasilitasi transaksi nasabah melalui kartu pembiayaan. BNI iB Hasanah Card juga bisa digunakan untuk bertransaksi di merchant dengan bidang usaha halal.
BNI Syariah juga mengembangkan uang elektronik HasanahKu yang menjadi salah satu flagship positioning BNI Syariah dalam digitalisasi dan payment system. HasanahKu dipasarkan sebagai value added product pada area atau segmen yang menjadi kekuatan BNI Syariah yaitu ekosistem halal, lembaga pendidikan, lembaga kesehatan dan lembaga Ziswaf.
Dalam upaya pengembangan wakaf, BNI Syariah juga mempunyai platform digital yaitu Wakaf Hasanah. Platform Wakaf Hasanah
Saat ini ada total 27 nazhir yang bergabung di dalam Wakaf Hasanah dengan total wakif sebanyak 7.198. Total dana terhimpun melalui Wakaf Hasanah sebesar Rp 8,25 miliar dari 61 proyek wakaf yang sudah berjalan.
Untuk kenyamanan nasabah bertransaksi saat pandemi COVID-19, BNI Syariah juga menghimbau segenap nasabah menggunakan layanan E-Banking (BNI Mobile Banking, BNI SMS Banking, BNI Internet Banking, dan BNI SMS Banking).