Jakarta – PT Jakarta Propertindo (Perseroda) atau Jakpro akan melaksanakan kegiatan Focus Group Discussion (FGD) terkait penetapan kawasan Transit Oriented Development (TOD) dan Panduan Rancang Kota Kawasan TOD Pegangsaan Dua. Tujuan FGD ini untuk menjaring aspirasi dan penyempurnaan dokumen Panduan Rancang Kota Kawasan TOD Pegangsaan Dua dari para stakeholders yang berada di dalam kawasan delineasi TOD.
Plt Senior Manager Pengembangan Bisnis Jakpro, Sigit Sanjaya menjelaskan TOD merupakan konsep penataan kawasan di perkotaan yang memiliki kompleksitas tinggi. Selain itu, konsep TOD juga dapat diartikan pengembangan kawasan yang terintegrasi di seputar simpul transportasi yang berbasis rel, baik KRL, LRT maupun MRT.
“Jadi, kalo ada simpul transportasi kereta baik KRL, MRT maupun LRT, Itu bisa dibuat konsep TOD,” katanya di Jakarta, Rabu (7/10/2020).
Adapun, Sigit menuturkan, TOD Pegangsaan Dua disiapkan untuk mengantisipasi perkembangan lingkungan di sekitarnya pada masa depan. Terlebih di Pegangsaan Dua terdapat Depo LRT.
Meski begitu, menurutnya, lingkungan sekitarnya masih membutuhkan perhatian lebih secara urban. Apalagi daerah Pegangsaan Dua masih didominasi oleh kawasan industri dan pabrik.
Atas dasar itulah, Sigit mengatakan, Jakpro bakal merubah kawasan tersebut melalui pendekatan urban regeneration atau pembaruan perkotaan. Tujuan penataan ulang kota ini untuk menyesuaikan dengan kebutuhan masyarakat urban.
“Pendekatan urban regeneration atau pembaruan perkotaan. Jadi penataan ulang kota menjadi lebih cocok dengan fungsinya. Kalau dibikin pabrik lagi kurang cocok,” ujarnya.
Untuk merubah culture lingkungan wilayah Pegangsaan Dua, kata Sigit, konsep TOD yang paling cocok. Sebab, nantinya penataan kawasan di sekitarnya pun bakal ikut menyesuaikan. Misalnya, Pegangsaan Dua yang tadinya merupakan kawasan pabrik ataupun pergudangan akan bertransformasi menjadi kawasan hunian, komersil hingga retail. Artinya, konsep TOD bisa lebih mengakomodasi kepentingan masyarakat urban.
Sigit menambahkan, TOD Pegangsaan Dua juga diarahkan untuk menjadi hunian yang nyaman dan efisien. Itu artinya, para penghuni nantinya akan mudah menggunakan transportasi publik yang terintegrasi. “Moda transportasi ini akan terintregrasi dengan moda transportasi lainnya. Seperti busway dan Jaklingko,” jelasnya.
Di sisi lain, menurut Sigit, Jakpro sudah ditunjuk sebagai master developer atau pengelola kawasan untuk konsep TOD di wilayah Pegangsaan Dua. Karena itu, pada fase awal nantinya, Jakpro akan mulai membangun di lahan Depo LRT. “Langkah awalnya kita akan bangun di Depo. Meskipun status lahannya belum di inbrengkan ke Jakpro. Tapi secara prinsip sudah ada arah ke situ. Tinggal administrasi dan legalitasnya aja yang belum dilegalkan,” ujarnya.
Sebagai pengelola kawasan TOD Pegangsaan Dua, menurutnya, Jakpro juga bakal melakukan pegembangan kawasan di sekitar wilayah Depo. Itu sebabnya, Jakpro pun akan mengembangkan kawasan seperti one stop living atau hunian yang terintegrasi dengan semua kebutuhan masyarakat urban. “Disitu nanti kita akan bangun konsep semacam one stop living. Jadi kita bikin hunian yang nempel di struktuknya Depo LRT. Depo ini di atasnya masih kosong. Ini kan masih bisa dimanfaatkan menjadi rumah vertical,” katanya.
Apalagi, kata Sigit, wilayah di sekitar Jakpro juga dimiliki oleh pengembang lainnya. Itu artinya Jakpro memiliki kesempatan bekerjasama dengan pengembang lainnya untuk mengembangkan wilayah sekitar TOD Pegangsaan Dua. “Kita sebagai master developer atau pengelola kawasan, mereka sebagai pemilik kawasan, ya kita kerjasama untuk menjadi sesuatu. Apakah nanti dibuat dengan konsep mixed use atau bangun kawasan komersial,” katanya.
Terpenting, menurutnya, adanya konsep TOD bisa menata kawasan Pegangsaan Dua sekaligus mendukung dan mengakomodasi kebutuhan masyarakat urban. Sehingga nantinya, masyarakat yang menetap di wilayah sekitar TOD Pegangsaan Dua, nantinya akan didukung pula dengan fasilitas one stop living.
“Fasilitas dan akomodasi kita siapkan dan tidak repot harus mobilitas ke mana-mana. Jadi selangkah langsung naik moda transportasi,” ujarnya.
FGD ini turut mengundang para stakeholders Jakpro seperti: PT LRT Jakarta, PT Summarecon Agung, Yayasan Santo Yakobus, PT AHM, PT Astra Otopart, PT Segar Manis Maju, PT Matahari Graha Fantasi, PT Pertamina (SPBU Pegangsaan Dua), PT Adhi Persada Beton, PT Paramategak Beton Indonesia, PT Chevrolet Indonesia (Showroom Pegangsaan Dua), PT Java Match Factory, dan PT Abdi Gading Kencana.
Selanjutnya, Jakpro juga turut mengundang PT Olah Bumi Mandiri, Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia (Depo Pelestarian Lingkungan Pegangsaan Dua), PT Trans Sarananusantara Abadi, PT Graha Mandiri Kreasi, Manajer ESL Express Cabang Pegangsaan Dua, Manajer Hotel Gading Indah Pegangsaan Dua, Camat Kelapa Gading, dan Lurah Pegangsaan Dua.
Adapun kegiatan Focus Group Discussion akan diselenggarakan pada Kamis, 8 Oktober 2020 pukul 08.30 – 11.45 WIB yang dilaksanakan secara daring melalui aplikasi Zoom Meeting.