Kamis (19/11) menjadi puncak rangkaian acara kompetisi ilmiah Indonesia Science Expo 2020 (ISE 2020). Rangkaian kompetisi ilmiah terdiri dari Lomba Karya Ilmiah Remaja (LKIR), National Young Inventors Award (NYIA), dan LIPI Young Scientist Award (LYSA). Total 39 finalis LKIR dan 41 NYIA telah menyajikan yang terbaik pada penjurian yang berlangsung secara virtual pada 16-18 November 2020.
Bambang mengatakan, dari sejarah kita belajar para pemuda telah menorehkan prestasi luar biasa dalam mengembangkan inovasi di Indonesia. “Mereka mampu membangun dan menciptakan lapangan pekerjaan baru yang ditandai dengan munculnya berbagai start up karya anak bangsa. Untuk itu diperlukan upaya untuk mendorong pemuda agar menjadi inovatif melalui melalui pengembangan sistem inovasi daerah dan technopreneur muda,” tegasnya.
Kepala Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Laksana Tri Handoko menyebut bahwa ide-ide para peneliti muda yang sudah menyajikan ide-ide serta inovasi mereka sudah menjadi pemenang dalam kompetisi ini. “Bagi saya, para peneliti muda ini sudah menjadi contoh yang baik bagi generasi ilmiah Indonesia untuk berani mengekspresikan ide-idenya dan turut berkontribusi dalam memberikan solusi bangi permasalahan bangsa,” ujar Handoko pada Penganugerahan Kompetisi Ilmiah sekaligus Penutupan Indonesia Science Expo 2020.
Dari total 39 finalis LKIR telah dipilih masing-masing tiga pemenang dari bidang ilmu pengetahuan hayati, ilmu pengetahun teknik, ilmu pengetahuan kebumian, dan ilmu pengetahuan sosial dan kemanusiaan. Sementara dari total 41 finalis NYIA dipilih tiga karya terbaik. Ada pula total 15 pemenang special award dari Sekretaris Utama LIPI dan sponsor MNC Trijaya, Pusat Pengembangan Inovasi dan IPTEK LIPI, dan JSK Sukses Bersama. (Data terlampir)
Mewakili dewan juri, professor riset LIPI Syarif Hidayat mengungkapkan, para finalis umumnya semakin baik dalam memilih topik penelitian namun perlu melakukan perbaikan ke depan untuk ketersediaan data dan analisis. “Dalam kesempatan ini, kami para juri melakukan penilaian atas startegi presentasi, pembekalan kepada para finalis tentang prinsip penelitian yang benar, dan penyemaian etika penelitian,” ungkapnya.
LIPI juga menyelenggarakan penganugerahan penghargaan LIPI Young Scientis Award (LYSA) untuk para ilmuwan muda yang telah menunjukan prestasinya yang luar biasa di bidang ilmu pengetahuan dan teknoogi. Pemenang LYSA kali ini adalah Afriyanti Sumboja, dosen Fakultas Teknik Mesin dan Dirgantara, Institute Teknologi Bandung.
Sebagai informasi, LKIR adalah kompetisi ilmiah bagi siswa SMP dan SMA/sederajat dengan batas maksimum duduk pada kelas 12. LKIR menjaring proposal terbaik seluruh Indonesia untuk dibimbing langsung oleh peneliti LIPI. Tahun ini, terdapat total 41 finalis LKIR dari bidang hayati, teknik, kebumian, dan sosial yang lolos tahap seleksi. NYIA adalah kompetisi ilmiah bagi remaja dalam melakukan inovasi. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kreativitas, memberikan apresiasi dan menggali potensi remaja di bidang inovasi teknologi. Peserta NYIA adalah Anak-anak dan Remaja (8 -18 tahun) setingkat SD, SMP, dan SMA/sederajat.
Tahun ini terdapat total 39 projek yang lolos sebagai finalis NYIA. LYSA adalah sebuah ajang penghargaan yang dirintis oleh LIPI sejak tahun 2017, sebagai apresiasi bagi rekam jejak peneliti muda berusia dibawah 40 tahun yang berprestasi dan konsisten dalam melakukan penelitian dibidangnya.
Sivitas Terkait : Dr. Laksana Tri Handoko M.Sc.